Kelas : 8MA-P4 NPM : 1812110007 Matkul : Kewarganegaraan
1. Alasan saya adalah salah satu upaya untuk membangkitkan kembali semangat
kebangsaan generasi muda, khususnya mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan mengukuhkan semangat bela negara. Tujuannya adalah untuk memupuk kesadaran cinta tanah air, mengetahui tentang hak dan kewajiban dalam usaha pembelaan negara, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 2. Konstitusi merupakan hukum dasar yang menjadi rujukan dan mengatur peraturan hukum yang berlaku di bawahnya. Dengan kata lain, seluruh rule of law yang berlaku di dalam sebuah negara harus selaras dengan konstitusinya. 3. Hak warga negara Indonesia : Berhak mendapat pekerjaan serta penghidupan yang layak. Berhak untuk hidup serta mempertahankan kehidupannya. Berhak untuk berkeluarga serta melanjutkan keturunannya melalui perkawainan yang sah. Berhak untuk untuk keberlangsungan hidup, tumbuh, serta berkembang. Berhak untuk mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan serta teknologi dan memenuhi kebutuhan hidupnya demi meningkatkan kualitas hidup. Berhak untuk memperjuangkan hak secara kolektif untuk membangun, masyarakat, bangsa serta negara Indonesia. Berhak untuk mendapat pengakuan, perlindungan serta kepastian hukum. Berhak untuk hidup merdeka secara pikiran, bergama, tidak diperbudak dan tidak disiksa.
Kewajiban warga negara Indonesia :
Wajib menjunjung hukum serta pemeritahan. Wajib ikut dan turut serta dalam usaha pertahanan serta keamanan negara. Wajib menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) sesama manusia. Wajib ikut dan turut serta dalam upaya pembelaan negara. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Contoh hak warga negara Indonesia:
Berhak memeluk agama yang diyakininya serta menjalankan kewajiban agamanya. Berhak mendapat serta menggunakan fasilitas kesehatan. Misalnya BPJS Kesehatan. Berhak mengeluarkan pendapat asal tidak melanggar hukum. Misalnya melalui petisi. Berhak menggunakan fasilitas umum yang telah disediakan pemerintah. Misalnya transportasi umum dan jalan tol. Berhak mendapat perlindungan hukum termasuk memiliki hak pembelaan diri di pengadilan. Berhak mendapat fasilitas pendidikan yang sama rata, misalnya pendirian sekolah negeri. Berhak memiliki kedudukan yang sama di mata hukum tanpa membeda-bedakan. Berhak untuk dibebaskan oleh pemerintah Indonesia jika menjadi tawanan atau sandera. Berhak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan presiden dan wakil presiden. Berhak mendapat akses teknologi yang sama, misalnya pendistribusian jaringan internet dan listrik 4. Menurut saya larangan mudik tersebut sama sekali tidak melanggar HAM. Karena ini Sebagian dari upaya pemerintah untuk melindungi hak warga negaranya. Larangan mudik justru melindungi hak asasi manusia (HAM) bagi semua warga negara, yakni hak untuk hidup dan hak atas kesehatan. 5. Contoh adalah revisi Undang-Undang MD3 yang disinyalir akan membatasi hak berpendapat masyarakat sipil dan menjadikan elite politik di dalam pemerintahan kebal hukum. Padahal, disahkannya peraturan yang sangat banyak dan detail mengenai hate-speech atau pencemaran nama baik justru berpotensi membatasi hak kebebasan berpendapat. Pembatasan kebebasan berpendapat itulah yang kemudian tercermin dalam Media Freedom Index, di mana Indonesia termasuk dalam kategori negara yang sangat tidak bebas (largely unfree). Memang banyak ahli yang berpendapat bahwa di alam demokrasi, terlalu banyak aturan menjadikan negara sebagai sebuah tirani. Namun tidak adanya peraturan yang mengatur dan membatasi tingkah laku masyarakatnya justru menjadikan kekacauan masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan kejelian para elite di Indonesia dalam menumbuhkan iklim demokratis. Sangat disayangkan jika Indonesia semakin terpuruk dalam berdemokrasi mengingat semangat berdemokrasi itulah yang menjadi pelecut runtuhnya rezim Orde Baru menuju era Reformasi.Di awal era Reformasi, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan perkembangan demokrasi paling pesat di dunia. Sistem yang terlalu sentralistik dan tertutup di era Orde Baru langsung diubah menjadi sistem desentralisasi dan terbuka yang pada akhirnya rakyat Indonesia berhak memilih wakilnya untuk menjadi pimpinan eksekutif dan legislatif baik di pusat maupun di daerah. Masih ada waktu untuk Indonesia berbenah. Amerika Serikat dan Inggris Raya saja butuh ratusan tahun untuk mendewasakan iklim demokrasinya.