Anda di halaman 1dari 10

Bekasi, 03 Agustus 2016

Wadhi

Nama Anggota Kelompok:


1. Adhi Ferry Rachman
2. Gilang Hartanto
3. Muhammad Heppy Putra P.

HUKUM (al-hukm)
TAKLIFI

WADHI

Ketentuan-ketentuan Allah dan


Rasul-Nya yang berhubungan
langsung dengan perbuatan
mukalaf, baik dalam bentuk
perintah, anjuran untuk
melakukan larangan, anjuran
untuk tidak melakukan, atau
dalam bentuk memberi kebebasan
untuk berbuat atau tidak berbuat.

Ketentuan-ketentuan hukum yang


mengatur tentang sebab, syarat,
mani (sesuatu yang menjadi
penghalang kecakapan untuk
melakukan hukum taklifi).

Hukum taklifi adalah hukum yang


mengandung perintah, larangan, atau
memberi pilihan terhadap seorang
mukalaf, sedangkan,
Hukum wadhi berupa penjelasan
hubungan suatu peristiwa dengan hukum
taklifi.

Misalnya:
Hukum taklifi menjelaskan
bahwa sholat wajib
dilaksanakan umat islam, dan
Hukum wadhi nya menjelaskan
bahwa waktu matahari
tergalincir di tengah hari
menjadi sebab tanda bagi
wajibnya seseorang
menunaikan shalat zuhur.

HUKUM WADHI
Hukum Wadhiyyah adalah hukum yang ditetapkan
oleh syariat berupa tanda-tanda terhadap
ditetapkannya, diabaikannya, terlaksanakannya,
atau batalnya (suatu amalan).
Pembagian hukum wadhi ada enam, antara lain:
1. Shahih
2. Fasid
3. Mani
4. Syarat
5. Azimah
6. Rukhshoh

1. Shahih
Bahasa, Bebas dari penyakit.
Istilah, Perkara Perkara yang menimbulkan pengaruh
dari perbuatannya, baik dalam ibadah, ataupun akad .

2. Fasid
Bahasa, artinya yang lenyap atau hilang atau karena binasa.
Istilah, Perkaraperkara yang tidak menimbulkan pengaruh
dari perbuatannya, baik dalam ibadah atau akad.

Contohnya -->

Shahih

Dalam Ibadah : Yang membebaskan tanggungan dan menggugurkan tuntutan.


Contoh : Melakukan shalat pada waktunya dengan syarat syarat, rukun
rukun, dan kewajiban kewajiban yang sempurna.
Dalam Akad : Yang menimbulkan pengaruh atas adanya akad itu, seperti
diperolehnya kepemilikan atas akad jual beli.
Contoh : Akad jual beli dengan sempurnanya syarat syaratnya dan tidak ada
penghalang.

Fasid
Dalam Ibadah, Apa-apa yang tidak membebaskan tanggungan dan tidak
menggugurkan tuntutan.
Contoh, Melakukan shalat sebelum waktunya
Dalam akad, apa-apa yang tidak menimbulkan pengaruh dari akadnya.
Contoh, menjual barang yang tidak diketahui secara jelas

3. Mani (Penghalang)

Pengertian
Sesuatu yang keberadaannya mengharuskan ketiadaan hukum dan
ketiadaannya tidak mengharuskan ada dan tidak adanya suatu hukum.

Macam macam Mani


a. Mani Lil Hukmi.
Sesuatu yang keberadaanya mengakibatnya ketiadaan suatu hukum,walaupun
ada sebab sebab yang sempurna.
Contoh : Penghalang hukum qishosh, sehingga terwujudnya hikmah dari
hukum itu.
b. Mani Lissabab
Sesuatu yang mempengaruhi pada sebab yang mengakibatkan hilangnya
perbuatannya dan menjadi penghalang dari terwujudnya akibat.
Contoh : Pembunuhan seorang ahli waris terhadap orang yang diwarisinya.

4. Syarat
Pengertian
Sesuatu yang ketiadaanya mengharuskan ketiadaan hukum dan
keberadaannnya tidak mengharuskan keberadaan hukum atau ketiadaanua ,
dengan sendirinya.

Bentuk Syarat
Aqli
Seperti hidup
adalah
merupakan syarat
untuk
mengetahui.

Lughowi
(Bersifat bahasa),
Seperti : Jika
kamu memasuki
rumah itu, maka
kamu ditahalak.
(fiil syarat dan
jawabannya)

Syari
Seperti Thaharah
adalah
merupakan syarat
shalat

Azimah
Menurut bahasa, yaitu tujuan yang ditegaskan. Allah berfirman:




(dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang
kuat). (Tha ha : 115)
Menurut istilah, sesuatu yang harus dilakukan oleh para hamba
berdasarkan perintah Allah taala sejak semula. Artinya, belum
ada hukum itu disyariatkan Allah, sehingga sejak disyariatkan
nya seluruh mukallaf wajib mengikutinya.
Contoh misalnya --> jumlah shalat dhuhur adalah empat
rakaat. Jumlah rakaat ini ditetapkan Allah sejak semula,
dimana tidak ada hukum lain yang menetapkan jumlah rekaat
shalat dhuhur. Hukum tentang shalat dhuhur tersebut adalah
empat rekaat, disebut dengan Azimah.

Rukhshoh
Menurut bahasa, yaitu kemudahan dan kelapangan, seperti :

(harga itu murah) jika mudah untuk dibeli.




Menurut istilah, yaitu sesuatu yang tetap berbeda dengan
dalil syariat karena adanya suatu halangan yang kuat.
Rukhshah untuk melakukan perbuatan yang menurut
ketentuan syariat yang umum diharamkan, karena darurat
atau kebutuhan. --> Contohnya, boleh memakan daging babi
jika keadaan darurat, diman tidak terdapat makanan selain
itu yang jika tidak dimakan maka jiwa seseorang akan
terancam. Berdasarkan firman Allah:

....
Artinya:padahal sesungguhnya Allah yelah menjlaskan
kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa
yang terpaksa kamu memakannya (QS. Al-Anam:119)

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai