Anda di halaman 1dari 24

GANGGUAN SARAF

Sistem Saraf
Fungsi : mengontrol aspek vital dari fungsi tubuh
dan menjaga keseimbangan bersama sistem
endokrin.
Terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi
Sistem saraf pusat : otak dan korda spinalis

Sistem saraf tepi : saraf-saraf diluar SSP


Simpatis dan parasimpatis

Konsep Patofisiologi
Gangguan Kesadaran
Berawal dari adanya gangguan terhadap fungsi
diencephalon diikuti dengan disfungsi midbrain,
medulla dan pons.
Gangguan diencephalon : lemah/lesu, bingung, sulit
bangkit, berakhir dengan pingsan.
Disfungsi midbrain : pingsan
Disfungsi medulla dan pons : koma

Perubahan Pola Bernapas


Pusat napas terletak di batang otak yang mengatur
pernapasan berdasarkan konsentrasi ion hidrogen di
sekitar CSF.

Gangguan batang otak menyebabkan pola napas


tidak teratur hingga henti napas jika terjadi
kerusakan batang otak.
Kerusakan serebral menyebabkan hilangnya kontrol
pernapasan termasuk irama napas.

Gangguan Saraf Motorik


Gangguan pada saraf motorik menyebabkan lambat
atau hilangnya gerakan yang merupakan respon
terhadap stimulus.

Abnormal fungsi otak dapat menyebabkan


hiperkinesia (gerakan otot meningkat), hipokinesia
(gerakan otot menurun), paresis (otot melemah)
dan paralisis (lumpuh).

Gangguan Saraf Motorik


Kehilangan fungsi korteks serebral menyebabkan
terbentuknya postur tubuh spesifik (flexor posturing).

Dispasia
@ gangguan bicara dan memahami bahasa
Penyebab : hipoksia serebral. Seringkali terkait
dengan strok, trauma dan infeksi.

Agnosia
@ kegagalan mengenali
objek.
Agnosia bisa terjadi
secara visual, auditori,
meraba, behubungan
dengan rasa dan bau.
Penyebab : kerusakan
area sensorik di korteks
serebral.

Kematian Serebral
Kehilangan fungsi serebral hemisfer secara
irreversibel, sehingga seseorang menjadi tidak
responsif terhadap lingkungan luar.

Kematian otak
Kehilangan fungsi serebral hemisfer, batang otak dan
serebelum secara irreversibel.

Demensia
Kehilangan memori secara progresif dan beberapa
gangguan fungsi mental seperti emosional labil dan
perubahan personaliti.
Pada demensia vaskular, gangguan aliran darah ke otak
menyebabkan kerusakan otak seringkali menghasilkan
demensia. Bentuk lain demensia : Alzheimer.

2008 Nucleus Medical Art, Inc.

Demensia
Penyebab : degeneratif korteks serebral irreversibel
akibat infeksi, obat, trauma, tumor, ketidakseimbangan
metabolik, strok (post-stroke dementia).
Simptom :
gangguan memori
bingung, yang memburuk pada malam hari
kesulitan konsentrasi, merencanakan
kesulitan mengikuti arahan
Masalah komunikasi
simptom strok

Peningkatan Tekanan Intrakranial


Peningkatan
tekanan
intrakranial
terjadi
dengan
meningkatnya salah satu volume dari pembuluh darah
serebral, otak dan CSF.
Hipertensi
intrakranial
menyebabkan
terganggunya
autoregulasi aliran darah serebral yg berakibat hipoksia dan
peningkatan level CO2, kerusakan dan kematian saraf, serta
fungsi otak menurun secara progresif.
Jika hipertensi intrakranial mencapai tekanan arteri ratarata sistemik, aliran darah ke otak akan terhambat hingga
menimbulkan kematian.
Penyebab : aliran darah ke otak meningkat dan aliran darah
keluar otak terhambat (udem otak), produksi CSF
meningkat, tumor, infeksi dan inflamasi.

Tahapan Hipertensi Intrakranial


Tahap 1 :

Peningkatan volume darah/CSF/tisu menyebabkan otak


merespon untuk menurunkan salah satu dari volume tersebut
hingga tekanan intrakranial mendekati normal.
Mekanisme meliputi penurunan produksi CSF, peningkatan
reabsorpsi CSF, konstriksi vena otak.
Akibat : pusing dan mengantuk.

Tahap 2 :

Volume darah/CSF/tisu terus meningkat meskipun mekanisme


kompensasi telah berlangsung, sehingga tekananan intrakranial
terus meningkat.
Penyebab : tumor dan perdarahan hebat di dalam otak.
Respon : konstriksi arteri serebral untuk menurunkan volume
darah
Penurunan aliran darah ke otak menyebabkan hipoksia dan
hiperkapnea serta penurunan fungsi otak.
Akibat : penurunan tingkat kesadaran dan perubahan pola
napas.

Tahapan Hipertensi Intrakranial


Tahap 3 :

Hipoksia dan penurunan fungsi otak menyebabkan arteri


serebral mengalami dilatasi dan volume darah meningkat.
Terjadi peningkatan tekanan intrakranial (dekompensasi) yang
mengakibatkan penekanan thd arteriol dan kapiler, hipoksia
dan hiperkapnea, kerusakan sel saraf.
Respon otak terhadap hipoksia dan hiperkapnea, meningkatkan
tekanan arteri rata-rata sistemik untuk meningkatkan level
oksigen. Hal ini membuat tekanan intrakranial semakin
meningkat.
Akibat : Kesadaran dan refleks pupil hilang, serta perubahan
pola napas.

Tahap 4 :

Terjadi pembengkakan hingga ke kompartemen lain di otak


menyebabkan
tekanan
intrakranial
meningkat
hingga
keseluruhan bagian otak.
Perfusi serebral terhenti jika tekanan intrakranial mencapai
tekanan sistolik rata-rata.

Gangguan Kejang

Gangguan dalam aktivitas elektrik sel saraf di otak.


Gangguan ini mempengaruhi fungsi normal otak yang
menghasilkan perubahan pergerakan, tingkah laku dan
kesadaran.

Sel saraf mengalami hipereksitasi atau sangat mudah berada


dalam keadaan depolarisasi. Jika dibandingkan dengan sel
normal pada keadaan istirahat, sel kurang negatif dan
hilangnya efek dari neurotransmiter inhibotori.

Penyebab : 70% kasus tidak diketahui. Beberapa yg sudah


diidentifikasi trauma otak, tumor otak dan strok, keracunan
logam berat, alkohol, obat, infeksi (meningitis, viral
encephalitis, lupus), hipoksemia, hipoglikemia, asidemia,
demam, keracunan kehamilan.

Faktor resiko : 2.5 kali lebih besar jika ada riwayat keluarga
kejang (herediter).

Kejang parsial (focal seizure), hipereksitasi dari satu sisi


otak dan dapat berkembang menjadi kejang general
(aktivitas elektrik berasal dari kedua sisi serebral korteks)

Kejang parsial meliputi simple partial seizure (kesadaran


tidak dipengaruhi) dan complex partial seizure (kesadaran
terganggu).

Kejang general (grand mal seizure) meliputi kejang tonikklonik (kekakuan secara tiba2). Kejang tonik ditandai
dengan kontraksi intens dari bagian otot lengan dan kaki.
Kejang klonik ditandai dengan kontraksi dan relaksasi otot
secara ritmik.

Cedera Spinal

Cedera pada bagian korda spinalis menyebabkan hilang


atau terganggunya kontrol volunter thd otot seperti
gangguan berjalan, paralisis sebagian atau total tubuh
yang bersifat sementara atau permanen, .

Kerusakan korda spinalis juga menyebabkan hilangnya


fungsi refleks dari respon saraf di bawah titik cedera
sehingga menganggu fungsi tubuh seperti bernapas,
kontrol usus dan kandung kemih

Fraktur atau dislokasi


tulang belakang dapat
menyebabkan kerusakan
meliputi keseluruhan
atau terbatas pada
sebagian korda spinalis.

Cedera Vaskular Serebral


Dikenal sebagai STROK, yi cedera otak yang berkaitan
dengan obstruksi aliran darah otak yang dapat
menyebabkan kematian dan kecacatan terutama pada
orang tua.
Faktor resiko : hipertensi, diabetes,
hiperkolesterolemia, ateroma, merokok.

Obstruksi aliran darah


hipoksia serebral
kematian sel saraf
paralisis sebagian tubuh dan
gangguan bicara dan penglihatan.
Tingkat keparahan tergantung dari ukuran dan lokasi
pembuluh darah yang cedera.
Klasifikasi : iskemik (infarksi serebral) dan hemoragik
(perdarahan spontan intrakranial)

Infarksi Serebral/Stroke Iskemik

Penyebab : obstruksi arteri oleh trombosis dan emboli.

Beberapa gangguan vaskular, kardiak dan hematologi dapat


menyebabkan iskemia serebral. Paling umum adalah
aterosklerosis arteri di leher dan otak.

Aterosklerosis meningkat dengan terjadinya cedera sel


endotelial vaskuler, stimulasi monosit dan limfosit bermigrasi
ke dalam dinding vaskuler. Akibatnya terjadi stimulasi
proliferasi sel otot polos dan fibroblas.

Cedera sel endotelial menstimulus aktivasi dan agregasi


platelet. Aktivasi platelet melepaskan growth factor yang
menyebabkan proliferasi semakin berlanjut.

Plak yg terbentuk dapat menyumbat arteri. Ruptur plak dapat


menyebabkan terbentuknya emboliu.

http://www.coursewareobjects.com/objects/pathophysiology/huether3e/
mod08/assets/08s01l01028.htm

Infarksi Serebral/Stroke Iskemik

Perdarahan intrakranial
Perdarahan dapat terhadi di subarachnoid atau
intraserebral.
Umumnya disertai aneurism atau hipertensi.
Akibat : spasme arterial yg menyebabkan iskemia,
infarksi, fibrosis, hipoksia dan kerusakan otak.

Perdarahan intraserebral

Penyebab : ruptur salah satu atau lebih aneurism yang


diikuti oleh peningkatan tekanan darah. Multiple
mikroaneurism terbentuk di dinding arteri dalam otak
akibat hipertensi jangka panjang.

Lokasi paling umum : cabang arteri serebral tengah dalam


kapsul dan basal ganglia.

Perdarahan yang parah dapat menyebabkan kematian


akibat peningkatan ICP dan kerusakan medula oblongata.

Paralisis dan hilangnya sensasi beberapa indera dapat


terjadi pada bagian tubuh yang berlawanan dengan lokasi
perdarahan.

Perdarahan subarachnoid

Penyebab : ruptur aneurism pada salah satu arteri serebral


atau perdarahan dari pembuluh darah yang terbentuk
secara tidak sempurna.

Perdarahan umumnya akan menyebar mengelilingi otak


dan spinal cord, sehingga ICP meningkat tanpa distorsi.

PARKINSON
Terjadi degenerasi
pelepasan dopamin dalam
sistem ekstrapiramidal.
Akibat : penurunan kontrol
dan koordinasi terhadap
pergerakan otot
(pergerakan
lambat/bradikinesia,
kesulitan memulai gerakan,
otot kaku termasuk wajah,
tremor).
Penyebab tidak diketahui.
Pada beberapa kasus
disebabkan oleh trauma
berulang, tumor midbrain,
obat (fenotiazin) dan
keracunan logam berat.

http://www.rossandwilson.com
/animations.php?ch=7

Anda mungkin juga menyukai