Anda di halaman 1dari 13

GURINDAM 12 RAJA ALI HAJI

Satu
Ini Gurindam pasal yang pertama:

Barang siapa tiada memegang agama,


Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

Barang siapa mengenal yang empat,


Maka ia itulah orang yang ma’rifat

Barang siapa mengenal Allah,


Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

Barang siapa mengenal diri,


Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.

Barang siapa mengenal dunia,


Tahulah ia barang yang teperdaya.

Barang siapa mengenal akhirat,


Tahulah ia dunia mudarat.

Dua
Ini Gurindam pasal yang kedua:

Barang siapa mengenal yang tersebut,


Tahulah ia makna takut.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,


Seperti rumah tiada bertiang.

Barang siapa meninggalkan puasa,


Tidaklah mendapat dua termasa.

Barang siapa meninggalkan zakat,


Tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji.

Tiga
Ini Gurindam pasal yang ketiga:

Apabila terpelihara mata,


Sedikitlah cita-cita.

Apabila terpelihara kuping,


Khabar yang jahat tiadaiah damping.

Apabila terpelihara lidah,


Niscaya dapat daripadanya paedah.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,


Daripada segala berat dan ringan.

Apabila perut terlalu penuh,


Keluarlah fi’il yang tiada senonoh.

Anggota tengah hendaklah ingat,


Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hendaklah peliharakan kaki,


Daripada berjaian yang membawa rugi.

Empat
Ini Gurindam pasal yang keempat:

Hati itu kerajaan di daiam tubuh,


Jikalau zalim segala anggotapun rubuh.

Apabila dengki sudah bertanah,


Datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,


Di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
Nanti hilang akal di kepala.

Jika sedikitpun berbuat bohong,


Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung.

Tanda orang yang amat celaka,


Aib dirinya tiada ia sangka.

Bakhil jangan diberi singgah,


Itulah perampok yang amat gagah.

Barang siapa yang sudah besar,


Janganlah kelakuannya membuat kasar.

Barang siapa perkataan kotor,


Mulutnya itu umpama ketor.

Di mana tahu salah diri,


Jika tidak orang lain yang berperi.

Lima
Ini Gurindam pasal yang kelima:

Jika hendak mengenai orang berbangsa,


Lihat kepada budi dan bahasa,

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,


Sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,


Lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,


Bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berakal,


Di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Enam
Ini Gurindam pasal yang keenam:

Cahari olehmu akan sahabat,


Yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,


Yang boleh tahukan tiap seteru.

Cahari olehmu akan isteri,


Yang boleh dimenyerahkan diri.

Cahari olehmu akan kawan,


Pilih segala orang yang setiawan.

Cahari olehmu akan ‘abdi,


Yang ada baik sedikit budi.

Tujuh
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:

Apabila banyak berkata-kata,


Di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,


Itulah landa hampirkan duka.

Apabila kita kurang siasat,


Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila anak tidak dilatih,


Jika besar bapanya letih.

Apabila banyak mencela orang,


Itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.

Apabila mendengar akan khabar,


Menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila menengar akan aduan,


Membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila perkataan yang lemah-lembut,


Lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang amat kasar,


Lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila pekerjaan yang amat benar,


Tidak boleh orang berbuat honar.

Delapan
Ini Gurindam pasal yang kedelapan:

Barang siapa khianat akan dirinya,


Apalagi kepada lainnya.

Kepada dirinya ia aniaya,


Orang itu jangan engkau percaya.

Lidah yang suka membenarkan dirinya,


Daripada yang lain dapat kesalahannya.

Daripada memuji diri hendaklah sabar,


Biar dan pada orang datangnya khabar.

Orang yang suka menampakkan jasa,


Setengah daripada syirik mengaku kuasa.

Kejahatan diri sembunyikan,


Kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
Keaiban diri hendaklah sangka.

Sembilan
Ini Gurindam pasal yang kesembilan:

Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,


Bukannya manusia yaituiah syaitan.

Kejahatan seorang perempuan tua,


Itulah iblis punya penggawa.

Kepada segaia hamba-hamba raja,


Di situlah syaitan tempatnya manja.

Kebanyakan orang yang muda-muda,


Di situlah syaitan tempat bergoda.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,


Di situlah syaitan punya jamuan.

Adapun orang tua yang hemat,


Syaitan tak suka membuat sahabat

Jika orang muda kuat berguru,


Dengan syaitan jadi berseteru.

Sepuluh
Ini Gurindam pasal yang kesepuluh:

Dengan bapa jangan durhaka,


Supaya Allah tidak murka.

Dengan ibu hendaklah hormat,


Supaya badan dapat selamat.

Dengan anak janganlah lalai,


Supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan kawan hendaklah adil,
Supaya tangannya jadi kapil.

Sebelas
Ini Gurindam pasal yang kesebelas:

Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.

Hendaklah jadi kepala,


Buang perangai yang cela.

Hendaklah memegang amanat,


Buanglah khianat.

Hendak marah,
Dahulukan hujjah.

Hendak dimalui,
Jangan memalui.

Hendak ramai,
Murahkan perangai.

Duabelas
Ini Gurindam pasal yang kedua belas:

Raja mufakat dengan menteri,


Seperti kebun berpagarkan duri.

Betul hati kepada raja,


Tanda jadi sebarang kerja.

Hukum ‘adil atas rakyat,


Tanda raja beroleh ‘inayat.

Kasihkan orang yang berilmu,


Tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
Tanda mengenal kasa dan cindai.

Ingatkan dirinya mati,


Itulah asal berbuat bakti.

Akhirat itu terlalu nyata,


Kepada hati yang tidak buta.

Tamatlah Gurindam yang duabelas pasal yaitu karangan kita Raja Ali Haji
pada tahun Hijrah Nabi kita seribu dua ratus enam puluh tiga likur hari
bulan Rajab Selasa jam pukul lima, Negeri Riau, Pulau Penyengat.
SYAIR

1. Syair Agama

Syair agama ialah syair yang isinya tentang ajakan atau nasihat untuk
mengerjakan apa yang diperintah oleh agama. Syair ini juga sekaligus berisi
peringatan tentang perbuatan buruk yang dilarang oleh agama. Adapun
contoh syair agama adalah sebagai berikut:

Jauhi semua perbuatan jahat


Jauhi pula pebuatan maksiat
Mari kita segera bertaubat
Supaya kita selamat dunia akhirat

Jangan risau dengan cobaan


Jangan bersedih karena kesulitan
Berdoa saja pada Tuhan
Insya Allah Dia kan kabulkan

Jangan lalaikan perintah-Nya


Kerjakan yang disuruh-Nya
Bertaubatlah kepada-Nya
Dia pasti menerimanya

Ingatlah pada dosamu


Ingatlah akan kelalaianmu
Perbaiki hati dan dirimu
Tuhan pasti kan menyayangimu

Orang tua suruh kita mengaji


Orang tua suruh tafakur tiap hari
Agar paham perintah Ilahi
Agar paham perbuatan yang tak diridloi

2. Syair Pendidikan

Syair pendidikan ialah syair yang non naratif, tetapi tetap mengandung
pesan-pesan mengenai dunia pendidikan seperti kualitas pendidikan dan
siswa, sistem pengajaran dan aneka hal lain yang berhubungan dengan
dunia pendidikan. Adapun contoh syair pendidikan adalah sebagai
berikut:

Dengarlah para anak muda


Rajinlah belajar sepanjang masa
Ilmu itu tak akan habis dieja
Untuk bekal sepanjang usia

Ayo ke sekolah tak perlu malas


Belajar yang rajin di masing-masing kelas
Jaga sikap jangan jadi orang culas
Jangan biarkan hati berubah keras

Ke sekolah luruskan niatmu


Tekadkan hati mencari ilmu
Tak ada rugi belajar tiap waktu
Supaya baik masa depanmu

Jika kamu memiliki mimpi


Datanglah untuk belajar di sini
Bisa jadi bekal untuk diri
Pasti akan berguna di masa nanti

Ilmu akan membuatmu terjaga


Dari suramnya waktu serta masa
Cemerlang nantinya akan senantiasa
Menyinarimu saat masa dewasa

Dunia sekarang begitu maju


Jadikan ilmu sebagai pegangan
Sebagai benteng agar tidak tertipu
Sehingga hidup penuh kebahagiaan

Tuntut ilmu tanpa rasa jemu


Tak perlu khawatir kan rugi waktu
Pelajaran akan bermanfaat buatmu
Tuntun hidup jadi bahagia selalu
3. Syair Cinta
Karena namanya adalah syair cinta, sudah pasti syair ini biasanya berisi
tentang perasaan suka dan sedih akibat cinta. Adapun contohnya seperti
yang ada di bawah ini:

Dia telah menanam cinta


Serta rasa dalam hati dan jiwa
Membuat gundah yang mengalaminya
Gelisah yang akhirnya dirasa

Dia juga telah mengukir nama


Terlukis hebat di dalam jiwa
Rindu jadi selalu membara
Hati terbakar gegara asmara

Tak perlulah kau menabur cinta


Ini hanya akan membuat luka
Jika akhirnya kita tak bersama
Tak seperti janji kita saat kala

Jaga janji untuk tetap setia


Jaga hati agar tak tergoda
Supaya hubungan tetap terjaga
Keharmonisan hanya itu yang terasa

Rasa cinta membakar jiwa


Membuat dua insan jadi terlena
Ingatlah selalu pada yang Kuasa
Supaya hati tak inginkan dosa

4. Syair Nasihat
Syair nasihat ini adalah syair yang isinya adalah nasihat-nasihat atau
petuah yang pastinya sangat berguna untuk menjaga hubungan dengan
sesama makhluk maupun hubungan dengan Tuhan. Adapun contoh syair
nasihat ini adalah sebagai berikut:

Orang kaya jangan suka menghina


Karena kaya miskin sama saja
Tiada manusia yang hina
Karena hidup itu layaknya roda

Jika berteman jangan bergaduh


Tak ada gunanya bila bermusuh
Jangan pula bersikap angkuh
Karena tersisih membuah hidup keruh

Walau kamu sudah besar


Jangan bertutur kata dengan kasar
Jadilah pribadi yang sabar
Agar tetangga tak jadi gusar

Jika diri terus ikuti syahwat


Hidup bisa jadi lebih berat
Jiwa bisa jadi tak terawat
Hati juga bisa rusak berkarat

Yang kaya harusnya keluarkan sedekah


Pandang orang yang posisinya di bawah
Jangan arahkan kepala menengadah
Agar diri tak tergoda untuk bermewah
5. Syair Guru

6. Syair Ibu

7. Syair Jenaka

8.

Anda mungkin juga menyukai