JAKARTA 2020/2021 A. Alopesia Alopesia adalah kurangnya atau hilangnya rambut dari area tubuh yang biasanya rambut ditemuan. Alopesia dapat menjadi efek beberapa perawatan. Waktu terjadinya kerontokan rambut saat tidur dan disisir. Waktu terjadinya kerontokan rambut beragam yaitu 1 minggu sampai 2 bulan setelah pemberian kemoterapi yang pertama. Jumlah rambut yang mengalami kerontokan juga beragam yaitu sedikit demi sedikit dan langsung banyak. Kerontokan rambut yang terjadi berlangsung sekitar 1 bulan sampai rambut benar-benar habis. Selain itu, setelah menjalani kemoterapi tekstur rambut juga berubah menjadi lebih kasar, mudah patah dan pertumbuhan rambut menjadi lebih lambat. Hampir semua kemoterapi menyebabkan alopecia tetapi berbagai tingkat keparahan dan frekuensi. Kemoterapi jangka panjang juga dapat mengakibatkan kerontokan pada rambut kemaluan, ketiak, rambut dan wajah. Alopecia biasanya reversible dengan pertumbuhan kembali rambut pada umumnya yang terjadi 3 sampai 6 bulan setelah pengobatan berakhir. Sebagian besar rambut baru berwarna abu-abu yang mencerminkan adanya distorsi proses pigmentasi. Rambut baru biasanya menunjukkan beberapa perubahan dalam struktur rambut seperti tekstur rambut menjadi lebih kasar, pertumbuhan rambut menjadi lebih lambat (Luanpitpong & Rojanasakul, 2012).
B. Iritasi Kulit dan hiperpegmentasi
Menurut Aydogan (2004), efek samping sistemik kemoterapi pada kulit dapat berupa eritema atau garis hiperpigmentasi yang menyebar di sepanjang jaringan vena superfisial di anterior lengan kanan dan lengan kiri bagian distal. Sedangkan menurut American Cancer Society (2013), ketika obat kemoterapi diberikan melalui infus, obat kemoterapi tertentu dapat menggelapkan kulit sepanjang vena. Perubahan warna ini biasanya dapat menghilang dari waktu ke waktu setelah perawatan berakhir. C. Peran Perawat 1). Jika keluhannya adalah kulit kering, pasien disarankan untuk menggunakan pelembap kulit yang mengandung vitamin E, shea butter, seramid, urea 10 persen atau petroleum jelly setelah mandi dan sebelum tidur. Pelembap kulit berfungsi untuk “mengikat” air di dalam kulit dan meningkatkan kelembapan kulit. 2). Hindari mandi menggunakan air hangat, karena dapat mengurangi tingkat kelembapan kulit. 3). Perbanyak konsumsi air putih agar kulit terus terhidrasi dengan baik. Hal ini akan mengurangi kekeringan pada kulit. 4). Perbanyak konsumsi sayur dan buah, karena banyak mengandung vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit. 5). Jika pasien mendapatkan obat yang memiliki efek samping fotosensitivitas, hendaknya tidak terlalu sering terpapar matahari dan gunakan tabir surya 15 menit sebelum keluar rumah.
Sumber :
Ambarwati, W. N., & Wardani, E. K. (2014). Efek Samping Kemoterapi Secara
Fisik Pasien Penderita Kanker Servik. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 2, No. 2).
Anggraini, Dyah Novita. 2018. 5 Gangguan Kulit yang Muncul Setelah
Kemoterapi. Dilihat 17 Maret 2021, https://www.klikdokter.com/info- sehat/read/3617230/5-gangguan-kulit-yang-muncul-setelah-kemoterapi