Anda di halaman 1dari 31

Nama : Sinthiya Nur Azizah

NIM : 2004026224
Kelas : A(Pagi)
Topik : Tugas Individu Profesi, Pedoman Disiplin, dan Kode Etik
Pendalaman tentang Pedoman Disiplin Apoteker

Contoh Kemungkinan
Contoh Penerapan Di Sanksi
Butir Butir Pedoman Disipilin Terjadinya Pelanggaran dan
Lapangan
Sanksi
1 Melakukan praktik  Apoteker mampu
 Apoteker memberikan  Pemberian peringatan tertulis
kefarmasian dengan memberikan sediaan kepada apoteker
sediaan farmasi dan alat
kompeten farmasi dan alat kesehatan kesehatan yang rusak atau  Rekomendasi pembekuan
yang memiliki izin edar, dan/atau pencabutan STRA atau
kadarluarsa atau tidak SIPA sementara selama
berrmutu dan berkhasiat sesuai resep dokter ke
sesuai dengan kebutuhan pasien
pasien dan resep dokter. 2.
 Apoteker tidak melakukan
Melayani resep dokter dan
pelayanan sesuai standar
pelayanan swamedikasi
yang telah ditetapkan,
sesuai aturan obat-obat
sehingga merugikan
yang boleh diberikan pasien.
apotek.

2 Tidak membiarkan  Pemberian peringatan tertulis


 Apoteker harus berada  Apoteker tidak berada
kepada apoteker
berlangsungnya praktek sepanjang jam buka dalam jam praktek
kefarmasian yang menjadi Apotek/ instalasi farmasi.  Rekomendasi pembekuan
apoteker, dan apotek tetap dan/atau pencabutan STRA atau
Apabila apoteker
tanggung jawabnya, tanpa buka meskipun tidak ada SIPA sementara selama-
penanggung jawab tidak
kehadirannya, ataupun dapat bertugas, maka apoteker penanggung jawab lamanya satu tahun atau
apoteker penanggung jawab maupun apoteker pencabutan selamanya, dan/atau
tanpa apoteker pengganti
wajib memastikan apoteker
dan/ atau Apoteker pengganti/apoteker  Kewajiban mengikuti
pengganti/ apoteker pendidikan atau pelatihan di
pendamping yang sah. pendamping datang untuk pendamping. 2. Pekerjaan institusi pendidikan apoteker,
menggantikan pekerjaan kefarmasian seperti yang dapat berupa:
kefarmasian apoteker
melayani resep, penyerahan - Pendidikan formal atau
penanggung jawab pada
waktu apoteker penanggung obat, pemberian informasi - Pelatihan dalam pengetahuan
jawab seharusnya bertugas. obat tidak dilakukan oleh dan atau keterampilan, magang
apoteker tetapi oleh tenaga di institusi pendidikan atau
 Apoteker melakukan sarana pelayanan kesehatan
pekerjaan kefarmasian teknis kefarmasian bukan jejaringnya atau sarana
seperti melayani resep, pelayanan kesehatan yang
apoteker.
penyerahan obat, ditunjuk, sekurang-kurangnya
pemberian informasi obat, 3 bulan dan paling lama 1 tahun
dan pengadaan obat sesuai
dengan waktu seharusnya
apoteker datang dan
bekerja. Pekerjaan
kefarmasian ini tidak dapat
diwakilkan pada asisten
apoteker atau petugas
apotek lain.
3 Mendelegasikan pekerjaan 1. Pemberian peringatan tertulis dan
 Seorang apoteker  Saat istirahat makan siang,
kepada tenaga kesehatan mendelegasikan pekerjaan menerapkan sanksi sesuai dengan
apoteker mendelegasikan
tertentu dan/ atau tenaga- kepada tenaga teknis pelanggaran yang dilakukan oleh
pekerjaan kefarmasian
kefarmasian dan/atau
tenaga lainnya yang tenaga-tenaga lainnya yang kepada petugas kasir yang apoteker.
memiliki kompetensi memiliki kompetensi untuk tidak memiliki kompetensi 2. Rekomendasi pembekuan
untuk melaksanakan menjalankan pekerjaan dan/atau pencabutan STRA atau
untuk memberikan
pekerjaan tersebut. kefarmasian. informasi obat kepada SIPA sementara selama-lamanya
pasien. satu tahun atau pencabutan
selamanya.
3. Kewajiban mengikuti pendidikan
atau pelatihan di institusi
pendidikan apoteker, yang dapat
berupa:
 Pendidikan formal atau
 Pelatihan dalam pengetahuan
dan atau keterampilan, magang
di institusi pendidikan atau
sarana pelayanan kesehatan
jejaringnya atau sarana
pelayanan kesehatan yang
ditunjuk, sekurang-kurangnya 3
bulan dan paling lama 1 tahun.
4 Membuat keputusan  Memberikan informasi  Menaikkan harga cairan  Pemberian peringatan tertulis
profesional yang tidak mengenai obat (infus) saat sedang  Rekomendasi pembekuan
berpihak kepada  Melayani pasien yang akan maraknya terjadi wabah dan/atau pencabutan STRA,
kepentingan pasien/ melakukan swamedikasi DBD SIPA, atau SIKA, dan atau
dengan sepenuh hati dan Kewajiban mengikuti pendidikan
masyarakat.  Tidak memberikan
tanpa ada maksud untuk
informasi mengenai obat atau pelatihan di institusi
merugikan pasien seperti
dalam hal pemilihan obat dengan alasan apotek pendidikan apoteker

sedang ramai pembeli

5 memberikan informasi  Apoteker selalu  Pada pasien yang  Pemberian peringatan tertulis
yang sesuai, relevan, dan memperbaharui mengalami penyakit  Rekomendasi pembekuan
“up to date” dengan cara pengetahuannya dengan hipertensi (darah kental), dan/atau pencabutan STRA,
cara mengikuti pelatihan, Apoteker memberikan
SIPA, atau SIKA, dan atau
yang mudah dimengerti seminar, dan sebagainya informasi mengenai  Kewajiban mengikuti pendidikan
oleh pasien / masyarakat manfaat aspirin sebagai atau pelatihan di institusi
 Apoteker memberikan analgesik dan bukan pendidikan apoteker
informasi mengenai obat- sebagai pengencer darah.
obat khusus yang mungkin
jarang digunakan oleh  Tidak memberikan
pasien. Contoh: informasi yang jelas pada
suppositoria, inhaler, pasien, seperti aturan
insulin, dll. pakai, rute pemakaian, dan
penyimpanan kepada pasien
sehingga terjadi kesalahan
pemakaian obat. Contoh:
Suppositoria diminum oral
karena tidak dituliskan di
etiket dan tidak
diinformasikan pasien. 3.
Menggunakan bahasa
ilmiah saat memberikan
konseling pada pasien.
6 membuat dan/atau  Berdasarkan standar  Pada contoh diatas,  Pemberian peringatan tertulis
melaksanakan Standar prosedur operasional apoteker yang mendapat  Rekomendasi pembekuan
Prosedur Operasional bagian percikan obat resep berisi aspirin enteric dan/atau pencabutan STRA,
menjadi kapsul (pada coated , yang seharusnya
sebagai Pedoman Kerja pedoman praktik apoteker tidak boleh digerus justru
SIPA, atau SIKA, dan atau
bagi seluruh personil di bagian D halaman 75). digerus oleh apoteker  Kewajiban mengikuti pendidikan
sarana Pada poin 2 tertulis untuk tersebut. Dan mortir dan atau pelatihan di institusi
pekerjaan/pelayanan obat-obat yang tidak dapat stamper yang digunakan pendidikan apoteker
digerus seperti lepas untuk menggerus tidak
kefarmasian, sesuai
lambat, obat salut, dan dicuci terlebih dahulu dan
dengan kewenangannya. lain-lain tidak bisa membagi serbuk ke dalam
digerus. Apabila digerus kapsul tidak sama banyak.
harus dilakukan
konfirmasi.  Tidak ada lemari khusus
narkotika atau lemari
 Tidak ada SOP penerimaan narkotika diletakkan di
dan peracikan resep. dekat etalase obat
sehingga terlihat oleh
 Tidak ada SOP pasien dan pelanggan
penanganan narkotika. apotek sehingga resiko
tinggi terjadi
 Tidak membuat SOP penyalahgunaan narkotika.
pengoperasian alat.
 Tidak memusnahkan resep
yang telah disimpan 5
tahun.
7 Memberikan sediaan  Memberikan obat yang  Memberikan obat yang  UU 36/’09 pasal 196
farmasi yang terjamin tidak kadaluarsa kepada sudah kadaluwarsa kepada Setiap orang yang dengan sengaja
‘mutu’,’keamanan’,dan pasien. pasien memproduksi atau mengedarkan
’khasiat/manfaat’ kepada  Memberikan obat kepada  Memberikan sediaan farmasi sediaan farmasi dan / atau alat
pasien. pasien untuk swamedikasi yang tidak terjamin mutu, kesehatan yang tidak memenuhi
yang sudah teruji mutu, keamanan dan khasiat/ standar dan/atau persyaratan
keamanan, dan efikasinya. manfaat kepada pasien. keamanan, khasiat atau
 Memberikan obat disertai  Apoteker memberikan kemanfaatan, dan mutu sebagaimana
dengan dus atau kemasan sediaan yang memiliki dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2)
sekunder yang terjaga kondisi rusak atau tidak dan ayat (3) dipidana dengan pidana
kondisinya dalam kondisi dari pabrik penjara paling lama 10 (sepuluh)
 Memberikan sediaan yang  Sediaan tidak dibeli dari tahun dan denda paling banyak
diadakan dari jalur resmi jalur resmi seperti PBF Rp1.000.000.000,00 (satu miliar

 Apoteker memberikan obat sehingga tidak terjamin rupiah)


yang telah mendapatkan mutu, khasiat dan  PP 72/’98 pasal 74
izin edar dari Badan POM. keamanannya Barang siapa dengan sengaja

 Apoteker tidak  Melakukan pengadaan memproduksi dan/atau mengedarkan


memproduksi obat racikan (termasuk produksi dan sediaan farmasi berupa obat atau
secara massal distribusi) obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi
bahan baku obat, tanpa persyaratan dipidana dengan pidana
prosedur yang berlaku, penjara paling lama 15 (lima belas)
sehingga berpotensi tahun dan pidana denda paling
menimbulkan tidak banyak Rp 300.000.000,00 (tiga
terjaminnya mutu, khasiat ratus juta rupiah)
obat.  Pemberian peringatan tertulis
 Memberikan obat yang  Rekomendasi pembekuan
belum ada izin edarnya dan/atau pencabutan STRA atau
 Tidak menghitung dengan SIPA
benar dosis obat, sehingga
dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian
kepada pasien
 Memproduksi obat racikan
secara massal
 Melakukan penataan,
penyimpanan obat tidak
sesuai standar, sehingga
berpotensi menimbulkan
penurunan kualitas obat.
 Membuat catatan dan/atau
pelaporan sediaan farmasi
yang tidak sesuai sehingga
memberikan informasi yang
salah.
8 Melakukan pengadaan  Disiplin apoteker adalah  Apoteker X di apotek Y  Pemberian peringatan tertulis
kesanggupan apoteker memesan obat Z yang dan sanksi yang sesuai dengan
(termasuk produksi dan untuk mentaati kewajiban berupa sediaan blister pelanggaran
industri) obat dan bahan dan menghindari larangan kepada PBF A sebanyak 2
yang ditentukan dalam dus @12. ketika barang  Rekomendasi pembekuan
baku obat, dengan peraturan datang 2 minggu kemudian dan/atau pencabutan STRA atau
prosedur yang berlaku perundangundangan dan asisten apoteker mengecek SIPA sementara selama-
atau peraturan praktik kelengkapan faktur, surat lamanya satu tahun atau
yang apabila tidak ditaati pesanan dan kondisi fisik pencabutan selamanya
ataudilanggar dijatuhi obat serta kelengkapan
hukuman disiplin lainnya. Ternyata  Kewajiban mengikuti
ditemukan kondisi kardus
 Penegakan disiplin adalah pengemas dalam keadaan pendidikan atau pelatihan di
penegakan aturan-aturan basah dan blister obat rusak. institusi pendidikan. Dapat
Apoteker X
dan atau ketentuan mengkonfirmasi kerusakan berupa pendidikan formal dan
tersebut pada apoteker pelatihan dalam keterampilan
penetapan keilmuan dalam
penanggung jawab (APA)
pelaksanaan pelayanan di apotek tersebut dan APA dan pengetahuan atau sarana
mereturn obat tersebut.
yang harus diikuti oleh pelayanan di institusi pendidikan
 Seharusnya distribusi ini
apoteker atau sarana pelayanan kesehatan
menjadi tanggung jawab jejaringnya atau sarana
apoteker di distributor pelayanan kesehatan yang
dimana apoteker di bagian ditunjuk, sekurang-kurangnya 3
distributor harus dapat bulan dan paling lama 1 tahun
memastikan distribusi obat
berlangsung aman.
Dikhawatirkan dengan
kerusakan kemasan dapat
mempengaruhi kerusakan zat
aktif obat pada saat
pengiriman
9 menghitung dengan benar  Dalam produksi sediaan  Kesalahan dalam regimen  Pemberian peringatan tertulis
obat, apoteker memastikan dan sanksi yang sesuai dengan
dosis obat bahwa sediaan yang dosis
pelanggaran
diproduksi tepat kadar
melalui QC dan QA.  Rekomendasi pembekuan
dan/atau pencabutan STRA atau
 Apoteker melakukan SIPA sementara selama-
penghitungan dosis dengan lamanya satu tahun atau
pencabutan selamanya
benar untuk pasien kondisi
khusus, pediatri, gagal  Kewajiban mengikuti

ginjal, dll. pendidikan atau pelatihan di


institusi pendidikan. Dapat
berupa pendidikan formal dan
pelatihan dalam keterampilan
dan pengetahuan atau sarana
pelayanan di institusi pendidikan
atau sarana pelayanan kesehatan
jejaringnya atau sarana
pelayanan kesehatan yang
ditunjuk, sekurang-kurangnya 3
bulan dan paling lama 1 tahun
10 Melakukan penataan,  Menyimpan Obat  Obat LASA disimpan  Pemberian peringatan tertulis
berdasarkan jenis bersebelahan dan sanksi yang sesuai dengan
penyimpanan obat sesuai
sediaannya pelanggaran
 Obat yang disimpan pada
standar, sehingga tidak  Menyimpan dan menata suhu dingin tidak disimpan  Rekomendasi pembekuan
Obat secara alfabetis dan didalam kulkas dan/atau pencabutan STRA atau
berpotensi menimbulkan
farmakologis SIPA sementara selama-
penurunan kualitas obat  Obat yang akan disusun lamanya satu tahun atau
 Menyimpan Obat LASA diletakkan langsung dilantai pencabutan selamanya
tidak bersebelahan
 Kewajiban mengikuti
 Menyimpan obat sesuai pendidikan atau pelatihan di
suhu penyimpanannya institusi pendidikan. Dapat
berupa pendidikan formal dan
pelatihan dalam keterampilan
dan pengetahuan atau sarana
pelayanan di institusi
pendidikan atau sarana
pelayanan kesehatan jejaringnya
atau sarana pelayanan kesehatan
yang ditunjuk, sekurang-
kurangnya 3 bulan dan paling
lama 1 tahun

11 Menjalankan praktik  Apoteker yang baru saja  Apoteker melayani  peringatan dan pembinaan
menjalani operasi pelayanan swamedikasi
kefarmasian dalam
sehingga perlu istirahat, terhadap penyakit berat
kondisi tingkat kesehatan berhenti sejenak dari seperti penyakit jantung
pekerjaannya di Apotek
fisik ataupun mental yang
dan mencari Apoteker
baik pendamping/ pengganti
untuk menggantikannya
sementara hingga
kesehatannya membaik
kembali.

12 Dalam penatalaksanaan  Apoteker tidak melakukan  Apoteker tidak melakukan  dikenakan sanksi administratif
tindakan yang seharusnya tugasnya dengan baik berupa peringatan tertulis,
praktik kefarmasian,
tidak dilakukan, misalnya seperti tidak melakukan penghentian sementara kegiatan
melakukan yang tidak memberikan obat pengkajian resep dengan dan atau pencabutan izin.
seharusnya tidak narkotika tanpa resep yang baik dan dispensing yang  dikenakan sanksi administratif
jelas dari dokter. baik sehingga berupa peringatan tertulis,
dilakukan atau tidak
 Melakukan pelayanan mengakibatkan kesalahan penghentian sementara kegiatan
melakukan yang farmasi klinik di apotek dalam pemberian obat dan atau pencabutan izin.
seharusnya dilakukan,
berupa pengkajian resep, terhadap pasien yang  dikenakan sanksi administratif
dispensing, PIO, berakibat fatal bagi pasien.. berupa peringatan tertulis dan
sesuai dengan tanggung konseling dan home  Apoteker tidak melakukan teguran
pharmacy care, PTO dan kajian administratif,
jawab profesionalnya,
MESO. farmasetik dan klinis
dengana alasan  Melakukan kajian terlebih dahulu kepada
administratif, farmasetik resep pasien, sehingga
pembenaran yang sah,
dan klinis pada setiap penggunaan obat pada resep
sehingga tidak resep yang diterima untuk tersebut menimbulkan hal
mencegah kesalahan yang tidak diinginkan bagi
membahayakan pasien.
dalam pemberian obat ke pasien (ex: efek samping
pasien. obat yang tidak diinginkan).
 Apoteker tidak melayani  Apoteker melayani
pelayanan swamedikasi di pelayanan swamedikasi di
luar kewenangan yang luar kewenangan yang
seharusnya. seharusnya.
 Apoteker memberikan
informasi obat secara
lengkap, jelas dan
sebenar-benarnya.
 Apoteker melakukan
konfirmasi kepada dokter
yang tertera pada resep
ketika menemukan
kejanggalan pada resep
yang diterima maupun
saat rekonsiliasi resep.
13 Melakukan pemeriksaan Melakukan pemeriksaan atau  Apoteker yang melayani sanksi yang diberikan yaitu sanksi
pengobatan swamedikasi pembelian obat tanpa resep administratif berupa: peringatan
atau pengobatan dalam
kepada Pasien sesuai kaidah dokter tidak memberikan tertulis, penghentian sementara
pelaksanaan praktik pelayanan kefarmasian informasi yang lengkap
swamedikasi (self mengenai obat tersebut kegiatan, pencabutan izin
medication) yang tidak  Pasien yang membeli obat
wajib apotek saat PMK 73/2016 tentang Standar
sesuai dengan kaidah swamedikasi bukan dilayani Pelayanan Farmasi di Apotek
pelayanan kefarmasian oleh Apoteker melainkan
oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian.
 Apoteker yang melayani
swamedikasi tidak
menggali informasi
mengenai gejala pasien
sehingga terjadi kesalahan
pemilihan obat.
 Apoteker yang melayani
swamedikasi
merekomendasikan
pembelian obat maupun
suplemen yang harganya
mahal untuk mendapatkan
keuntungan yang besar
 Apoteker memaksa pasien
untuk membeli obat-obatan
tertentu
 Apoteker yang melayani
swamedikasi memberikan
obat keras yang tidak
tercantum dalam DOWA
14 Memberikan penjelasan  Apoteker memberikan  Apoteker memberikan 1. Pemberian peringatan tertulis
yang jujur, dan/ atau etis, informasi sesuai dengan rekomendasi obat yang kepada apoteker.
kebutuhan pasien tidak mahal padahal pasien dapat 2. Rekomendasi pembekuan
dan/atau objektif kepada
mengurangi atau menerima obat yang dan/atau pencabutan STRA atau
menambahi (sesuai generik. Hal ini dapat SIPA sementara selama-lamanya
yang membutuhkan literatur/evidence), tidak dilakukan apoteker karena satu tahun atau pencabutan
berdasar penilaian pribadi, apabila penjualan obat selamanya, dan/atau
disampaikan dengan tersebut mencapai target 3. Kewajiban mengikuti pendidikan
empati. akan mendapatkan atau pelatihan di institusi
 Melakukan PIO, keuntungan tertentu pendidikan apoteker, yang dapat
konseling, dan/atau (menguntungkan diri berupa:
pelayanan swamedikasi sendiri) dibandingkan  pendidikan formal
kepada pasien dengan kebutuhan pasien  pendidikan seperti seminar
bahasa yang baik, sopan,  Apoteker memberikan dan workshop atau
dan santun informasi kepada pasien pelatihan dalam pengetahuan dan
bahwa obat herbal tidak atau keterampilan, magang di
memiliki efek samping dan institusi pendidikan atau sarana
lebih aman dibandingkan pelayanan kesehatan jejaringnya
dengan obat konvensional. atau sarana pelayanan kesehatan
 Apoteker memberikan obat yang ditunjuk, sekurang-kurangnya
yang tidak dibutuhkan 3 bulan dan paling lama 1 tahun
pasien atau memberikan
obat yang salah dan dapat
menimbulkan bahaya.
 Menggunakan bahasa yang
kurang baik dan sopan,
dengan intonasi dan nada
bicara yang agak tinggi
15 Menolak atau  Apoteker memberikan obat  Apoteker memberikan obat 1. Pemberian peringatan tertulis
sesuai dengan resep dokter. sesuai dengan resep dokter. kepada apoteker.
menghentikan pelayanan
terhadap  Apoteker dalam hal  Apoteker dalam hal 2. Rekomendasi pembekuan
kefarmasian
swamedikasi memberikan swamedikasi memberikan dan/atau pencabutan STRA atau
pasien dengan alasan yang rekomendasi terapi sesuai rekomendasi terapi sesuai SIPA sementara selama-lamanya
dengan kondisi pasien. dengan kondisi pasien. satu tahun atau pencabutan
layak dan sah.
 Apoteker tidak mau  Apoteker tidak mau selamanya, dan/atau
memberikan diazepam memberikan diazepam 3. Kewajiban mengikuti
karena mengira pasien karena mengira pasien pendidikan atau pelatihan di
merupakan pecandu. merupakan pecandu. institusi pendidikan apoteker,
 Apoteker tidak mau  Apoteker tidak mau yang dapat berupa:
memberikan obat generik memberikan obat generik  pendidikan formal
karena keuntungan apotek  pendidikan seperti seminar
karena keuntungan apotek
sedikit
sedikit dan workshop atau
pelatihan dalam pengetahuan dan
atau keterampilan, magang di
institusi pendidikan atau sarana
pelayanan kesehatan jejaringnya
atau sarana pelayanan kesehatan
yang ditunjuk, sekurang-
kurangnya 3 bulan dan paling
lama 1 tahun
16 Menjaga rahasia  Memberikan informasi pasien Pada sebuah terdapat kunjungan 1. Pemberian peringatan tertulis
baik itu tentang penyakit dan pasien yang hendak melakukan kepada apoteker.
kefarmasian obat pasien kepada pihak penebusan resep. Pasien 2. Rekomendasi pembekuan
yang tidak berkepentingan.
diketahui sedang mengalami dan/atau pencabutan STRA atau
 Apoteker memberikan rekam sariawan parah. Apoteker
medis pasien kepada pihak SIPA sementara selama-lamanya
melakukan konseling terhadap
yang tidak berkepentingan satu tahun atau pencabutan
pasien tersebut terkait
penggunaan obat dan informasi
selamanya, dan/atau
lain pengobatan pasien. Dalam 3. Kewajiban mengikuti pendidikan
sesi konseling pasien bercerita atau pelatihan di institusi
kalau dia sedang menderita HIV pendidikan apoteker, yang dapat
yang menjadi faktor pencetus berupa:
sariawan yang diderita pasien.  pendidikan formal
Setelah sesi konseling Apoteker  pendidikan seperti seminar
menceritakan semua cerita dan workshop atau
tentang pasien tersebut ke staf
pelatihan dalam pengetahuan dan
lain di Apotek.
atau keterampilan, magang di
institusi pendidikan atau sarana
pelayanan kesehatan jejaringnya
atau sarana pelayanan kesehatan
yang ditunjuk, sekurang-
kurangnya 3 bulan dan paling
lama 1 tahun
17 Tidak menyalahgunakan  Menggunakan kompetensi  Membiarkan penggunaan Sanksi disiplin yang dapat dikenakan
kompetensi Apotekernya apotekernya untuk praktik misoprostol untuk oleh MEDAI berdasarkan Peraturan
kefarmasian yang sesuai menggugurkan kandungan per-Undang-Undangan yang berlaku
dengan peraturan karena bersifat memicu adalah:
perundang-undangan, kontraksi rahim.
1. Pemberian peringatan tertulis;
kode etik apoteker, dan  Mengizinkan penjualan
2. Rekomendasi pembekuan
pedoman disiplin apoteker obat keras secara bebas di
dan/atau pencabutan Surat Tanda
 Melakukan praktek apotik tanpa resep dokter
Registrasi Apoteker, atau Surat
kefarmasian sesuai dengan demi mendapatkan
Izin Praktik Apoteker, atau Surat
standar kompetensi yang keuntungan.
Izin Kerja Apoteker; dan/atau
benar, sehingga
 Menjual obat-obat ilegal Kewajiban mengikuti pendidikan
menghindari timbulnya
yang mengandung atau pelatihan di institusi pendidikan
kerusakan maupun apoteker
narkotika (Cannabis sativa)
kerugian pada pasien atau
dan psikotropika
masyarakat.
(diazepam) secara bebas.
 Apoteker mampu
 Apoteker melakukan
memberikan kecurangan pada proses
pelayanan obat /untuk pengadaan sediaan farmasi
di Apotek, dengan
penderita secara
memanipulasi data
profesional dengan pemasukan dan pengeluaran
jaminan bahwa obat obat di kartu stok, untuk
yang diberikan kepada dijual tanpa sepengetahuan
pihak Apotek
penderita akan tepat,
aman, dan efektif.
Termasuk di dalamnya
adalah pelayanan obat
bebas dan pelayanan obat
dengan resep dokter yang
obatnya dibuat langsung
oleh apotek.
18 Membuat catatan dan atau  Apoteker  Apoteker membuat catatan  Peringatan tertulis dari MEDAI
pelaporan sediaan farmasi mendokumentasikan pelaporan yang tidak sesuai kepada apoteker yang
yang baik dan benar seluruh sediaan farmasi dengan barang yang ada, bersangkutan
yang masuk dan keluar baik dari segi jenis dan
 Rekomendasi pembekuan dan/
 Apoteker melaporkan jumlah
atau pencabutan STRA atau
segala kegiatan terkait  Kesalahan pencatatan
SIPA
sediaan farmasi baik pemasukan dan pengeluaran
internal maupun eksternal narkotika atau psikotropika
 Apoteker membuat sehingga jumlah obat yang
catatan sediaan farmasi telah diserahkan dan yang
yang rusak dan masih ada tidak sama
kadaluwarsa  Pemberian obat rusak
 Apoteker mencatat kepada pasien akibat tidak
pengurangan jumlah obat dilakukannya pencatatan
narkotika dan psikotropika dan pelaporan mengenai
dalam persediaan sebagai obat rusak dengan benar
akibat bentuk penyerahan  Pemberian obat
obat kadaluwarsa kepada pasien
 Apoteker membuat dan akibat tidak dilakukannya
menyampaikan laporan pencatatan mengenai obat
terkait pemasukan dan kadaluwarsa dengan benar
penyerahan obat narkotika
dan psikotropika
19 Berpraktik dengan  Sesuai dengan Permenkes  Seorang apoteker yang  Menurut UU No.36 tahun 2014
menggunakan Surat Tanda No. 26 Tahun 2018 membuka usaha apotek tentang Tenaga kesehatan,
Registrasi Apoteker Tentang Pelayanan tetapi tidak memiliki tenaga kesehatan yang dengan
(STRA) atau Surat Izin Perizinan Berusaha STRA dan SIPA sengaja menjalankan praktik
Praktik Apoteker (SIPA) Terintegrasi secara  Seseorang yang bekerja tanpa memiliki STR dipidana
Elektronik Sektor diapotek tetapi tidak dan didenda paling banyak
Kesehatan, STRA adalah memiliki keahlian dan Rp100 juta
bukti tertulis apoteker kewenangan untuk  Menurut UU No.36 tahun 2009
yang telah diregistrasi. melakukan praktik tentang Kesehatan, setiap orang
Selain syarat administratif kefarmasian, melayani dan yang tidak memiliki keahlian
dalam pelayanan memberikan rekomendasi dan kewenangan untuk
kefarmasian, STRA dan obat swamedikasi kepada melakukan praktik
SIPA juga diperlukan pasien yang berkunjung ke kefarmasian dipidana dengan
sebagai persyaratan untuk apotek tersebut pidana denda paling banyak
melakukan pendaftaran
PSEF (Penyelenggara Rp100 juta.
Sistem Elektronik
Farmasi). PSEF adalah
badan hukum yang
menyediakan, mengelola
dan/atau mengoperasikan
E-Farmasi untuk keperluan
dirinya dan/atau keperluan
pihak lain. STRA dan
SIPA juga dibutuhkan
dalam perizinan apotek,
serta pemenuhan
komitmen izin usaha dan
izin komersial atau
operasional.
 Sesuai dengan Permenkes
No. 72 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di RS,
Apoteker yang menjadi
SDM Rumah Sakit adalah
Sarjana Farmasi yang telah
lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan
sumpah jabatan apoteker.
 Sesuai dengan Permenkes
No. 73 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek,
STRA dan SIPA harus
dimiliki seorang Apoteker
untuk memenuhi
persyaratan administrasi
dalam melakukan
pelayanan kefarmasian di
Apotek. Di samping syarat
lainnya yakni ijazah dari
institusi terakreditasi dan
sertifikat kompetensi yang
masih berlaku.
 Sesuai dengan Permenkes
No. 74 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di
Puskesmas, STRA dan
SIPA harus dimiliki
seorang Apoteker untuk
memenuhi persyaratan
administrasi dalam
melakukan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
 Sesuai dengan Permenkes
No.
1799/MENKES/PER/XII/2
010 Tentang Industri
Farmasi, industri harus
memiliki 3 orang Apoteker
WNI masing-masing
sebagai penanggung jawab
produksi, pengawasan
mutu dan pemastian mutu,
dibuktikan dengan STRA
masing-masing apoteker.
20 memberikan informasi,
 Terjadinya kesalahan  Sengaja mengabaikan.  Pemberian peringatan tertulis
dokumen, alat bukti  Rekomendasi pembekuan dan
pengobatan (medication  Tidak tahu mengenai
lainnya yang diperlukan error) misalkan dalam hal atau pencabutan Surat Tanda
pedoman disiplin, dan
MEDAI untuk pembacaan resep, Registrasi Apoteker (STRA)
kewajiban
pemeriksaan atas kesalahan pengambilan dan Surat Izin Praktik Apoteker
melaksanakannya. - Lupa
pengaduan dugaan serta penyerahan obat, dan (SIPA) baik bersifat sementara
akan kewajibannya untuk
pelanggaran disiplin kesalahan pemberian obat (maksimal 1 tahun) atau selama
menerapkan pedoman
karena salah pasien yang lamanya
disiplin profesi apoteker -
mana hal ini akan Dengan sengaja  Kewajiban mengikuti
memberikan dampak melanggar pedoman pendidikan atau pelatihan di
buruk terhadap pasien. disiplin apoteker institusi pendidikan apoteker,
Ketika dilakukan baik berupa pendidikan formal
penyelidikan dan atau pelatihan dalam
investigasi oleh pihak pengetahuan dan atau
yang berwenang apoteker keterampilan, magang di
tidak dapat bekerja sama institusi pendidikan dan atau
dengan baik. Dalam hal sarana pelayanan kesehatan
ini apoteker berusaha paling sedikit 3 bulan atau
menutup-nutupi, tidak paling lama 1 tahun
memberikan barang bukti
misalkan resep obat yang
menyebabkan medication
error kepada pihak yang
berwenang dengan alasan
bahwa resep obat
merupakan hal yang perlu
dijaga kerahasiannya.

 Apoteker memberikan
obat yang sudah melewati
batas kadaluarsa kepada
pasien. Pada saat
dilakukan penggalian
informasi oleh Majelis
Etik dan Disiplin
Apoteker Indonesia,
Apoteker tidak kooperatif
dalam memberikan
informasi, tidak mau
meberikan bukti misalkan
dengan menunjukkan
sampel obat yang sudah
diberikan kepada pasien,
atau untuk obat-obatan
tertentu apoteker tidak
mau menunjukkan kartu
stok obat.

21 Mengiklankan  Apoteker tidak boleh  Pemberian peringatan tertulis


 Apoteker mengiklankan
terlibat dalam media
kemampuan /pelayanan promosi/iklan komersil. kemampuan suatu produk  Rekomendasi pembekuan dan
obat (testimoni produk)
atau kelebihan atau pencabutan Surat Tanda
 Apoteker memberi klaim dengan tujuan
kemampuan /pelayanan meningkatkan kredibilitas Registrasi Apoteker (STRA)
efikasi atau manfaat
khasiat obat dan
yang dimiliki, baik lisan, obat/kosmetik yang tidak dan Surat Izin Praktik Apoteker
meningkatkan penjualan
ataupun tulisan, yang sesuai dengan hasil studi (SIPA) baik bersifat sementara
benar dan tidak atau ketentuan BPOM (maksimal 1 tahun) atau selama
menyesatkan lamanya

 Kewajiban mengikuti
pendidikan atau pelatihan di
institusi pendidikan apoteker,
baik berupa pendidikan formal
atau pelatihan dalam
pengetahuan dan atau
keterampilan, magang di
institusi pendidikan dan atau
sarana pelayanan kesehatan
paling sedikit 3 bulan atau
paling lama 1 tahun
22 Membuat keterangan  Apoteker membuat  Apoteker memberikan UU 36/2014 Tenaga Kesehatan:
farmasi yang didasarkan keterangan farmasi yang informasi kefarmasian
 Setiap Tenaga Kesehatan yang
kepada hasil pekerjaan didasarkan kepada hasil yang tidak berdasarkan
tidak melaksanakan ketentuan
yang diketahuinya secara pekerjaan yang ilmu yang dimilikinya
yang telah ditetapkan masing-
benar dan patut diketahuinya secara benar yang juga diyakinkan
masing dikenai sanksi
dan patut. benar isinya.
administrative.
 Apoteker melakukan  Apoteker memberikan obat
 Sanksi administratif
pecncatatan/dokumentasi selain untuk pelayanan
sebagaimana dimaksud berupa
terkait kefarmasian yang swamedikasi untuk pasien
teguran lisan, peringatan tertulis,
diketahui secara benar. tanpa adanya
denda administratif, dan/atau
resep/diagnosis dari dokter.
 Apoteker memberikan pencabutan izin yaitu dengan
informasi kefarmasian rekomendasi pembekuan
berdasarkan ilmu dan/atau pencabutan Surat
pengetahuan yang Tanda Registrasi Apoteker, atau
dimiliki yang diyakinkan Surat Izin Praktek sementara
kebenarannya.
selama-lamanya satu tahun atau
pencabutan selamanya
 Setiap Tenaga Kesehatan yang
melakukan kelalaian berat yang
mengakibatkan Penerima
Pelayanan Kesehatan luka berat
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 3 (tiga) tahun.

 Jika kelalaian berat sebagaimana


dimaksud mengakibatkan
kematian, setiap Tenaga
Kesehatan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun.

Pendalaman tentang Kode Etik Apoteker

Kode Etik Apoteker Indonesia

Contoh Penerapan di Contoh Kemungkinan Upaya Peningkatan


Pasal Butir Kode Etik Apoteker
Lapangan Pelanggaran & Sanksi Kepatuhan
1 Seorang Apoteker harus - Merahasiakan kondisi pasien, - Apoteker secara sengaja - Meningkatkan kesadaran
menjunjung tinggi, resep, dan medicartion record maupun tidak sengaja apoteker dalam menjaga
menghayati, dan mengamalkan pasien membocorkan rekam medik kerahasiaan pasien, serta
Sumpah/Janji Apoteker - Melaksanakan praktik pasien kepada orang yang catatan medik pasien
keprofesian sesuai dengan tidak seharusnya disimpa dalam tempat
landasan praktik profesi yaitu mengetahui. yang tidak mudah
ilmu, hukum, dan etik - Apoteker membiarkan praktek dijangkau orang awam
kefarmasian dilakukan tanpa - Meningkatan kesadaran
kehadirannya atau apoteker tentang akibat yang fatal dari
pendamping yang berhak. praktik kefarmasian yang
Sanksi: dilakukan bukan oleh
Sanksi berupa peringatan, apoteker penanggung jawab
pembinaan, pencabutan dan dilakukan
keanggotaan sementara atau pemantauan/sidak secara
tetap. Pelanggaran kode etik berkala. Serta apoteker harus
diselesaikan melalui persidangan mengetahui apa yang
oleh IAI menjadi rahasia kefarmasian.
2 Seorang Apoteker harus - Menjalankan kegiatan - Apoteker tidak bersikap - Teman sejawat saling
berusaha dengan sunggung- keprofesian dengan baik, ramah kepada mengingatkan teman
sungguh menghayati dan bersikap baik, dan menebar masyarakat/pasien dalam sejawat lain agar
mengamalkan Kode Etik kebaikan kepada masyarakat, menjalankan praktik senantiasa mengamalkan
Apoteker Indonesia teman sejawat, tenaga keprofesian, sehingga kode etik apoteker secara
kesehatan lain, serta dinas terdapat laporan negatif dari menyeluruh, baik kepada
kesehatan. masyarakat masyarakat, teman
sejawat, maupun tenaga
kesehatan lain

3 Seorang Apoteker harus - Seorang Apoteker harus - Seorang Apoteker - Menanamkan kembali
senantiasa menjalankan mengikuti dan lulus Ujian menjalankan suatu kegiatan tugas dan tanggung jawab
profesinya sesuai kompetensi Kompetensi Apoteker diluar bidangnya, misalnya yang dilakukan Apoteker,
Apoteker Indonesia serta selalu Indonesia. menyuntik pasien. juga perlu mengenali
mengutamakan dan berpegang - Dalam pemilihan obat, baik - Terdapat permasalahan tugas dan tanggung jawab
teguh pada prinsip untuk obat swamedikasi dalam penyerahan obat dari tenaga kesehatan lain
kemanusiaan dalam maupun obat resep, apoteker (Permasalahan Terkait agar tidak terjadi tumpeng
melaksanakan kewajibannya. harus mampu memberikan Obat) yang berakibat tindih.
pengobatan yang memiliki merugikan bagi pasien. - Apoteker dalam
resiko paling kecil dan paling melaksanakan pelayanan
tepat untuk diberikan kepada kefarmasian, harus
pasien. membekali dirinya dengan
pengetahuan
Permasalahan Terkait
Obat yang mungkin
terjadi, bisa didukung
dengan buku2 standar
maupun software yang
memadai, seperti
Micromedex.
4 Seorang Apoteker harus selalu - Seorang Apoteker harus aktif - Terdapat Apoteker yang - Di setiap sarana
aktif meengikuti mengikuti seminar-seminar tidak aktif mengikuti pelayanaan kefarmasian
perkembangan di bidang kefarmasian. seminar, maka sanksinya mewajibkan Apoteker
kesehatan pada umumnya dan - Seorang Apoteker harus rajin dapat berupa tidak bisa dalam mengikuti seminar
di bidang farmasi pada mengupdate informasi terkait memperpanjang SIPA. kefarmasian, bertujuan
khususnya. kesehatan maupun dunia - Tidak menyaring informasi untuk meningkatkan
farmasi di Indonesia dan di di secara benar, salah kompetensi diri Apoteker
dunia, bisa melalui Forum memahami informasi, tersebut.
Group Discussion, sosial maupun terdapat berita- - Apoteker lebih berhati-
media (akun terpercaya), situs berita hoax sehingga hati dalam menerima
resmi suatu lembaga, dan informasi yang diperoleh bacaan dan menyarin
berita-berita di media massa. dan disampaikan menjadi informasi yang diperoleh.
tidak valid kebenarannya.
5 Di dalam menjalankan - Menerima imbalan dari pasien - Menerima imbalan dari - Memberikan sanksi tegas
tugasnya, seorang Apoteker dan masyarakat sesuai dengn pasien lain untuk melakukan terhadap Apoteker yang
harus menjauhkan diri dari jasa yang diberikan dengan jasa kefarmasian, namun melakukan hal demikian.
usaha mencari keuntungan diri tetap berpegang teguh kepada dengan mengorbankan
semata yang bertentangan prinsip mendahulukan kepentingan pasien lainnya
dengan martabat dan tradisi kepentingan pasien. (yang lebih membutuhkan).
luhur jabatan kefarmasian - Tidak menetapkan biaya obat - Menetapkan biaya obat
jauh diatas HET sehingga diatas HET, sehingga
memberatkan pasien dalam banyaak pasien kesulitan
memperoleh obat tersebut. dalam memperoleh obat
tersebut sedangkan obatnya
sangat dibutuhkan.
6 Seorang Apoteker harus - Melakukan pelayanan - Memberikan obat yang - Diperlukan kesadaran bagi
berbudi luhur dan menjadi kefarmasian secara jujur dam menguntungkan dirinya setiap Apoteker dalam
contoh yang baik bagi orang memberikan obat kepada sendiri (bekerjasama dengan menjalankan praktik
lain pasien dengan mengutamakan sales), dengan tidak kefarmasian berdasarkan
mutu, keamanan, dan khasiat. memperhatikan mutu, patient oriented.
- Tidak menyalahgunakan keamanan, dan khasiat obat - Pengawasan yang ketat
kemampuan profesionalnya, yang akan diberikan ke terhadap penggunaan
seperti menjual NAPZA pasien. obat-obat narkotika, serta
secara bebas dan tidak - Menjual obat-obat narkotika menindak secara tegas
terkontrol. secara bebas tanpa resep bagi oknum Apoteker
dokter yang menyalahgunakan
kewenangannya.
7 Seorang Apoteker harus - Aktif dalam kegiatan - Tidak dilakukan kegiataan - Apoteker di Puskesmas
menjadi sumber informasi penyuluhan terkait penyuluhan secara rutin, aktif melaukan kegiatan
sesuai dengan profesinya kefarmasian kepada sehingga target tidak penyuluhan kesehatan,
masyarakat, untuk tercapai. terutama obat kepada
meningkatkan pemahaman - Sesi konseling dilakukan di masyarakat seccara
masyarakat terhadap obat. tempat yang terbuka, berkala.
- Membuka sesi konseling, agar sehingga pasien tidak - Apoteker harus
pasien dapat efektif dalam nyaman dalam kegiatan mendalami ilmu-ilmu
menjalankan pengobatannya. konseling tersebut  target terkait konseling yang
tidak tercapai. dapat membuat pasien
nyaman.
8 Seorang Apoteker harus aktif - Membuat Standar Prosedur - SOP yang telah dibuat tidak - Perlu dilakukan inspeksi
mengikuti peraturan Operasional sebagai pedoman dijalalankan dan dipatuhi diri dan pengawasan bagi
perundang-undangan di bidang kerja bagi seluruh personil di secara benar. kegiatan di Industri, serta
kesehatan pada umumnya dan Industri dan sarana pelayanan - Sikap Apoteker yang acuh evaluasi kegiatan bagi
di bidang farmasi pda kefarmasian. terhadap perkembangan praktik kefarmasian di
khususnya. - Apoteker harus mengupdate hukum di Indonesia, sarana pelayanan
peraturan perundang- terutama bidang kesehatan kefarmasian.
undangan terkait kesehatan dan farmasi - Saling sharing informasi
pada umumnya dan farmasi mengenai perubahan
pada khususnya peraturan perundang-
undangan.
9. Seorang Apoteker dalam - Apoteker harus yakin, bahwa - Terdapat kekeliruan, dimana - Obat-obat yang perlu
melakukan praktik kefarmasian obat yang diserahkan kepada Apoteker salah perhatian khusus, seperti
harus mengutamakan pasien adalah obat yang menyerahkan dosis obat LASA, emergency, dan
kepentingan masyarakat, terjamin mutu, keamanan, dan karenaa tampilan kemasan elektrolit perlu disimpan
menghormati hak asasi dan khasiat serta cara pakai obat yang sekilas mirip (Look sesuai dengan aturannya.
melindungi makhluk hidup yang tepat. Alike, Sounds Alike) Apoteker juga hraus
insani - Apoteker harus menjaga - Apoteker tidak sengaja melakukan double check
kerahasiaan pasien dan membocorkan rekam medik sebelum obat diserahkan
kefarmasian dengan baik. pasien kepada seorang yang ke pasien.
tidak seharusnya
mengetahui.
10. Seorang Apoteker harus - Berbuat baik dan saling - Tidak bersikap ramah dan - Diperlukan kesadaran bagi
memperlakukan teman menghormati teman menghargai aantar teman setiap Apoteker untuk
sejawatnya sebagaimana ia sejawatnya. sejawat terus berperilaku baik,
ingin diperlakukan - Sebisa mungkin memberikan - Saling tidak peduli antar makaa kebaikan juga akan
bantuan terhadap teman teman sejawat, membiarkan menghapiri.
sejawat yang memerlukan temannya yang memerlukan - Saling mengingatkan antar
pertolongan. bantuan teman sejawaat untuk
saling membantu.
11. Sesama Apoteker harus selalu - Apabila ada Apoteker yang - Tidak menegur teman - Saling mengingatkan
saling mengingatkan dan saling mengetahui sejawatnya sejawat tersebut secara apabila ada sesuatu yang
menasehati untuk memathi melanggar kode etik santun, justru menyimpang darri kode
ketentuan kode etik (misalnya tidak berada di memanfaatkan hal tersebut etik.
tempat selama waktu praktik), untuk menjatuhkan teman
maka ia harus mengingatkan sejawat tersebut di hadapan
teman sejawat tersebut teman sejawat/tenaga
dengan cara yang santun. kesehatan lain.
- Apabila yang bersangkutan
sulit menerima, maka ia dapat
menyampaikannya kepada
pengurus cabang
12. Seorang Apoteker harus - Menjalin dan memelihara - Bersikap acuh dan tidak - Diperlukan kesadaraan
mempergunakan setiap kerjasama dengan sejawat peduli terhadap teman masing-masing Apoteker
kesempatan untuk apoteker lainnya. sejawat lainnya. untuk meningkatkan
meningkatkan kerjasama yang - Harus saling mempercayai - Meremehkan teman sejawat kerjasama dan
baik sesama Apoteker di dalam teman sejawatnya dalam lain dengan tidak kepercayaan antar teman
memelihara keluhuran menjalin dan memelihara mempercayainya. sejawat
martabat jabatan kefarmasian, kerjasama
serta mempertebal rasa saling
mempervayai dalam
menunaikan tugasnya.
13. Seorang Apoteker harus - Menjalin hubungan yang - Bersikap acuh dan tidak - Diperlukan kesadaran
mempergunakan setiap harmonis dengan tenaga peduli, atau merasa masing-masing Apoteker
kesempatan untuk membangun kesehatan lain, dengan superior, sehingga tidak dan teman sejawat saling
dan meningkatkan hubungan berbuat baik dan saling terjalin kerjasamaa yang mengingatkan untuk tetap
profesi, saling mempercayai, membantu baik antar tenaga kesehatan menjalin kerjasama
menghargai, dan menghormati lain dengan tanaga kesehatan
sejawat petugas kesehatan lain. lain
14. Seorang Apoteker hendaknya - Apabila terdapat Permasalah - Terdapat permasalahan - Teman sejaawat saling
menjauhkan diri dari tindakan Obat yang ditemukan pada terkait obat dalam resep, mengingatkan apabila
atau perbuatan yang dapat resep yang ditulis dokter, kemudian Apoteker terdapat Apoteker yang
mengakibatkan berkurangnya maka Apoteker harus membeberkan kesalahan seperti itu.
atau hilangnya kepercayaan mengkomunikasikan dokter tersebut ke orang - Dalam praktik
masyarakat kepada sejawat permasalahan tersebut secara banya, juga kepada pasien kefarmasian, Apoteker
petugas kesehatan lain santun. sehingga citra dokter tersebut harus
tersebut menjadi buruk menempatkan diri di
posisi orang yang
dipermalukan
15. Seorang Apoteker bersungguh- - Melaksanakan ke-14 butik - Terdapat pelanggarn - Apabila terdapat
sungguh menghayati dan kode etik dalam praktik terhadap ke-14 butir kode pelanggaran kode etik
mengamalkan kode etik kefarmasidan dengan sebaik- etik dalam praktik apoteker, yang
Apoteker Indonesia dalam baiknya kefarmasian. bersangkutan dikenakan
menjalaankan tugas sanksi organisasi, berupa
kefarmasiannya sehari-hari. pembinaan, peringatan,
pencabutan keanggotaaan
sementara, dan
pencabutan keanggotaan
tetap

Anda mungkin juga menyukai