Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahmat Tri Wijaya

Nim : 2005104010032

Mk : Manajemen Tataniaga

Kelas : 03

Jurnal 1

Peningkatan Produksi dan Kualitas Daging Sapi Lokal Melalui


Penggemukan Berbasis Serealia Pada Taraf Energi yang Berbeda

Sapi lokal merupakan salah satu andalan untuk memenuhi kebutuhan


daging dalam negeri, meskipun tingkat produktivitas dan kualitas dagingnya
relatif rendah. Penelitian ini bertujuan mengkaji performa produksi dan kualitas
daging sapi lokal yang digemukkan dengan ransum berbasis serealia pada taraf
energi pakan yang berbeda. Penelitian menggunakan sapi Sumba Ongole (SO)
sebanyak 9 ekor dengan rataan bobot awal 254,67 ± 20,7 kg dan umur sapi I1-I2
(18−30 bulan). Sapi dipelihara selama empat bulan dengan perlakuan pakan tiga
taraf energi (TDN) berbeda, yaitu ransum energi rendah (ER), energi sedang
(ES), dan energi tinggi (ET) masing-masing sebesar 57,88, 63,72, dan 69,67.
Kandungan protein dari ketiga ransum tersebut relatif sama, yaitu berkisar
12,42−12,96. Parameter yang diamati meliputi performa sapi (konsumsi
ransum, pertambahan bobot badan harian, dan konversi ransum), sifat-sifat
karkas (bobot karkas, persentase karkas, tebal lemak punggung, dan luas urat
daging mata rusuk ke 12/13); serta kualitas daging (nilai pH, daya mengikat air,
keempukan, susut masak, marbling score, dan warna daging). Hasil penelitian
menunjukkan sapi dengan ransum ET memiliki bobot hidup dan nilai marbling
yang lebih tinggi, serta penggunaan ransum lebih efisien dibandingkan dengan
ransum ER dan ES. Performa produksi dan kualitas daging sapi lokal dapat
ditingkatkan melalui penggemukan dengan ransum berenergi tinggi. Perlakuan
perbedaan taraf energi memiliki pengaruh terhadap kualitas daging yang
dihasilkan,Warna daging dari sapi yang mendapat perlakuan ransum ER
memiliki warna merah yang lebih cerah (nilai L dan a yang lebih tinggi)
dibandingkan dengan daging sapi dengan perlakuan ransum ES dan ET.
Jurnal 2

Pengaruh Air Kelapa Terhadap Kualitas Fisik Daging Sapi

Pemanfaatan limbah air kelapa tua sebagai bahan rendaman daging tidak
hanya bermanfaat untuk mengurangi polusi lingkungan (Onifade, 2003;
Warisno, 2004), namun juga memanfaatkan kandungan gizi air kelapa.
Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh air kelapa sebagai bahan rendaman daging terhadap kualitas fisiknya.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
perlakuan. Perlakuan terdiri dari kontrol (P0), perendaman daging sapi kedalam
air kelapa selama 30 menit (P1), perendaman selama 60 menit (P2), dan
perendaman selama 90 menit (P3). Peubah yang diamati dalam penelitian ini
adalah pH, daya ikat air dan keempukan daging sapi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pH, daya ikat air dan keempukan daging sapi yang diberi
perlakuan rendaman air kelapa tidak berbeda nyata dengan kontrol. Nilai pH
daging berada di kisaran 5,74-5,86, daya ikat air 33,62-46,21% dan keempukan
6,90-9,39 N. Kesimpulannya adalah penggunaan air kelapa sebagai bahan
rendaman daging sapi belum mampu mempengaruhi pH, daya ikat dan
keempukan.

Anda mungkin juga menyukai