Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK II

Pertemuan ke-8
Pengamatan Morfologi Bakteri Dengan Preparat Awetan

Oleh
Nama : Annisa Nur Syahadah
____________________________
NIM/Kelas: J410200115/E

Pengampu :
Dr. Ambarwati, M.Si

Asisten:
Muhammad Masykuri A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Preparat Awetan
1. Alat Dan Bahan
 Mikroskop
 Preparat Awetan
 Alkohol 70%
 Minyak Imersi
 Kapas

2. Cara Kerja

1. Ambil preparat awetan dari berbagai bakteri


2. Pasang di bawah mikroskop
3. Amati dengan pembesaran 10X sampai didapatkan lapang pandang dan
fokus yang pas.
4. Tambahkan minyak imersi di atas preparat
5. Ubah pembesaran menjadi 100X.
6. Gambar dan golongkan bakteri yang sedang diamati.
7. Susun hasil pengamatan.

3. Hasil

Gambar Ciri Ciri

Bakteri Staphylococcus aureus (1000x Nama Preparat : Bakteri


pembesaran) Staphylococcus aereus
Bentuk : Bulat bergerombol seperti
buah anggur
Warna : Ungu
Kapsul : Ada
Spora : Tidak menghasilkan
Flagel : tidak ada
Sampel : Kulit, hidung, mulut, usus
besar
Penyakit : Bisul, Jerawat, pneumonia
Bakteri Bacillus subtilis (1000x pembesaran) Nama Preparat : Bakteri
Streptomyces sp
Bentuk : Batang bercabang
Warna : Biru keunguan ( gram
Positif) Kapsul : Ada
Spora : Tidak menghasilkan
Flagel : tidak ada
Sampel : Tanah, tumbuhan yang
membusuk
Penyakit : scabies pada tanaman

Bakteri Streptomyces Sp. (1000x pembesaran) Nama Preparat : Bakteri Bacillus


subtilis
Bentuk : Panjang
Warna : Biru keunguan
Kapsul : Ada
Spora : Ada
Flagel : Ada
Sampel : ditemukan di dalam tanah
Penyakit : meningitis, infeksi mata

Bakteri Mycobacterium Tuberculose (1000x Nama Preparat : Bakteri


pembesaran) Mycobacterium tuberculosis
Bentuk : panjang
Warna : biru keunguan ( gram
positif)
Kapsul : tidak ada
Spora : tidak ada
Flagel : tidak ada
Sampel : dahak, nanah, bersin
(droplet)
Penyakit : TBC
Bakteri E. coli (1000x pembesaran) Nama Preparat : Bakteri E.coli
Bentuk : batangnya pendek
Warna : merah
Kapsul : ada
Spora : Tidak ada
Flagel : ada
Sampel : usus manusia dan hewan
Penyakit : kebanyakan tidak
berbahaya

Bakteri Salmonella sp. (1000x Pembesaran) Nama Preparat : Bakteri Salmonella


sp
Bentuk : batang
Warna : batang agak panjang
Kapsul : Ada
Spora : Tidak ada
Flagel : ada
Sampel : makanan atau tempat yang
kotor
Penyakit : Salmonellisis

Bakteri P. aeroginosa (1000x pembesaran) Nama Preparat : Bakteri P.


aeroginosa
Bentuk : batang
Warna : merah
Kapsul : Ada
Spora : tidak ada
Flagel : ada
Sampel : ditemukan di alam seperti
air, tanaman
Penyakit : dermatitis, infeksi luka
bakar

Bakteri Diplococcus Intra cell (1000x pembesaran) Nama Preparat : Bakteri


Diplococcus intra cell
Bentuk : Bulat bergerombol dua dua
Warna : merah
Kapsul : Ada
Spora : Tidak ada
Flagel : ada
Sampel : kelamin
Penyakit : penyakit kelamin raja
singa

4. Pembahasan

Bakteri berasal dari bahasa Latin bacterium; jamak: bacteria adalah kelompok organisme
yang tidak memiliki membran inti sel. Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik,
uniseluler, membelah secara aseksual menjadi 2 sel anakan yang sama besar / pembelahan biner
(Atlas, 1997). Dalam mempelajari bakteri kita mengenal istilah morfologi, yaitu kenampakan
struktur baik secara individu sel / kelompok sel (koloni) yang meliputi bentuk luar sel dan
koloni. Bentuk luar sel bakteri dapat dilihat dengan mikroskop, sedangkan untuk
memperjelasnya dapat dilakukan pewarnaan. Sedangkan bentuk luar koloni dapat dilihat secara
langsung dengan mata, kecuali untuk melihat bentuk/sifat tepi koloni maka harus menggunakan
mikroskop

a. Staphylococcus Aureus

Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif yang memiliki bentuk kokus
antara 0,8-1,0 mikron dengan diameter, tidak bergerak, tidak memiliki spora dan 14,15. Bakteri
ini menggumpal seperti buah anggur jika dilihat di bawah. mikroskop. adalah anaerob fakultatif
dan dapat tumbuh di udara yang hanya mengandung hidrogen. Pada cawan agar, koloni
berbentuk bulat dengan diameter 1-2 mm, cembung, buram, mengkilat dan konsistensi lembut.
Koloni yang terbentuk berwarna abu-abu hingga kuning kecoklatan tua, namun koloni bakteri
yang masih sangat muda tidak berwarna.

Batas suhu pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 15 C dan 40 ° C dan paling cepat
tumbuh pada suhu 37 ° C. 1.13 Di antara semua bakteri yang tidak membentuk spora,
Staphylococcus aureus merupakan jenis bakteri terkuat. Bakteri ini dapat tetap hidup selama
berbulan-bulan pada media miring agar yang disimpan di lemari es atau pada suhu kamar dan
dapat bertahan dalam zat kimia yaitu alkohol 50-70 %% selama 1 jam,

Systematics Staphylococus aureus adalah sebagai berikut:

Divisi : Protophyta

Kelas : Schizomycetes

Bangsa : Eubacteriales

Suku : Micrococcaceae

Marga : Staphylococcus

Jenis : Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase,


mencairkan gelatin, membentuk pigmen kuning keemasan dan memfermentasi manitol. Bakteri
tersebut merupakan bakteri patogen utama pada manusia yang menghasilkan 3 metabolit yaitu
nontoksin, eksotoksin, dan enterotoksin. Metabolit non toksik meliputi: antigen permukaan dan
koagulase yang berfungsi mencegah fagositosis 1,15, dan hyaluronidase yang berfungsi
memfasilitasi penyebaran bakteri. Sehingga bakteri tersebut dapat masuk ke saluran limfatik dan
pembuluh darah yang pada akhirnya menyebabkan komplikasi bakteremia yang berbahaya.
Tempat predileksi Staphylococcus aureus pada tubuh manusia adalah 70-90% di nares anterior,
5-20% di perineum, 10% di vagina pada wanita yang tidak menstruasi.

Bahan untuk mengidentifikasi bakteri ini dapat diperoleh dengan swab, atau langsung
dari darah, nanah, sputum atau minuman keras serebrospinal. Infeksi Staphylococcus aureus
disebabkan karena faktor virulensi bakteri dan penurunan daya tahan tubuh. Dari faktor
mikroba, bakteri Staphylococcus aureus memiliki dinding yang tersusun dari peptidoglikan
berukuran besar sehingga mampu bertahan pada lingkungan yang kurang menguntungkan bagi
bakteri. Selain itu, bakteri Staphylooccus aureus juga menghasilkan banyak racun ekstraseluler
yang merespon rangsangan lingkungan fisikokimia. Selain dapat menyebabkan infeksi kulit,
Staphylococcus aureus juga menjadi penyebab ISPA keempat yaitu 3,6% setelah Streptococcus
alba (10,7 6), Streptococcus alfa (10,7%) dan Candida (7,1%).

b. Bacillus Subtillis

Bacillus subtilis termasuk kelompok bakteri famili Bacillaceae yang hidup di dalam
saluran pencernaan manusia dan bersifat patogen. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif
yang berbentuk batang, dan sering ditemukan di tanah, air, udara, serta tumbuh-tumbuhan.
Bakteri Bacillus sp. merupakan bakteri Gram positif dengan bentuk batang pendek hingga batang
tunggal dengan penataan tunggal.

Endospora bakteri Bacillus sp. endofitik berbentuk bulat dengan sel vegetatif berwarna
merah muda. Bacillus sp. endofitik merupakan 1 dari 6 genus bakteri yang memiliki endospora.
Menurut Thiman (1955), bakteri Bacillus sp. mempunyai struktur bentuk kapsul yang berisi
polipeptida dari asam D-glutamat yang merupakan bakteri berspora.

Bacillus sp. adalah salah satu genus bakteri yang merupakan bakteri yang bersifat aerob
obligat atau aerob fakultatif, dan positif terhadap uji enzim katalase. Menurut Barrow et al.
(1993), bakteri Bacillus sp. endofitik termasuk dalam golongan bakteri bersifat aerob.

Bakteri B. subtilis adalah bakteri uniseluler yang terbentuk batang, gram positif, hidup
secara aerob dan mempunyai endospora yang terbentuk dari sel vegetatif sebagai respon terhadap
lingkungan yang ekstrim. Bakteri B. subtilis memiliki aktifitas oksidasi yang beragam dan
bersifat motil.

c. Streptomyces Sp.

Streptomyces sp. merupakan salah satu kelompok mikroorganisme antagonis


yang berpotensi digunakan sebagai agens pengendali hayati patogen penyebab penyakit
tanaman. Beberapa peneliti melaporkan kemampuan Streptomyces sp. sebagai agen
pengendali patogen tanaman. Kim, Moon dan Hwang (1999) melaporkan, bahwa
antibiotik As1A yang dihasilkan oleh Streptomyces libani dapat menghambat pertumbuhan
miselia dari Botrytis cinerea, Cladosporium cumeris, Colletotricum lagenarium, Cylindrocarpon
destructans, Magnaporthe grisea dan Phytopthora capsici pada uji antagonis di laboratorium.
Penggunaan antibiotik As1A yang dihasilkan oleh Streptomyces libani pada
tanaman cabai di percobaan rumah kaca juga dapat mengurangi penyakit layu yang
disebabkan oleh P. capsici dan antraknosa yang disebabkan oleh C. lagenarium. Kemampuan
Streptomyces sp. mengendalikan cendawan patogen tumbuhan dilaporkan oleh
Sabaratnam dan Traquaira (2002), bahwa Streptomyces sp. isolat Di 1994 mampu
mengendalikan Rhizoctonia penyebab penyakit rebah kecambah pada tanaman tomat.
Morfologi koloni bakteri berbentuk lingkar, bagian tepi rata dan elevasi datar. Ciri - ciri
ini seperti hasil yang diperoleh pada penelitian Sarmila dkk (2011) yaitu koloni bakteri
Streptomyces sp, berbentuk koloni lingkar, berwarna putih, bagian tepi rata, elevasi datar dan
permukaan licin. Streptomyces sp. mencirikan bakteri bersifat saprofit.
Tipe pertumbuhan bakteri Streptomyces lebih menyerupai jamur daripada struktur dari bakteri
itu sendiri. Streptomyces berukuran kecil (berdiameter 1-10 mm), terpisah-pisah seperti lichen
dan seperti kulit atau butirus (mempunyai konsistensi seperti mentega), mula-mula
permukaannya relatif licin tetapi kemudian membentuk semacam tenunan miselium udara yang
dapat menampakkan granularnya, seperti bubuk, beludru atau flokos, yang menghasilkan
berbagai macam pigmen yang menimbulkan warna pada miselium vegetatif, miselium udara dan
substrat. Metode penelitian uji Streptomyces yaitu metode agar block terhadap Candida albicans
berpotensi sebagai antijamur dengan zona hambat (10-20 mm) ”kuat” (Ariningsih, 2009).
d. Mycrobacterium Tuberculose

Morfologi M. tuberculosis berbentuk batang halus berukuran panjang 1-4 µ dan lebar
0,3-0,6 µ, pada pembenihan berbentuk kokoid, berfilamen, tidak berspora dan tidak bersimpai.2
Kuman ini tahan terhadap asam; etil alcohol 95% mengandung 3% asam hidroklorat (asam-
alkohol) dengan cepat dapat menghilangkan warna semua bakteri kecuali M. tuberculosis.

Kuman tidak berspora dan tidak berkapsul. Pada pewarnaan ZN tampak kuman berwarna
merah dengan latar belakang biru. Pada pewarnaan fluorokrom berfluoresensi dengan warna
kuning jingga. Kuman sulit diwarnai dengan cat Gram, tapi bila berhasil maka hasilnya adalah
Gram positif. Pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron memperlihatkan dinding sel yang
tebal, mesosom yang mengandung lemak (lipid).

Kandungan lemak pada kuman ini besar, yaitu lebih dari 25% dibandingkan kuman Gram
positif yang hanya 0,5% dan kuman Gram negatif 3%. Besarnya kandungan lipid memberikan
sifat khas pada Mycobacterium, yaitu tahan terhadap kekeringan, alkohol, zat asam, alkali, dan
germisida tertentu. Menurut Barsdake dan Kim, sifat tahan asam dari Mycobacterium oleh
perangkap fukhsin intrasel, suatu pertahanan yang dihasilkan dari kompleks mikolat fuksin yang
terbentuk di dinding sel (Anonim, 2009). Petumbuhan kuman Mycobacterium sangat lambat,
waktu pembelahan adalah 12-18 jam dengan suhu pertumbuhan optimum 370C. Kuman dapat
tumbuh pada media buatan yang sederhana, tapi pertumbuhan kuman yang diisolasi dari bahan
klinik membutuhkan media kompleks. Pada perbenihan, pertumbuhan tampak setelah 2-3
minggu, membentuk koloni cembung, kering, warna kuning gading

Taksonomi dari M. tuberculosis ialah:

Kingdom : Bacteria,

Filum : Actinobacteria,

Ordo : Actinomycetales,

Sub Ordo : Corynebacterinea

Famili : Mycobacteriaceae,

Genus : Mycobacterium,

Spesies : Mycobacterium tuberculosis

Pemeriksaan mikroskopis BTA dari sputum sangat berperan dalam mendiagnosis awal dan
pemantauan pengobatan TB paru.
e. Bacteri Estheria Coli.

Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negative. E. coli di
alam terbuka hidup di dalam tanah. Jika terjadi pencemaran (umumnya pencemar organik yang
ditandai dengan BOD tinggi), tanah menjadi media pertumbuhan yang baik untuk bakteri ini dan
menyebabkan peningkatan konsentrasi E. coli dalam tanah. Saat hujan turun atau salju mencair,
semakin banyak bakteri ini yang terbawa oleh air tanah masuk ke sungai. Dengan demikian
konsentrasi E. coli akan terdeteksi tinggi di air tanah dan sungai sehingga mengindikasikan
adanya pencemaran tanah. E. coli tidak dapat dibunuh dengan pendinginan maupun pembekuan,
Bakteri ini hanya bisa dibunuh oleh antiobiotik, sinau Ultraviolet (UV), atau suhu tinggi >1000
C.

Bakteri E. coli ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan diberi nama
sesuai dengan nama penemunya. E. coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang
sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3 .
sebagian bergerak positif dan beberapa strain memiliki kapsul dan tidak membentuk spora serta
bersifat anaerob fakultatif, kebanyakan bersifat motil (dapat bergerak) dengan menggunakan
flagella. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu 20-40 0 C dengan suhu optimumnya pada 370
C dan tergolong bakteri gram negatif.

Domain : Bacteria

Kingdom : Eubacteria

Phylum : Proteobacteria

Class : Gammaproteobacteria

Order : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli

Pada umumnya, bakteri ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E.
Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa seperti E. Coli tipe O157:H7 dapat mengakibatkan
keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang
dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin
dari unit 28S rRNA (Zhu et al., 1994) sehingga menghentikan sintesis protein. Sumber bakteri
ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.
f. Salmonella Sp.

Salmonella sp. merupakan bakteri batang lurus, Gram negatif, tidak berspora, dan
bergerak dengan flagel peritrik kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum. Bakteri
ini bersifat fakultatif anaerob yang dapat tumbuh pada suhu dengan kisaran 5°–45°C dengan
suhu optimum 35°–37°C dan akan mati pada pH di bawah 4,1. Salmonella sp. tidak tahan
terhadap kadar garam tinggi dan akan mati jika berada pada media dengan kadar garam di atas
9%.

Salmonella sp. berbentuk bacillus dan berupa rantai filamen panjang ketika berada pada
suhu ekstrim yaitu 4°-8°C atau pada suhu 45°C dengan kondisi pH 4.4 19 atau 9.4. Panjang rata-
rata Salmonella sp. 2-5 μm dengan lebar 0.8 – 1.5 μm (Jawet’z et al, 2005; Jay et al, 2005).

Ciri-ciri lainnya yaitu berkembang biak dengan cara membelah diri, mudah tumbuh pada
medium sederhana, resisten terhadap bahan kimia tertentu (brilian hijau, natrium tetrationat,
natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik lain, oleh karena itu senyawa–senyawa
tersebut berguna untuk inokulasi isolat Salmonella sp. dari feses pada medium, serta struktur sel
bakteri Salmonella sp. terdiri dari inti (nukleus), sitoplasma, dan dinding sel. Karena dinding sel
bakteri ini bersifat Gram negatif, maka memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri
Gram positif (Pratiwi, 2011).

Salmonella sp. merupakan bakteri yang tidak mampu memfermentasikan laktosa, sukrosa
atau salicin, katalase positif, oksidase negatif, dan manitol untuk memproduksi asam atau gas.
Salmonella sp. tidak dapat dibedakan dengan Escherichia coli jika dilihat dengan mikroskop
ataupun dengan menumbuhkannya pada media yang mengandung nutrien umum. Salmonella sp.
dapat tumbuh optimum pada media pertumbuhan yang sesuai dan memproduksi koloni yang
tampak oleh mata dalam jangka waktu 24 jam pada suhu 37°C. Salmonella sp. sensitif terhadap
panas dan tidak tahan pada suhu lebih dari 70°C dan pasteurisasi pada suhu 71,1oC selama 15
menit.

Salmonella sp. mampu memfermentasi glukosa dan monosakarida lainnya dengan


menghasilkan gas, lalu 20 menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon disaat genus
lainnya membutuhkan sumber karbon kompleks sebagai sumber nutrisinya. Beberapa Salmonella
sp. kecuali Salmonella typhi memproduksi gas selama proses fermentasi. Salmonella sp. mampu
mengubah nitrat menjadi nitrit dan tidak membutuhkan NaCl untuk pertumbuhannya (Hanes,
2003).

g. P. Aeroginosa

P. aeruginosa adalah bakteri gram negatif obligat aerob berbentuk batang, berukuran 0,6
x 2 um, (Gambar 2). Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan kekebalan
yang menurun. Bakteri P.aeruginosa berkapsul, bersifat polar flage sehingga bersifat motil.
Bakteri tidak menghasilkan spora dan tidak dapat memfermentasi karbohidrat. Bakteri ini
membuahkan hasil positif pada uji indole. Methyl Red, dan Voges-Proskauer. Bakteri ini, jika
ditanam pada media yang sesuai, akan menghasilkan pigmen non-fluoresen kebiruan yang
disebut pyocyanin. Beberapa strain bakteri Paeruginosa dari ndureu menghasilkan pigmen
fluoresen hijau seperti pioverdin. Bakteri ini juga sering digunakan untuk mendegradasi
pestisida karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Koloni P.aeruginosa mengeluarkan bau
manis atau mirip anggur yang dihasilkan oleh aminoacetafenones (Mayasarı 2006).

Klasifikasi bakteri Paeruginosa menurut Migula (1894) adalah sebagai berikut:

Kingdom: Bakteria

Filum: Proteobakteria

Kelas: Gamma Proteobakteri

Ordo: Pseudomonadales

Subordo: Pseudomonadinae

Familia: Pseudomonadaceae

Genus: Pseidomonas

Species: Pseudumonas uerugnosu

h. Diplococcus Intracell

Merupakan bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk pasangan
atau rantai selama masa pertumbuhannya. Bakteri ini tersebar luas di alam. Beberapa diantaranya
merupakan anggota flora normal manusia, yang lain dihubungkan dengan penyakit-penyakit
penting pada manusia yang sebagian disebabkan oleh infeksi Streptococcus, dan sebagian lagi
oleh sensitisasi terhadap bakteri ini. Bakteri ini menghasilkan berbagai zat ekstraseluler dan
enzim10 . Bakteri ini bersifat nonmotil (tidak bergerak), bakteri ini tumbuh secara optimal pada
suhu 18˚-40˚C. Streptococcus adalah golongan bakteri yang heterogen. Tidak ada satu sistem
yang cukup baik untuk mengklasifikasikannya. Streptococcus mutans merupakan kuman yang
kariogenik karena mampu segera membentuk asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.

Klasifikasi Streptococcus mutans adalah sebagai berikut :

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Species : Streptococcus mutans

Kokus tunggal berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai. Kokus membelah
pada bidang yang tegak lurus pada sumbu panjang 9 rantai. Anggota-anggota rantai sering
tampak sebagai diplokokkus dan bentuknya kadang-kadang menyerupai batang.

5. Kesimpulan

1. Bakteri adalah organisme yang berukuran kecil, sehingga untuk melihatnya diperlukan
mikroskop. Ada yang berbentuk batang , bulat , dan spiral. Bakteri dapat kita jumpai di mana-
mana.

2. Pada tabel diatas ada 6 jenis bakteri yang berbentuk batang dan ada 2 jenis yang
berbentuk bulat.

3. Pada tabel di atas jenis bakteri yang hasilnya positif adalah Bakteri Staphylococcus
aureus, Bakteri Bacillus subtilis, Bakteri Streptomyces sp., Bakteri Mycobacterium tubercolosis.

4. Pada tabel di atas jenis bakteri yang hasilnya negatif adalah Bakteri E.coli, Bakteri
Salmonella sp., Bakteri P.aeroginosa, Bakteri Diplococcus intra cell.

6. Daftar Pustaka

Permatasari, Rina Nuzulia And Santoso , Oedijani (2017) Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum Basilicum Linn) Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap Viabilitas Bakteri
Streptococcus Mutans.

Ratnasari, Desi, G1C216053 (2017) Daya Hambat Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha
Curca L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Pseudomonas Aeruginosa.

Firdaus. Tazkiyatul (2014) Efektivitas Ekstrak Bawang Dayak (Eleutherine Palmifolia)


Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus.

Tantri, Bunga Ulama Nisya (2016) Identifikasi Bakteri Escherichia Coli, Shigella Sp, Dan
Salmonella Sp Pada Air Sumur Di Wilayah Pembuangan Limbah Tahu Dan Limbah Ikan Kota
Bandar Lampung.

Sutiknowati, Lies Indah (2016) Bioindikator Pencemar, Bakteri Escherichia Coli

Pancawati Ariami, Maruni Wiwin Diarti, Yunan Jiwintarum (2014) Sensitivitas Media
Ogawa Dan Media Lowenstein Jensen Terhadap Hasil Pertumbuhan Kuman Mycobacterium
Tuberculosis
Buntuan, Velma (2014) Gambaran Basil Tahan Asam (Bta) Positif Pada Penderita Diagnosa
Klinis Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit Islam Sitti Maryam Manado

Litari, Yuli (2009) Efektivitas Penggunaan Metode Pengujian Antibiotik Isolat Streptomyces
Dari Rizosfer Familia Poaceae Terhadap Escherichia Coli

Fifi Puspita , Muhammad Ali , Ridho Pratama (2017) Isolasi Dan Karakterisasi Morfologi
Dan Fisiologi Bakteri Bacillus Sp. Endofitik Dari Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis
Jacq.)

Prasetyo, Angga Dwi Dan Sasongko, Adi (2014) Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70%
Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap Bakteri Bacillus Subtilis Dan Shigella
Dysenteriae Sebagai Materi Pembelajaran Biologi SMA Kelas X Untuk Mencapai Kd 3.4 Pada
Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai