spermatogenesis
Testis dikontrol oleh dua hormon gonadotropik yang dikeluarkan oleh
hipofisis anterior, luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone
(FSH), yang dinamai berdasarkan fungsinya pada wanita.
para ilmuan percaya bahwa defensin, suatu protein yang dikeluarkan oleh
epididimis yang menahan sperma dari serangan mikroorganisme, mungkin
berfungsi juga sebagai penguat motilitas sperma. epididimus juga
memekatkan sperma beberapa ratus kali dengan menyerap sebagian besar
cairan yang masuk dari tubulus seminiferus. sperma secara lambat didorong
bergerak melewati epididimis ke dalam duktus seferens oleh kontraksi ritmik
otot polos di dinding saluran-saluran ini.
duktus deferens berfungsi srbagai tempat penting bagi penyimpanan
sperma. karena sperma yang terkemas rapat relatif inaktif dan karenanya
kebutuhan metaboliknya rendah, maka sel ini dapat disimpan di duktus
deferena selama berhari-hari meskipun tidak mendapat pasokan nutrien dari
f
darah dan hanya diberi gula sederhana yang berasal dari sekresi tubulus.
vasektomi
cacatan klimis. pada vasektomi, suatu prosedur sterilisasi umum pada pria,
satu segmen kecil dari kedua duktus deferens (alias vas deferens, sehingga
muncul nama vasektomi) setelah keluar dari testis tetapi sebelum masuk ke
kanalis inguinalis diangkat secara bedah sehingga sperma dari testis tidak
dapat keluar. sperma yang menumpuk di brlkkamg duktus yang telah
dipotonh dan diikat tersebut kemudian dihilangkan dengan fagositosis.
meskipun menghambat keluarnya sperma, prosedur ini tidak menganggu
aktovitas testosteron karena sel Leydig mengeluarkan testosteron ke dalam
darah, bukan melalui duktus deferens. karena itu, maskulinitas atau libido
yang dependen testosteron tidak berkurang setelah vasektomi.
semen
sewaktu ejakulasi, kelenjar seks tambahan menghasilkan sekresi yang
menunjang kelangsungan hidup sperma di dalam saluran reproduksi wanita.
sekresi ini membentuk sebagian besar dari semen (air mani), yaitu
campuran sekresi kelenjar seks tambahan, sperma, dan mukus. sperma
hanya sebagian kecil dari cairan ejakulat total.
memiliko efek lain pada saluran reproduksi wanita serta pada sistem
pernapasan, krmih, cerna, saraf, dan endokrin, seliin memengaruhi agregasi
trombosit, metabolisme lemak, dan peradangan (Tabel 20-3).
CATATAN KLINIS. Dengan semakin diketahuinya beragam efek prostaglandin,
terbuka kesempatan dikemvangkannya beragam cara baru untuk
memanipulasi senyawa ini untuk kepentingan pengobatan. contohnya adalah
pemakaian aspirin, yang menghambat pengubahan asam arakidonat
menjadi prostaglandin, untuk mengurangi demam dan meredakan nyeri.
efek prostaglandin juga dihambat secara terapetik pada prngobatan sindrom
prahaid dan kram haid. selain itu, prostaglandin-prostaglanfin speaifik
digunakan secara medis dalam beragam situasi misalnya mrnginduksi
persalinan, mengobati asma, dan mengatasi tuaak lambung.