Anda di halaman 1dari 3

EFEK KEMOTERAPI

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Fikri Yansyah : 18026


2. Firda Muzdalifah : 18027
3. Fitratul Illahi : 18028
4. Riska Martiana C : 18057
5. Suci Ashriani : 18069

AKADEMI KEPERAWATAN HERMINA MANGGALA HUSADA


JAKARTA
2020/2021
A. Alopesia
Alopesia adalah kurangnya atau hilangnya rambut dari area tubuh
yang biasanya rambut ditemuan. Alopesia dapat menjadi efek beberapa
perawatan. Waktu terjadinya kerontokan rambut saat tidur dan disisir.
Waktu terjadinya kerontokan rambut beragam yaitu 1 minggu sampai 2
bulan setelah pemberian kemoterapi yang pertama. Jumlah rambut yang
mengalami kerontokan juga beragam yaitu sedikit demi sedikit dan
langsung banyak. Kerontokan rambut yang terjadi berlangsung sekitar 1
bulan sampai rambut benar-benar habis. Selain itu, setelah menjalani
kemoterapi tekstur rambut juga berubah menjadi lebih kasar, mudah
patah dan pertumbuhan rambut menjadi lebih lambat.
Hampir semua kemoterapi menyebabkan alopecia tetapi berbagai
tingkat keparahan dan frekuensi. Kemoterapi jangka panjang juga dapat
mengakibatkan kerontokan pada rambut kemaluan, ketiak, rambut dan
wajah. Alopecia biasanya reversible dengan pertumbuhan kembali
rambut pada umumnya yang terjadi 3 sampai 6 bulan setelah pengobatan
berakhir. Sebagian besar rambut baru berwarna abu-abu yang
mencerminkan adanya distorsi proses pigmentasi. Rambut baru biasanya
menunjukkan beberapa perubahan dalam struktur rambut seperti tekstur
rambut menjadi lebih kasar, pertumbuhan rambut menjadi lebih lambat
(Luanpitpong & Rojanasakul, 2012).

B. Iritasi Kulit dan hiperpegmentasi


Menurut Aydogan (2004), efek samping sistemik kemoterapi
pada kulit dapat berupa eritema atau garis hiperpigmentasi yang
menyebar di sepanjang jaringan vena superfisial di anterior lengan kanan
dan lengan kiri bagian distal. Sedangkan menurut American Cancer
Society (2013), ketika obat kemoterapi diberikan melalui infus, obat
kemoterapi tertentu dapat menggelapkan kulit sepanjang vena.
Perubahan warna ini biasanya dapat menghilang dari waktu ke waktu
setelah perawatan berakhir.
C. Peran Perawat
1). Jika keluhannya adalah kulit kering, pasien disarankan untuk
menggunakan pelembap kulit yang mengandung vitamin E, shea
butter, seramid, urea 10 persen atau petroleum jelly setelah mandi
dan sebelum tidur. Pelembap kulit berfungsi untuk “mengikat” air
di dalam kulit dan meningkatkan kelembapan kulit.
2). Hindari mandi menggunakan air hangat, karena dapat mengurangi
tingkat kelembapan kulit.
3). Perbanyak konsumsi air putih agar kulit terus terhidrasi dengan
baik. Hal ini akan mengurangi kekeringan pada kulit.
4). Perbanyak konsumsi sayur dan buah, karena banyak mengandung
vitamin yang sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit.
5). Jika pasien mendapatkan obat yang memiliki efek samping
fotosensitivitas, hendaknya tidak terlalu sering terpapar matahari
dan gunakan tabir surya 15 menit sebelum keluar rumah.

Sumber :

Ambarwati, W. N., & Wardani, E. K. (2014). Efek Samping Kemoterapi Secara


Fisik Pasien Penderita Kanker Servik. In PROSIDING SEMINAR
NASIONAL & INTERNASIONAL (Vol. 2, No. 2).

Anggraini, Dyah Novita. 2018. 5 Gangguan Kulit yang Muncul Setelah


Kemoterapi. Dilihat 17 Maret 2021, https://www.klikdokter.com/info-
sehat/read/3617230/5-gangguan-kulit-yang-muncul-setelah-kemoterapi

Anda mungkin juga menyukai