KELOMPOK D1
DISUSUN OLEH :
RISMA PRADITA (2004026220)
RIZKA CHANDRA DAMAYANTI (2004026221)
SINTA NURFADILA (2004026223)
SINTHIYA NUR AZIZAH (2004026224)
SURATI (2004026226)
PERKABPOM NOMOR 9
TAHUN 2019 PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI
OBAT YANG BAIK
PMK NOMOR
TENTANG PENYALURAN ALAT
1191/MENKES/PER/VIII
KESEHATAN
/2010
Persyaratan proses sertifikasi dan distribusi obat dan alat kesehatan memiliki
point-point perbandingan satu sama lain, mulai dari landasan hukum yang digunakan untuk
distribusi obat menggunakan landasan hukum UU 36 tahun 2009, PP 72/’98 dan PP 51/’09,
PMK 1148/MENKES/PER/VI/2011, PMK 30 tahun 2017, PERKA BPOM 9 tahun 2019,
PERKA BPOM 6 tahun 2020, sedangkan untuk distribusi alat kesehatan yang membedakan
dengan distribusi obat adalah menggunakan PMK 1191/MENKES/PER/VIII/2010 dan PMK
4 tahun 2014.
Berdasarkan aspek-aspek yang terkandung dalam masing-masing landasan hukum
juga terdapat perbedaan dalam distribusi obat dan distribusi alat kesehatan. Berdasarkan
aspek SDM yang diperlukan yang melakukan distribusi obat penanggung jawab harus
seorang Apoteker yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan peraturan
undang-undang, sedangkan untuk distribusi alat kesehatan SDM yang bertanggung jawab
minimal Ahli Madya Farmasi. Sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang
distribusi obat harus sesuai dan memadai dalam menyimpan obat sesuai peraturan yang
ditetapkan sedangkan untuk distribusi alat kesehatan dibutuhkan fasilitas yang disebut
dengan PAK untuk menyimpan alat kesehatan. Dilakukan pencatatan untuk setiap distribusi
yang dilakukan untuk distribusi obat dilakukan oleh masing-masing PBF yang wajib
dilakukan dokumentasi pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran di tempat usahanya sesuai
dengan CDOB, sedangkan dokumentasi distribusi alkes terdiri dari dokumentasi aktif dan
pasif. Pelaporan pada distribusi obat yang dilakukan oleh PBF wajib disampaikan setiap
3(tiga) bulan sekali, sedangkan untuk distribusi alkes dilakukan pelaporan paling sedikit
1(satu) tahun sekali sesuai peraturan perundang-undangan.
Adapun aspek-aspek lain yang membedakan distribusi obat dan distribusi alat
kesehatan adalah:
Distribusi Obat:
- Pelaku penyalur distribusi : PBF (Pedagang Besar Farmasi)
- Izin PBF berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan
- Memiliki seorang Apoteker sebagai penanggung jawab, dapat dibantu oleh Apoteker
pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
E. KESIMPULAN
Persyaratan proses sertifikasi dan distribusi obat dan alat kesehatan memiliki point-point
perbandingan satu sama lain, mulai dari landasan hukum yang digunakan, definisi, sdm yang
diperlukan, aspek, sarana dan prasarana yang digunakan, tahapan kegiatan yang ada,
pencatatan yang harus ada, pelaporan yang harus dilaksanakan, dan aspek-aspek yang
berbeda lainnya