Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GOOD PHARMACY PRACTICE

STANDAR LAYANAN FARMASI RS, APOTEK, DAN PUSKESMAS

Kelompok 2
Ani Nurdiyani (31171038)
Aulya Arum (31171039)
Erni Masruroh (31171044)
Nur Anisah O (31171078)
Revina Rahmawati (31171056)
Ira Riska (32171013)
Muhammad Dodit (31171049)
Wahid Bayu Aji (31171063)

Kelas : D3 3FA2
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2019
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT, APOTEK, DAN PUSKESMAS
No. Aspek Rumah Sakit Puskesmas Apotek
(Sumber Daya
Manusia)
1. Kualifikasi a. Untuk pekerjaan kefarmasian diselenggarakan oleh Apoteker,
Sumber Daya terdiri dari: Minimal harus dilaksanakan oleh dapat dibantu oleh Apoteker
Manusia (SDM) 1) Apoteker 1 (satu) orang tenaga apoteker pendamping dan/atau Tenaga
2) Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai penanggung jawab , yang Teknis Kefarmasian yang
b. Untuk pekerjaan penunjang dapat dibantu oleh tenaga teknis memiliki Surat Tanda
terdiri dari: kefarmasian. Registrasi dan Surat Izin
1) Operator Komputer/Teknisi Praktik.
yang memahami kefarmasian
2) Tenaga Administrasi
3) Pekarya/Pembantu pelaksana
2. Persyaratan SDM  Pelayanan Kefarmasian harus 1. Semua tenaga kefarmasian 1. Persyaratan administrasi
dilakukan oleh Apoteker dan harus memiliki surat tanda a. Memiliki ijazah dari
Tenaga Teknis Kefarmasian. registrasi dan surat izin institusi pendidikan
 Apoteker dan Tenaga Teknis praktik untuk melaksanakan farmasi yang
Kefarmasian harus memenuhi Pelayanan Kefarmasian di terakreditasi
persyaratan administrasi fasilitas pelayanan kesehatan b. Memiliki Surat Tanda
 Instalasi Farmasi harus termasuk Puskesmas, sesuai Registrasi Apoteker
dikepalai oleh seorang dengan ketentuan peraturan (STRA)
Apoteker yang merupakan perundang-undangan. c. Memiliki sertifikat
Apoteker penanggung jawab 2. Setiap tahun dapat dilakukan kompetensi yang masih
seluruh Pelayanan Kefarmasian penilaian kinerja tenaga berlaku
di Rumah Sakit. kefarmasian yang di d. Memiliki Surat Izin
 Kepala Instalasi Farmasi dokumentasikan secara Praktik Apoteker
diutamakan telah memiliki rahasia. Hasil penilaian (SIPA)
pengalaman bekerja di Instalasi kinerja ini akan digunakan 2. Menggunakan atribut
Farmasi minimal 3 (tiga) tahun. sebagai pertimbangan untuk praktik antara lain baju
memberikan penghargaan dan praktik, tanda pengenal.
sanksi (reward and 3. Wajib mengikuti pendidikan
punishment). berkelanjutan/Continuing
3. Pimpinan dan tenaga Professional Development
kefarmasian di ruang farmasi (CPD) dan mampu
Puskesmas berupaya memberikan pelatihan yang
berkomunikasi efektif dengan berkesinambungan.
semua pihak dalam rangka 4. Apoteker harus mampu
optimalisasi dan mengidentifikasi kebutuhan
pengembangan fungsi ruang akan pengembangan diri,
farmasi Puskesmas baik melalui pelatihan,
seminar, workshop,
pendidikan berkelanjutan
atau mandiri.
5. Harus memahami dan
melaksanakan serta patuh
terhadap peraturan
perundang undangan,
sumpah Apoteker, standar
profesi (standar pendidikan,
standar pelayanan, standar
kompetensi dan kode etik)
yang berlaku.
3. Beban Kerja dan a. Beban Kerja Jumlah kebutuhan Apoteker di 1. Pemberi layanan
Kebutuhan 1) kapasitas tempat tidur dan Puskesmas dihitung berdasarkan Apoteker sebagai pemberi
Bed Occupancy Rate (BOR); rasio kunjungan pasien, baik pelayanan harus berinteraksi
2) jumlah dan jenis kegiatan rawat inap maupun rawat jalan dengan pasien. Apoteker harus
farmasi yang dilakukan serta memperhatikan mengintegrasikan
(manajemen, klinik dan pengembangan Puskesmas. pelayanannya pada sistem
produksi); Rasio untuk menentukan jumlah pelayanan kesehatan secara
3) jumlah Resep atau formulir Apoteker di Puskesmas bila berkesinambungan.
permintaan Obat (floor stock) memungkinkan diupayakan 1 2. Pengambil keputusan
per hari; dan (satu) Apoteker untuk 50 (lima Apoteker harus mempunyai
4) volume Sediaan Farmasi, puluh) pasien perhari. kemampuan dalam mengambil
Alat Kesehatan, dan Bahan keputusan dengan
Medis Habis Pakai. menggunakan seluruh sumber
b. Penghitungan Beban Kerja daya yang ada secara efektif
 Pelayanan Kefarmasian di dan efisien.
rawat inap 1 Apoteker 3. Komunikator
untuk 30 pasien Apoteker harus mampu
berkomunikasi dengan pasien
 Pelayanan Kefarmasian di maupun profesi kesehatan
rawat jalan rasio 1 lainnya sehubungan dengan
Apoteker untuk 50 pasien. terapi pasien. Oleh karena itu
Selain kebutuhan Apoteker harus mempunyai kemampuan
untuk Pelayanan Kefarmasian di berkomunikasi yang baik.
rawat inap dan rawat jalan, 4. Pemimpin
diperlukan juga masing-masing Apoteker diharapkan memiliki
1 (satu) orang Apoteker untuk kemampuan untuk menjadi
kegiatan Pelayanan Kefarmasian pemimpin. Kepemimpinan
di ruang tertentu, yaitu: yang diharapkan meliputi
1) Unit Gawat Darurat; keberanian mengambil
2) Intensive Care Unit keputusan yang empati dan
(ICU)/Intensive Cardiac Care efektif, serta kemampuan
Unit (ICCU)/Neonatus Intensive mengkomunikasikan dan
Care Unit (NICU)/Pediatric mengelola hasil keputusan.
Intensive Care Unit (PICU); 5. Pengelola
3) Pelayanan Informasi Obat; Apoteker harus mampu
c. Pengembangan Staf dan mengelola sumber daya
Program Pendidikan manusia, fisik, anggaran dan
1) menyusun program orientasi informasi secara efektif.
staf baru, pendidikan dan Apoteker harus mengikuti
pelatihan berdasarkan kemajuan teknologi informasi
kebutuhan pengembangan dan bersedia berbagi informasi
kompetensi SDM. tentang Obat dan hal-hal lain
2) menentukan dan mengirim yang berhubungan dengan
staf sesuai dengan spesifikasi Obat.
pekerjaan (tugas dan tanggung 6. Pembelajar
jawabnya) untuk meningkatkan seumur hidup Apoteker harus
kompetensi yang diperlukan. terus meningkatkan
3) menentukan staf sebagai pengetahuan, sikap dan
narasumber/pelatih/fasilitator keterampilan profesi melalui
sesuai dengan kompetensinya. pendidikan berkelanjutan
d. Penelitian dan Pengembangan (Continuing Professional
Apoteker harus didorong untuk Development/CPD)
melakukan penelitian mandiri 7. Peneliti
atau berkontribusi dalam tim Apoteker harus selalu
penelitian mengembangkan menerapkan prinsip/kaidah
ilmiah dalam mengumpulkan
praktik Pelayanan Kefarmasian informasi Sediaan Farmasi dan
di Rumah Sakit. Pelayanan Kefarmasian dan
memanfaatkannya dalam
pengembangan dan
pelaksanaan Pelayanan
Kefarmasian.
No. Aspek Rumah Sakit Puskesmas Apotek
(Sarana dan
Peralatan)
1, Ruang Ruang Kantor/Administrasi terdiri
Kantor/Administr dari:
asi a) ruang pimpinan
-
b) ruang staf -
c) ruang kerja/administrasi tata
usaha
d) ruang pertemuan
2. Ruang Ruang penerimaan resep Ruang penerimaan Resep
Penerimaan Resep meliputi tempat penerimaan sekurang-kurangnya terdiri dari
resep, 1 (satu) set meja dan kursi, tempat penerimaan Resep, 1
(satu) set meja dan kursi, serta 1
serta 1 (satu) set komputer, jika
(satu) set komputer. Ruang
- memungkinkan. Ruang penerimaan Resep ditempatkan
penerimaan resep ditempatkan pada bagian paling depan dan
pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
mudah terlihat oleh pasien.

2. Ruang pelayanan produksi sediaan secara terbatas Ruang pelayanan Resep dan
resep dan meliputi rak Obat sesuai peracikan atau produksi sediaan
Peracikan kebutuhan dan meja peracikan. secara terbatas meliputi rak
(produksi sediaan Obat sesuai kebutuhan dan
Di ruang peracikan disediakan
secara terbatas) meja peracikan. Di ruang
peralatan peracikan, timbangan peracikan sekurang-kurangnya
Obat, air minum (air mineral) disediakan peralatan peracikan,
- untuk pengencer, sendok Obat, timbangan Obat, air minum (air
bahan pengemas Obat, lemari mineral) untuk pengencer,
pendingin, termometer ruangan, sendok Obat, bahan pengemas
blanko salinan resep, etiket dan Obat, lemari pendingin,
termometer ruangan, blanko
label Obat, buku catatan
pelayanan resep, buku-buku salinan Resep, etiket dan label
referensi/standar sesuai Obat. Ruang ini diatur agar
kebutuhan, serta alat tulis mendapatkan cahaya dan
sirkulasi udara yang cukup,
secukupnya. Ruang ini diatur
dapat dilengkapi dengan
agar mendapatkan cahaya dan pendingin ruangan (air
sirkulasi udara yang cukup. Jika conditioner).
memungkinkan disediakan
pendingin ruangan (air
conditioner) sesuai kebutuhan. -

2. Ruang a) Kondisi umum untuk ruang Ruang penyimpanan harus Ruang penyimpanan harus
penyimpanan penyimpanan: memperhatikan kondisi sanitasi, memperhatikan kondisi
Sediaan Farmasi, (1) Obat jadi temperatur, kelembaban, sanitasi, temperatur,
Alat Kesehatan, (2) Obat produksi ventilasi, pemisahan untuk kelembaban, ventilasi,
dan Bahan Medis (3) bahan baku Obat menjamin mutu produk dan pemisahan untuk menjamin
Habis Pakai (4) Alat Kesehatan keamanan petugas. Selain itu mutu produk dan keamanan
b) Kondisi khusus untuk ruang juga memungkinkan masuknya petugas. Selain itu juga
penyimpanan: cahaya yang cukup. Ruang memungkinkan masuknya
(1) Obat termolabil penyimpanan yang baik perlu cahaya yang cukup. Ruang
(2) bahan laboratorium dan dilengkapi dengan rak/lemari penyimpanan yang baik perlu
reagensia Obat, pallet, pendingin ruangan dilengkapi dengan rak/lemari
(3) Sediaan Farmasi yang mudah (AC), lemari pendingin, lemari Obat, pallet, pendingin ruangan
terbakar penyimpanan khusus narkotika (AC), lemari pendingin, lemari
(4) Obat/bahan Obat berbahaya dan psikotropika, lemari penyimpanan khusus narkotika
(narkotik/psikotropik) penyimpanan Obat khusus, dan psikotropika, lemari
pengukur suhu, dan kartu suhu. penyimpanan Obat khusus,
pengukur suhu, dan kartu suhu.
3. Ruang distribusi a) Ruang distribusi untuk
Sediaan Farmasi, pelayanan rawat jalan, di mana ada
Alat Kesehatan, ruang khusus/terpisah untuk
dan Bahan Medis penerimaan resep dan peracikan.
Habis Pakai b) Ruang distribusi untuk - -
pelayanan rawat inap, dapat secara
sentralisasi maupun desentralisasi
di masing-masing ruang rawat
inap.
4. Ruang konsultasi / Ruang konsultasi/konseling harus Ruang konseling meliputi satu Ruang konseling meliputi satu
konseling Obat jauh dari hiruk pikuk kebisingan set meja dan kursi konseling, set meja dan kursi konseling,
lingkungan Rumah Sakit dan lemari buku, buku-buku referensi
lemari buku, buku-buku
nyaman sehingga pasien maupun sesuai kebutuhan, leaflet, poster,
referensi sesuai kebutuhan,
konselor dapat berinteraksi dengan alat bantu konseling, buku leaflet, poster, alat bantu
baik. Ruang konsultasi/konseling catatan konseling, formulir konseling, buku catatan
dapat berada di Instalasi Farmasi jadwal konsumsi Obat
konseling, formulir jadwal
rawat jalan maupun rawat inap. (lampiran), formulir catatan konsumsi Obat (lampiran),
pengobatan pasien (lampiran), formulir catatan pengobatan
dan lemari arsip (filling cabinet),
pasien (lampiran), dan lemari
serta 1 (satu) set komputer, jika
arsip (filling cabinet), serta 1
memungkinkan. (satu) set komputer, jika
memungkinkan.
Ruang Ruang penyerahan Obat berupa Ruang penyerahan Obat
Penyerahan Obat konter penyerahan Obat yang meliputi konter penyerahan
dapat digabungkan dengan ruang Obat, buku pencatatan
- penerimaan Resep. penyerahan dan pengeluaran
Obat. Ruang penyerahan Obat
dapat digabungkan dengan
ruang penerimaan resep.
5. Ruang Pelayanan Pelayanan Informasi Obat
Informasi Obat dilakukan di ruang tersendiri
dengan dilengkapi sumber
-
informasi dan teknologi
komunikasi, berupa bahan pustaka
dan telepon.
6. Ruang Arsip Ruang arsip dibutuhkan untuk Ruang arsip dibutuhkan untuk
menyimpan dokumen yang menyimpan dokumen yang
berkaitan dengan pengelolaan berkaitan dengan pengelolaan
Obat dan Bahan Medis Habis Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai dan Pelayanan Pakai dan Pelayanan
Kefarmasian dalam jangka waktu Kefarmasian dalam jangka
-
tertentu. Ruang arsip waktu tertentu. Ruang arsip
memerlukan ruangan khusus memerlukan ruangan khusus
yang memadai dan aman untuk yang memadai dan aman untuk
memelihara dan menyimpan memelihara dan menyimpan
dokumen dalam rangka untuk dokumen dalam rangka untuk
menjamin penyimpanan sesuai menjamin penyimpanan sesuai
hukum, aturan, persyaratan, dan hukum, aturan, persyaratan, dan
teknik manajemen yang baik. teknik manajemen yang baik.
7. Ruang produksi; a) Lokasi Lokasi jauh dari
pencemaran lingkungan (udara,
tanah dan air tanah).
b) Konstruksi Terdapat sarana
perlindungan terhadap:
(1) Cuaca
(2) Banjir
(3) Rembesan air
(4) Binatang/serangga
c) Rancang bangun dan penataan
gedung di ruang produksi harus
memenuhi kriteria:
(1) Disesuaikan dengan alur
barang, alur kerja/proses, alur
orang/pekerja.
(2) Pengendalian lingkungan
terhadap:
(a) Udara; - -
(b) Permukaan langit-langit,
dinding, lantai dan
peralatan/sarana lain;
(c) Barang masuk;
(d) Petugas yang di dalam.
(3) Luas ruangan minimal 2 (dua)
kali daerah kerja + peralatan,
dengan jarak setiap peralatan
minimal 2,5 m.
(4) Di luar ruang produksi ada
fasilitas untuk lalu lintas petugas
dan barang.
d) Pembagian ruangan
(1) Ruang terpisah antara Obat
jadi dan bahan baku;
(2) Ruang terpisah untuk setiap
proses produksi;
(3) Ruang terpisah untuk produksi
Obat luar dan Obat dalam;
(4) Gudang terpisah untuk
produksi antibiotik (bila ada);
(5) Tersedia saringan udara,
efisiensi minimal 98%;
(6) Permukaan lantai, dinding,
langit-langit dan pintu harus:
(a) Kedap air;
(b) Tidak terdapat sambungan;
(c) Tidak merupakan media
pertumbuhan untuk mikroba;
(d) Mudah dibersihkan dan tahan
terhadap bahan
pembersih/desinfektan.
7. Ruang Aseptic Ruang aseptic dispensing harus
Dispensing memenuhi persyaratan:
a) Ruang bersih: kelas 10.000
(dalam Laminar Air Flow = kelas
100)
- -
b) Ruang/tempat penyiapan :kelas
100.000
c) Ruang antara :kelas 100.000
d) Ruang ganti pakaian :kelas
100.000
8. Laboratorium a) Lokasi
Farmasi 1) Lokasi terpisah dari ruang
produksi. 2) Konstruksi bangunan
dan peralatan tahan asam, alkali,
zat kimia dan pereaksi lain (harus
inert); aliran udara, suhu dan - -
kelembaban sesuai persyaratan.
b) Tata ruang disesuaikan dengan
kegiatan dan alur kerja
c) Perlengkapan instalasi (air,
listrik) sesuai persyaratan
9. Ruang produksi Tersedia, tetapi tidak dijelaskan
- -
Non Steril secara rinci
10. Ruang Tersedia, tetapi tidak dijelaskan
Penanganan secara rinci - -
Sediaan Sitostatik
11. Ruang Tersedia, tetapi tidak dijelaskan
Pencampuran/Pel secara rinci
arutan/Pengemasa - -
n Sediaan Yang
Tidak Stabil
12. Ruang Tersedia, tetapi tidak dijelaskan
Penyimpanan secara rinci - -
Nutrisi Parenteral

Anda mungkin juga menyukai