Anda di halaman 1dari 23

QAIDAH : KETIGA

BADIATUS SAHARA 1703016051


ARUMAISYAH S 1703016064
RYAN ARIEFADDANI 1703016078
BAZIR ABDUR ROHMAN 1703016094
NAELI NUR HIKMAH 1703016182
َ ‫أ َ ْل َم‬
‫شقَّةُ ت َ ْجلِبِ الت َّ ْي ِسي َْر‬
Kesukaran itu menarik kemudahan

Petunjuk dari qaidah “al masyaqqah tajlibut taisir” tersebut ialah segala
kesulitan dan kesukaran yang tidak dapat dielakkan oleh manusia akan diberikan
keringanan oleh Tuhan. Disamping itu kaidah ini menjadi sumber adanya
bermacam-macam rukhsah (kemurahan) dalam melaksanakan tuntunan syari’at.
Sumber
Pengambilan
al-Baqarah ayat 185:

ْ ُ‫س َر َو الَ يُ ِر ْي ُد ِب ُك ُم ا ْلع‬


‫س َر‬ ْ ُ‫ّٰللاُ ِب ُك ُم ا ْلي‬
‫يُ ِر ْي ُد ه‬
Allah menghendaki kelonggaran bagimu dan tidak
mengehendaki kesempitan bagimu.
Semakna dengan kaidah tersebut, yakni perkataan
Imam Syafi’i:

‫ت‬ ‫ا‬‫ر‬‫م‬َ
َ ُ ْ ‫اق ْاْل‬
‫س َع‬َّ َ ‫ض‬َ ‫ِإذَا‬
Apabila urusan itu menyempit, longgarlah ia.
Imam Syafi’i pernah memberikan jawaban sesuai dengan qaidah
ini atas tiga pertanyaan yang berbeda-beda yang dikemukakan
kepada beliau:
Yunus bin Abil-a’la bertanya kepada beliau tentang status
hukum seorang wanita yang tiada wali bepergian dengan diantar
oleh orang laki-laki yang bukan muhrimnya. Dengan spontan
beliau menjawab: idzā dhōqol-amru ittasa’a.

Jawaban serupa diberikan kepada salah seorang yang menanyakan


bejana yang dibuat dari tanah liat bercampur dengan najis apakah
dapat dipakai sebagai tempat air wudhu atau tidak.

Seorang pernah meminta fatwa kepada beliau tentang seekor lalat


yang baru saja mendekap di kotoran, lalu terbang terus hinggap di
pakaian. Beliau menjawab: “Tidak mengapa jika waktu terbangnya
memungkinkan kedua kakinya menjadi kering karenanya. Jika demikian,
maka sesuatu tiu bila sempit longgarlah jadinya.”
Contoh (1) :

Kesulitan seseorang menjalankan


shalat dengan berdiri memberikan
keringanan padanya mengerjakannya
dengan duduk. Bila keringanan ini masih
juga dirasakan berat ia diperbolehkan
mengerjakannya dengan berbaring. Dan
bila keringanan yang terakhir ini masih
merupakan keberatan ia diizinkan
shalat dengan mengerdipkan mata saja.
Contoh (2) :

Diperkenanankan bertatap muka


dengan wanita yang bukan muhrimnya
dalam keperluan melamar,
memberikan pelajaran, persaksian,
pengobatan dan lain sebagainya.
Sebab akan merupakan kesulitan bila
perbuatan-perbuatan tersebut
dilakukan dengan tidak bertatap
muka.
1. BEPERGIAN, Orang yang dalam keadaan
Bepergian diperbolehkan tidak berpuasa, mengqasar
dan menjama’ salat, meninggalkan salat jumat, salat
berjamaah, dan diperbolehkan bertayamum.
Sebab - 2. SAKIT, Karena sakit, seseorang
Sebab diperbolehkan tidak berpuasa, melakukan tayamum,
bersembayang dengan duduk, memakan makanan yang
Timbulnya diharamkan untuk berobat, dan lain sebagainya.

Keringanan 3. TERPAKSA, Dalam keadaan terpaksa seseorang di


perkenankan memakan bangkai.
4. LUPA, Kelupaan itu dapat mengangkat
dosa seseorang. Orang yang melakukan kemak
siatan karena lupa dimaafkan. Seseorang ber
Sebab - puasa makan dan minum pada siang hari rama
dhan karena lupa tidak batal puasanya.
Sebab
5. Kebodohan, seorang yang sedang ber
Timbulnya sembayang terlanjur mengeluarkan omongan
yang bukan ucapan-ucapan salat, tidak menja
Keringanan dikan salatnya itu batal karena kebodohannya
6. Kurang mampu, Orang-orang yang
dipandang tidak cakap bertindak adakalanya
dibebaskan sama sekai dari beban taklif,
Sebab - seperti anak yang belum dewasa dan
orang gila.
Sebab
7. Kesukaran umum, seperti kesukaran
Timbulnya bagi orang yang berjalan di jalan umum
Keringanan untuk menghindari memerciknya air
bercampur najis pada musim
penghujan akibat kendaraan lalu.
Macam-macam
Keringanan (Takhfif)
1. TAKHFIF ISQATH, yakni keringanan yang
berupa pengguguran. Misalnya gugurnya menjalankan
kewajiban menjalankan sholat jum’at, menunaikan
ibadah haji, jihad, dan lain sebagainya disebabkan
adanya udzur.

2. TAKHFIF TANQISH, yaitu suatu keringanan yang berupa pen


gurangan. misalnya mengqashar sholat 4
raka’at menjadi 2 raka’at disebabkan dalam keadaan
bepergian.
Macam-macam
Keringanan (Takhfif)

3. TAKHFIF IBDAL, yakni keringanan yang berupa


penggantian. Misalnya wudhu atau manda dapat
diganti dengan tayamum, dikarenakan sakit atau tidak ada air.

4. TAKHFIF TAQDIM, yakni keringanan yang berupa mendahulu


kan sesuatu yang belum datang waktunya. Misalnya menjamak
(taqdim) shalat ashar dengan shalat dhuhur pada waktu shalat
dhuhur, mendahulukan membayar zakat sebelum datang
tahun wajib zakat.
Macam-macam
Keringanan (Takhfif)

5. TAKHFIF TA’KHIR, yakni keringanan yang berupa


pengakhiran sesuatu yang telah datang waktunya.
Misalnya menjamak (ta’khir) sholat dhuhur dengan
sholat ashar pada waktu sholat ashar dan
mengakhirkan puasa ramadhan di hari-hari selain
bulan ramadhan bagi orang yang tidak mampu mengerj
akannya pada bulan tersebut karena suatu ‘udzur, sak
it, bepergian atau yang lain.
Macam-macam
Keringanan (Takhfif)

6. TAKHFIF TARKHISH, yakni keringanan yang berupa


pemberian kemurahan. Misalnya makan binatang yang
diharamkan atau barang najis untuk menolak kelaparan atau
keperluan berobat

7. TAKHFIF TAGHYIR, yakni keringanan yang berupa


perubahan sesuatu yang telah diatur menurut aturan tertentu.
Misal berubahnya aturan-aturan sembahyang bagi orang yang
dalam keadaan ketakutan terhadap suatu malapetaka yang akan
mengancamnya.
Macam-macam Hukum
Kemurahan (Rukshah)
RUKSHAH YANG HARUS DIKERJAKAN. Misalnya
memakan binatang yang tidak disembelih menurut syariat
bagi orang yang dalm keadaan mengkhawatirkan jiwanya dan
1 membuka puasa bagi orang yang takut terganggu sekali
kesehatannya lantaran saking lapar dan hausnya, sekalipun
dia dalam keadaan sehat atau tidak dalam bepergian. 2

SUNNAH UNTUK DI KERJAKAN. Misalnya mengqashar


shalat bagi orang yang dalam perjalanan, tidak puasa bagi
2 orang yang mengalami kesulitan pada waktu bepergian atau
dalam keadaan sakit.
Macam-macam Hukum
Kemurahan (Rukshah)
MUBAH UNTUK DIKERJAKAN ATAU DITINGGALKAN.
Misalnya jual beli dengan sistem salam, yakni jual beli
3 dengan pembayaran dahulu sedang barangnya dikirim
kemudian menurut perjanjian yang telah disepakati.

LEBIH UTAMA UNTUK DITINGGALKAN. Misalnya


menjamak kedua shalat, berbuka puasa bagi orang yang tidak
4 mengalami kesukaran sedikitpun dan bertayammum bagi
orang yang memperoleh air secara membeli dengan harga
mahal, sekalipun ia mampu membelinya.
Macam-macam Hukum
Kemurahan (Rukshah)

MAKRUH UNTUK DIKERJAKAN.


Misalnya mengqashar shalat dalam
5 bepergian yang jauh perjalanannya
kurang dari 3 marhalah (±84 Km).
KAIDAH-KAIDAH YANG BERKAITAN
DENGAN KEMURAHAN
1

‫ط ِبا ْل َمعا َ ِص ْى‬


ُ َ ‫ص الَ تُنا‬
ُ ‫لر َخ‬
ُّ َ ‫ا‬
Rukshah-rukshah itu tidak boleh dihubungkan dengan kemaksiatan.

Mengerjakan ma’shiyat dilarang oleh syari’at. Tuntunan itu sedemikian


kuatnya sehingga hampir tidak ada jalan untuk meringankannya. Pada
hal kerringanan itu sendiri pada akikatnya adalah suatu kelonggaran
dalam menjalankan perintah syari’at. Karena itu tidak logis sekiranya
dalam mengerjakan ma’shiyat diberi kelonggaran demi tercapainya
suatu kema’shiyatan, yang justru harus dihindarkannya.
Contoh:
1. Orang yang sedang bepergian untuk merampok atau
membajak kapal terbang, sekalipun jarak perjalanannya itu
sudah memenuhi syarat diperkenankan rukshah, maka tidak
diperkenankan mempergunakan kemurahan-kemurahan
dalam bepergian, seperti bertayammum, mengqashar dan
menjama’ shalat, dan meninggalkan puasa

2. Ia tidak diperkenankan makan daging yang disembelih tanpa


menyebut basmalah, makan daging babi dan memakan
saren (marus, darah binatang yang sudah direbus) biar dalam
keadaan terpaksa sekalipun.
2

ُ َ ‫َص الَ تُنا‬


َّ ‫ط ِبال‬
‫ش ِك‬ ُّ َ ‫ا‬
ُ ‫لرخ‬
Rukshah-rukshah itu tidak dapat disangkutpautkan dengan keraguan.
Contoh:
1. Apabila seorang ragu-ragu apakah ia diperkenankan
menyapu sepatu (khuf), sebagai pengganti membasuh
kaki bila telah dipenuhi syaratnya, atau tidak, maka ia
wajib membasuh kaki.

2. Seseorang ragu-ragu apakah ia telah berhadats sejak


waktu dzuhur atau pada waktu asar? Maka dalam hal
ini ia dianggap telah berhadats sejak waktu dzuhur.
Karenanya ia harus membasuh kaki, bukan menyapu
sepatu (khuf), sebab menurut asalnya ia harus
membasuh kaki.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai