Anda di halaman 1dari 31

C.

MAKNA SETIAP PASAL


Pasal Pertama (1) Gurindam 12Makna yang terkandung dalam Pasal
Pertama
Memberi nasihat tentang agama (religius)
Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilang nama

Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena


agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak
mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya.

Barang siapa mengenal yang empat


Maka yaitulah orang yang marifat

Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup,


manusia harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia mulamula. 4 tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah SWT
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintahNya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri


dan tidak akan dekat dengan Allah SWT.
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya

Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia,


makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang
berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di
dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di
dunia itu hanya sesaat
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat

Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap
manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Pasal Kedua (2) Gurindam 12Makna Yang Terkandung dalam PasaL
Kedua
menceritakan tentang orang orang yang meninggalkan
Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut

Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya


pasti manusia tersebut akan takut dan orang tersebut harus
menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita laksanakan

Barang siapa meninggalkan sembahyang


Seperti rumah tiada bertiang

Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak


mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa
Tidaklah mendapat dua termasa

Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia


dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
Barang siapa meninggalkan zakat
Tiadalah hartanya beroleh berkat

Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai


oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila tidak
memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak akan terasa
senang.
Barang siapa meninggalkan haji
Tiadalah ia menyempurnakan janji

Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak


menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.
Pasal Ketiga (3) Gurindam 12Makna yang terkandung dalam Pasal
Ketiga
tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu
dan makan seperlunya
Apabila terpelihara mata
Sedikitlah cita-cita

Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita


meliahat apa yang dilarang oleh allah swt
Apabila terpelihara kuping
Khabar yang jahat tiadalah damping

Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan


dan hasutan
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripadanya faedah

Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.


Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
Daripada segala berat dan ringan

Jangan mengambil barang yang bukan hak kita


Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tidak senonoh

Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang


dilarang
Anggota tengah hendaklah ingat
Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hidup harus dijalani penuh semangat


Hendaklah peliharakan kaki
Daripada berjalan yang membawa rugi

Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir


dan maksiat. Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi
Pasal keempat (4) Gurindam 12
Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat
tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal
pikiran (budi)
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama

Apabila dengki sudah bertanah


Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri

Mengumpat dam memuji hendaklah pikir


Di situlah banyak orang yang tergelincir

Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya


Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala

Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita


Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan


terus tampak di mata orang lain
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka

Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari


kesalahannya sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah

Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan


menjadi dermawan justru harta kita akan bertambah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar

Jagalah setiap perbuatan kita


Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor

Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.


Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi

Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf

Pekerjaan takbur jangan direpih


Sebelum mati didapat juga sepih

Jangan mengambil pekerjaan yang haram


Pasal Kelima (5) Gurindam 12Makna yang Terkandung dalam Pasak
Kelima
tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan
dengan kaum terpelajar
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa

Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku
dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia

Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak


melakukan perbuatan yang sia-sia
Jika hendak mengenal orang mulia
Lihatlah kepada kelakuan dia

Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah


sikapnya

Jika hendak mengenal orang yang berilmu


Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan


memetik pelajaran dari hidupnya di dunia
Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengambil bekal

Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan


bekal waktu hidp di dunia ini
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah


saat di bergaul dengan masyarakat
Pasal Keenam (6) Gurindam 12Makna Yang Terkandung dalam Pasal
Keenam
tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat
yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana
yang baik dan buruk

Cahari olehmu akan sahabat


Yang boleh dijadikan obat

sahabat yang setia dan dapat membantu kita


Cahari olehmu akan guru
Yang boleh tahukan tiap seteru

Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan halhal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri

Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti


Cahari olehmu akan kawan
Pilih segala orang yang setiawan

Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah


Cahari olehmu akan abdi
Yang ada baik sedikit budi

Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah


abdi yang berbudi.
Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12Makna yang terkandung dalam Pasal
Ketujuh
berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti
anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak
orang tua yang akan repot sendiri
Apabila banyak berkata-kata
Di situlah jalan masuk dusta

Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan


berdusta
Apabila banyak berlebih-lebihan suka
Itu tanda hampirkan duka

Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan


yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan
Apabila kita kurang siasat
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

Setiap pekerjaan harus ada persiapannya


Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapanya letih

Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan


saat anak itu sudah tumbuh dewasa akan membangkan orang tua
Apabila banyak mencacat orang
Itulah tanda dirinya kurang

Jangan suka menghina orang lain


Apabila orang yang banyak tidur
Sia-sia sajalah umur

Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya


Apabila mendengar akan kabar
Menerimanya itu hendaklah sabar

Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang


menyenangkan maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang
dada
Apabila mendengar akan aduan
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain

Apabila perkataan yang lemah lembut


Lekaslah segala orang mengikut

Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang


daripada perkataan yang kasar
Apabila perkataan yang amat kasar
Lekaslah orang sekalian gusar

Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada


didekatnya resah
Apabila pekerjaan yang amat benar
Tidak boleh orang berbuat onar

Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau


dikambinghitamkan).
P asal Kedelapan (8) Gurindam 12Makna yang Terkandung dalam
Pasal Kedelapan
berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan
tidak berprasangka buruk terhadap seseorang

Barang siapa khianat akan dirinya


Apalagi kepada lainnya

Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak


dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu jangan engkau percaya

jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang


lain
Lidah suka membenarkan dirinya
Daripada yang lain dapat kesalahannya

Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa


bahwa diri kita paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar
Biar daripada orang datangnya kabar

Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari


orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa
Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita


perbuat
Kejahatan diri disembunyikan
Kebajikan diri diamkan

Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu


pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat
Keaiban orang jangan dibuka
Keaiban diri hendaklah sangka

Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain,


kesalahan diri sendiri harus disadar
Pasal ke Sembilan (9) Gurindam 12Makna Yang Terkandung dalam
Pasal Kesembilan
berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang
pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada
pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat
imannya

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan


Bukannya manusia yaitulah syaitan

Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di


larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di
katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa

Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan


Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja

Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja


Kebanyakan orang yang muda-muda
Di situlah syaitan tempat bergoda

Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh


rayuan setan

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan


Di situlah syaitan punya jamuan

Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka


disitu pulalah setan berada untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat
Syaitan tak suka membuat sahabat

Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan


selalu melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi
orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru

orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.


Pasal ke Sepuluh (10) Gurindam 12Makna yang Terkandung dalam
Pasal Kesepuluh
berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak
untuk menghormati orang tuanya

Dengan bapak jangan durhaka


Supaya Allah tidak murka

Jangan durharka terhadap bapa

Dengan ibu hendaklah hormat


Supaya badan dapat selamat

Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena


surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk
melahirkan anaknya
Dengan anak janganlah lalai
Supaya boleh naik ke tengah balai

Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan


Dengan kawan hendaklah adil
Supaya tangannya jadi kapil

Bersikap adilah sesama teman

GURINDAM 12 & artinya

GURINDAM 12 adalah puisi lama karya Raja Ali Haji,


seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau
penyengat Provinsi Kepulauan Riau (gurindam 12)
PASAL I#
Barang Siapa tiada memegang agama
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama
=> Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena
agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak
mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya

Barang siapa mengenal yang empat,


maka ia itulah orang ma'rifat
=> 4 zat yang menjadikan manusia mula-mula adalah syariat, tarikat,
hakikat dan ma'rifat. jika tahu tentang itu, maka dia juga akan mengenal
tuhannya.

Barang siapa mengenal Allah,


suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
=> orang yang bertaqwa kepada Allah, akan menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya

Barang siapa mengenal diri,


maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
=> orang yang mengenal dirinya sendiri, maka ia mengenal Tuhan dan kekuasaanNya

Barang siapa mengenal dunia,


tahulah ia barang terpedaya
=> orang yang mengetahui kebahagiaan di dunia, pasti mengerti bahwa itu hanya tipu
daya

Barang siapa mengenal akhirat,


tahulah ia dunia melarat
=> orang yang mengerti akan kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia hanya
sementara dan fana dibandingkan kehidupan di akhirat

PASAL 2#
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
=> orang yang taat kepada Allah, pasti takut dengan larangan Allah dan menjalankan
perintahNya

Barang siapa meninggalkan sembahyang,


seperti rumah tiada bertiang.
=> orang yang tidak sembahyang, maka hidupnya pasti runtuh

Barang siapa meninggalkan puasa


tidaklah mendapat dua temasya.
=> orang yang meninggalkan puasa, hidupnya pun sia-sia dan Allah tidak akan menjaganya
di dunia maupun akhirat

Barang siapa meninggalkan zakat


tiadalah hartanya beroleh berkat.
=> orang yang tidak berzakat, hartanya tidak bermanfaat

Barang siapa meninggalkan haji,


tiadalah ia menyempurnakan janji.
=> orang yang mampu pergi haji namun tidak menjalankannya, maka ia telah ingkar janji
dengan agamanya sendiri (Islam)

PASAL 3#
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
=> orang yang tidak menjaga hawa nafsu, akan rugi

Apabila terpelihara kuping,


khabar yang jahat tiadalah damping.
=> jaga telinga untuk mendengar pembicaraan yang baik saja, jangan hiraukan
pembicaraan yang tidak penting dan jahat

Apabila terpelihara lidah,


nescaya dapat daripadanya faedah.
=> menjaga setiap ucapan agar memperoleh kebaikan

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,


daripada segala berat dan ringan.
=> berhati-hati dalam berbuat sesuatu

Apabila perut terlalu penuh,


keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
=> sesuatu yang berlebihan, akhirnya pasti buruk

Anggota tengah hendaklah ingat,


di situlah banyak orang yang hilang semangat
=> jika ingin mencapai sesuatu jangan setengah-setengah

Hendaklah peliharakan kaki,


daripada berjalan yang membawa rugi.
=> hati-hati dalam melangkah atau mengambil suatu keputusan.

PASAL 4#
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalai zalim segala anggota pun roboh
=> hati yang jahat dapat membawa kesengsaraan

Apabila dengki sudah bertanah,


datanglah daripadanya beberapa anak panah
=> Rasa iri dan dengki akan mendapat penderitaan

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,


di situlah banyak orang yang tergelincir
=> berpikir dahulu dalam berbuat, agat tidak melakukan perbuatan yang salah.

Pekerjaan marah jangan dibela,


nanti hilang akal di kepala
=> orang yang melakukan sesuatu dengan emosi, tidak akan bisa berpikir dengan baik

Jika sedikitpun berbuat bohong,


boleh diumpamakan mulutnya itu pekong
=> orang yang berbohong akan menerima akibat dari kebohongannya

Tanda orang yang amat celaka,


aib dirinya tiada ia sangka
=> orang yang tidak menyadari aibnya sendiri adalah orang yang celaka

Bakhil jangan diberi singgah,


itupun perampok yang amat gagah.
=> sifat buruk janganlah dipelihara, hendaknya dirubah

Barang siapa yang sudah besar,


janganlah kelakuannya membuat kasar.
=> orang yang memiliki kuasa janganlah berlaku sewenang-wenang

Barang siapa perkataan kotor,

mulutnya itu umpama ketur.


=> orang yang berkata tidak baik, akan mendapat predikat yang buruk

Di mana tahu salah diri,


jika tidak orang lain yang berperi.
=> mengetahui kesalahan diri sendiri dari penilaian orang lain

PASAL 5#
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
=> orang yang baik bisa dilihat dari etikanya

Jika hendak mengenal orang berbahagia,


sangat memeliharakan yang sia-sia
=> orang yang berbahagia, tidak menyia-nyiakan apapun

Jika hendak mengenal orang mulia,


lihatlah kepada kelakuan dia.
=> orang yang mulia itu, apabila ia berkelakuan baik

Jika hendak mengenal orang berilmu,


bertanya dan belajar tiadalah jemu.
=> orang yang berilmu adalah orang yang tidak putus asa dan selalu berusaha mencari ilmu

Jika hendak mengenal orang yang berakal,


di dalam dunia mengambil bekal
=> orang yang berakal, akan mengumpulkan bekal/pahala untuk di akhirat

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,


lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
=> orang yang baik dilihat dari cara ia berinteraksi dengan orang lain.

PASAL 6#

Cahari olehmu akan sahabat,


yang boleh dijadikan obat.
=> carilah sahabat yang selalu ada dalam situasi apapun

Cahari olehmu akan guru,


yang boleh tahukan tiap seteru
=> carilah seorang guru / orang yang berpengalaman untuk membimbing kita

Cahari olehmu akan isteri,


yang boleh menyerahkan diri.
=> carilah pasangan yang baik dan rela berkorban

Cahari olehmu akan kawan,


pilih segala orang yang setiawan.
=> carilah teman yang setia dan tidak berkhianat

Cahari olehmu akan abdi,


yang ada baik sedikit budi.
=> carilah seseorang yang memiliki budi pekerti baik

PASAL 7#
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
=> orang yang banyak bicara, lebih banyak berkata dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka,


itulah tanda hampir duka
=> orang yang suka berlebih-lebihan dapat mendatangkan petaka

Apabila kita kurang siasat,

itulah tanda pekerjaan hendak sesat.


=> berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dan persiapkan dahulu secara matang

Apabila anak tidak dilatih,


jika besar bapaknya letih
=> anak yang tidak dibimbing dengan baik sejak kecil, saat besar akan melawan orang
tuanya

Apabila banyak mencela orang


itulah tanda dirinya kurang
=> orang yang suka mencela orang lain, tidak menyadari kekurangan dirinya sendiri

Apabila orang banyak tidur,


sia-sia sahajalah umur
=> orang yang banyak tidur, hidupnya sia-sia

Apabila mendengar akan khabar,


menerimanya itu hendaklah sabar
=> menghadapi sesuatu hal hendaknya dengan penuh kesabaran

Apabila mendengar akan aduan,


membicarakannya itulah hendaklah cemburuan
=> apabila ada yang membicarakan keburukan seseorang, lebih baik hiraukan

Apabila perkataan lemah-lembut,


lekaslah segala orang mengikut
=> ikuti perilaku yang baik

Apabila perkataan yang amat kasar,


lekaslah orang sekalian gusar
=> jauhi perilaku yang buruk

Apabila pekerjaan yang amat benar,


tidak boleh orang berbuat onar
=>jangan mengacau jika ada orang yang hendak berbuat baik

PASAL 8#
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
=> jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain

Kepada dirinya ia aniaya,


orang itu jangan engkau percaya
=> jangan percaya orang yang menghancurkan dirinya sendiri

Lidah yang suka membenarkan dirinya,


daripada yang lain dapat kesalahannya
=> orang yang berbohong untuk menutupi kesalahan dan menganggap dirinya lebih benar
dibandingkan orang lain

Daripada memuji diri hendaklah sabar,


biar pada orang datangnya khabar
=> jika ingin mendapatkan sesuatu yang baik hendaklah sabar

orang yang suka menampakkan jasa,


setengah daripada syirik mengaku kuasa
=> tidak baik memamerkan jasa yang telah kita lakukan

Kejahatan diri disembunyikan,

kebaikan diri didiamkan.


=> menutupi sisi negatif dari diri sendiri dan hanya menunjukkan sisi positif dari diri kita

Keaiban orang jangan suka dibuka,


keaiban diri hendaklah sangka.
=> menyadari kesalahan diri sendiri daripada membuka aib orang lain

PASAL 9#
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaitulah syaitan.
=>orang yang tahu bahwa yang dia lakukan itu tidak benar, tetapi tetap ia lakukan itu
sama saja dengan syaitan

Kejahatan seorang perempuan tua,


itulah iblis punya penggawa
=> orang jahat adalah pengikut iblis

Kepada segala hamba-hamba raja,


di situlah syaitan tempatnya manja
=>syaitan suka kepada orang yang malas

Kebanyakan orang yang muda-muda,


di situlah syaitan tempat berkuda
=> masa-masa muda penuh dengan godaan yang dapat menjerumuskan diri sendiri

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,


di situlah syaitan punya jamuan
=>jika laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim berduaan, maka akan
menimbulkan dosa

Adapun orang tua yang hemat,


syaitan tak suka membuat sahabat
=> syaitan tidak suka dengan orang yang hemat

Jika orang muda kuat berguru,


dengan syaitan jadi berseteru
=> orang yang rajin menuntut ilmu adalah musuhnya syaitan

PASAL 10#
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka
=> harus patuh terhadap orang tua, agar mendapat ridha dari Allah Swt

Dengan Ibu hendaklah hormat,


supaya badan dapat selamat
=> hormatilah ibumu agar selamat dunia akhirat

Dengan anak janganlah lalai,


supaya boleh naik ke tengah balai.
=> jika ingin memiliki anak yang sukses, bimbinglah dengan baik sejak dini

Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,


supaya kemaluan jangan menerpa.
=>

Dengan kawan hendaklah adil,


supaya tangannya jadi kafill
=> berbuatlah adil kepada siapapun

PASAL 11#
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
=> saling membantu dan berbakti kepada bangsa dan negara

Hendaklah jadi kepala,


buang perangai yang cela.

=> jadilah pemimpin yang baik

Hendaklah memegang amanat,


buanglah khianat.
=> jalankan tugas dengan penuh tanggung jawab

Hendak marah,
dahulukan hajat.
=> menahan emosi dalam mencapai keinginan

Hendak dimulai,
jangan melalui.
=> jangan pernah menunda-nunda sesuatu

Hendak ramai,
murahkan perangai.
=> berbuatlah baik jika ingin memiliki banyak teman

PASAL 12#
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri
=> jika kita bekerjasama akan menjadi satu kesatuan yang kuat

Betul hati kepada raja


tanda jadi sebarang kerja
=> orang yang selalu mematuhi perintah pemimpin

Hukum adil atas rakyat,


tanda raja beroleh inayat.
=> pemimpin harus menegakkan dan menegaskan keadilan

Kasihkan orang yang berilmu,

tanda rahmat atas dirimu


=> orang yang berilmu, hidupnya akan dimudahkan dan memperoleh rahmat

Hormat akan orang yang pandai,


tanda mengenal kasa dan cindai
=> berteman dengan orang pandai, akan mengetahui sesuatu yang baik

Ingatkan dirinya mati,


itulah asal berbuat bakti
=> melakukan hal yang baik sebelum kita mati

Akhirat itu terlalu nyata,


kepada hati yang tidak buta.
=> orang yang hatinya sadar dan mengerti agama, yakin bahwa akhirat itu ada.

Pasal 1 Gurindam 12
Makna Memberi nasehat tentang agama (religious)
- Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan
nama.
Setiap orang harus memiliki agama karena sangat penting bagi kehidupan
manusia, orang yang tidak memiliki agama akan buta arah dalam menjalankan
hidupnya.
- Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma'rifat
Untuk mencapai kesempurnaan didalam hidup, manusia harus mengenal 4 zat
yaitu syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.
- Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjahui
larangan-Nya, tidak akan melanggar aturan-Nya
- Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang
bahari.
Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas dan tidak akan dekat
dengan Allah SWT.
- Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terpedaya.
Kita bisa mengetahui kebesaran Allah lewat manusia. Manusia yang berorientasi
pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya
iapun akan tertipu dan menyadari bahwa di dunia itu hanyalah sesaat.

Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia


mudarat.
Di dunia kita hanyalah hidup sesaat, setelah wafat setiap manusia akan
dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

Pasal 2 Gurindam 12
Menceritakan tentang orang yang meninggalkan Sholat, puasa, zakat dan haji
beserta akibatnya.
- Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut.
Semakin seseorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti orang
tersebut akan taku dan wajib menjalankan segala perintah-Nya yang wajib
dilaksanakan.
- Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang.
Orang yang tidak sholat bagaikan rumah tanpa tiang, sholat merupakan
pegangan hidup.
- Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya.
Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat.
Berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
- Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat.
Harta dari orang yang tidak membayar zakat itu tidak diridhoi Allah dan hidupnya
tidak akan terasa senang.
- Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.
Orang yang tidak naik haji (bagi yang mampu)tidak menyempurnakan janjinya
sebagai orang Islam.

Pasal 3 Gurindam 12
Tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan
seperlunya.
- Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita.
Mata harus dipergunakan sebaik-baiknya jangan sampai digunakan untuk melihat
apa yang seharusnya tidak dilihat.
- Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping.
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan.
- Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah.
Orang yang menjaga omongannya akan mendapat manfaat.
- Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala
berat dan ringan.

Jangan mengambil barang yang bukan menjadi hak kita.


- Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Nafsu harus dijaga agar tidak melakukan hal yang dilarang.
- Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang yang hilang
semangat.
Hidup harus dijalani dengan penuh semangat.
- Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi.
Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubadzir dan maksiat.
Melangkahlah dijalan yang benar dan diridhoi.

Pasal 4 Gurindam 12
Tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi).
- Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Jagalah hati dan perbuatan yang dilarang oleh agama.
- Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak
panah.
Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri.
- Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang
tergelincir.
Bicara harus dipikir agar tidak celaka karenanya.
- Pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala.
Amarah adalah perbuatan sia-sia maka jagalah amarah kita.
- Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu
pekong.
Orang yang pernah berbohong, sedikit apapun itu akan selalu tampak di mata
orang lain.
- Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka.
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahan dirinya
sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain.
- Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah.
Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, menjadi dermawan justru harta kita
akan bertambah.
- Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar.
Jagalah setiap perbuatan kita.
- Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur.
Kelakuan dan kata-kata hendaknya selalu halus dan bersih.
- Di mana tahu salah diri,jika tidak orang lain yang berperi.

Jika kita berbuat kesalahan kita harus meminta maaf.


Pekerjaan takbur jangan direpih, sebelum mati didapat juga sepih.
Jangan mengambil pekerjaan haram.

Pasal 5 Gurindam 12
Tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum
terpelajar.
- Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa,
Orang yang berbangsa dan mulia dapat kita lihat dari perilaku dan tutur
katanya.
- Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan
yang sia-sia.
Orang yang berbahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan
perbuatan yang sia-sia.
- Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia.
Untuk mengetahui orang itu mulia maka lihatlah sikapnya.
- Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah
jemu.
Orang yang pandai tidak akan pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran
dari hidupnya di dunia.
- Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil
bekal.
Orang yang berakal adalah orang yang telah mempersiapkan bekal selama hidup
di dunia ini.
- Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika
bercampur dengan orang ramai.
Jika ingin melihat sikap baik seseorang maka lihatlah saat dia bergaul dengan
masyarakat.

Pasal 6 Gurindam 12
Tentang pergaulan yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian
pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk.
- Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat.
Carilah sahabat yang setia dan dapat membantu kita.
- Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru.
Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk.
- Cahari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri.

Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti.


- Cahari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan.
Carilah teman yang setia disaat kita senang ataupun susah.
- Cahari olehmu akan abdi, yang ada baik sedikit budi,
Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.

Pasal 7 Gurindam 12
Berisi nasihat agar orangtua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya
sejak kecil dan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tuanya yang akan repot
sendiri.
- Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta.
Orang yang banyak berbicara memperbesar kemungkinan berdusta.
- Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir duka.
Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan
yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan.
- Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Setiap pekerjaan harus ada persiapannya.
- Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapanya letih.
Anak yang tidak dididik sejak kecil akan menjadi anak yang membangkang
kepada orangtuanya.
- Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang.
Jangan suka menghina orang lain.
- Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur.
Pergunakanlah waktu sebaik-baiknya.
- Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar.
Jika mendengar kabar duka atau tidak menyenangkan kita harus menerimanya
dengan lapang dada.
- Apabila menengar akan aduan, membicarakannya itu hendaklah
cemburuan.
Jangan mudah terpengaruh dengan omongan orang lain.
- Apabila perkataan yang lemah-lembut, lekaslah segala orang mengikut.
Perkataan yang lemah lembut lebih di dengar orang daripada perkataan yang
kasar.
- Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar.

Perkataan yang kasar membuat orang lain yang berada di dekatnya menjadi
gusar.
- Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar.
Orang yang benar yangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan.)

Pasal 8 Gurindam 12
Berisi nasihat agar orang tidak percaya kepada orang yang culas dan tidak
berprasangka buruk terhadap orang lain.
- Barang siapa khianat akan dirinya, apalagi kepada lainnya.
Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri adalah orang yang tidak
dapat dipercaya.
- Kepada dirinya ia aniaya, orang itu jangan engkau percaya.
Jangan pernah percaya terhadap orang yang suka menganiaya.
- Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat
kesalahannya.
Jangan suka menyalahkan orang lain dan menganggap diri kita paling benar.
- Daripada memuji diri hendaklah sabar, biar pada orang datangnya
khabar.
Pujian jangan dibuat sendiri tapi tungggulah dating dari orang lain.
- Orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku
kuasa.
Jangan menginginkan imbakan dari setiap jasa yang telah kita perbuat.
- Kejahatan diri sembunyikan, kebaikan diri diamkan.
Sifat jelek dari diri kita jangan ditampakkan begitu pula dengan kebaikan yang
telah kita perbuat.
- Keaiban orang jangan dibuka, keaiban diri hendaklah sangka.
Jangan membuka aib atau keburukan orang. Kesalahan diri sendiri harus disadar.

Pasal 9 Gurindam 12
Berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikannya.
Hendaknya dalam pergaulan antara pria dan wanita ada pengendalian diri dan
setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya.
- Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaituiah
syaitan.
Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan itu dilarang oleh Allah tapi
tetap dikerjakan, maka manusia tersebut tidak dapat dikatakan sebagai manusia.
- Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa.
Kejahatan seorang perempuat tua bagaikan pimpinan setan.

- Kepada segaia hamba-hamba raja, di situlah syaitan tempatnya manja.


Jangan pernah tergoda akan kekayaan.
- Kebanyakan orang yang muda-muda, di situlah syaitan tempat berkuda.
Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda rayuan setan.
- Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah syaitan punya
jamuan.
Jika terdapat seorang laki-laki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan
berada untuk mengganggu iman mereka.
- Adapun orang tua yang hemat, syaitan tak suka membuat sahabat.
Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah
di jalan Allah SWT maka setan akan menjauhi orang tersebut.
- Jika orang muda kuat berguru, dengan syaitan jadi berseteru.
Orang muda yang gemar belajar akan dijauhi setan.

Pasal 10 Gurindam 12
Berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk
menghormati orang tuanya.
- Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka.
Jangan durhaka terhadap ayah.
- Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat.
Setiap orang harus hormat kepada ibunya yang telah bertaruh nyawa untuk
melahirkan anaknya. Surga itu ditelapak kaki ibu.
- Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai.
Jagalah anak karena anak adalah titipan Tuhan.
- Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan
menerpa.
- Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
Bersikap adillah sesama teman

Pasal 11 Gurindam 12
Berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela,
berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya serta tidak
berkhianat.
- Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa.
Berjasalah bagi Negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita
punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa.
- Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela.

Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela.


- Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat.
- Hendak marah, dahulukan hujah.
- Hendak dimulai, jangan melalui.
- Hendak ramai, murahkan perangai.

Pasal 12 Gurindam 12
-

Raja mufakat dengan menteri, seperti kebun berpagarkan duri.


Betul hati kepada raja, tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat, tanda raja beroleh inayat.
Kasihkan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai, tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati, itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta.

Anda mungkin juga menyukai