Anda di halaman 1dari 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA

(INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA BALITA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMBARITA
KEC. SIMANINDO KAB.SAMOSIR
TAHUN 2017

VENY ADENINA1, RISKA SUSANTI PASARIBU2, LASRA


Pendahuluan DEWI D.SINAGA3 Tujuan
1,3
Mahasiswa STIKes Mitra Husada Medan
2
Staff Pengajar STIKes Mitra Husada Medan
Tujuan penelitian ini adalah Untuk Menganalisis

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA


Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) atau istilah
dalam bahasa Inggrisnya Acute Respiratory Infections (ARI)
(infeksi saluran pernafasan akut) pada balita di wilayah kerja
merupakan sekelompok penyakit kompleks danheterogen yang
disebabkan oleh berbagai faktor penunjang risiko yang
Puskesmas Ambarita Kecamatan Simanindo Kabupaten
menyerangsetiap lokasi saluran pernafasan mulai dari saluran atas
(hidung) hingga saluran bawah pada sistem pernafasan manusia.
Samosir tahun 2017.
ISPA menempati urutan pertama penyakit yang diderita
pada kelompok bayi dan balita di Indonesia. Prevalensi ISPA di
Indonesia adalah 25,5% dengan morbiditas pneumonia pada bayi
2,2% dan pada balita 3%, sedangkan mortalitas pada bayi 23,8% Hasil Penelitian
dan balita 15,5%. Penyakit ISPA mencakup penyakit saluran napas
bagian atas dan saluran napas bagian bawah beserta adneksanya.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas mengakibatkan kematian
pada anak dalam jumlah kecil, tetapi dapat menyebabkan kecacatan
misalnya otitis media yang merupakan penyebab ketulian. Variabel ISPA TIDAK Jumlah P
Sedangkan hampir seluruh kematian karena ISPA pada anak kecil ISPA (Value)
disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut, paling
sering adalah pneumonia. Kematian akibat pneumonia sebagai
penyebab utama ISPA di Indonesia pada akhir tahun 2000 n % N % N %
sebanyak lima kasus diantara 1.000 balita (Kemenkes RI, 2015).
Jenis kelamin 0,444
- Perempuan 6 12,8 3 7,7 9 100,0
Puskesmas Ambarita merupakan salah satu Puskesmas 41 87,2 39 92,3 77 100,0
- Laki-laki
di Kabupaten Samosir. Wilayah kerja Puskesmas Ambarita terdiri
dari 9 desa yaitu Desa Ambarita, Garoga, Siallagan, Unjur, Status Gizi 0,444
-Kurang 6 12,8 3 7,7 9 100,0
Martoba, Marlumba, Simanindo Sangkal, Simanindo, Maduma. 41 87,2 39 92,2 77 100,0
-Baik
Pada tahun 2014, angka kesakitan ISPA mencapai 70 dari 618
balita (11,3%). Pada tahun 2015, angka kesakitan ISPA mencapai BBLR
- <2500 gr 19,1 7,7 100, 0,1
129 dari 616 balita (20,9%), dan pada tahun 2016, angka kesakitan 80,9 92,3 0
ISPA mencapai 147 dari 634 balita (23,1%). Hal ini menunjukkan ≥2500 gr 27
100,
bahwa angka kesakitan ISPA di Puskesmas Ambarita menunjukkan 0
peningkatan. Demikian juga pada tahun 2017 (data survey awal Pemberian
bulan Mei ) jumlah balita di Puskesmas Ambarita sebanyak 643 Kolostrum 29,8 5,1 100, 0,0
balita dimana jumlah balita yang di MTBS di Puskesmas Ambarita -Tidak 0 03
dari bulan Januari sampai dengan April tahun 2017 sebesar 19,1% mendapat 70,2 94,9 100,
(123 balita) dimana penderita ISPA sebesar 9,1% (59 balita) diikuti 0
kolostrum
Influensa sebesar 6,3% (41 balita) dan Diare sebesar 3,5% (23 -Mendapat
balita) (Laporan MTBS Puskesmas Ambarita, 2017) kolostrum

Pemberian ASI 25 53,2 11 28,2 36


-Tidak
Metode Penelitian mendapat ASI 100, 0,0
22 46,8 71,8 50 0 19
-Mendapat ASI

Imunisasi 100,
-Tidak lengkap 23 48,9 12,8 28 0
-Lengkap
24 51,1 87,2 58
Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan 0,0
cross sectional

Pengumpulan data dengan menggunakan data primer diperoleh dengan melakukan


observasi langsung oleh peneliti terhadap wanita pekerja seks dengan jumlah 86 balita.
Pada pengisian instrumen (kuesioner) penelitian maka responden mengisi kuesioner
dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden.

Analisis data yang digunakan yaitu analisis unvariat, analisis bivariat, dengan
menggunakan uji Chi-Square dan analisis multivariat dengan logistik berganda.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin balita baik jenis kelamin perempuan maupun laki-laki dengan
kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Ambarita Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan nilai (p>0,05).Status Gizi pada Balita Dengan Kejadian ISPA pada Balita yaitu
4 orang Balita dengan status gizi buruk terdiri dari 2 balita dengan keterangan Balita Tidak mengalami ISPA (50,0%) dan 2 Balita mengalami ISPA (50,0%). Riwayat Balita dengan
status gizi baik yaitu jumlah 82 balita yang terdiri dari Balita tidak mengalami ISPA sebanyak 39 balita (47,6%) dan balita mengalami ISPA sebnyak 43 balita (52,4%).

Berdasarkan pemberian ASI pada Balita dengan kejadian ISPA terdapat 31 Balita yang tidak mendapat ASI terdiri dari 14 Balita tidak mengalami ISPA (45,2%), 17 Balita tidak
mendapat ASI dan megalami ISPA (54,8%), dan terdapat juga balita yang medapat ASI terdiri dari 27 Balita (49,1%) tidak mengalami ISPA, dan 28 Balita (50,9%) mengalami ISPA.

Berdasarkan kelengkapan Imunisasi pada Balita dengan kejadian ISPA terdapat 24 Balita yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap terdiri dari 10 Balita tidak mengalami ISPA
(41,7%), 14 Balita megalami ISPA (58,3%), dan terdapat juga balita yang medapat imunisasi lengkap terdiri dari 62 Balita, tidak mengalami ISPA sebanyak 3 Balita (50,0%), dan 31
Balita (50,0%) mengalami ISPA. Berdasarkan Kepadatan Hunian dengan kejadian ISPA pada Balita terdapat 56 rumah responden yang tidak sesuai dengan syarat terdiri dari 26 rumah
responden yang tidak sesuai dengan syarat kepadatan jumlah penghuni rumah

Anda mungkin juga menyukai