Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN PERSYARATAN DAN PROSES SERTIFIKASI

DISTRIBUSI OBAT DAN ALKES SESUAI PER-UU-AN

KELAS: APOTEKER PAGI (A)

KELOMPOK D1

DISUSUN OLEH :
RISMA PRADITA (2004026220)
RIZKA CHANDRA DAMAYANTI (2004026221)
SINTA NURFADILA (2004026223)
SINTHIYA NUR AZIZAH (2004026224)
SURATI (2004026226)

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2021
A. HIRARKI DISTRIBUSI OBAT

PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI


UU 36 2009
DEFINISI PRAKTIK KEFARMASIAN,

PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI


PP 72/’98 PEKERJAAN KEFARMASIAN
PP 51/’09

PMK NOMOR TENTANG


1148/MENKES/PER/VI/ PEDAGANG BESAR FARMASI
2011

PERUBAHAN ATAS PMK NOMOR


1148/MENKES/PER/VI/
PMK NOMOR 34
2011 TENTANG PEDAGANG BESAR
TAHUN 2014
FARMASI

PMK NOMOR 30 PERUBAHAN KEDUA ATAS PMK NOMOR


TAHUN 2017 1148/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG
PEDAGANG BESAR FARMASI

PERKABPOM NOMOR 9
TAHUN 2019 PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI
OBAT YANG BAIK

PERUBAHAN ATAS PERKABPOM


PERKABPOM NOMOR 6
NOMOR 9 TAHUN 2019 TENTANG
TAHUN 2020
PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI
OBAT YANG BAIK
B. HIRARKI DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN

PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI


UU 36 2009 DEFINISI PRAKTIK KEFARMASIAN,

PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI


PP 72/’98
PEKERJAAN KEFARMASIAN
PP 51/’09

PMK NOMOR
TENTANG PENYALURAN ALAT
1191/MENKES/PER/VIII
KESEHATAN
/2010

PMK NOMOR 4 TAHUN CARA DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN


2014 YANG BAIK
C. PERBANDINGAN DISTRIBUSI OBAT DAN ALKES
ASPEK CARA DISTRIBUSI OBAT YANG CARA DISTRIBUSI ALAT
BAIK KESEHATAN YANG BAIK
BERDASARKAN PerkaBPOM NO. 6 TAHUN 2020 PMK NO. 4 TAHUN 2014
DEFINISI CDOB adalah cara distribusi atau Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik
penyaluran obat dan/atau bahan obat yang selanjutnya disingkat CDAKB
yang bertujuan memastikan mutu adalah pedoman yang digunakan dalam
sepanjang jalur distribusi/penyaluran rangkaian kegiatan distribusi dan
sesuai persyaratan dan tujuan pengendalian mutu yang bertujuan untuk
penggunaannya. menjamin agar produk alat kesehatan
yang didistribusikan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan sesuai tujuan
penggunaannya.
PerkaBPOM NO. 6 TAHUN 2020 PMK NO. 4 TAHUN 2014
SDM YANG Seorang apoteker yang memenuhi 1) Penanggung jawab teknis yang
DIPERLUKAN kualifikasi dan kompetensi sesuai bekerja penuh, dengan pendidikan
peraturan perundang-undangan. minimal Ahli Madya Farmasi, Ahli
Disamping itu telah memiliki Madya Teknik Elektromedik, dan/atau
pengetahuan dan mengikuti tenaga lain yang sederajat, sesuai
pelatihan CDOB yang memuat aspek dengan produk yang disalurkan.
keamanan, identifikasi obat dan atau 2) Penanggung jawab teknis harus
bahan obat, deteksi dan pencegahan memiliki pendidikan, pengetahuan,
masuknya obat dan atau bahan obat keterampilan, dan pengalaman yang
palsu ke dalam rantai distribusi. sesuai dengan tanggung jawabnya
sehingga produk yang didistribusikan
terjamin keamanan, mutu dan
manfaatnya.
3) Personil yang terlibat dalam kegiatan
distribusi harus mengenakan atribut
pengaman yang sesuai dengan sifat
produk dan kegiatannya. Misalnya
alat kesehatan mengandung bahan
berbahaya atau radiasi.
4) Personil harus melaksanakan prosedur
terkait hygiene.
5) Rekaman dari tiap personil harus
dipelihara oleh bagian personalia.
6) Perusahaan harus menunjuk seorang
wakil manajemen terlepas/di luar dari
tugas pokok dan fungsi utamanya.

PerkaBPOM NO. 6 TAHUN 2020 PMK NO. 4 TAHUN 2014


ASPEK 1. Manajemen Mutu 1. Sistem manajemen mutu
2. Organisasi, Manajemen Dan 2. Pengelolaan sumber daya
Personalia 3. Bangunan dan fasilitas
3. Bangunan Dan Peralatan 4. Penyimpanan dan penanganan
4. Operasional persediaan
5. Inspeksi Diri 5. Mampu telusur produk (traceability)
6. Keluhan, Obat Dan/Atau Bahan 6. Penanganan keluhan
Obat Kembalian, Diduga Palsu 7. Tindakan perbaikan keamanan di
Dan Penarikan Kembali lapangan (field safety corrective
7. Transportasi action/FSCA)
8. Fasilitas Distribusi Berdasarkan 8. Pengembalian/retur alat kesehatan
Kontrak 9. Pemusnahan alat kesehatan
9. Dokumentasi 10. Alat kesehatan illegal dan tidak
10. Ketentuan Khusus Bahan Obat memenuhi syarat
11. Ketentuan Khusus Produk 11. Audit internal
Rantai Dingin (Cold Chain 12. Kajian manajemen
[Product/CCP) 13. Aktifitas pihak ketiga (outsourcing
12. Ketentuan Khusus Narkotika, activity)
Psikotropika Dan Precursor
Farmasi
PerkaBPOM NO. 6 TAHUN 2020 PMK NO. 4 TAHUN 2014
SARANA DAN  Fasilitas distribusi harus : 1. PAK dan Cabang PAK harus
PRASARANA  Menguasai bangunan dan mempunyai alamat tetap, sesuai yang
YANG sarana yang memadai untuk tercantum pada Izin PAK dan
DIPERLUKAN dapat melaksanaan Cabang PAK.
pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran obatserta dapat 2. PAK dan Cabang PAK harus
menjamin kelancaran memiliki bangunan atau bagian
pelaksanaan tugas dan fungsi bangunan yang dapat menyimpan
PBF. produk alat kesehatan sesuai dengan
 Menguasai gudang sebagai peruntukkannya.
tempat penyimpanan dengan 3. Bangunan harus dapat melindungi
perlengkapan yang dapat produk dari kontaminasi, kerusakan,
menjamin mutu serta termasuk perlindungan dari panas
keamanan obat yang berlebih atau langsung terpapar sinar
disimpan. matahari, serta binatang yang
 Bangunan harus dirancang dan merupakan vektor penyakit seperti
disesuaikan untuk memastikan tikus, burung atau serangga dan
bahwa kondisi penyimpanan yang tumbuhan pengganggu seperti jamur.
baik dapat dipertahankan,
mempunyai keamanan yang 4. Bangunan harus memiliki
memadaidan kapasitas yang pengamanan yang memadai untuk
cukup untuk memungkinkan mencegah akses yang ilegal dan
penyimpanan dan penanganan terjadinya bahaya akibat penempatan
obat yang baik, dan area barang yang tidak tepat.
penyimpanan dan penanganan 5. PAK dan cabang PAK harus
obat yang baik. memiliki ruang penerimaan dan
 Harus ada area terpisahdan pengiriman yang didesain
terkunci antara obat dan/atau sedemikian rupa sehingga dapat
bahan obat yang diduga palsu,
mrncegah tercampurnya produk.
yang dikembalikan, ditolak yang 6. Ruang penyimpanan harus memadai
akan dimusnahkan dan ditarik dan sehingga mampu menjaga mutu
kadaluarsa. produk serta memiliki penerangan
dan ventilasi yang cukup. Ruang
penyimpanan harus dilengkapi
dengan fasilitas rak dan palet untuk
mempermudah pengaturan dan
meningkatkan efisiensi ruang.
7. Instalasi listrik harus dalam kondisi
baik.
8. Ruang penyimpanan harus memiliki
sistem penyimpanan produk yang
memudahkan proses pengambilan
barang.
9. Semua bangunan harus dilengkapi
dengan alat pemadam kebakaran,
seperti tabung api (sesuai dengan
jenis barang yang disimpan), hydran
atau sprinkler. Alat pemadam
kebakaran harus terlihat jelas, tidak
terhalang oleh produk yang disimpan
dalam ruang penyimpanan, serta
harus diletakkan sedekat mungkin
dengan pintu keluar dari bangunan.
10. Forklift dan peralatan gudang lain
dengan sumber penggerak
listrik/baterai dapat dipergunakan
di dalam gudang.
11. Forklift dan peralatan gudang lain
dengan sumber penggerak bensin,
diesel, gas, tidak boleh
dioperasikan di dalam gudang
karena dapat menyebabkan
kontaminasi yang berasal dari
bahan bakar dan asapnya.
12. Troli yang digunakan di dalam
gudang harus tidak mempunyai
bagian yang tajam atau bagian yang
berbahaya lainnya yang dapat
merusak produk di dalam gudang.
13. Untuk PAK dan Cabang PAK yang
menyalurkan produk alat kesehatan
elektromedik dan produk
diagnostik in vitro harus memiliki
fasilitas bengkel/workshop (milik
sendiri atau bekerjasama dengan
perusahaan lain dan atau bengkel
resmi terkait).

PMK NOMOR PMK NO. 4 TAHUN 2014


1148/MENKES/PER/VI/2011
Tahapan Kegiatan Gudang tambahan hanya melakukan Cabang Penyalur Alat Kesehatan yang
Yang Ada kegiatan penyimpanan dan selanjutnya disingkat
penyaluran sebagai bagian dari PBF Cabang PAK adalah unit usaha dari PAK
atau PBF Cabang. yang telah memiliki
pengakuan untuk melakukan kegiatan
pengadaan, penyimpanan,
penyaluran alat kesehatan dalam jumlah
besar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PMK NOMOR PMK NO. 4 TAHUN 2014
1148/MENKES/PER/VI/2011
Pencatatan Yang Setiap PBF atau PBF Cabang wajib Dokumentasi terdiri dari dokumentasi
Harus Ada melaksanakan dokumentasi pasif dan aktif.
pengadaan, penyimpanan, dan  Sistem dokumentasi pasif meliputi
penyaluran di tempat usahanya standar prosedur operasional dan
dengan mengikuti pedoman CDOB. spesifikasi produk.
Dokumen sebagaimana dimaksud  Sistem dokumentasi aktif, antara lain
dapat dilakukan secara elektronik. rekaman penerimaan, rekaman
penyimpanan, rekaman distribusi dan
rekaman penjualan.
PMK NOMOR PMK NO. 4 TAHUN 2014
1148/MENKES/PER/VI/2011
Pelaporan Yang Setiap PBF dan cabangnya wajib Pelaporan distribusi dilakukan paling
Harus menyampaikan laporan kegiatan sedikit 1 (satu) tahun
Dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali meliputi sekali sesuai ketentuan peraturan
kegiatan penerimaan dan perundang-undangan.
penyaluran obat dan/atau bahan obat
kepada Direktur Jenderal
dengan tembusan kepada Kepala
Badan, Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan Kepala Balai POM.
PMK NOMOR PMK NOMOR
1148/MENKES/PER/VI/2011 1191/MENKES/PER/VIII
Aspek Yang  Pelaku penyalur distribusi : PBF  Cabang Penyalur Alat Kesehatan,
Berbeda (Pedagang Besar Farmasi) yang selanjutnya disebut Cabang PAK
 Izin PBF berlaku 5 (lima) tahun adalah unit usaha dari penyalur alat
dan dapat diperpanjang selama kesehatan yang telah memiliki
memenuhi persyaratan. pengakuan untuk melakukan kegiatan
 Memiliki seorang Apoteker pengadaan, penyimpanan, penyaluran
sebagai penanggung jawab, dapat alat kesehatan dalam jumlah besar
dibantu oleh Apoteker sesuai ketentuan peraturan perundang-
pendamping dan/atau Tenaga undangan
Teknis Kefarmasian.  Untuk menjamin terpenuhinya syarat
sebagaimana dimaksud, Direktur
Jenderal melakukan audit menyeluruh
terhadap PAK paling lama setiap 5
(lima) tahun sekali sesuai dengan
CDAKB.
 Memiliki penanggung jawab teknis
yang bekerja penuh, dengan
pendidikan yang sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan yang
berlaku
PerkaBPOM NO. 6 TAHUN 2020 PMK NO. 4 TAHUN 2014
Aspek Yang Sama  Harus tersedia prosedur hygiene  Personil harus melaksanakan
untuk personil prosedur terkait hygiene.
 Harus diberikan pelatihan khusus  Pelatihan khusus harus diberikan bagi
kepada personil yang aman dari personil yang berhubungan dengan
obat dan / atau bahan obat yang alat kesehatan beresiko tinggi
memerlukan penanganan dan/atau dapat menimbulkan dampak
penanganan yang lebih ketat yang tidak diinginkan, misalnya
seperti obat dan / atau bahan obat infeksi dan alergi.
berbahaya, bahan narkotika,  Bangunan harus dapat melindungi
psikotropika, rentan untuk produk dari kontaminasi, kerusakan,
disalahgunakan, dan sensitif termasuk perlindungan dari panas
terhadap suhu. berlebih atau langsung terpapar sinar
 Bangunan dan fasilitas harus matahari, serta binatang yang
dirancang dan dilengkapi, merupakan vektor penyakit seperti
sehingga memberikan tikus, burung atau serangga dan
perlindungan terhadap masuknya tumbuhan pengganggu seperti jamur
serangga, hewan pengerat atau
hewan lain. Program
pengendalian dan pengendalian
hama harus tersedia.
D. RANGKUMAN

Persyaratan proses sertifikasi dan distribusi obat dan alat kesehatan memiliki
point-point perbandingan satu sama lain, mulai dari landasan hukum yang digunakan untuk
distribusi obat menggunakan landasan hukum UU 36 tahun 2009, PP 72/’98 dan PP 51/’09,
PMK 1148/MENKES/PER/VI/2011, PMK 30 tahun 2017, PERKA BPOM 9 tahun 2019,
PERKA BPOM 6 tahun 2020, sedangkan untuk distribusi alat kesehatan yang membedakan
dengan distribusi obat adalah menggunakan PMK 1191/MENKES/PER/VIII/2010 dan PMK
4 tahun 2014.
Berdasarkan aspek-aspek yang terkandung dalam masing-masing landasan hukum
juga terdapat perbedaan dalam distribusi obat dan distribusi alat kesehatan. Berdasarkan
aspek SDM yang diperlukan yang melakukan distribusi obat penanggung jawab harus
seorang Apoteker yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan peraturan
undang-undang, sedangkan untuk distribusi alat kesehatan SDM yang bertanggung jawab
minimal Ahli Madya Farmasi. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang
distribusi obat harus sesuai dan memadai dalam menyimpan obat sesuai peraturan yang
ditetapkan sedangkan untuk distribusi alat kesehatan dibutuhkan fasilitas yang disebut
dengan PAK untuk menyimpan alat kesehatan. Dilakukan pencatatan untuk setiap distribusi
yang dilakukan untuk distribusi obat dilakukan oleh masing-masing PBF yang wajib
dilakukan dokumentasi pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran di tempat usahanya sesuai
dengan CDOB, sedangkan dokumentasi distribusi alkes terdiri dari dokumentasi aktif dan
pasif. Pelaporan pada distribusi obat yang dilakukan oleh PBF wajib disampaikan setiap
3(tiga) bulan sekali, sedangkan untuk distribusi alkes dilakukan pelaporan paling sedikit
1(satu) tahun sekali sesuai peraturan perundang-undangan.
Adapun aspek-aspek lain yang membedakan distribusi obat dan distribusi alat
kesehatan adalah:
Distribusi Obat:
- Pelaku penyalur distribusi : PBF (Pedagang Besar Farmasi)
- Izin PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
- Memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab, dapat dibantu oleh Apoteker
pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.

Distribusi Alat Kesehatan:


- Cabang Penyalur Alat Kesehatan, yang selanjutnya disebut Cabang PAK adalah unit usaha
dari penyalur alat kesehatan yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan kegiatan
pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
- Untuk menjamin terpenuhinya syarat sebagaimana dimaksud, Direktur Jenderal melakukan
audit menyeluruh terhadap PAK paling lama setiap 5 (lima) tahun sekali sesuai dengan
CDAKB.
- Memiliki penanggung jawab teknis yang bekerja penuh, dengan pendidikan yang sesuai
dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku

E. KESIMPULAN
Persyaratan proses sertifikasi dan distribusi obat dan alat kesehatan memiliki point-point
perbandingan satu sama lain, mulai dari landasan hukum yang digunakan, definisi, sdm yang
diperlukan, aspek, sarana dan prasarana yang digunakan, tahapan kegiatan yang ada,
pencatatan yang harus ada, pelaporan yang harus dilaksanakan, dan aspek-aspek yang
berbeda lainnya

Anda mungkin juga menyukai