Anda di halaman 1dari 12

Pasal Pertama (1)

Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama Memberi nasihat


tentang agama (religius)
Barang siapa tiada memegang agama,
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi
kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan
hidupnya.
Barang siapa mengenal yang empat,
Maka ia itulah orang yang marifat
Mengenal yang empat Maka yaitu orang yang marifat Untuk mencapai kesempurnaan
didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia
mula-mula. 4 tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.
Barang siapa mengenal Allah,
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya, tidak akan melanggar aturannya.
Barang siapa mengenal diri,
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal diri Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri Orang yang tidak
beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat dengan Allah SWT.
Barang siapa mengenal dunia,
Tahulah ia barang yang teperdaya.
Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaanNya yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan
atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu
dan menyadarinya bahwa di dunia itu hanya sesaat.
Barang siapa mengenal akhirat,
Tahulah ia dunia mudarat.
Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia
akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Pasal Kedua (2)
Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua menceritakan tentang
orang orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat,
dan Haji beserta akibatnya"
Barang siapa mengenal yang tersebut,
Tahulah ia makna takut.
Barang siapa mengenal yang tersebut Tahulah ia makna takut Semakin
seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut
akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan

wajib kita laksanakan.


Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan sembahyang Seperti rumah tiada bertiang
Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai
tiang, shalat merupakan pegangan hidup.
Barang siapa meninggalkan puasa,
Tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan puasa Tidaklah mendapat dua termasa Orang
yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat,
berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.

Barang siapa meninggalkan zakat,


Tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan zakat Tiadalah hartanya beroleh berkat Harta dari orang yang
tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila
tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak akan terasa senang dan tenang.
Barang siapa meninggalkan haji,
Tiadalah ia menyempurnakan janji.
Barang siapa meninggalkan haji Tiadalah ia menyempurnakan janji Orang
yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan
janjinya sebagai orang Islam.
Pasal Ketiga (3)
Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga tentang budi pekerti,
yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya

Apabila terpelihara mata,


Sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara mata Sedikitlah cita-cita Mata harus di pergunakan
sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh Allah
SWT.
Apabila terpelihara kuping,
Khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara kuping maka khabar yang jahat tiadalah damping,
Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan
hasutan.
Apabila terpelihara lidah,
Niscaya dapat daripadanya paedah.

Apabila terpelihara lidah Niscaya dapat daripadanya faedah Orang yang


menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
Daripada segala berat dan ringan.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan Daripada segala
berat dan ringan Jangan mengambil barang yang bukan hak kita.
Apabila perut terlalu penuh,
Keluarlah fiil yang tiada senonoh.
Apabila perut terlalu penuh Keluarlah fiil yang tidak senonoh
Anggota tengah hendaklah ingat,
Di situlah banyak orang yang hilang semangat
Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang Anggota
tengah.hendaklah ingat Di situlah banyak orang yang hilang semangat Hidup harus dijalani
penuh semangat.
Hendaklah peliharakan kaki,
Daripada berjaian yang membawa rugi.
Hendaklah peliharakan kaki Daripada berjalan yang membawa rugi Jangan
merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat.
Melangkahlah
dijalan
yang
benar
dan
di
ridhoi.
Pasal keempat (4)
Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat tentang tabiat yang
mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi)
Hati itu kerajaan di daiam tubuh,
Jikalau zalim segala anggotapun rubuh.

Hati itu kerajaan di dalam tubuh Jikalau zalim segala anggota tubuh pun
rubuh Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama.
Apabila dengki sudah bertanah,
Datanglah daripadanya beberapa anak panah.

Apabila dengki sudah bertanah Datanglah daripadanya beberapa anak


panah Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
Di situlah banyak orang yang tergelincir.

Mengumpat dam memuji hendaklah pikir Di situlah banyak orang yang


tergelincir Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya.
Pekerjaan marah jangan dibela,
Nanti hilang akal di kepala.

Pekerjaan marah jangan dibela Nanti hilang akal di kepala Amarah adalah
perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung.

Jika sedikitpun berbuat bohong Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung


Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus
tampak di mata orang lain.
Tanda orang yang amat celaka,
Aib dirinya tiada ia sangka.

Tanda orang yang amat celaka Aib dirinya tiada ia sangka Orang yang
paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri
sampai harus dikatakan oleh orang lain.
Bakhil jangan diberi singgah,
Itulah perampok yang amat gagah.

Bakhil jangan diberi singgah Itulah perompak yang amat gagah Sifat pelit
akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru
harta kita akan bertambah.
Barang siapa yang sudah besar,
Janganlah kelakuannya membuat kasar.

Barang siapa yang sudah besar Janganlah kelakuannya membuat kasar


Jagalah setiap perbuatan kita
Barang siapa perkataan kotor,
Mulutnya itu umpama ketor.

Barang siapa perkataan kotor Mulutnya itu umpama ketor Kelakuan dan
kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.
Di mana tahu salah diri,
Jika tidak orang lain yang berperi.

Di manakah salah diri Jika tidak orang lain yang berperi Jika kita berbuat
kesalahan kita harus minta maaf Pekerjaan takbur jangan direpih Sebelum
mati didapat juga sepih Jangan mengambil pekerjaan yang haram.
Pasal Kelima (5)
Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima tentang pentingnya
pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
Lihat kepada budi dan bahasa,

Jika hendak mengenal orang berbangsa Lihat kepada budi dan bahasa
Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur
katanya.
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia Sangat memeliharakan


yang sia-sia Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak
melakukan perbuatan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
Lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang mulia Lihatlah kepada kelakuan dia Untuk
mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu Bertanya dan belajar tiadalah
jemu Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik
pelajaran dari hidupnya di dunia.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
Di dalam dunia mengambil bekal.

Jika hendak mengenal orang yang berakal Di dalam dunia mengambil


bekal Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal
waktu hidp di dunia ini
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai Lihat pada ketika
bercampur dengan orang ramai Jika ingin mengetahui sift baik dari
seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan masyarakat.
Pasal
Keenam
(6)
Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam tentang pergaulan,
yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian
pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan
buruk

Cahari olehmu akan sahabat,


Yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan sahabat Yang boleh dijadikan obat sahabat yang setia
dan dapat membantu kita Cahari olehmu akan guru Yang boleh tahukan
tiap seteru.
Cahari olehmu akan guru,
Yang boleh tahukan tiap seteru.

Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk.
Cahari olehmu akan isteri,
Yang boleh dimenyerahkan diri.

Cahari olehmu akan isteri Yang boleh menyerahkan diri Istri yang patut
diambil adalah istri yang berbakti.
Cahari olehmu akan kawan,
Pilih segala orang yang setiawan.

Cahari olehmu akan kawan Pilih segala orang yang setiawan.


Cahari olehmu akan abdi,
Yang ada baik sedikit budi,

Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah Cahari
olehmu akan abdi Yang ada baik sedikit budi Pengikut, pembantu, budak
yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.
Pasal Ketujuh (7)
Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh berisi nasihat agar
orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya
sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua
yang akan repot sendiri
Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta.

Apabila banyak berkata-kata Di situlah jalan masuk dusta Orang yang


banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
Itulah landa hampirkan duka.

Apabila banyak berlebih-lebihan suka Itu tanda hampirkan duka Terlalu


mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam
saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan.
Apabila kita kurang siasat,
Itulah tanda pekerjaan hendak sesat.

Apabila kita kurang siasat Itulah tanda pekerjaan hendak sesat Setiap
pekerjaan harus ada persiapannya.
Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapanya letih.

Apabila anak tidak dilatih Jika besar bapanya letih Anak yang tidak di didik
semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa
akan membangkan orang tua.
Apabila banyak mencela orang,
Itulah tanda dirinya kurang.

Apabila banyak mencacat orang Itulah tanda dirinya kurang Jangan suka
menghina orang lain
Apabila orang yang banyak tidur,
Sia-sia sahajalah umur.

Apabila orang yang banyak tidur Sia-sia sajalah umur Pergunakan lah
waktu sebaik-baiknya
Apabila mendengar akan khabar,
Menerimanya itu hendaklah sabar.

Apabila mendengar akan kabar Menerimanya itu hendaklah sabar Jika


menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita
harus sabar dan menerima dengan lapang dada
Apabila menengar akan aduan,

Membicarakannya itu hendaklah cemburuan.

Apabila mendengar akan aduan Membicarakannya itu hendaklah


cemburuan Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
Lekaslah segala orang mengikut.

Apabila perkataan yang lemah lembut Lekaslah segala orang mengikut Perkataan yang
lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar
Apabila perkataan yang amat kasar,
Lekaslah orang sekalian gusar.

Apabila perkataan yang amat kasar Lekaslah orang sekalian gusar


Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya
resah
Apabila pekerjaan yang amat benar,
Tidak boleh orang berbuat honar.

Apabila pekerjaan yang amat benar Tidak boleh orang berbuat onar Orang
yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).
Pasal Kedelapan (8)
Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan berisi nasihat agar
orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak
berprasangka buruk terhadap seseorang
Barang siapa khianat akan dirinya,
Apalagi kepada lainnya.

Barang siapa khianat akan dirinya Apalagi kepada lainnya Orang yang
ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya
Kepada dirinya ia aniaya,
Orang itu jangan engkau percaya.

Kepada dirinya ia aniaya Orang itu jangan engkau percaya jangan percaya
terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
Daripada yang lain dapat kesalahannya.

Lidah suka membenarkan dirinya Daripada yang lain dapat kesalahannya


Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita
paling benar
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
Biar dan pada orang datangnya khabar.

Daripada memuji diri hendaklah sabar Biar daripada orang datangnya


kabar Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari
orang lain
Orang yang suka menampakkan jasa,
Setengah daripada syirik mengaku kuasa.

Orang yang suka menampakkan jasa Setengah daripadanya syirik


mengaku kuasa Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah
kita perbuat

Kejahatan diri sembunyikan,


Kebaikan diri diamkan.

Kejahatan diri disembunyikan Kebajikan diri diamkan Sifat-sifat jelek


dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang
telah kita perbuat
Keaiban orang jangan dibuka,
Keaiban diri hendaklah sangka.

Keaiban orang jangan dibuka Keaiban diri hendaklah sangka Jangan


membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus
disadar
Pasal ke Sembilan (9)
Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan berisi nasihat
tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan.
Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian
diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
Bukannya manusia yaituiah syaitan.

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan Bukannya manusia yaitulah


syaitan Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang
oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua Itulah iblis punya penggawa.
Kejahatan seorang perempuan tua,
Itulah iblis punya penggawa.

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan Bukannya manusia yaitulah


syaitan Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang
oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Kejahatan seorang perempuan tua Itulah iblis punya penggawa Kejahatan
seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan
Kepada segaia hamba-hamba raja,
Di situlah syaitan tempatnya manja.

Kepada segala hamba-hamba raja Di situlah syaitan tempatnya manja


Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja
Kebanyakan orang yang muda-muda,
Di situlah syaitan tempat bergoda.

Kebanyakan orang yang muda-muda Di situlah syaitan tempat bergoda


Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan
setan
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
Di situlah syaitan punya jamuan.

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan Di situlah syaitan punya jamuan


Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah
setan berada untuk menggangu iman orang tersebut
Adapun orang tua yang hemat,
Syaitan tak suka membuat sahabat

Adapun orang tua yang hemat Syaitan tak suka membuat sahabat Orang
yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah
di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru,
Dengan syaitan jadi berseteru.

Jika orang muda kuat berguru Dengan syaitan jadi berseteru orang muda yang gemar belajar
dijauhi oleh setan.
Pasal ke Sepuluh (10)
Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh berisi nasihat
keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk
menghormati orang tuanya
Dengan bapa jangan durhaka,
Supaya Allah tidak murka.

Dengan bapak jangan durhaka Supaya Allah tidak murka Jangan durharka
terhadap bapa
Dengan ibu hendaklah hormat,
Supaya badan dapat selamat.

Dengan ibu hendaklah hormat Supaya badan dapat selamat Setiap anak harus hormat dan
patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya
untuk melahirkan anaknya
Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai.

Dengan anak janganlah lalai Supaya boleh naik ke tengah balai Jagalah
anak karena anak merupakan titipan tuhan
Dengan kawan hendaklah adil,
Supaya tangannya jadi kapil.

Dengan kawan hendaklah adil Supaya tangannya jadi kapil Bersikap


adilah sesama teman
Pasal ke-11 (sebelas)
Gurindam 12 Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama Hendaklah
berjasa kepada yang sebangsa
Hendaklah berjasa,
Kepada yang sebangsa.

Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk


selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang
sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti
misalnya dalam sebuah hadis, seorang muslim adalah saudara bagi
orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan
membiarkannya
(ataupun
menyerahkannya
kepada
musuhnya).
Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah
akan mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan
kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan
memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan
barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan
menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat. (HR. Muslim). Untuk
makna dari bait kedua gurindam pasal kesebelas
Hendaklah jadi kepala,
Buang perangai yang cela.

Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela Sangat erat kaitannya
dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan akhlak
yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari
sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh.
Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung
jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, Kamu semua dalah pemimpin,
dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya.
Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap
rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya
dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah
pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan
bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi
pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang
telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta
tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua
adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap
rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya) (HR. Bukhari)
Hendaklah memegang amanat,
Buanglah khianat.

Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat Dapat direnungkan sebagai upaya agar
menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, Laksanakanlah
amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat
(menipu) pada orang yang menipumu (HR. Turmudzi)
Hendak marah,
Dahulukan hujjah.

Hendak marah dahulukan hajat Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud
disebutkan, Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia
sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi
hati orang itu berupa keamanan dan keimanan (HR. Abu Daud) Secara
sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu

yang tidak baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya


silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk
mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah
berikan kepada manusia.
Hendak dimalui,
Jangan memalui.

Bait yang kelima Hendak dimulai jangan melalui Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala
sesuatu perlu awal untuk dimulai
Hendak ramai,
Murahkan perangai.

Hendak ramai, muliakan perangai Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak
yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun
silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya
adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), Tidak ada
sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari
Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik (HR. Abu Daud)
berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang
tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya,
serta tidak berkhianat Hendaklah berjasa Kepada yang sebangsa
Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang
kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa Hendak jadi
kepala Buang perangai yang cela Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai
sikap tercela Hendaklah memegang amanat Buanglah khianat Semoga
bermanfaat,
Pasal ke Duabelas (12)
Gurindam 12 Raja mufakat dengan menteri Seperti kebun berpagarkan duri
Raja mufakat dengan menteri,
Seperti kebun berpagarkan duri.

Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan
harus bekerjasama Betul hati kepada raja Tanda jadi sebarang kerja
Betul hati kepada raja,
Tanda jadi sebarang kerja.

Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja
yang adil terhadap rakyatnya Hukum adil atas rakyat Tanda raja beroleh
inayat
Hukum adil atas rakyat,
Tanda raja beroleh inayat.

Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia Kasihkan orang yang
berilmu Tanda rahmat atas dirimu
Kasihkan orang yang berilmu,

Tanda rahmat atas dirimu.


Hormat akan orang yang pandai,
Tanda mengenal kasa dan cindai.

Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain Hormat akan orang
yang pandai Tanda mengenal kasa dan cindai Hormatilah setiap manusia Ingatkan dirinya
mati Itulah asal berbuat bakti
Ingatkan dirinya mati,
Itulah asal berbuat bakti.

Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada


Allah Akhirat itu terlalu nyata Kepada hati yang tidak buta
Akhirat itu terlalu nyata,
Kepada hati yang tidak buta.

Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.

Anda mungkin juga menyukai