Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

OLEH :
CHRISTIAN JODI PABUARAN
1801167
KELOMPOK 5
STIFA D 2018

DOSEN PENGAMPUH : apt. Amriani Sapra, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI STRATA SATU FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
Penjabaran Pembelajaran LBM I
Lembar Belajar Mahasiswa
Judul : Kontaminasinya darimana?

Skenario

Sediaan steril rawan mengalami kontaminasi mikroorganisme


karena sediaan - sediaan tersebut, diproduksi oleh industri secara besar-
besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam produksi,
penyimpanan, distribusi hingga sampai ke konsumen. Kemungkinan dapat
terjadi pertumbuhan mikroba pada sediaan tersebut yang disebut dengan
kontaminasi. Kontaminasi pada produk steril merupakan sebuah
permasalahan yang serius.
Hal ini harus diatasi untuk memenuhi parameter kualitas sediaan
steril dan sesuai syarat sehingga didapatkan produk yang berkualitas.
Beberapa jenis produk parenteral adalah cairan intravena, injeksi
intramuskular, dan larutan optik. Untuk alasan ini, jaminan sterilisasi dapat
dicapai menggunakan standard Good Manufacturing Practice (GMP).

Diskusi skenario menggunakan seven jump step.


Step 1 : Terminologi
1. Larutan optik : sediaan steril yang dikhususkan untuk pengobatan mata
2. Good Manufacturing Practice (GMP) : sistem dasar yang digunakan
sebagai pedoman cara kerja produksi yang higienis.
Step 2 : Menentukan masalah
1. Apa saja parameter kualitas sediaan steril untuk mata yang dapat
memenuhi syarat?
2. Bagaimana cara mengetahui suatu produk steril apabila
terkontaminasi?
3. Kontaminasi pada sediaan steril bisa berasal bisa berasal darimana
saja?
Step 3 : Menganalisis masalah melalui brainstorming
1. Parameter kualitas sediaan steril untuk mata yang memenuhi syarat
adalah :
- Bebas pirogen, bebas partikulat, tidak terkontaminasi, harus steril,
jernih.
- Tidak membuat iritasi mata dan pengukuran pH harus sesuai dengan
pH mata.
- Bebas dari mikroba atau steril, terus pH nya, terus organoleptis nya
berwarna jernih, tidak bau, tidak perih kalau digunakan.
2. Cara mengetahui suatu produk steril apabila terkontaminasi adalah
dengan dilakukan pengujian. Suatu produk steril jika terkontaminasi
akan megalami perubahan fisik sperti berubah warna atau kemasan
rusak.
3. Sumber kontaminasi berasal dari personil/karyawan, ruangan/tempat
pengerjaan yang kurang steril, akses masuk ruangan pengerjaan tidak
dibatasi, pembersihan ruangan kurang maksimal.
Step 4 : Pengkajian yang sistemik
Sediaan steril yang ditujukan untuk mata harus memenuhu syarat seperti
bebas pirogen, bebas partikulat, tidak terkontaminasi, harus steril, jernih,
Tidak membuat iritasi mata dan pengukuran pH harus sesuai dengan pH
mata. Sediaan steril tidak dapat digunakan jika mengalami kontaminasi,
cara untuk mengetahui suatu produk steril apabila terkontaminasi adalah
dengan dilakukan pengujian. Suatu produk steril jika terkontaminasi akan
megalami perubahan fisik sperti berubah warna atau kemasan
rusak.Sumber kontaminasi tersebut dapat berasal dari personil/karyawan,
ruangan/tempat pengerjaan yang kurang steril, akses masuk ruangan
pengerjaan tidak dibatasi, pembersihan ruangan kurang maksimal.

Step 5 : Learning Objective


Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1. Apa saja parameter kualitas sediaan steril untuk mata
2. Bagaimana cara mengetahui suatu produk steril apabila terkontaminasi
3. Sumber kontaminasi

Step 6 : Belajar mandiri (mencari informasi sebanyak-banyaknya


tentang LO di step 5 dari berbagai sumber)

Step 7 : Diskusi
Penjabaran Pembelajaran LBM II
Lembar Belajar Mahasiswa
Judul : Memilih metode sterilisasi yang pas

Skenario
Pada awal tahun 1990, WHO mengumumkan adanya penyakit baru
yang dinamakan Transmissible Spongiform Encephalopathies (TSEs).
Dikarenakan, sebuah rumah sakit di Inggris mengumumkan telah
mengidentifikasi kejadian penularan penyakit TSEs pada pasien yang
menjalani operasi retina mata. Setelah dilakukan telaah, ternyata agen
infeksius tersebut resisten terhadap sterilisasi yang biasa digunakan
terhadap peralatan operasi di rumah sakit tersebut. Apoteker di pusat
sterilisasi rumah sakit kemudian melakukan review tentang beberapa
metode sterilisasi yang dapat digunakan, serta kompatibilitasnya pada
jenis alat kesehatan yang akan disterilkan agar mendapatkan hasil yang
optimal. Prinsip dasar yang sama juga dapat digunakan untuk
mensterilkan sediaan farmasi.

Diskusi skenario menggunakan seven jump step.


Step 1 : Terminologi
1. TSEs : sekelompok penyakit neurogeneratif yang bersifat fatal pada
mamalia yang timbul baik secara genetik, infeksius maupun sporadik.

Step 2 : Menentukan masalah


1. Metode sterilisasi apa yang dapat digunakan ?
2. Bagaimana cara kita supaya tidak terpapar oleh penyakit TSEs
3. Apa yang menyebabkan suatu agen infeksius resisten terhadap suatu
metode sterilisasi?
4. Apa yang harus dilakukan agar kasus seperti penularan TSEs akibat
resistensi terhadap metode sterilisasi tidak terjadi lagi?
Step 3 : Menganalisis masalah melalui brainstorming
1. - Sterilisasi dengan menggunakan steriliser akan efektif untuk alat
medis berupa glassware dan alat-alat bedah dengan pemanasan pada
suhu hingga 170°C, selama 1 (satu) jam dan kemudian didinginkan
selama 2 hingga 2,5 jam atau 160°C selama 2 (dua) jam.
- Metode sterilisasi dan desinfektan konvensional. Steam autoklaf
pada suhu 132°C selama 4,5jam atau 134°C selama 1jam .

2. - Karena cara sterilisasi yang tidak memenuhi prosedur yang


ditetapkan.
- Karena sterilisasi alat yang tidak sesuai sehingga membuat
resistensi ke agen infeksius yang menyebabkan terjadinya penyakit
prion
3. Mencari metode sterilisasi yang paling cocok untuk digunakan

Step 4 : Pengkajian yang sistemik


Metode sterilisasi yang cocok digunakan pada kasus ini yaitu metode
sterilisasi yang digunakan yaitu menggunakan steriliser akan efektif
untuk alat medis berupa glassware dan alat-alat bedah dengan
pemanasan pada suhu hingga 170°C, selama 1 (satu) jam dan kemudian
didinginkan selama 2 hingga 2,5 jam atau 160°C selama 2 (dua) jam.
Pada kasus diatas yang menyebabkan suatu agen infeksius resisten
terhadap suatu metode sterilisasi yaitu karena cara sterilisasi yang tidak
memenuhi prosedur yang ditetapkan sehingga membuat resistensi ke
agen infeksius yang menyebabkan terjadinya penyakit prion. Jadi, hal
yang harus dilakukan agar kasus seperti penularan TSEs akibat
resistensi terhadap metode sterilisasi tidak terjadi lagi yaitu dengan
mencari metode sterilisasi yang paling cocok untuk digunakan.
Step 5 : Learning Objective
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1. Cara pemilihan metode sterilisasi yang cocok
2. Penyebab suatu agen infeksius resistensi terhadap suatu metode
sterilisasi
3. Cara yang harus dilakukan agar kasus seperti penularan TSEs akibat
resistensi terhadap metode sterilisasi tidak terjadi lagi.

Step 6 : Belajar mandiri (mencari informasi sebanyak-banyaknya


tentang LO di step 5 dari berbagai sumber)

Step 7 : Diskusi

Anda mungkin juga menyukai