Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintahNya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri
Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap
manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Pasal Kedua (2) Gurindam 12Makna Yang Terkandung dalam PasaL
Kedua
menceritakan tentang orang orang yang meninggalkan
Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji beserta akibatnya
Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut
Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku
dan tutur katanya
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia
Sangat memeliharakan yang sia-sia
Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan halhal buruk
Cahari olehmu akan isteri
Yang boleh menyerahkan diri
PASAL 2#
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
=> orang yang taat kepada Allah, pasti takut dengan larangan Allah dan menjalankan
perintahNya
PASAL 3#
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
=> orang yang tidak menjaga hawa nafsu, akan rugi
PASAL 4#
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalai zalim segala anggota pun roboh
=> hati yang jahat dapat membawa kesengsaraan
PASAL 5#
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.
=> orang yang baik bisa dilihat dari etikanya
PASAL 6#
PASAL 7#
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
=> orang yang banyak bicara, lebih banyak berkata dusta
PASAL 8#
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
=> jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain
PASAL 9#
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaitulah syaitan.
=>orang yang tahu bahwa yang dia lakukan itu tidak benar, tetapi tetap ia lakukan itu
sama saja dengan syaitan
PASAL 10#
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka
=> harus patuh terhadap orang tua, agar mendapat ridha dari Allah Swt
PASAL 11#
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
=> saling membantu dan berbakti kepada bangsa dan negara
Hendak marah,
dahulukan hajat.
=> menahan emosi dalam mencapai keinginan
Hendak dimulai,
jangan melalui.
=> jangan pernah menunda-nunda sesuatu
Hendak ramai,
murahkan perangai.
=> berbuatlah baik jika ingin memiliki banyak teman
PASAL 12#
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri
=> jika kita bekerjasama akan menjadi satu kesatuan yang kuat
Pasal 1 Gurindam 12
Makna Memberi nasehat tentang agama (religious)
- Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan
nama.
Setiap orang harus memiliki agama karena sangat penting bagi kehidupan
manusia, orang yang tidak memiliki agama akan buta arah dalam menjalankan
hidupnya.
- Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma'rifat
Untuk mencapai kesempurnaan didalam hidup, manusia harus mengenal 4 zat
yaitu syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.
- Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjahui
larangan-Nya, tidak akan melanggar aturan-Nya
- Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang
bahari.
Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas dan tidak akan dekat
dengan Allah SWT.
- Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terpedaya.
Kita bisa mengetahui kebesaran Allah lewat manusia. Manusia yang berorientasi
pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya
iapun akan tertipu dan menyadari bahwa di dunia itu hanyalah sesaat.
Pasal 2 Gurindam 12
Menceritakan tentang orang yang meninggalkan Sholat, puasa, zakat dan haji
beserta akibatnya.
- Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut.
Semakin seseorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti orang
tersebut akan taku dan wajib menjalankan segala perintah-Nya yang wajib
dilaksanakan.
- Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang.
Orang yang tidak sholat bagaikan rumah tanpa tiang, sholat merupakan
pegangan hidup.
- Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya.
Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat.
Berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
- Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat.
Harta dari orang yang tidak membayar zakat itu tidak diridhoi Allah dan hidupnya
tidak akan terasa senang.
- Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.
Orang yang tidak naik haji (bagi yang mampu)tidak menyempurnakan janjinya
sebagai orang Islam.
Pasal 3 Gurindam 12
Tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan
seperlunya.
- Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita.
Mata harus dipergunakan sebaik-baiknya jangan sampai digunakan untuk melihat
apa yang seharusnya tidak dilihat.
- Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping.
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan.
- Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah.
Orang yang menjaga omongannya akan mendapat manfaat.
- Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala
berat dan ringan.
Pasal 4 Gurindam 12
Tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi).
- Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Jagalah hati dan perbuatan yang dilarang oleh agama.
- Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak
panah.
Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri.
- Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang
tergelincir.
Bicara harus dipikir agar tidak celaka karenanya.
- Pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala.
Amarah adalah perbuatan sia-sia maka jagalah amarah kita.
- Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu
pekong.
Orang yang pernah berbohong, sedikit apapun itu akan selalu tampak di mata
orang lain.
- Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka.
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahan dirinya
sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain.
- Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah.
Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, menjadi dermawan justru harta kita
akan bertambah.
- Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar.
Jagalah setiap perbuatan kita.
- Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur.
Kelakuan dan kata-kata hendaknya selalu halus dan bersih.
- Di mana tahu salah diri,jika tidak orang lain yang berperi.
Pasal 5 Gurindam 12
Tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum
terpelajar.
- Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa,
Orang yang berbangsa dan mulia dapat kita lihat dari perilaku dan tutur
katanya.
- Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan
yang sia-sia.
Orang yang berbahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan
perbuatan yang sia-sia.
- Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia.
Untuk mengetahui orang itu mulia maka lihatlah sikapnya.
- Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah
jemu.
Orang yang pandai tidak akan pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran
dari hidupnya di dunia.
- Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil
bekal.
Orang yang berakal adalah orang yang telah mempersiapkan bekal selama hidup
di dunia ini.
- Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika
bercampur dengan orang ramai.
Jika ingin melihat sikap baik seseorang maka lihatlah saat dia bergaul dengan
masyarakat.
Pasal 6 Gurindam 12
Tentang pergaulan yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian
pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan mana yang buruk.
- Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat.
Carilah sahabat yang setia dan dapat membantu kita.
- Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru.
Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk.
- Cahari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri.
Pasal 7 Gurindam 12
Berisi nasihat agar orangtua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya
sejak kecil dan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tuanya yang akan repot
sendiri.
- Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta.
Orang yang banyak berbicara memperbesar kemungkinan berdusta.
- Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir duka.
Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan
yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan.
- Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Setiap pekerjaan harus ada persiapannya.
- Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapanya letih.
Anak yang tidak dididik sejak kecil akan menjadi anak yang membangkang
kepada orangtuanya.
- Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang.
Jangan suka menghina orang lain.
- Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur.
Pergunakanlah waktu sebaik-baiknya.
- Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar.
Jika mendengar kabar duka atau tidak menyenangkan kita harus menerimanya
dengan lapang dada.
- Apabila menengar akan aduan, membicarakannya itu hendaklah
cemburuan.
Jangan mudah terpengaruh dengan omongan orang lain.
- Apabila perkataan yang lemah-lembut, lekaslah segala orang mengikut.
Perkataan yang lemah lembut lebih di dengar orang daripada perkataan yang
kasar.
- Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar.
Perkataan yang kasar membuat orang lain yang berada di dekatnya menjadi
gusar.
- Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar.
Orang yang benar yangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan.)
Pasal 8 Gurindam 12
Berisi nasihat agar orang tidak percaya kepada orang yang culas dan tidak
berprasangka buruk terhadap orang lain.
- Barang siapa khianat akan dirinya, apalagi kepada lainnya.
Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri adalah orang yang tidak
dapat dipercaya.
- Kepada dirinya ia aniaya, orang itu jangan engkau percaya.
Jangan pernah percaya terhadap orang yang suka menganiaya.
- Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat
kesalahannya.
Jangan suka menyalahkan orang lain dan menganggap diri kita paling benar.
- Daripada memuji diri hendaklah sabar, biar pada orang datangnya
khabar.
Pujian jangan dibuat sendiri tapi tungggulah dating dari orang lain.
- Orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku
kuasa.
Jangan menginginkan imbakan dari setiap jasa yang telah kita perbuat.
- Kejahatan diri sembunyikan, kebaikan diri diamkan.
Sifat jelek dari diri kita jangan ditampakkan begitu pula dengan kebaikan yang
telah kita perbuat.
- Keaiban orang jangan dibuka, keaiban diri hendaklah sangka.
Jangan membuka aib atau keburukan orang. Kesalahan diri sendiri harus disadar.
Pasal 9 Gurindam 12
Berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikannya.
Hendaknya dalam pergaulan antara pria dan wanita ada pengendalian diri dan
setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya.
- Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaituiah
syaitan.
Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan itu dilarang oleh Allah tapi
tetap dikerjakan, maka manusia tersebut tidak dapat dikatakan sebagai manusia.
- Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa.
Kejahatan seorang perempuat tua bagaikan pimpinan setan.
Pasal 10 Gurindam 12
Berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk
menghormati orang tuanya.
- Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka.
Jangan durhaka terhadap ayah.
- Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat.
Setiap orang harus hormat kepada ibunya yang telah bertaruh nyawa untuk
melahirkan anaknya. Surga itu ditelapak kaki ibu.
- Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai.
Jagalah anak karena anak adalah titipan Tuhan.
- Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan
menerpa.
- Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
Bersikap adillah sesama teman
Pasal 11 Gurindam 12
Berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela,
berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya serta tidak
berkhianat.
- Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa.
Berjasalah bagi Negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita
punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa.
- Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela.
Pasal 12 Gurindam 12
-