Anda di halaman 1dari 13

POTENSI EKONOMI DAN EKOLOGI BIODIVERSITAS

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Semester Genap
Matakuliah : Biodiversitas
Dosen pengampu : Dr. Dwi Suheriyanto, M.P.

Oleh :
Aldila Yunia Putri (1982004)

PROGRAM MAGISTER BIOLOGI


PASCARSARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 4
1.3 Manfaat ............................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Potensi Ekonomi dan Ekologi Biodiversitas Gen ............................................ 5
2.2 Potensi Ekonomi dan Ekologi Biodiversitas Spesies ....................................... 7
2.3 Potensi Ekonomi dan Ekologi Biodiversitas Ekosistem ................................. 8
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 12
LAMPIRAN .......................................................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dikenal sebagai Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati
tinggi di dunia atau disebut megadiversitas. Pada pulau-pulaunya dapat dijumpai
flora dan fauna yang endemic atau hanya terdapat tersebut, yang membedakan
deari Negara-negara lain yang juga memiliki keanekargaman hayati tinggi.
Kondisi ini membuat banyak ilmuwan dunia terpesona dengan keelokan alam
Indonesia.
Sejarah eksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia dimulai sejak ratusan
tahun lalu, yang telah menjadi primadona perdagangan di pasar internasional. Hal
itulah yang menjadi motivasi bangsa-bangsa lain untuk memonopoli dan
menguasai perdagangan keanekaragaman hayati berupa rempah-rempah dan
bumbu di pasar dunia. Tanpa disadari, keanekaragaman hayati ada di sekitar
tempat tinggal kita sehari-hari, mulai halaman rumah yang dipenuhi tanaman hias,
kebun dengan pohon penghasil buah konsumsi, hingga tanah lapang yang
ditumbuhi rerumputan, tumbuhan gulma, beserta hewan-hewan kecil.
Pada umumnya, perspektif manusia terhadap hutan terbatas pada area yang
dipenuhi pepohonon. Padahal jika ditelaah lebih lanjut, pohon merupakan pusat
interaksi dari beragam kehidupan, antara binatang, tumbuhan, dan mikroba. Hasil
interaksi tersebut dapat berupa penyerbukan bunga, konsumsi buah dan nectar,
serta pernyebaran biji yang akan menjamin keberadaan hutan di generasi
mendatang.
Tegakan berkayu dari pohon yang berupa batang dan ranting berfungsi
sebagai apartemen atau tempat tinggal yang nyaman bagi tumbuhan lainnya,
seperti liana, epifit, paku, lumut, jamur, serta lahan pencarian pakan, inang,
maupun temopat berkembang biak dan metamorphosis bagi binatang. Bahkan bila
menggunakan mikroskop yang memperbesar pandangan, akan dijumpai bentuk
kehidupan mikro, yaitu bakteri yang memenuhi tanah dan sistem perakaran.

3
Keanekaragaman yang ada tersebut berpotensi secara ekologi dan ekonomi.
Secara ekologi akan berkontribusi dalam penyeimbangan ekosistem, secara
ekonomi dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan. Keanekaragaman
hayati (biological-diversity) adalah semua makhluk hidup di bumi (tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme) termasuk keanekaragaman genetic yang
dikandungnya dan keanekaragaman ekosistem yang dibentuknya.
Keanekaragaman itu sendiri terdiri atas tiga tingkatan, yaitu keneakragaman
genetic, spesies, dan ekosistem (Kusmana, 2015).
Untuk itu pengetahuan dan pola pikir yang berbasis pada keanekaragaman
hayati merupakan hal yang penting untuk masa depan yang dapat dimulai dari
memperhatikan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pada makalah ini, akan
dipaparkan potensi keanekaragaman gen, spesies, dan ekosistem yang berada di
lingkungan sekitar saya (bertempat di kota Malang dan sekitarnya, Jawa timur).

1.2 Tujuan
Tujuan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui potensi ekonomi dan ekologi biodiversitas gen di
lingkungan sekitar.
2. Untuk mengetahui potensi ekonomi dan ekologi biodiversitas spesies di
lingkungan sekitar.
3. Untuk mengetahui potensi ekonomi dan ekologi biodiversitas ekosistem di
lingkungan spesies.

1.3 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah
1. Memberikan informasi terkait potensi ekomoni dan ekologi biodiversitas
di sekitar kita.
2. Menambah wawasan dan pandangan pentingnya keberadaan biodiversitas
di sekitar kita.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Potensi Ekonomi dan Ekologi Biodiversitas Gen


Keanekaragaman genetic merupakan keragaman dalam biodiversitas yang
tingkatnya paling kecil. Adanya keragman genetic dalam suatu populasi
menunjukkan variasi nilai genotip antar individu dalam populasi tersebut.
Komponen keragaman genetic terdiri dari ragam fenotip, ragam genotip, dan
ragam lingkungan. Genotip sangat berpengaruh terhadap kualitas individu,
sehingga setiap individu memiliki genotip yang berbeda. Semakin tinggi
keragaman genetic pada populasi maka semakin besar pula kemungkinan
kombinasi sifat-sifat yang diperoleh (Apriliyanti, 2016).
Salah satu contoh biodiveristas gen ialah tanaman mawar. Mawar (Rosa
hybrid L.) termasuk tanaman hias dalam kelompok genus Rosaseae yang
dibudidaykan sebagai bunga potong, tanaman taman, bahan industry obat, dan
kosmetik. Spesies mawar terdiri atas 150 spesies, 10 ribu lebih kultivar, dan
sekitar 8-20% merupakan hasil persilangan. Pemulian mawar merupakan salah
satu cara untuk meningkatkan keragaman mawar.

Gambar 2.1 Keanekaragaman mawar

5
Di Indonesia, pemulian mawar mengalami perkembangan yang
menggermbirakan dan memuaskan. Tidak hanya ilmuwan yang melakukan
persilangan, namun juga petani, nursery maupun pecinta/hobbies mawar. Balai
Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) sebagai institusi pemerintah di bidang
penelitian tanman hias juga melakukan perakitan varietas unggul melalui
pemuliaan mawar secara konvensional. Varietas mawar tersebut telah terdistribusi
hampir di seluruh wilayah di Infonesia, terutama bekerjasama dengan Pemerintah
Daerha dan BPTP melalui kegiatan diseminasi agar dapat teradopsi dan
teradaptasi di beberapa daerah, salah satunya di desa Sidomulyo, Kota Batu.
Petani desa Sidomulyo kota Batu memiliki kebun khusus untuk
membudidayakan mawar. Upaya ini tidak lepas dari potensinya secara ekonomi
dan ekologi. Nilai ekonomi dari adanya keanekaragaman gen pada mawar ini
ialah sebagai bisnis. Selain tanaman hias digunakan sebagai sumber nilai estetika
dalam taman atau digunakan sebagai bunga potong, juga menjadi salah satu bisnis
yang menggiurkan melalui pengembangan tanaman hias. Pengembangan dan
bisnis tanaman hias akan terus berkembang selama keragaman hayati tersedia di
alam sebagai bahan persilangan. Melalui kreativitas para pemulia tanaman,
berbagai macam tumbuhan berpotensi menjadi tanaman hias yang dibentuk
menjadi komoditas baru yang memikat mata dan rasa.
Pemulia/petani tanaman dapat terus mengembangkan tanaman mawar dengan
menyilangkannya, kemudian para pengempul dapat menjualnya ke penjual-
penjual tanaman. Sehingga keragaman mawar ini menghasilkan nilai komersil dan
dapat dinikmati oleh banyak pihak (baik pemulia, petani, pengempul, dan penjual
tanman hias).
Sedangkan secara ekologi, mawar memiliki nilai sebagai penyedia sumber gen
yang dapat dimanfaatkan untuk banyak hal dan sebagai produsen. Produsen
menyediakan makanan nutrisi pada ekosistem atau lingkungan yang ditempati.
Misalnya. mawar secara ekologi menyediakan madu yang dapat dimanfaatkan
oleh lebah. Apabila peran mawar ini tidak ada apa, bahkan ditempat tersebuat
hanya terdapat mawar sebagai produsen, maka rantai makanan akan tidak
seimbang, dan ekosistem tidak seimbang.

6
2.2 Potensi Ekonomi dan Ekologi Biodiversitas Spesies
Keanekaragaman spesies atau jenis ialah keragaman semua spesies makhuk
hidup, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel
banyak(tumbuhan, jamur, hewan yang bersel banyak datau multiselular).
Biodiversitas spesies yang akan saya paparkan ialah jamur antagonis
(Trichoderma sp.). Jamur ini pada umumnya terdapat pada tanah, dinamakan
jamur antagonis karena berpotensi melawan jamur patogen (jamur yang
menyebabkan penyakit) pada tanaman. Jenis jamur ini beragam, antara lain
Trichoderma viridae, Trichoderma harzianum, dll.

Gambar 2.2 Keberagaman Jamur Trichoderma sp.

Potensi ekologi jamur Trichoderma sp. antara lain :


1. Pengendali hayati, jamur ini dikenal sebagai agen biokontrol/jamur
antagonis. Pada penelitian Dwiastuti (2015) menunjukkan bahwa
Trichoderma sp. berpotensi menghambat pertumbuhan patogen Fusarium
sp. secara invitro sebesar 49%.
2. Decomposer, jamur merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai
decomposer dalam rantai makanan, yang berfungsi menguraikan dan
memecah senyawa organic menjadi senyawa anorganik. Jamur
Trichoderma sp. memiliki enzim yang dapat memecah senyawa organic.

7
3. Sumber genetic, seperti makhluk hidup lainnya, jamur memiliki gen-gen
yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk dan jasa. Gen-gen
yang terdapat di dalam Trichoderma sp. dapat dimanfaatkan sebagai
antifungi.
Potensi ekonomis jamur Trichoderma sp. antara lain:
1. Sumber antibiotik, jamur Trichoderma sp. mampu mengahasilkan
metabolit sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai antifungi. Sehingga
dari kemampuannya ini, jamur tersebut dapat dijadikan isolate untuk
bahan obat antifungi.
2. Pupuk hayati, jamur Trichoderma sp. merupakan isolate jamur yang sering
digunakan dalam campuran EM4 atau pupuk nabati lainnya.

2.3 Potensi Ekonomi dan Ekologi Biodiversitas Ekosistem


Keanekaragaman ekosistem merupakan keanekaragaman paling tinggi dalam
tingkat biodiversitas. Ekosistem adalah sebuah komunitas ditambah dengan
lingkungan fisik yang ditempati pada waktu tertentu. Terbagi menjadi dua, yaitu
terrestrial dan perairan. Dalam suatu ekosistem terdapat hubungan timbal balik
antara komponen biotik dan komponen abiotik. Keberagaman ekosistem
dipengaruhi oleh karakteristik fisik dari lingkungan, interaksi antara lingkungan
dengan makhluk hidup, dan interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk
hidup. Contohnya ekosistem gurun memiliki perbedaan dengan ekosistem hutan
tropis.
Ekosistem yang akan dipaparkan pada makalah ini adalah ekosistem hutan.
Hutan Raya Soeryo Cangar merupakan salah satu kawasan konservasi yang
berada di kelurahan Tulungrejo, kecamatan Bumiaji, kota Batu.

8
Gambar 2.3 Kawasa Taman Hutan Raya R. Soeryo

Hutan merupakan sumberdaya alam (SDA) yang mempunyai peranan penting


di Indonesia, karena hampir sebagian wilayah Indonesia berupa hutan. Walaupun
hutan merupakan SDA yang dapat diperbaharui tetapi pemanfaatannya harus tetap
dijaga secara bijaksana untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem yang
ada. Indonesia memiliki hutan tropika yang produktif dan tinggi nilainya, baik
dari hasil flora dan fauna. Hutan sebagai keanekaragaman ekosistem memiliki
potensi ekonomi dan ekologi.
Potensi ekologi dari hutan antara lain (Constanza et al, 1997) :
1. Konservasi tanah dan air
Fungsi hutan sebagai pembentuk humus yang merupkakan salah satu
unsur yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Humus terbentuk di
lantai hutan dan tersebar di tempat-tempat yang lebih rendah oleh aliran air
yang teratur di atas wilayah Daerah Aliran Sungai yang bersangkutan.
2. Serapan karbon
Hutan sebagai penggendali pemanasan global. Hutan mengandung karbon
dalam jumlah yang amat besar, dan oleh karena itu sering disebut sebagai
“wadah” karbon. Hutan menyerap dan menyimpan karbondioksida yang
berasal dari atmosfer. Selain sebagai wadah, hutan juga berfungsi
penyeimbang gas CO2 dan O2.

9
3. Perlindungan banjir
Adanya pepohonan, dan tumbuhan yang memiliki system perakaran,
perakaran berfungsi menyerap air sehingga mengurangi terjadinya banjir.
Apabila pepohonan ditebangi akan menyebabkan hutan gundul dan tidak
dapat menyerap air ketika hujan yang berakibat banjir dan longsor.
4. Transportasi air
Air bersumber pada mata air yang didapat dari pegunungan dan hutan
yang memiliki dataran tinggi, irigasi, dan pemurnian air.
5. Berkontribusi dalam siklus senyawa nutrient
Di dalam hutan mengandung banyak flora dan fauna yang berkontribusi
dalam siklus nutriet, baik nitrogen, fosfat, dan sulfat.
6. Keanekaragaman hayati
Hutan yang kaya akan flora dan fauna menyediakan sumber daya alam
hayati berupa materi biotik dan senyawa-senyawa natural yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat, gen resisten dan berpotensi nilai ekonomis.
Hutan juga berpotensi secara ekonomi, yang dimaksudnya disini ialah
dapat menghasilkan nilai jual atau komersil. Nilai ekonomis dari hutan
diantaranya ialah (Tallei, 2016):
1. kayu dari pephonan untuk konstruksi bangunan, furniture, papan,
2. daun untuk serat pakaian, sapu ijuk, atap, pewarna makanan, bahan sabun,
kerajinan, bahan obat
3. anggrek, untuk tanaman hias,
4. bunga, untuk parfum
5. jamur, untuk bahan pangan,
6. kulit kayu, bahan obat
Selain menghasilkan produk, ekosistem hutan juga menghasilkan jasa-jasa
sebagai penunjang kehidupan manusia dan bernilai ekonomis, yaitu cultural
services (jasa non-material yang diperoleh dari suatu ekosistem), diantaranya:
spiritual, rekreasi/ekoturisme, keindahan, inspirasi, pendidikan, dan warisan
kebudayaan (Kusmana, 2015). Seperti halnya hutan cangar di Batu yang memiliki

10
sumber air panas, sumber tersebut dijadikan sebuah wahana pemandian yang
memiliki nilai ekonomis.

11
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah :


1. Potensi ekonomis keberagaman mawar dapat dijadikan tanaman hias,
bunga potong, dan dekorasi. Sedangkan potensi ekologinya dapat
dimanfaatkan sumber genetiknya sebagai bahan persilangan, dan
produsen.
2. Potensi ekonomi spesies Trichoderma sp. dapat dimanfaatkan sebagai
bahan antibiotic/antifungi, campuran kultur pupuk hayati. Sedangkan
potensi ekologinya berperan sebagai agen pengendali, decomposer, dan
sumber genetic.
3. Potensi ekonomi ekosistem hutan yang bernilai ekonomi ialah kayu, daun,
buah, jamur, bahan obat, dan wisata. Sedangkan potensi ekologinya dapat
menyeimbangkan oksigen dan karbondioksida, penyerap karbon,
pengendali banjir, penyedia unsur hara tanah, berkontribusi dalam siklus
unsur, dan penyedia sumber daya hayati (flora dan fauna).

12
DAFTAR PUSTAKA

Apriliyanti, Neny., Lita, dan Respatijarti. 2016. Keragaman Genetik pada


Generasi F3 Cabai (Capsicum annum). Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 4
No. 3.
Dwiastuti, Fajri, dan Yunimar. 2015. Potensi Trichoderma sp. sebagai Agens
Pengendali Fusarium sp. Penyebab Penyebab Layu pada Tanaman
Stroberi. J. Hortikultura Vol. 25. No.4.
Kusmana, Cecep. 2016. Keanekaragaman hayati sebagai elemen kunci ekosistem
kota hijau. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indonesia. Vol. 1. No. 8.
Tallei, Trina E., Meis, dan Saroyo. 2016. Potensi Biodiversitas Tumbuhan di
Taman Hutan Raya Gunung Tumpa sebagai Basis Ketahanan Pangan
Masyarakat Lokal. Prosiding Seminar Nasional Pertanian 2016.
(online) Meneropong Potensi Ekonomi dalam Keanekaragaman Hayati. 2011.
Website : http://lipi.go.id/berita/single/Meneropong-Potensi-Ekonomi-dalam-
Keanekaragaman-Hayati/6012

13

Anda mungkin juga menyukai