Anda di halaman 1dari 24

.

 Home

 Comment
 Profile
Search...

:: Get This Widget!! ::

ABOUT ME

_Ly_`s pageS

lakuin yang buat kamu bahagia tanpa mengecewakan satu orangpun, terutama orangtua.
Lihat profil lengkapku

LABELS

 caTataN saiiia (seLy`s noTes) (98)


 News (75)
 RemaJa gauL (61)
 askep (keperawatan) (59)
 My FeELinG (51)
 kePerawaTan mediKaL bedah (41)
 Kesehatan (36)
 I S L A M Z O N E (24)
 Maternitas (20)
 Kisah Renungan (19)
 MuzzIc (16)
 Lirik Lagu (15)
 Poto (10)
 Ramadhan (8)
 askep GADAR (8)
 askep Jiwa (8)
 ASKEP ANAK (7)
 computer dan internet (5)
 Mie (4)
 Awards (3)
 Doraemon (3)
 My Wedding (3)
 Canon (2)
 KTI Keperawatan (2)
 Keperawatan Keluarga (2)
 PLURK (2)
 Suka-Suka (2)
 iNTrODuCTiOn (2)
 Ayo Masak (1)
 Bedah Syaraf (1)
 DownLoad (1)
 Facebook (1)
 Hijab Style Community (1)
 LayouTs (1)
 Mandiri (1)
 Mario Teguh (1)
 eNgLisH page`s (1)

BLOG ARCHIVE

 ► 2015 (1)
 ► 2014 (2)
 ► 2013 (5)
 ► 2012 (13)
 ► 2011 (3)
 ▼ 2010 (144)
o ► 09/05 - 09/12 (18)
o ► 08/29 - 09/05 (9)
o ► 08/15 - 08/22 (13)
o ► 08/08 - 08/15 (12)
o ► 06/27 - 07/04 (4)
o ► 06/13 - 06/20 (4)
o ► 06/06 - 06/13 (2)
o ► 05/30 - 06/06 (4)
o ► 05/23 - 05/30 (1)
o ► 05/09 - 05/16 (5)
o ► 04/11 - 04/18 (2)
o ▼ 03/28 - 04/04 (10)
 Ajaib, Gadis Kecil Itu Hidup Tanpa Otak Kanan
 EdiT Foto ONLINE GRATIS !!!
 Merebut Kembali Akun Facebook yang Kena HACK
 Beda Orang Pinter dan Orang Bodoh.
 Design/Edit Foto Unik dengan Mudah secara Online
 Askep Klien GawaT darurat (Gadar) dengan gangguan ...
 Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Hifofisis A.    DEF...
 Askep Klien GawaT darurat (Gadar) dengan gangguan ...
 BAB I I. PENDAHULUANPengertianKelenjar adrenal ada...
 Koma Hipoglikemi
o ► 03/21 - 03/28 (19)
o ► 03/14 - 03/21 (5)
o ► 03/07 - 03/14 (6)
o ► 02/14 - 02/21 (12)
o ► 02/07 - 02/14 (17)
o ► 01/10 - 01/17 (1)
 ► 2009 (40)
 ► 2007 (1)

FEEDJIT

RECENT NEWS

SeLy Madona

Buat Lencana Anda

Diberdayakan oleh Blogger.

Askep Klien GawaT darurat (Gadar) dengan gangguan Kelenjar


Hipofise = Hiperpituitari
Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Hifofisis

A.    DEFINISI
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di
dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.  Sela tursika melindungi hipofisa
tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.
Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali
menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan
menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.
Hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya.
Hipofisa dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas
hipofisa.  Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan
lobus posterior (belakang).

Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara


melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang
secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior
(neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf.
Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan fungsi:
·      Kelenjar tiroid, kelenjar adrenal dan organ reproduksi (indung telur dan buah zakar)
·      Laktasi (pembentukan susu oleh payudara)
·      Pertumbuhan seluruh tubuh.
Adenohipofisa juga menghasilkan hormon yang menyebabkan kulit berwarna
lebih gelap dan hormon yang menghambat sensasi nyeri.
Hipofisa posterior menghasilkan hormon yang berfungsi:
·      Mengatur keseimbangan air
·      Merangsang pengeluaran air susu dari payudara wanita yang menyusui
·      Merangsang kontraksi rahim.
Dengan mengetahui kadar hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa (kelenjar target), maka hipotalamus atau hipofisa bisa
menentukan berapa banyak perangsangan atau penekanan yang diperlukan oleh
hipofisa sesuai dengan aktivitas kelenjar target.
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisa (dan hipotalamus) tidak semuanya
dilepaskan terus menerus. Sebagian besar dilepaskan setiap 1-3 jam dengan
pergantian periode aktif dan tidak aktif.

Beberapa hormon (misalnya kortikotropin yang berfungsi mengendalikan


kelenjar adrenal, hormon pertumbuhan yang mengendalikan pertumbuhan dan
prolaktin yang mengendalikan pembuatan air susu) mengikuti suatu irama yang
teratur, yaitu kadarnya meningkat dan menurun sepanjang hari, biasanya mencapai
puncaknya sesaat sebelum bangun dan turun sampai kadar terendah sesaat sebelum
tidur.
Kadar hormon lainnya bervariasi, tergantung kepada beberapa faktor. Pada
wanita, kadar LH (luteinizing hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang
mengendalikan fungsi reproduksi, bervariasi selama siklus menstruasi.
Terlalu banyak atau terlalu sedikitnya satu atau lebih hormon hipofisa
menyebabkan sejumlah gejala yang bervariasi.
A. Fungsi Lobus Anterior
Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Bagian ini
melepaskan hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan fisik yang normal
atau merangsang aktivitas kelenjar adrenal, kelenjar tiroid serta indung telur atau
buah zakar.
Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar
endokrin lainnya juga akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit.
Salah satu hormon yang dilepaskan oleh lobus anterior adalah kortikotropin
(ACTH, adenocorticotropic hormone), yang merangsang kelenjar adrenal untuk
melepaskan kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron (androgenik).
Tanpa kortikotropin, kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti
menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal.
Beberapa hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin,
yaitu beta-melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit
serta enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan
kesiagaan.
TSH (thyroid-stimulating hormone) juga dihasilkan oleh lobus anterior dan
berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.
Terlalu banyak TSH menyebabkan pembentukan tiroid yang berlebihan
(hipertiroidisme), terlalu sedikit TSH menyebakbn berkurangnya pembentukan hormon
tiroid (hipotiroidisme).
Dua hormon lainnya yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah LH (luteinizing
hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone). Keduanya merupakan gonadotropin,
berfungsi merangsang indung telur dan buah zakar.
·      Pada wanita, kedua hormon ini merangsang pembentukan estrogen dan progesteron
serta merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur.
·      Pada pria, LH merangsang buah zakar untuk menghasilkan testosteron dan FSH
merangsang pembentukan sperma.
Salah satu hormon terpenting yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah
hormon pertumbuhan, yang merangsang pertumbuhan otot dan tulang serta
membantu mengatur metabolisme.  Hormon pertumbuhan dapat meningkatkan aliran
gula ke otot dan lemak, merangsang pembentukan protein di hati dan otot serta
memperlambat pembentukan jaringan lemak.  Efek jangka panjang dari hormon
pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar
gula darah meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam
darah.  Kedua efek tersebut sangat penting karena tubuh harus menyesuaikan diri
dengan kekurangan makanan ketika berpuasa.
Bersamaan dengan kortisol, hormon pertumbuhan membantu mempertahankan
kadar gula darah untuk otak dan memindahkan lemak, sehingga sel-sel tubuha lainnya
dapat menggunakannya sebagai cadangan sumber energi.
Pada berbagai kasus, hormon pertumbuhan tampaknya bekerja dengan cara
mengaktifkan sejumlah faktor pertumbuhan, yang paling penting adalah faktor
pertumbuhan yang menyerupai insulin (IGF-1, insulin-klike growth factor).
B. Fungsi Lobus Posterior
Lobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon
antidiuretik dan oksitosin.
Sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam
hipotalamus; sel-sel saraf ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke
hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.
·      Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya,
tetapi langsung mempengaruhi organ target.
·      Hormon antidiuretik (disebut juga vasopresin) meningkatkan penahanan air oleh
ginjal. Hormon ini membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.
Jika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan
aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak
hormon antidiuretik. Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam
darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi secara normal.
Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang pelepasan
hormon antidiuretik.
Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga,
kadar gula darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu
(misalnya klorpropamid, obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan
untuk mengobati asma dan emfisema).
Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan
hormon antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu
suatu keadaan dimana ginjal terlalu banyak membuang air.
Oksitosin menyebabkan kontraksi rahim selama proses persalinan dan segera
setelah persalinan untuk mencegah perdarahan.
Oksitosin juga merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang
mengelilingi kelenjar susu. Pengisapan puting susu merangsang pelepasan oksitosin
oleh hipofisa. Sel-sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari
dalam payudara ke puting susu.
Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa         
No Hormon Location Function
1. Hormon Otot & meningkatkan pertumbuhan
pertumbuhan tulang dengan mempengaruhi beberapa
(growth hormone) fungsi metabolisme seluruh
GH/ somatotropin tubuh, khususnya pembentukan
protein

2. Prolaktin hormon Kelenjar mengatur sekresi beberapa


adenokortikotropik adrenal hormon korteks adrenal, yang
(ACTH) selanjutnya mempengaruhi
metabolisme glukosa, protein,
dan lemak.

3. Hormon stimulasi Tiroid mengatur kecepatan sekresi


tiroid (TSH) tiroksin oleh kelenjer tiroid, dan
tiroksin selanjutnya mengatur
kecepatan sebagian besar reaksi –
reaksi kimia seluruh tubuh

4. Prolaktin Kelenjar meningkatkan perkembangan


susu kelenjar mammae dan
pembentukan susu
5 hormon luteinisasi Indung telur mengatur pertumbuhan gonad
(LH) (buah zakar) serta aktivitas reproduksinya.

6. hormon stimulasi Indung telur mengatur pertumbuhan gonad


folikel (FSH) (buah zakar) serta aktivitas reproduksinya.

7 Oksitosin Rahim & Berperan dalm proses persalinan


kelenjar bayi dan laktasi
susu
8. Hormon antidiuretik Ginjal Mengatur kecepatan ekskresi air
(vasopresin) ke dalam urin dan dengan cara ini
membantu mengatur konsentrasi
air dalam cairan tubuh.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENDERITA HYPERPITUITARI

Konsep Dasar
Hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau
hiperplasi hipofisis sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon
hipofisis atau lebih. Jenis – jenis penyakit hyper pituitary:

              cLiK this   [URL=http://www.laymark.com]
[img]http://www.laymark.com/i/c/c49.gif[/img][/url]

1.      SIADH (Syndrome of inappropriate Antidiuretic Hormone)


a. Definisi
Kumpulan gejala akibat gangguan hormon antidiuretik, Gangguan produksi
hormon antidiuretik ini menyebabkan retensi garam atau hiponatremia. Ahli Patologi
klinik juga akan mencari data labor lain yang berhubungan dengan osmolaritas serum,
peningkatan gravitas urin, edema atau dehidrasi, hiponatremia dan peningkatan
hormon plasma vasopresin. Biasanya fungsi adrenal, tyroid dan ginjal dalam batas
normal. Hal lain kadang gejala SIADH berhubungan dengan trauma kepala atau tumor,
dimana patologi akan mengambil biopsi untuk memastikannya  
b. Etiologi
SIADH sering terjadi pada pasien gagal jantung atau dengan gangguan
hipotalamus (bagian dari otak yang berkoordinasi langsung dengan kelenjar hipofise
dalam memproduksi hormone). Pada kasus lainnya, missal: beberapa keganasan
(ditempat lain dari tubuh) bisa merangsang produksi hormon anti diuretik, terutama
keganasan di paru dan kasus lainnya seperti dibawah ini:
·         Meningitis – peradangan pada meningens, selaput pelindung otak dan saraf
spinalis.
·         Encephalitis – peradangan dijaringan otak.
·         Tumor otak
·         Psikosis
·         Penyakit paru
·         Trauma kepala
·         Guillain-Barré syndrome (GBS) – keadaan reversible yang menyerang jaringan
syaraf, menyebabkan lemah otot, nyeri dan paralisa temporer di wajah dan otot kaki
dan paralisa di bagian dada bisa menganggu proses bernafas.
·         Penggunaan obat tertentu
·         Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofise saat pembedahan

c. Manifestasi klinis :
Pada kasus SIADH berat, gejalanya meliputi::
·         Nausea
·         Muntah
·         Irritability
·         Perubahan prilaku seperti meracau, bingung dan halusinasi,
·         Seizures
·         Stupor
·         Koma
d. Patofisiologi
Salah satu rangsangan yang menyebabkan sekresi ( vasopresin) menjadi kuat
adalah penurunan valume darah. Keadaan ini terjadi secara hebat terutama saat
volume darah turun 15 – 25 persen, dengan kecepatan sekresi meningkat sering
sampai 50 kali dari normal. Penyebab peningkatan ini adalah atrium, terutama atrium
kanan, mempunyai reseptor regang yang di bangkitkan, reseptor akan mengirimkan
sinyal ke otak untuk menghambat sekresi ADH. Sebaliknya, bila tidak dibangkitkan
akibat tidak penuhnya pengisian, terjadi proses yang berlawanan, dengan peningkatan
sekresi ADH yang sangat besar. Lebih lanjut, di samping reseptor regangan atrium,
penurunan regangan baroreseptor pada daerah karotid, aortik dan pulmonari dalam
peningkatan sekresi ADH.
Sekresi darah yang terlalu banyak ke dalam atrium dapat terjadi pada jantung
yang kardiomegali. Atrium yang mebesar tanpa di ikutioleh katup – katupnya membuat
darah menumpuk pada atrium – atrium dan akhirnya terjadilah gagal jantung.  
2.      Galaktore

a. Definisi

Galaktore adalah pembentukan air susu pada pria atau wanita yang tidak sedang
dalam masa menyusui.

b. Etiologi

Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan prolaktin) pada kelenjar


hipofisa. Pada saat terdiagnosis biasanya prolaktinoma ini ukurannya kecil, tetapi
pada pria tumor ini cenderung membesar.Pembentukan prolaktin yang berlebihan dan
terjadinya galaktore juga bisa dirangsang oleh obat-obatan seperti fenotiazin, obat
tertentu untuk tekanan darah tinggi (terutama metildopa) dan narkotik. Penyebab
lainnya yang mungkin adalah hipotiroidisme.gagl ginjal dan efek samping obat bisa
menjadi faktor penyebab 
c. Manifestasi klinis

·      Gangguan siklus menstruasi atau siklusnya berhenti.


·      Wajah tampak merah
·      vagina kering sehingga terjadi gangguan dalam melakukan hubungan seksual.
·      Penderita pria mengalami sakit kepala atau kehilangan lapang pandang perifernya
·      Sekitar 2/3 penderita pria kehilangan gairah seksualnya dan menjadi impoten.

d. Patofisiologi

Kelebihan prolaktin hampir selalu di sebabkan oleh adenoma hipofise, biasanya


berupa mikrokardenoma (diameter tumor kurang dari 1 cm). Atau disfungsi
hipotalamus. Dopamin merupakan inhibitor hipotalamik primer untuk pelepasan
prolaktin terputusnya trasnmisi dopamin kehipofise dapat menyebabkan prolaktin
berlebihan.
3.      Gigantisme
a.      Definisi :
Gigantisme adalah pertumbuhan abnormal dari seluruh tubuh karena kelenjar
hypophysis memproduksi hormon berlebihan. Hipofisis adalah kelenjar seukuran biji
kacang tanah dan menggantung dari otak, terbaring di sebelah dalam tulang pelipis
dekat bola mata. Penyakit ini ditandai oleh pembesaran dan penebalan tulang dahi,
rahang, kaki, dan tangan secara berangsur. Penyakit ini berlangsung lambat dan baru
diketahui setelah penderita memasuki usia menengah kelainan yang disebabkan oleh
karena sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa
atau sebelum proses penutupan epifisis
b.      Etiologi
·      Gigantisme Primer atau Hipofisis, di mana penyebabnya adalah adenoma hipofisis
·      Gigantisme Sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH
dari Hipothalamus.
·      Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang
mensekresi GH atau GHRH
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus
yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila
keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang
menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi
hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang
menghasilkan hormone pertumbuhan.
c.       Patofisiologi
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior
menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal
ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya,
seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada
Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat
(seperti raksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi
karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone
pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga
banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans
pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut
berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes
Melitus.

Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita


panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya
disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai
merusak kelenjar itu sendiri.
d.      Manifestasi klinis :
·      Pertumbuhan linier yang cepat
·      Tanda – tanda wajah kasar
·      pembesaran kaki dan tangan
·      Pada anak muda, pertumbuhan cepat kepala dapat mendahului pertumbuhan linier
·      Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku
·      Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas
·      Jangkung dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih.

4.      Akromegali
a.      Definisi
Akromegali adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan
yang berlebihan dan terjadi pada usia 30-50 tahun.
b.      Etiologi
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor
hipofisa jinak (adenoma).
c.       Manifestasi klinis
·      Tulang mengalami kelainan bentuk, bukan memanjang. Gambaran tulang wajah
menjadi kasar, tangan dan kakinya membengkak.
·      Penderita memerlukan cincin, sarung tangan, sepatu dan topi yang lebih besar.
·      Rambut badan semakin kasar sejalan dengan menebal dan bertambah gelapnya
kulit.
·      Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat di dalam kulit membesar, menyebabkan
keringat berlebihan dan bau badan yang menyengat.
·      Pertumbuhan berlebih pada tulang rahang (mandibula) bisa menyebabkan rahang
menonjol (prognatisme).
·      Tulang rawan pada pita suara bisa menebal sehingga suara menjadi dalam dan
serak. Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut. Tulang rusuk menebal menyebabkan
dada berbentuk seperti tong. Sering ditemukan nyeri sendi; setelah beberapa tahun
bisa terjadi artritis degeneratif yang melumpuhkan. Jantung biasanya membesar dan
fungsinya sangat terganggu sehingga terjadi gagal jantung.
·      Kadang penderita merasakan gangguan dan kelemahan di tungkai dn lengannya
karena jaringan yang membesar menekan persarafan. Saraf yang membawa sinyal dari
mata ke otak juga bisa tertekan, sehingga terjadi gangguan penglihatan, terutama
pada lapang pandang sebelah luar.
·      sakit kepala hebat.
d.      Patofisiologi
Bila tumor asidofilik timbul sesudah masa dewasa muda-yakni, sesudah epifisis tulang
panjang bersatu dengan batang tulang maka orang itu tidak dapat tumbuh lebih tinggi
lagi, namun jaringan ikat longgarnya masih terus tumbuh dan tebal tulangnya msih
terus tumbuh. Perbesaran tadi terutama dapat di lihat pada tulang – tulang kecil
tangan dan kaki serta pada tulang membranosa, termasuk tulang tengkorak, hidung,
penonjolan tulang dahi , tepi supraorbital, bagian bawah rahang, dan bagian tulang
vertebra, sebab pada masa dewasa muda pertumbuhan tulang – tulang ini tidak
berhenti. Akibatnya, tulang rahang tampak menonjol ke depan, kadang kala sampai
setengah inci ke depan, dahi menyempit ke depan sebab pertumbuhan tepi
supraorbitalnya sangat besar, hidung membesar sampai dua kali ukuran normal,
kakinya membutuhkan sepatu berukuran 14 atau lebih besar, dan jari – jarinya
menjadi sangat tebal .                                                                                                                    

Pengkajian              
A.    Pengkajian perawatan secara umum
1.      Pemantauan akan potensial komlikasi kelainan endokrin dan pengelolaannya
2.      Pemantauan akan tanda – tanda dan gejala klinik yang menunjukkan adanya
ketidakseimbangan hormonal
3.      Mengetahui persepsi pasien dan keluarga pasien mengenai masalah kesehatan,
pengelolaan dan bantuan yang diperlukan.
4.      Menentukan barasumber yang diperlukan pasien dan keluarganyauntuk dapat
mengatasi penyakitnya dan untuk pengelolaannya di rumah sakit dan setelah ulang
dari rumah sakit.
5.      pengkajian psikologis dan sosial
B.     Pengkajian keperawatan secara khusus

1. Riwayat penyakit.
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3. Keluhan utama, melipuse :

•         Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jari-jari,
tangan, dll.
•         Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia.
•         Nyeri kepala.
•         Gangguan penglihatan.
•         Libido seksual menurun, dll.
4.      Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :
•         Amati bentuk wajah.
•         Kepala, tangan/ lengan dan kaki bertambah besar, dagu menjorok ke depan.
•         Adanya kesulitan mengunyah.
•         Adanya perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit
bergerak.
•         Peningkatan respirasi kulit.
•         Suara membesar karena hipertropi laring
•         Pada palpasi abdomen, ditemukan hepatomegali.
•         Disfagia akibat lidah membesar.
•         Kelemahan
•         Perubahan nutisi
•         Ketidakseimbangan  cairan dan elektrolit
•         Perubahan kardiovaskular
•         Perubahan karakteristik tubuh
•         Intoleransi terhadap stress
•         Ketidakstabilan emosional
•         Perubahan produksi
C.    Data Subjektif
1.      Kelemahan dan pola tidur
2.      Pola makan ( fekuensi dan asupan makanan)
3.      Higiene khusus dan kebutuhan untuk bercukur
4.      Riwayat kardiovaskular
5.      Polaintake dan out[ut cairan
6.      Rasa tidak nyaman
7.      Penggunaan obat – obatan
8.      Riwayat reproduksi
9.      Penggunaan medikasi
10.  Kelainan endokrin dan pengelolaannya.

D.    Data Objektif
1.      Tinggi dan berat badan
2.      Proporsi tubuh
3.      Jumlah dan distribusi masa obat
4.      Distribusi lemak
5.      Pigmentasi kulit
6.      Distribusi rambut

E.     Pemeriksaan diagnostik
1.      Pemeriksaan fungsi target organ
2.      Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormone nontropik
3.      Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormone dan dengan
melakukan efeknya terhadap kadar hormone sarum.
4.      Foto rongen kepala dan tulang kerang tubuh dengan CT scan

F.     Diagnosa keperawatan pokok yang dijumpai pada klien dengan hiperpituitarisme


adalah:
1.      Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik.
2.      Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas

G.    Terapi
Dikenal 2 macam terapi, yaitu:
1. Terapi pembedahan

Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam


pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan
pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau
trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan
cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara
kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan
dengan keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus.
Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.

Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 – 20% kasus, namun pada umumnya dapat
diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa kebocoran cairan serebro spinal (CSF
leak), fistula oro nasal, epistaksis, sinusitis dan infeksi pada luka operasi.

Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5 µg/l. Dengan


kriteria ini keberhasilan terapi dicapai pada 50 – 60% kasus, yang terdiri dari 80% kasus
mikroadenoma, dan 20 % makroadenoma.

2. Terapi radiasi

Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi
tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat
gejala akut setelah terapi pembedahan dilaksanakan.
Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat
pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai
korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa,
terjadi penurunan GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line level), setelah
penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran.
Peneliti lainnya menyebutkan bahwa, kadar HP mampu diturunkan dibawah 5 µg/l
setelah pengobatan berjalan 5 tahun, pada 50% kasus. Kalau pengobatan dilanjutkan
s/d 10 tahun maka, 70% kasus mampu mencapai kadar tersebut.

F. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
•         Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik

Intervensi Keperawatan :

A. Nonpembedahan

            Klien dengan kelebihan GH :


•         Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap
perubahan penampilan tubuhnya.
•         Bantu klien mengidentifikasi kekeuatannya serta segi-segi positif yang dapat
dikembangkan oleh klien.
•         Klien dengan kelebihan prolaktin :
•         Yakinkan klien bahwa sebagian gejala dapat berkurang dengan pengobatan.
•         Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya.

B.  Perawatan Preoperasi
•         Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan yang dilakukan.
•         Menjelaskan penggunaan tampon hidung selama 2-3 hari pasca operasi. Anjurkan
klien bernafas melalui mulut selama pemasangan tampon.
•         Menjelaskan penggunaan balut tekan yang ditempatkan dari bawah hidung,
menggosok gigi, batuk, bersin, karena hal ini dapat menghambat penyembuhan luka.
•         Menjelaskan berbagai prosedur diagnostik yang diperlukan sebagai persiapan
operasi seperti pemeriksaan neurologik, hormonal, lapang pandang, swab tenggorok
untuk pemeriksaan kultur dan sensitivitas.
•         Pendidikan kesehatan dilakukan sebelum tindakan pembedahan dilaksanakan.
Setelah tindakan transpenoidal hipofisektomi, perawat menjelaskan agar klien
menghindari aktifitas yang dapat menghambat penyembuhan seperti mengejan,
batuk, dll. Juga jelaskan agar klien mengindahkan faktor-faktor yang dapat mencegah
obstipasi seperti makan makanan tinggi serat, minum air yang cukup, pelunak feses
bila diperlukan.
Perawatan Pascaoperasi
•         Amati respon neurologik klien dan catat perubahan penglihatan, disorientasi dan
perubahan kesadaran serta penurunan kekuatan motorik ekstrimitas.
•         Amati pula komplikasi pascaoperasi yang lazim terjadi seperti transient insipidus
(diabetes insipidus sesaat).
•         Anjurkan klien untuk melaporkan pada perawat bila terjadi pengeluaran sekret
dari hidung.
•         Tinggikan posisi kepala 30-45 derajat.
•         Kaji drainase nasal baik kualitas maupun kuantitas.
•         Hindari batuk, ajarkan klien bernafas dalam, lakukan hygiene oral secara teratur.
•         Kaji tanda-tanda infeksi.
•         Kolaborasi pemberian gonadotropin, kortisol ; sebagai dampak hipofisektomi.

Pembedahan
a.     Pembedahan transphenoidal
Pendekatan transphenoidal sering digunakan dalam melakukan  reseksi suatu
adenoma. Sela tursika dicapai melalui sinus sphenoid, dan tumor diangkat dengan
bantuan suatu mikroskop bedah. Insisi dibuat antara gusi dan bibir atas. Pendekatan
ini pun digunakan untuk memasang implant. Suatu lubang dibuat pada durameter
pada jalan masuk sela tursika. Biasanya dirurup dengan lapisan fascia yang diambil
dari tungkai, sehingga pasien harus disiapkan untuk insisi tungkai. Penampilan ini
dilakukan untuk mencegah bocornya cairan serebrospinal (CSF). Kebocoran CSF dapat
terjadi beberapa hari postoperatif tapi harus ditutup. Hidung mungkin mempet dan
suatu sling perban ditempatkan dibawahnya untuk mengabsorpsi drainage.
Monitoring terhadap adanya kebocoran CSF perlu dilakukan.
Data-data berikut harus diperhatikan :
1.    Keluhan postnasal drip
2.    Menelan yang konstan
3.    Adanya halo ring pada nasal sling atau balutan (tanda berupa cairan CSF yang jernih
disekeliling cairan serosa yang lebih gelap ditengahnya)
4.    Memeriksa ada tidaknya glukosa pada drainase nasal.
Cairan serebrospinal mengandung glukosa, sedangkan cairan nasal tidak. Jika tes
glukosa positif, bahan pemeriksaan harus dikirim ke laboratorium untuk konfirmasi
lebih lanjut.
        Jika terdapat kebocoran yang menetap, pasien dianjurkan untuk tirah baring
dengan kepala terangkat untuk menggantikan tekanan pada tambalan yang sudah
ditentukan. Seringkali kebocoran CSF sembuh dengan sendirinya, tetapi kadang-
kadang diperlukan perbaikan dengan tindakan operasi. Aktivitas yang meningkatkan
tekanan intrakranial harus dihindari.
        Nyeri kepala dapat timbul dan dapat diobati dengan analgetik nonnarkotik tau
cordein. Nyeri kepala persisten atau rigiditas nuchal (kaku kuduk) dapat memberikan
petunjuk akan adanya meningitis dan hal ini harus segera dilaporkan. Karena
kemungkinan terjadinya risiko infeksi, maka antibiotik profilaktif dapat diberikan saat
preoperatif atau postoperatif.
        Intervensi keperawatan lainnya bagi pasien dengan operasi transphenoidal
meliputi hal berikut :
1.      Memberikan cairan peroral dan diet cairan jernih segera setelah pasien sadar dan
tak lagi merasa mual setelah tinadakan anastesia.
2.      Meningkatkan diet yang sesuai (anorexia dapat timbul karena menurutnya sensasi
penciuman).
3.      Meyakinkan pasien bahwa kehilangan sensasi penciuman hanya sementara dan akan
membaik segera setelah penutup hidung nasal sling diangkat.
4.      Memberikan O2 dengan kelembaban tertentu untuk menjaga kelembaban mukosa
nasal dan oral.
5.      Melakukan perawatan mulut
a.       Jangan menggosok gigi (untuk mencegah distrupsi benangjahitan).
b.      Menggunakan kapas halus dan lembab pada saat membersihkan gigi.
c.       Sering melakukan bilas mulut.
b.     Pembedahan transfontal
Jika tumor hipofise dibawah tulang-tulang dari sella tursika (ekstra sellar),
kraniotoomi dilakukan untuk mendapatkan suatu lapang operasi yang cukup.  Tumor-
tumor intraserebral lain, penyakit-penyakit atau trauma terhadap struktur-struktur
yang berdekatan dengan hipofise atau dapat menyebabkan disfungsi  hipofise
sementara maupun permanen.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA GANGGUAN
HIPOPITUITARISME

DEFINISI
Hipopituitarisme adalah hilangnya sebagian atau seluruh fungsi lobus anterior kelenjar
hipofisa.

PENYEBAB
Penyebab yang secara primer mempengaruhi kelenjar hipofisa (hipopituitarisme
primer):
-          Tumor hipofisa
-          Berkurangnya aliran darah ke hipofisa (akibat perdarahan hebat, bekuan darah,
anemia)
-          Infeksi dan peradangan
-          Sarkoidosis atau amiloidosis
-          Penyinaran
-          Pengangkatan kelenjar hipofisa melalui pembedahan
-          Penyakit autoimun.

Penyebab yang secara sekunder mempengaruhi hipotalamus (hipopituitarisme


sekunder):
Tumor hipotalamus
Peradangan
Cedera kepala
Kerusakan pada hipofisa, pembuluh darah maupun sarafnya akibat pembedahan.

GEJALA
Hipopituitarisme mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin yang dirangsang oleh
hormon-hormon hipofisa anterior, karena itu gejala bervariasi tergantung kepada
jenis hormon apa yang kurang.
Gejala-gejalanya biasanya timbul secara bertahap dan tidak disadari selama beberapa
waktu, tetapi kadang terjadi secara mendadak dan dramatis.

Bisa terjadi kekurangan satu, beberapa atau semua hormon hipofisa anterior.
Kekurangan gonadotropin (LH dan FSH) pada wanita pre-menopause bisa
menyebabkan:
- terhentinya siklus menstruasi (amenore)
- kemandulan
- vagina yang kering
- hilangnya beberapa ciri seksual wanita.
Pada pria, kekurangan gonadotropin menyebabkan:
- impotensi
- pengkisutan buah zakar
- berkurangnya produksi sperma sehingga terjadi kemandulan
- hilangnya beberapa ciri seksual pria (misalnya pertumbuhan badan dan rambut
wajah).

Kekurangan gonadotropin juga terjadi pada sindroma Kallmann, yang juga menderita:
- celah bibir atau celah langit-langit mulut
- buta warna
- tidak mampu membaui sesuatu.

Kekurangan hormon pertumbuhan pada dewasa biasanya menyebabkan sedikit gejala


atau tidak menyebabkan gejala; tetapi pada anak-anak bisa menyebabkan lambatnya
pertumbuhan, kadang-kadang menjadi cebol (dwarfisme).

Kekurangan TSH menyebabkan hipotiroidisme, yang menimbulkan gejala berupa:


- kebingungan
- tidak tahan terhadap cuaca dingin
- penambahan berat badan
- sembelit
- kulit kering.

Kekurangan kortikotropin saja jarang terjadi; bisa menyebabkan kurang aktifnya


kelenjar adrenal, yang akan menimbulkan gejala berupa:
- lelah
- tekanan darah rendah
- kadar gula darah rendah
- rendahnya toleransi terhadap stres (misalnya trauma utama, pembedahan atau
infeksi).

Kekurangan prolaktin yang terisolasi merupakan keadaan yang jarang terjadi, tetapi
bisa menjelaskan mengapa beberapa wanita tidak dapat menghasilkan air susu setelah
melahirkan.
Sindroma Sheehan merupakan suatu komplikasi yang jarang terjadi, dimana terjadi
kerusakan sebagian kelenjar hipofisa. Gejalanya berupa lelah, rontoknya rambut
kemaluan dan rambut ketiak serta ketidakmampuan menghasilkan air susu.

DIAGNOSA
Untuk mengetahui kelainan struktural pada hipofisa dilakukan pemeriksaan CT scan
atau MRI.

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar hormon-hormon berikut:


- LH (berkurang)
- FSH (berkurang)
- testosteron (berkurang)
- estrogen (berkurang)
- kortisol (berkurang)
- T4 (berkurang)
- TSH (berkurang)
- hormon pertumbuhan (berkurang)
- IGF-1 (insulin-like growth factor 1) (berkurang).

Angiografi dilakukan untuk menilai pembuluh darah yang menuju ke hipofisa.

PENGOBATAN
Pengobatan lebih ditujukan kepada menggantikan kekurangan hormon target, bukan
hormon hipofisa.
Jika terjadi kekurangan TSH maka diberikan hormon tiroid, jika terjadi kekurangan
kortikotropin diberikan hormon adrenokortikal dan jika terjadi kekurangan LH dan FSH
diberikan estrogen, progesteron atau testosteron. Hormon pertumbuhan biasanya
diberikan kepada anak-anak.

Jika penyebabnya adalah tumor hipofisa yang kecil, maka dilakukan pengangkatan
tumor.
Tumor penghasil prolaktin diatasi dengan pemberian bromokriptin.
Penyinaran dengan kekuatan tinggi atau dengan proton juga bisa digunakan untuk
menghancurkan tumor hipofisa.
Tumor yang besar dan telah menyebar keluar sella tursika tidak mungkin hanya diatasi
dengan pembedahan. Setelah pembedahan harus diberikan penyinaran berkekuatan
tinggi untuk membunuh sisa sel-sel tumor.
Terapi penyinaran cenderung menyebabkan hilangnya fungsi hipofisa secara perlahan,
baik sebagian maupun keseluruhan. Karena itu fungsi kelenjar target biasanya dinilai
setiap 3-6 bulan untuk tahun pertama kemudian setiap tahun pada tahun berikutnya.
0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Subscribe to: Posting Komentar (Atom)


A.W.Surveys - Get Paid to Review Websites!

KODE BANNER BUAT TUKERAN LINK

Mau Tukar Link? Copy/paste code HTML berikut ke blog anda

CLOCK

FOLLOWERS

BLOG BANNER TEMAND


    

Make your own banner at MyBannerMaker.com!   


       

   

 
Trishana blog

TOP TABS

 blog anak nelayan


 blog.indonesia.com
 Dozenix blog
 Full Version Finder
 games free and full version
 Ini Blog Rahmat90
 Khaidir Muhaj Blog site
 Lirik Lagu Manca
 Maniac Download
 Pak Lukman bLog
 Shine 32 blog site
 Syiar Islam
 Techlure-adiBima

ENTRI POPULER


Laporan Pendahuluan (Askep) Tuberculosis (TBC)
A.    DEFINSI Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikobakterium tuberkulosa
tipe humanus ( jarang oleh tipe M. Bovinus)....


7 Keajaiban Dunia Yang Tidak Terpikirkan
Sekelompok siswa kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Keajaiban Dunia.” Pada awal dari
pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar ap...


KONSEP SEHAT-SAKIT
A. Latar Belakang.      Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menyadari bahwa klien
adalah manusia utuh dan unik yang terdiri dari ...

By :

. | Design by SkinCorner



 Sambung
 t
 

Anda mungkin juga menyukai