Bismillaahirrahmaanirraahiim
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
Menyetujui
Pembimbing Utama
Pembimbing Serta
Mengetahui
Dekan FMIPA Unisba
Artinya:
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buahbuahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang
mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka
mengapa kamu masih berpaling. Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan
malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk
perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya
Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang
mengetahui. Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka
(bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami
jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit lalu kami tumbuhkan dengan
air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuhtumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkaitangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula)
zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman. (al-Anaam: 95-99)
Alhamdulillah
Dengan segala syukur penulis persembahkan karya sederhana
ini teruntuk semua yang telah memberikan kasih sayang yang
melimpah
ALLAH SWT, TIADA TUHAN SELAIN ALLAH
RASULULLAH MUHAMMAD SAW
Kedua Orang Tua, Ayahanda Supomo dan Ibunda Siti
Maimunah yang telah memberikan kasih sayang yang tiada
henti-hentinya..
Kedua Saudara Terkasih, Kakak Mediya Destalia dan Adik
Fajar Dewantara
Prasetyo Wibisono
Farmasi C 2007 UNISBA
Keluarga Besar FARMASI (Mahasiswa, Dosen, Karyawan)
Almamater UNISBA
RIWAYAT PENULIS
BIODATA
Nama
Tempat/Tgl. Lahir
JenisKelamin
: PEREMPUAN
Agama
: ISLAM
Pekerjaan
: MAHASISWA
Alamat
RT/RW
: 33/11
Kelurahan
: GANJARAGUNG
Kecamatan
: METRO BARAT
Kota
: METRO
Telepon
: 0725 49289
: SUPOMO
NamaIbuKandung
: SITI MAIMUNAH
Alamat
RT/RW
: 33/11
Kelurahan
: GANJARAGUNG
Kecamatan
: METRO BARAT
Kota
: METRO
PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.
SD Al-Quran Metro
SMP Negeri 6 Metro
SMA Negeri 3 Metro
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung
(1995-2001)
(2001-2004)
(2004-2007)
(2007-2012)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul PENGARUH PERBEDAAN
METODE ESTRAKSI TERHADAP KANDUNGAN FLAVONOID TOTAL
DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BROKOLI (Brassica oleracea L. cv.
group Broccoli). Shalawat serta salam bagi Rasulullah SAW dan orang-orang
yang senantiasa mengikuti keteladanannya. Skripsi ini dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung.
Selama penyusunan skripsi, banyak pihak yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, bantuan, pengarahan dan juga perhatian kepada penulis,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehubungan dengan hal tersebut,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.
Bapak M. Yusuf Fajar, Drs., M.Si. selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas
Islam Bandung.
2.
3.
Ibu Livia Syafnir, Dra., M.Si. selaku Pembimbing Utama dan Ibu Kiki
Mulkiya Yuliawati, M.Si., Apt. selaku Pembimbing Serta yang dengan sabar
memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan yang sangat berharga bagi
penulis.
4.
Bapak Rusnadi, M.Si. dan Ibu Yani Lukmayani, S.Si.,Apt. yang telah
menjadi Dosen Wali selama kuliah. Terimakasih atas segala perhatian, saran
dan doa yang diberikan kepada penulis.
5.
6.
Kedua orang tua penulis, Mama Siti Maimunah dan Papa Supomo yang telah
mengasuh, membesarkan, merawat dan membimbing dengan penuh kasih dan
terimakasih atas doa, nasehat, motivasi, dukungan dan dorongan baik secara
moril maupun materil.
7.
Kedua saudara penulis, mba Mediya Destalia dan adik Fajar Dewantara yang
selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan keceriaan desetiap
harinya.
8.
9.
10. Seluruh teman yang membantu dalam pengerjaan penelitian; shindi, fredy,
fajar, windi, dina, maya, richad, dinda, deden, eli, nenew, ulya, indah, irwan,
fatur, wiwin, icha, tuti, dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan
satu per satu, terimakasih atas dukungan dan kerjasamanya, sukses selalu.
11. Seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Tiada satupun yang dapat disampaikan, kecuali doa. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan balasan yang sesuai atas segala kebaikan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran
yang membangun untuk penyempurnaannya diterima dengan tangan terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN...................
DAFTAR TABEL.......................
DAFTAR GAMBAR.......................
PENDAHULUAN
i
iii
v
vi
vii
1
BAB
I
1.1
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
1.1.6
1.1.7
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.6.1
1.6.2
TINJAUAN PUSTAKA.
Tinjauan Umum.............................
Klasifikasi botani....
Sinonim....
Nama daerah...........................
Pertelaan..............................
Kandungan kimia
Kegunaan.
Ekologi dan penyebaran..........................
Radikal Bebas........................................................................
Antioksidan....
Flavonoid
DPPH..............
Ekstraksi.
Maserasi...
Refluks.
4
4
4
4
4
5
6
6
6
7
8
8
9
10
10
11
II
METODOLOGI PENELITIAN
12
III
3.1
3.1.1
3.1.2
3.2
14
14
14
14
14
IV
4.1
4.2
4.3
4.3.1
4.3.2
PROSEDUR KERJA.
Pengambilan Sampel Bahan Tanaman
Pengolahan Bahan.
Pemeriksaan Mikroskopis dan Makroskopis..........
Pemeriksaan mikroskopis
Pemeriksaan makroskopis...........................
15
15
15
15
15
15
iii
4.4
4.4.1
4.4.2
4.4.3
4.4.4
4.4.5
4.4.6
4.5
4.5.1
4.5.2
4.5.3
4.6
4.6.1
4.6.2
4.6.3
4.6.4
4.6.5
4.6.5
4.7
4.7.1
4.7.2
4.8
4.8.1
4.8.2
4.9
4.9.1
4.9.2
4.9.3
Penapisan Fitokimia..
Senyawa flavonoid..
Senyawa alkaloid.
Senyawa fenolat...
Senyawa saponin.
Semyawa tanin.
Senyawa triterpenoid dan steroid
Pembuatan Ekstrak...
Metode maserasi..
Metode refluks.
Penetapan bobot jenis ekstrak..
Parameter Standar............
Penetapan kadar abu total............................
Penetapan kadar abu yang tidak larut asam.
Penetapan kadar air..
Penetapan kadar sari larut dalam air............................
Penetapan kadar sari larut dalam etanol...
Susut pengeringan............................
Fraksinasi...
Ekstraksi cair-cair
Pemantauan kandungan flavonoid total KLT..
Penetapan Kandungan Flavonoid Total..
Pembuatan larutan baku kuersetin...........................
Penetapan kadar flavonoid tottal.
Pengujian Aktivitas Antioksidan dan Penetapan IC50...
Pembuatan larutan DPPH
Pengukuran % Inhibisi.
Penetapan IC50 (Inhibitory Concentration).
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
18
18
18
19
19
20
20
21
22
22
22
22
22
22
23
23
23
24
PEMBAHASAN.
25
VI
6.1
6.2
34
34
34
DAFTAR PUSTAKA..
LAMPIRAN.............
35
37
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Halaman
37
38
39
40
41
42
43
44
45
47
49
DAFTAR TABEL
Tabel
V.1
V.2
V.3
L.9.1
L.10.1
L.11.1
vi
Halaman
26
27
45
487
49
DAFTAR GAMBAR
Gambar
I.1
VI.1
V.1
L.1.1
L.2.1
L.3.1
L.4.1
L.4.2
L.9.1
L.9.2
L.9.3
L.9.4
L.10.1
L.10.1
L.10.3
L.10.4
L.11.1
Tanaman brokoli........
Bagan alir penelitian.
Kurva kalibrasi larutam pembanding kuersetin.
Certificate of analysis DPPH....
Certificate of analysis quercetin
Surat determinasi brokoli..
Mikroskopik brokoli perbesaran 10x10.
Mikroskopik brokoli perbesarab 40x10.
Kurva aktivitas antioksidan ekstrak brokoli hasil
maserasi (EM)
Kurva aktivitas antioksidan fraksi air brokoli hasil
maserasi (AM)...
Kurva aktivitas antioksidan fraksi etil asetat brokoli
hasil maserasi (EtM)
Kurva aktivitas antioksidan fraksi n-heksan brokoli
hasil maserasi (HM)..
Kurva aktivitas antioksidan ekstrak brokoli hasil
refluks (ER) ..
Kurva aktivitas antioksidan fraksi air hasil refluks
(AR)...
Kurva aktivitas antioksidan fraksi etil asetat hasil
refluks (EtR)..
Kurva aktivitas antioksidan fraksi n-heksan (HR)
hasil refluks.
Kurva aktivitas antioksidan vitamin C
vii
Halaman
6
13
13
37
38
39
40
41
45
46
46
46
48
48
48
48
49
PENDAHULUAN
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif
karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan
bereaksi dengan molekul dinsekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.
Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan
dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu tubuh memerlukan suatu
substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas
tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit (Kikuzaki, et al.,
2002:2161; Halliwell and Gutteridge, 2000: 255).
Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu
senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, seperti: enzim SOD (Superoksida
Dismutase), glutatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat diperoleh dari
asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten
serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan
alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran
seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya (Prakash, 2000:14; dan Trevor,
1995).
Telah banyak penelitian yang menyatakan bahwa perlawanan berbagai
macam
penyakit
degeneratif
seperti
kanker
dapat
dilakukan
dengan
untuk mengurangi reaksi berantai radikal bebas. Senyawa kimia yang tergolong
dalam kelompok antioksidan yang ditemukan pada tanaman, antara lain dari
golongan flavonoid, vitamin C, vitamin E, dan karotenoid (Murray et al, 2003).
Antioksidan golongan flavonoid merupakan antioksidan yang berpotensi
untuk mencegah pembentukan radikal bebas. Flavonoid diperkirakan hampir 90
persen sebagai glikosida dan 10 persen sebagai aglikon. Senyawa flavonoid dapat
dikelompokkan dalam golongan flavon, flavonol, flavonon, antosianidin, katekin,
dan isoflavon (Hernani dan Rahardjo, 2005).
Brokoli (Brassica oleracea L. cv. Broccoli ) adalah tanaman sayuran yang
termasuk ke dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Bagian brokoli yang
dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang
pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi
dedaunan. Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin. Brokoli
mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau sedangkan kembang
kol berwarna putih. Senyawa flavonoid yang paling ampuh tersimpan dalam
brokoli adalah sulforanan, betakaroten, kuersetin, dan glutation (Winarsi,
2007:78).
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh
perbedaan metode ekstraksi terhadap kadar flavonoid total di dalam simplisia
brokoli sehingga dapat memberikan informasi aktivitas antioksidan pada ekstrak
brokoli dan dapat berguna untuk meningkatkan peran brokoli bagi kesehatan
masyarakat.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.
Tinjauan Umum
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Anak kelas
: Dileniidae
Ordo
: Capparales, Capparidales
Suku
: Crucierae, Brassicaceae
Marga
: Bassica
Jenis
: Brassica oleracea
1.1.2. Sinonim
Brassica oleracea L. cv. group. Brocoli, Brassica oleracea var botrystis
subvar.cymosa (Mabberley, 1989: 627; dan Dalimartha, 2000:25).
1.1.3. Nama daerah
Indonesia: Brokoli (Dalimartha, 2000: 25).
1.1.4. Pertelaan
Brokoli (Brassica oleracea L. cv. group Broccoli) (Gambar I.1) tergolong
ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap
udara panas. Akibatnya, brokoli cocok ditaman di dataran tinggi yang lembap
dengan suhu rendah, yaitu di atas 700 m dpl. Sayuran ini, juga tidak tahan
terhadap hujan yang terus menerus. Jika hal ini terjadi, tanaman brokoli menjadi
kekuning-kuningan dan jika membusuk warnanya berbintik-bintik hitam. Daun
dan sifat tumbuhan mirip dengan bunga kubis. Bedanya, bunga brokoli berwarna
hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. Brokoli tersusun dari
bunga-bunga kecil yang berwarna hijau, tetapi tidak sekompak bunga kubis.
Demikian pula dengan tangkai bunganya yang lebih panjang. Dibandingkan
dengan kubis bunga, setelah direbus tekstur brokoli akan terasa lebih lunak.
(Dalimartha, 2000:25-26)
Brokoli merupakan tanaman dua tahunan atau tahunan, memiliki panjang
50-80 cm pada tahap vegetatif dewasa, 90-150 cm saat berbunga. Sistem akar
bercabang. Batang tidak bercabang, dengan panjang 20-30 cm. Daun melingkari
kepala bunga, berbentuk panjang, daun tak bertangkai, dilapisi dengan lapisan
lilin, daun hijau dengan urat daun utama dan lateral berwarna keputihan. Tangkai
bunga pendek dan berdaging banyak. Kepala bunga bervariasi dari agak longgar
ke struktur yang sangat padat, datar berbentuk globular yang mendalam, diameter
10-40 cm. Daun muda menyelimuti dadih sampai tahap perkembangan. Tanaman
brokoli memiliki beberapa tangkai bunga dengan panjang 40-70 cm, bunga
tetramerous, biseksual. Benang sari 6 dengan 2 pendek dan 4 panjang; ovarium
lebih tinggi dengan sekat palsu dan 2 baris ovula kampilotrop; 2 nektar, terletak
antara dasar ovarium dan benang sari. Biji bulat, berwarna coklat (Van der Vosen,
1993:111-115).
iberin
yang
merangsang
pembentukan
glutation.
Kandungan
zat
Italia selama awal abad ke-20. Dari Amerika Serikat, lalu menyebar ke Eropa
Utara, Jepang, dan daerah lainnya dalam 50 tahun terakhir.
Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara, biji brokoli sebagian besar
dibeli dari perusahaan benih Internasional. Namun, brokoli sebagian besar tumbuh
dari benih yang diproduksi oleh petani. Brokoli pertama kali dikenalkan ke
Indonesia, dibawa oleh imigran dari Eropa. Jenis kembang kol yang ditanam di
Indonesia di dataran tinggi di atas 1000 m. Petani memilih bibit terbaik dari
ladang mereka, menanam kembali bibit tersebut di bawah penutup plastik, dan
melubangi dengan pisau pada blok tempat tanam untuk merangsang pertumbuhan.
Tanah yang baik harus kering dan subur, memiliki kapasitas penahan air
yang baik, dan kandungan bahan organik tinggi; pH optimum adalah 6,5-7,5 (van
der Vosen, 1993:111-115).
1.2.
Radikal Bebas
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul radikal bebas akan
bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.
Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan
dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Oleh karena itu tubuh memerlukan suatu
substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas
tersebut
sehingga
tidak
dapat
menginduksi
suatu
penyakit
(Kikuzaki,
1.3.
Antioksidan
Secara kimia, antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (electron
1.4.
Flavonoid
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan
di alam. Senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan sebagian zat
warna kuning yang ditemukan pada tumbuh-tumbuhan.
Senyawa flavonoid banyak ditemukan dalam sayur-sayuran dan buahbuahan, dan dilaporkan sebagai antioksidan berpotensi lebih kuat dibandingkan
dengan vitamin C dan E (Winarsi, 2007:78)
Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang berpotensi sebagai
antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. Senyawa ini dapat
ditemukan pada batang, daun dan buah. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker (Waji dan
Sugrani, 2009).
1.5.
DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)
Radikal DPPH (Gambar 1.2) adalah suatu senyawa organik yang
mengandung nitrogen tidak stabil dengan absorbansi kuat pada max 517 nm dan
berwarna ungu gelap. Setelah bereaksi dengan senyawa antioksidan, DPPH
tersebut akan tereduksi dan warnanya akan berubah menjadi kuning. Perubahan
tersebut dapat diukur dengan spektrofotometer, dan diplotkan terhadap
konsentrasi.Penurunan
intensitas
warna
yang
terjadi
disebabkan
oleh
berkurangnya ikatan rangkap terkonjugasi pada DPPH. Hal ini dapat terjadi
apabila adanya penangkapan satu elektron oleh zat antioksidan, menyebabkan
10
Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cairan penyari.
Cairan pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk
senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa
tersebut dapat terpisahkan dari bahan, serta ekstrak hanya mengandung sebagian
besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka pelarut
dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit sekunder yang terkandung.
Faktor utama untuk pertimbangan pemilihan cairan penyari terdiri dari berbagai
aspek yaitu selektivitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut,
ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan (Depkes RI, 2000:1).
1.6.1. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan (kamar).
Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian
konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan
yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan
11
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
mencakup
penyiapan
bahan,
pemeriksaan
karakteristik
12
Adapun diagram alir keseluruhan tahapan metode yang dilakukan tercantum pada
Gambar II.1.
Brokoli segar
dibersihkan
dikeringkan
Simplisia kering
penapisan fitokimia
pengujian parameter simplisia
Ekstraksi
Maserasi
Refluks
Diuapkan
Diuapkan
penapisan fitokimia ekstrak
pengujian parameter ekstrak
Fraksinasi
Fraksinasi
- fraksi N-
fraksi N-heksan
heksan
fraksi etil asetat
asetat
fraksi air
- fraksi etil
- fraksi air
KLT
Pengujian DPPH
Penetapan kadar flavonoid total
13
BAB III
BAHAN DAN ALAT
3.1.
Bahan
3.2.
Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian kali ini adalah pipet, batang
pengaduk, gelas ukur, tabung reaksi, penangas air, cawan porselen, kaca objek,
mikroskop cahaya (Olympus CX21), seperangkat alat maserasi, seperangkat alat
refluks, rak dan tabung reaksi, timbangan analitik (Mettler Toledo 2.0.0), corong
pisah, plat Kromatografi Lapis Tipis, bejana kromatografi, batang pengaduk,
spektrofotometer UV-sinar tampak (Genesys 10 vis Series), rotary evaporator.
14
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1.
4.2.
Pengolahan Bahan
Sebanyak 35 kg dicuci dan dibersihkan, kemudian diiris tipis dan dijemur
4.3.
15
16
4.4.
Penapisan Fitokimia
17
4.5.
Pembuatan Ekstrak
18
4.6.
Parameter Standar
19
20
21
berdasarkan rata yang telah ditara, dipanaskan sisa pada suhu 105 0C hingga bobot
tetap, kadar sari larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan.
Rumus :
(5)
22
4.7.
Fraksinasi
23
klorida
2%.
Kemudian serapannya
diukur dengan
4.9.
dengan
menggunakan
metode
DPPH
(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)
secara
24
(7)
Keterangan:
ADPPH
: serapan radikal bebas DPPH 50 M
ASampel+larutan DPPH : serapan sampel dalam radikal DPPH 50 M
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, bahan yang digunakan adalah brokoli yang biasa
digunakan oleh masyarakat sebagai sayuran. Untuk mengetahui kebenaran
tanaman, dilakukan determinasi tanaman, dan hasil yang didapatkan dari hasil
determinasi, tanaman yang digunakan adalah brokoli dengan nama latin Brassica
oleracea L. cv. Group Broccoli (Lampiran 3).
Pada percobaan ini, diperoleh simplisia kering brokoli sebanyak 1,6 kg
dari 35 kg brokoli segar yang diambil dari Perkebunan Manoko, Lembang.
Setelah dilakukan penyiapan dan pengolahan simplisia, dilakukan pemeriksaan
mikroskopik terhadap serbuk simplisia brokoli. Hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan mikroskopik bahwa pada tanaman brokoli terdapat kristal Ca Oksalat
bentuk prisma, jaringan gabus, rambut penutup dan xilem dengan penebalan
bentuk spiral (Lampiran 4). Pemeriksaan makroskopik menunjukkan tanaman
brokoli mempunyai ciri fisiknya yaitu tersusun dari bunga-bunga kecil berwarna
hijau dan memiliki bau yang khas.
Pemeriksaan mutu simplisia meliputi kadar air, kadar abu total, kadar sari
larut etanol dan penetapan susut pengeringan. Pemeriksaan mutu simplisia
dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik simplisia sebagai salah satu
langkah upaya standardisasi bahan baku yang digunakan. Hasil pemeriksaan mutu
simplisia dapat dilihat pada Tabel V.1.
25
26
Hasil (%)
5.80
12.70
8.65
1.18
3.48
9.00
Penetapan kadar air bertujuan untuk memberi batasan minimal atau rentang
tentang besarnya kandungan air di dalam bahan, yang berkaitan dengan
kemungkinan pertumbuhan jamur atau kapang. Kadar air dalam simplisia
sebaiknya tidak melebihi kadar yang telah disyaratkan yang tertera pada MMI
yaitu 10%. Penetapan kadar air simplisia menggunakan metode destilasi
azeotroph dan diperoleh kadar air sebesar 5,80%. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa simplisia tersebut telah memenuhi kadar yang telah dipersyaratkan.
Pemeriksaan kadar abu simplisia dilakukan untuk kadar senyawa
anorganik dalam simplisia dan mengetahui tingkat pengotoran oleh logam-logam
dan silikat. Abu juga merupakan indikator derajat kebersihan penanganan
simplisia. Kadar abu total yang diperoleh sebesar 12,70%, dan kadar abu tidak
larut dalam asam sebesar 8,65%.
Pemeriksaan kadar sari bertujuan untuk mengetahui jumlah zat yang
terkandung dalam simplisia yang dapat larut dalam pelarut tertentu, dalam hal ini
adalah air dan etanol. Kadar sari larut air yang diperoleh sebesar 5,89%,
sedangkan kadar sari larut etanol sebesar 17,40%. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah zat yang tertarik dalam pelarut air lebih banyak dibandingkan dengan
pelarut etanol.
27
Simplisia
kering
Ekstrak
(maserasi)
Ekstrak
(refluks)
28
29
(AR) menunjukkan nilai sebesar 0,62, fraksi etil asetat (EtR) sebesar 0,62, dan
fraksi n-heksan (HR) sebesar 0,61. Dilihat dari harga Rf yang diperoleh, Rf yang
paling dekat dengan kuersetin pembanding adalah fraksi AM, jadi kemungkinan
flavonoid yang terkandung pada sampel bersifat polar.
Aktivitas antioksidan ekstrak etanol brokoli dinyatakan dalam persen
inhibisinya terhadap radikal bebas. Persen inhibisi ini diperoleh dari penurunan
absorbansi DPPH tanpa sampel dan dibandingkan dengan absorbansi DPPH yang
ditambahkan dengan sampel yang diukur dengan spektrofotometer UV-sinar
tampak.
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan dengan metode
peredaman radikal bebas DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Pengukuran
aktivitas antioksidan sampel dilakukan pada panjang gelombang 516 nm yang
merupakan panjang gelombang maksimum DPPH, dengan konsentrasi DPPH 50
M, yang diuji tanpa penambahan sampel setelah di inkubasi selama 30 menit.
Adanya aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan perubahan warna pada
larutan DPPH dalam etanol yang semula berwarna violet pekat menjadi kuning
pucat. Dari hasil pengamatan yang diperoleh, terjadi perubahan warna pada
larutan DPPH, semakin tinggi konsentrasi sampel, maka larutan DPPH berubah
semakin kuning pucat. Hal ini menunjukkan bahwa sampel memiliki aktivitas
antioksidan dimana semakin tinggi konsentrasi sampel, maka semakin tinggi pula
daya hambat terhadap radikal bebas.
Besarnya aktivitas antioksidan ditandai dengan nilai IC50, yaitu
konsentrasi larutan sampel yang dibutuhkan untuk menghambat aktivitas radikal
30
bebas DPPH sebesar 50%. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH
terhadap eksrtak etanol dilakukan pada konsentrasi 10, 30, 50, 70 dan 90 g/ml,
dengan pembanding vitamin C dilakukan pada konsentrasi 1, 3, 5, 7 dan 9 g/ml.
Nilai IC50 yang diperoleh pada ekstrak yang diperoleh secara maserasi (EM)
sebesar 3,63 g/ml, dengan fraksi air (AM) sebesar 8,36 g/ml, fraksi etil asetat
(EtM) sebesar 11,78 g/ml, dan fraksi n-heksan (HM) sebesar 52,33 g/ml
(Lampiran 3). Nilai IC50 yang diperoleh pada ekstrak yang diperoleh secara
refluks (ER) sebesar 33,845 g/ml, dengan fraksi air sebesar (AR) 43,78 g/ml,
fraksi etil asetat (EtR) sebesar 238,95 g/ml, dan fraksi n-heksan (HR) sebesar
173,52 g/ml (Lampiran 4). Sedangkan nilai IC50 yang diperoleh dari vitamin C
yaitu 1,18 g/ml (Lampiran 5). Dari hasil tersebut, baik ekstrak yang dihasilkan
dari metode maserasi ataupun refluks menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan
ekstrak lebih besar dari fraksi-fraksinya, hal ini dapat terjadi kemungkinan
dikarenakan semua senyawa yang dapat tertarik oleh pelarut terdapat di dalam
ekstrak sehingga
31
absorbansi (A)
0.8
y = 0.012x + 0.100
R = 0.996
0.6
0.4
0.2
0
0
20
40
60
Kadar flavonoid total diperoleh dengan memplot nilai absorbansi sampel dengan
penambahan alumunium klorida 2% terhadap kurva baku kuersetin. Dari hasil
pengamatan yang didapat, kadar flavonoid total pada EM sebesar 43,67 g/ml,
fraksi HM sebesar 9,75 g/ml, fraksi EtM sebesar 21,21 g/ml, dan fraksi AM
32
sebesar 33,083 g/ml. Kadar flavonoid total pada ER sebesar 33,25 g/ml, fraksi
HR sebesar 9,33 g/ml, fraksi EtR sebesar 11,25 g/ml, dan fraksi air sebesar
18,83 g/ml. Kadar flavonoid total pada EM lebih besar dibandingkan dengan ER,
dan kedua ekstrak dari kedua metode lebih besar dibandingkan dengan fraksifraksinya. Dari fraksi-fraksi hasil kedua metode menunjukkan kadar flavonoid
total fraksi air lebih besar dibandingkan dengan fraksi etil asetat dan fraksi nheksan. Hasil perhitungan kadar flavonoid total dan IC50 dapat dilihat pada
Tabel V.3
Tabel V.3. Tabel hasil pengamatan kadar flavonoid total dan IC50
Pengujian
43.67
3.63
`33.08
8.36
21.25
11.78
9.75
52.33
Ekstrak (ER)
33.25
33.84
18.83
43.78
11.25
238.95
9.33
173.52
Dari hasil penetapan aktivitas antioksidan yang didapat, terlihat adanya korelasi
linier antara kadar flavonoid total dengan aktivitas antioksidan pada sampel yang
diperoleh secara maserasi (HM, EtM, AM, EM). Semakin tinggi kadar flavonoid
total pada sampel, maka aktivitas antioksidannya pun semakin tinggi. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai IC50 yang semakin kecil.
Hasil pengujian sampel hasil refluks, terlihat adanya korelasi linier antara
kadar flavonoid total dengan aktivitas antioksidan (AM, EM). Semakin tinggi
kadar flavonoid total pada sampel, maka aktivitas antioksidannya pun semakin
33
tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IC 50 yang semakin kecil, kecuali fraksi
HR dan EtR, dimana fraksi EtR menunjukkan kadar flavonoid total yang lebih
besar dibandingkan dengan fraksi HR, akan tetapi memiliki aktivitas antioksidan
yang lebih rendah dibandingkan dengan fraksi HR. Hal ini kemungkinan
diakibatkan adanya senyawa non polar diluar flavonoid yang tertarik ke dalam
fraksi HR yang juga memiliki aktivitas antioksidan.
Secara umum kadar flavonoid total pada ekstrak yang diperoleh secara
maserasi lebih besar dibandingkan dengan kadar flavonoid total yang diperoleh
secara refluks. Hal ini terjadi kemungkinan karena adanya senyawa yang rusak
akibat pemanasan.
34
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
6.2.
SARAN
Perlu dilakukan pengujian kandungan flavonoid total dan aktivitas
34
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, M., Kenneth, R., Markham (2006). Flavonoid: Chemistry,
Biochemistry and Applications, CRC, Boca Raton.
Dalimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, jilid 2, Puspa Swara,
Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1995). Materia Medika Indonesia,
Jilid V, Direktorat Jenderal Pengawasan Mutu Obat dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000). Parameter Standar Ekstrak
Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, Direktorat Jenderal Pengawasan Mutu
Obat dan Makanan, Jakarta.
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
J. Pharm.Science.
Halliwell, B and Gutteridge, J.M.C. (2000). Free Radical in Biology and
Medicine, Oxford University Press, NewYork.
Hanani, E.A., Mun,in, R., dan Sekarini (2005). Identifikasi Senyawa Antioksidan
dalam Spon Callyspongia sp dari Kepulauan Seribu. Makalah Ilmu
Kefarmasian, Vol II, No.3.
Harborne, J.B., (1996). Metode Fitokimia, terjemahan K. Padmawinata, I.
Soediro, Terbitan Kedua, Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.
Hernani & Rahardjo (2005). Buah belimbing dapat dimanfaatkan sebagai
antioksidan.
http://yudithp08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/buah-belimbing-dapatdimanfaatkan-sebagai-antioksidan/ (diunduh 24 Desember 2010)
Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose,K., Akiyama, K., and Taniguchi, H. (2002).
Antioxidants Properties of Ferulic Acid and Its Related Compound,
J. Agric.Food Chem, 50.
Mabberley, D. J. (1989). The Plant Book. A Portable Dictionary of The Higher
Plants. Cambridge University Press. Cambridge.
Molyneux, P (2004). The Use Of The Stable Free Radical Diphenil Picrylhidrazyl
(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity.
Morel, I., Lescoat, G., Cogrel, P., et. al. (1993). Antioxidant and iron-chelation
activities of the flavonoids catechin, quercetin and diosmetin on ironloaded rat hepatocyte cultures. Biochem. Pharmacol.
Murray et al (2003). Buah belimbing dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan.
http://yudithp08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/buah-belimbing-dapatdimanfaatkan-sebagai-antioksidan/ (diunduh 24 Desember 2010)
Nan Wu, Kuang Fu, Yu-Jie Fu, et.al. (2009). Antioxidant Activities of Extracts
and Main Components of Pigeonpea [Cajanus cajan (L.) Millsp.] Leaves.
Molecules.
Okawa, M.J., Kinjo, T., Nohara and Omo, M. (2001). Modivication Method
DPPH (2,2- Diphenil-1-Pikrylhidrazyl) Radical Scaveninging Activity
Of Flavonoids Obtained From Some Medicinal Plants. Biol. Pharm. Bull,
24.
Prakash, A. (2001). Antioxidant Activity, Medallion Laboratories: Analithycal
Progres, Vol.19, No: 2.
35
36
LAMPIRAN
Lampiran 1
CERTIFICATE OF ANALYSIS DPPH
37
38
Lampiran 2
CERTIFICATE OF ANALYSIS QUERCETIN
39
Lampiran 3
SURAT DETERMINASI BROKOLI
40
Lampiran 4
DATA PENGAMATAN MIKROSKOPIS SERBUK
3
4
41
Lampiran 5
PERHITUNGAN KADAR AIR DAN SUSUT PENGERINGAN
1. Perhitungan susut pengeringan
Berat zat awal : 2,0742 gram
Berat zat yang telah dipanaskan : 0,18425 gram
42
Lampiran 6
PERHITUNGAN KADAR ABU
1. Kadar abu total
Berat ekstrak awal: 2,0012 gram
Berat abu: 0,2521 gram
Berat abu tidak larut asam: 0,0218 gram
8,647 %
43
Lampiran 7
Perhitungan kadar sari
1. Kadar sari larut dalam etanol
Berat bahan larut etanol: 0,059 gram
Berat bahan awal: 5,0059 gram
44
Lampiran 8
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Keterangan: fasa gera yang digunakan kloroform-etil asetat (7:3) dengan penampak bercak AlCl3.
a: fraksi AR, EtR, HR
b: fraksi AM, EtM, HM
c: kuersetin pembanding
45
Lampiran 9
DATA PENGAMATAN DAN GRAFIK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
ESKTRAK DAN FRAKSI (M)
Tabel 1. Data pengamatan aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi yang diperoleh dari maserasi
Pembanding
Konsentrasi
(g/ml)
10
30
50
70
90
10
30
50
70
90
10
30
50
70
90
10
39
50
70
90
Ekstrak (M)
Fraksi air
Fraksi n-heksan
% inhibisi
IC50 (g/ml)
0.165
0.146
0.108
0.081
0.061
0.174
0.154
0.122
0.103
0.084
0.175
0.163
0.152
0.133
0.121
0.200
0.192
0.178
0.163
0.151
59.991
58.405
69.231
76.923
82.621
50.427
56.125
65.242
70.655
76.068
50.006
53.561
56.695
62.108
65.527
43.019
45.299
49.288
53.561
56.980
3.634
8.359
11.78
52.33
% inhibisi
100
y = 0.388x + 48.59
R = 0.988
80
60
IC 50 = 3.634
40
20
0
0
20
40
60
80
100
46
% inhibisi
Lampiran 9
(LANJUTAN)
100
y = 0.329x + 47.25
R = 0.990
50
IC50 = .359
0
0
20
40
60
80
100
% inhibisi
100
50
IC = 11.78
0
0
20
40
y = 0.197x + 47.68
R = 0.992
60
80
100
% inhibisi
IC 50 = 52.33
100
50
0
y = 0.180x + 40.58
R = 0.991
0
20
40
60
80
100
47
Lampiran 10
DATA PENGAMATAN DAN GRAFIK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
ESKTRAK DAN FRAKSI (R)
Tabel 1. Data pengamatan aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi yang diperoleh dari refluks
Pembanding
Konsentrasi
(g/ml)
10
30
50
70
90
10
30
50
70
90
10
30
50
70
90
10
30
50
70
90
Ekstrak (R)
Fraksi air
Fraksi n-heksan
% inhibisi
IC50 (g/ml)
0.192
0.181
0.165
0.144
0.131
0.206
0.198
0.182
0.172
0.159
0.206
0.203
0.201
0.198
0.195
0.227
0.222
0.219
0.208
0.195
45.299
48.433
52.991
58.974
62.678
43.589
48.148
50.997
54.701
58.404
41.310
42.165
42.735
43589
44.444
35.327
36.752
38.606
40.740
42.450
33.849
43.78
238.95
173.516
IC50 = 33.849
% inhibisi
80
y = 0.226x + 42.35
R = 0.990
60
40
20
0
0
20
40
60
80
100
48
Lampiran 10
(LANJUTAN)
% inhibisi
IC50 = 43.78
80
60
40
20
0
y = 0.180x + 42.12
R = 0.996
20
40
60
80
100
% inhibisi
IC50 = 238.95
45
44
43
42
41
y = 0.038x + 40.92
R = 0.995
20
40
60
80
100
% inhibisi
IC50 = 173.516
60
40
20
0
y = 0.091x + 34.21
R = 0.996
0
20
40
60
80
100
konsentrasi ekstrak(/ml)
Gambar 4. Kurva aktivitas antioksidan fraksi n-heksan (HR) brokoli
49
Lampiran 11
DATA PENGAMATAN DAN GRAFIK AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
VITAMIN C
Tabel 1. Data pengamatan aktivits antioksidan vitamin C
Pembanding
Konsentrasi
A
(g/ml)
Vitamin C
1
0.175
3
0.157
5
0.128
7
0.089
9
0.065
%inhibisi
IC50 (g/ml)
50.142
56.980
63.533
74.644
81.481
1.177
% inhibisi
IC50 = 1.177
100
80
60
40
20
0
y = 4.017x + 45.27
R = 0.991
10