A.ARDIANSYAH
2043700059
APOTEKER PAGI-B
Butir 18
Membuat catatan dan/atau Apoteker harus mendokumentasikan seluruh Kemungkinan pelanggaran yang akan terjadi
pelaporan sediaan farmasi yang sediaan farmasi yang masuk dan keluar pada 1. Ketika barang datang, Apoteker membuat catatan
tidak baik dan tidak benar. instalasi farmasi dengan baik dan benar pelaporan yang tidak sesuai dengan barang yang ada, baik
dari segi jenis, jumlah, dll.
2. Adanya kesalahan pemberian obat rusak kepada pasien
akibat tidak dilakukannya pencatatan pelaporan mengenai
barang rusak.
3. Adanya kesalahan pemberian obat kadaluwarsa kepada
pasien akibat tidak dilakukannya pencatatan mengenai obat
kadaluwarsa
4. Tidak ada evaluasi pelayanan kefarmasian akibat tidak
dilakukannya pencatatan pelaporan dengan baik dan benar
sehingga dapat menurunkan kualitas apotek atau rumah
sakit.
Sanksi
1. Peringatan tertulis dari MEDAI
2. Setelah diberi peringatan tetap melakukan pelanggaran,
maka ia mendapat rekomendasi pembekuan dan/ atau
pencabutan STRA atau SIKA
3. Undang-undang No. 5 tahun 1997 Pasal 60 ayat 1c
Barangsiapa memproduksi atau mengedarkan psikotropika
yang berupa berupa obat yang tidak terdaftar terdaftar
pada departemen departemen yang bertanggung
bertanggung jawab di bidang kesehatan kesehatan
sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksud dalam
pasal 9 ayat 1 dipidana dengan pidana penjara paling lama
15 (lima belas) tahun dan atau pidana denda paling banyak
Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Butir 19
Berpraktik dengan menggunakan Tidak memperpanjang Surat Tanda Registrasi Pelanggaran
Surat Tanda Registrasi Apoteker Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik Memberikan dokumen palsu saat melakukan perpanjangan
(STRA) atau surat izin praktik Apoteker/Surat Izin kerja Apoteker (SIPA/SIKA) Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau Surat Izin
Apoteker/surat izin kerja Apoteker sesuai dengan persyaratan yang berlaku Praktik Apoteker/ Surat izin kerja Apoteker ( SIPA/SIKA)
(SIPA/SIKA) dan /atau sertifikat Menggunakan dokumen yang tidak sah untuk Sanksi
kompetensi yang tidak sah. melakukan perpanjangan Surat Tanda Registrasi 1. Pemberian peringatan tertulis;
Apoteker (STRA) atau Surat Izin Praktik 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
Apoteker/Surat Izin kerja Apoteker (SIPA/SIKA). Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik
Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker
Butir 20
Tidak memberikan informasi, MEDAI adalah Majelis yang menilai bahwa etik dan Jika dugaan pelanggaran terjadi, maka:
dokumen dan alat bukti lainnya disiplin diterapkan seutuhnya atau tidak oleh 1. Pemberian peringatan tertulis
yang diperlukan MEDAI untuk apoteker, sehingga jika terdapat dugaan 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
pemeriksaan atas pengaduan pelanggaran maka apoteker harus memberikan Tanda Registrasi Apoteker (STRA), atau Surat Izin Praktik
dugaan pelanggaran disiplin. informasi, dokumen dan alat bukti yang terkait Apoteker (SIPA)
dengan selengkap-lengkapnya dan sebenar- 3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
benarnya agar MEDAI dapat menimbang dan pendidikan apoteker.
menilai dengan tepat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Butir 21
Mengiklankan kemampuan Apoteker tidak boleh terlibat dalam media Pelanggaran
/pelayanan atau kelebihan promosi/iklan komersil. Produk dengan tujuan meningkatkan kredibilitas khasiat obat
kemampuan /pelayanan yang Apoteker memberi klaim efikasi atau manfaat dan meningkatkan penjualan.
dimiliki, baik lisan, ataupun tulisan, obat/kosmetik yang tidak sesuai dengan hasil Sanksi
yang tidak benar atau studi atau ketentuan BPOM 1. Pemberian peringatan tertulis;
menyesatkan. 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
Tanda Registrasi Apoteker (STRA), atau Surat Izin Praktik
Apoteker (SIPA)
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan apoteker.
Butir 22
Membuat keterangan farmasi yang Apoteker tidak boleh melakukan pekerjaan atau Pelanggaran
tidak didasarkan kepada hasil memberikan informasi yang tidak sesuai dengan 1. Apoteker menuliskan dan memberikan resep untuk pasien
pekerjaan yang diketahuinya secara bidangnya atau mengambil profesi kesehatan tanpa adanya diagnosis dari dokter, dan melalui dokter.
benar dan patut. lainnya. 2. Apoteker mengganti obat yang ada dalam resep dokter
Hal-hal terkait pasien mengenai identitas pasien, tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada dokter, dan
penyakit, dignosis, hasil laboratorium, langsung memberikan obat ke pasien.
pengobatan, masalah terkait obat, monitoring Sanksi
efek samping, didokumentasikan dengan 1. Peringatan tertulis/surat peringatan;
sebenarnya 2. Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat
Tanda Registrasi Apoteker, Surat Izin Kerja Apoteker, atau
Surat Izin Praktik Apoteker.
PASAL 5 AYAT 3
Besarnya jasa pelayanan ditetapkan Besarnya jasa pelayanan apoteker Pelanggaran yang mungkin terjadi
dalam peraturan organisasi ditetapkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia 1. Apoteker menaikkan harga jasa
(IAI) pelayanan konsultasi dari pasien.
Contoh: 2. Apoteker penanggung jawab dan
Surat keputusan pengurus daerah ikatan apoteker pendamping
apoteker indonesia jawa timur nomor: mendapat pembayaran jasa dibawah
KEP-049/PDIAI/JAWA TIMUR/VIII/2015 nominal yang telah ditetapkan.
tentang Standar jasa profesi apoteker di 3. Jam kerja apoteker tidak sesuai dengan
apotek jasa profesi apoteker yang diberikan.
1. Jasa profesi Apoteker Penanggung Jawab
Apotek meliputi: Sanksi
a. Jasa Pengelolaan Apotek sebesar 1. Peringatan dari IAI
minimal Rp. 3.000.000,- diterimakan 2. Sanksi Administratif sesuai dengan
sebanyak 14 kali termasuk THR dan Peraturan Perundang-undangan.
Jasa Akhir Tahun 3. Sanksi organisasi dapat berupa
b. Jasa Pelayanan Konsultasi (diterima pembinaan, peringatan, pencabutan
langsung dari pasien) minimum keanggotaan sementara, dan pencabutan
sebesar Rp. 5.000,- per pasien per keanggotaan tetap
konsultasi dan mencantumkan jam
konsultasi pada papan praktik
Apoteker
2. Jasa profesi Apoteker pendamping
diapotek meliputi :
a. Jasa pengelolaan apotek sebesar
minimal Rp. 2.000.000 diterimakan
sebanyak 13 kali termasuk THR
b. Jasa Pelayanan Konsultasi (diterima
langsung dari pasien) minimum
sebesar Rp. 5.000,- per pasien per
konsultasi.
3. Apoteker Penanggung Jawab Apotek
berhak mendapatkan:
a. Tunjangan Kesehatan berupa
kepesertaan JKN Mandiri kelas I dan
Ketenagakerjaan
b. Bagi hasil sebesar 1% omzet
(pendapatan kotor)
c. Jasa pelayanan resep.
4. Apoteker Pendamping di Apotek berhak
mendapatkan :
a. Tunjangan Kesehatan berupa
kepesertaan JKN Mandiri kelas I dan
Ketenagakerjaan
b. Jasa pelayanan resep.
5. Jasa Pengelolaan Apotek meningkat
secara berkala disesuaikan dengan
Kenaikan Indeks Biaya Hidup Rata-Rata
(BPS).
6. Jika Apoteker Penanggung Jawab
Apotek mengakhiri kontrak kerja sama
maka Apoteker Pengganti minimal
menerima jasa profesi seperti Apoteker
yang digantikan.
7. Jasa profesi diberikan paling lambat
sejak penandatanganan perjanjian kerja
sama sebesar minimal sejumlah 50% dan
penerimaan 100% diberikan setelah SIPA
terbit.
PASAL 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi cotoh yang baik bagi orang lain.
PASAL 6 AYAT 1
Seorang Apoteker harus menjaga Apoteker menjaga kerahasiaan informasi Apabila informasi mengenai penyakit dan
kepercayaan masyarakat atas profesi pasien terkait penyakit dan pengobatannya. riwayat pengobatan pasien diberikan
yang disandangkan dengan jujur dan kepada pihak yang tidak berkepentingan
penuh integritas. baik karena kelalaian (alpa) ataupun
disengaja, apoteker dapat diberi sanksi
berupa teguran, pemberian tuntunan dan
pembinaan dari Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI)
PASAL 6 AYAT 2
Seorang Apoteker tidak akan Apoteker memberikan informasi secara jujur Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat
menyalahgunakan kemampuan dan tepat tanpa menyesatkan pasien terkait terkena sanksi berupa teguran dan
profesionalnya kepada orang lain. pengobatan ataupun harga obat. pembinaan dari Ikatan Apotker Indonesia
(IAI). Jika terjadi kerugian/kematian pada
pihak pasien, apoteker dapat dituntut yang
berakibat pada pencabutan izin praktik.
PASAL 6 AYAT 3
Seorang Apoteker harus menjaga APA tidak menunjuk Apoteker pendamping Sanksi administratif yang diberikan
perilakunya dihadapan publik. pada waktu APA tidak bisa hadir pada jam menurut Keputusan Menteri Kesehatan
buka apotek (apotek yang buka 24 jam) RI No.1332/MENKES/SK/X/2002 dan
sehingga ada pasien tidak menerima Permenkes No.922/MENKES/PER/X/1993
informasi pengobatan yang komprehensif adalah:
dari Apoteker dapat memperburuk citra 1. Peringatan secara tertulis kepada APA
apoteker di masyarakat secara 3 kali berturut-turut dengan
tenggang waktu masing-masing 2 bulan.
2. Pembekuan izin apotek untuk jangka
waktu selama-lamanya 6 bulan sejak
dikeluarkannya penetapan pembekuan
izin apotek.
3. Keputusan pencabutan SIA disampaikan
langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan dan Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi setempat.
4. Pembekuan izin apotek tersebut dapat
dicairkan kembali apabila apotek tersebut
dapat membuktikan bahwa seluruh
persyaratan yang ditentukan dalam
keputusan Menteri Kesehatan RI dan
Permenkes tersebut telah dipenuhi.
PASAL 7
Seorang apoteker harus menjadi sumber Apoteker memberikan informasi yang Sanksi disiplin yang dapat dikenakan
informasi sesuai dengan profesinya akurat dan sesuai dengan perkembangan adalah: Mendapatkan pembinaan dan
Implementasi jabaran kode etik pasal 9 ilmu terhadap pemberian informasi obat peringatan
adalah sebagai berikut. (PIO) baik kepada pasien maupun tenaga
Seorang apoteker memberikan kesehatan lainnya yang membutuhkan.
informasi kepada pasien/masyarakat Apoteker memberikan informasi obat
harus dengan cara yang mudah menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dan yakin bahwa informasi dimengerti oleh pasien.
tersebut harus sesuai, relevan, dan Apoteker harus memberikan informasi
“up to date” secara benar dan sesuai kebutuhan
Sebelum memberikan informasi, pasien
apoteker harus menggali informasi Apoteker harus berperan dalam
yang dibutuhkan dari pasien ataupun peningkatan pemahaman masyarakat
orang yang datang menemui apoteker terhadap obat dengan melakukan
mengenai pasien serta penyakitnya. penyuluhan.
Seorang apoteker harus mampu Apoteker harus saling berbagi informasi
berbagi informasi mengenai pelayanan dengan tenaga kesehatan lainnya atau
kepada pasien dengan tenaga profesi dengan teman sejawat demi mewujudkan
kesehatan yang terlibat. pelayanan pelayanan kesehatan
Seorang apoteker harus senantiasa kesehatan yang bersifat holistic.
meningkatkan pemahaman Apoteker dapat membuat dan
masyarakat terhadap obat, dalam memberikan leaflet, poster, brosur, dan
bentuk penyuluhan memberikan media lisan maupun untuk mempermudah
informasi secara jelas, melakukan pemahaman masyarakat terkait penyakit
monitoring penggunaan obat dan dan pengobatannya.
sebagainya.
Kegiatan penyuluhan ini mendapat
nilai satuan kredit profesi (SKP).
PASAL 8
Seorang apoteker harus aktif mengikuti Apoteker tidak aktif dalam perkembangan 1. Mendapat binaan dari IAI
perkembangan peraturan perundang- peraturan perundang-undangan dibidang 2. Jika masih ringan masih dapat diberikan
undangan bidang kesehatan pada Kesehatan dan dibidang farmasi; peringatan, jika apoteker sudah tidak
umumnya dan di bidang farmasi pada Apoteker tidak berteman/bergaul dengan melakukan pelayanan kefarmasian yang
khususnya. teman sejawat sehingga tidak mengetahui sesuai sehingga menyebabkan pasien
Implementasi jabatan kode etik pasal 8 perkembangan perundang-undangan celaka atau rugi maka akan diberikan
adalah sebagai berikut kesehatan/ farmasi sanksi sesuai dengan peraturan yang
Tidak ada alasan bagi apoteker tidak Apoteker tidak mau tahu mengenai dilanggar.
tahu peraturan perundangan yang perkembangan peraturan UU terbaru
terkait dengan kefarmasian. Untuk itu sehingga melakukan pelayanan dan praktik
setiap apoteker harus selalu aktif kefarmasian yang tidak sesaui dengan
mengikuti perkembangan peraturan, perundanng-undangan
sehingga setiap apoteker dapat
menjalankan profesinya dengan tetap
berada dalam koridor peraturan
perundangan yang berlaku
Apoteker harus membuat standar
prosedur operasional (SPO) sebagai
pedoman kerja bagi seluruh personil di
sarana pekerjaan /pelayanan
kefarmasian sesuai kewenangan atas
dasar peraturan perundangan yang
ada.
PASAL 9
Seorang apoteker dalam melakukan Apoteker sebelum menyerahkan obat Kemungkinan pelanggaran yang terjadi
praktik kefarmasian harus kepada pasien harus melakukan kajian 1. Seorang pasien diberikan obat yang
mengutamakan kepentingan ulang/ pemeriksaan kembali agar tidak sudah kadaluarsa oleh pihak apotek
masyarakat, menghormati hak azasi terjadi kesalahan. 2. Apoteker memberikan obat bermerek
pasien dan melindungi makhluk hidup Apoteker melakukan home care terhadap pada pasien tidak mampu tanpa
insani. pasien dengan kondisi khusus (lansia dan memberikan info tentang obat generik
Implementasi jabaran kode etik pasal 9 penyakit kronis) yang membutuhkan sehingga pasien kesulitan dalam membeli
adalah : monitoring kesehatan. obat
Kepedulian kepada pasien adalah Apoteker mengganti obat paten yang 3. Apoteker tidak memberikan obat yang
merupakan hal yang paling utama dari diresepkan oleh dokter dengan obat seharusnya kepada pasien sehingga
seorang apoteker generik yang memiliki jenis, kekuatan, dan pasien mengalami kerugian/celaka
Setiap Tindakan dan keputusan indikasi yang sama atas persetujuan 4. Apoteker tidak menjaga rahasia pasien,
professional dari apoteker harus pasien rahasia kefarmasian, dan rahasia
berpihak kepada kepentingan pasien Memberikan konseling kepada pasien kedokteran;
dan masyarakat dengan bahasan yang mudah dipahami 5. Apoteker tidak berkomunikasi dengan
Seorang apoteker harus mampu Harus menjamin obat yang diberikan
dokter dalam hal penggantian obat yang
mendorong pasien untuk terlibat dalam pasien, bermutu, berkhasiat, aman, dan telah diresepkan dokter.
keputusan pengobatan mereka. terjangkau. SANKSI
Seorang apoteker harus mengambil Menjamin kerahasiaan pasien. 1. Peringatan oleh IAI
Langkah-langkah untuk menjaga Mengikutsertakan pasien dalam 2. Pembinaan dan peringatan oleh IAI
kesehatan pasien khususnya janin, pengambilan keputusan pengobatan. 3. Pembinaan dan peringatan oleh IAI. Jika
bayi, anak-anak serta orang dalam Menghormati keputusan pasien atas secara sengaja keanggotaan Apoteker
kondisi lemah. pengobatannya dapat dicabut sementara.
Seorang apoteker harus yakin bahwa 4. Mendapatkan pembinaan dan
obat yang diserahkan kepada pasien peringatan.
adalah obat yang terjamin mutu,
keamanan, dan khasiat dan cara pakai
yang tepat.
Seorang apoteker harus menjaga
kerahasiaan pasien, rahasia
kefarmasian, dan rahasia kedokteran
dengan baik.
Seorang apoteker harus menghormati
keputusan profesi yang telah
ditetapkan oleh dokter dalam bentuk
penulisan resep dan sebagainya.
Dalam hal seorang apoteker akan
mengambil kebijakan yang berbeda
dengan permintaan seorang dokter,
maka apoteker harus melakukan
komunikasi dengan dokter tersebut,
kecuali peraturan perundangan
membolehkan apoteker mengambil
keputusan dari kepentingan pasien.
PASAL 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
Setiap apoteker harus menghargai Seorang apoteker yang bekerja tidak Kemungkinan terjadinya pelanggaran
teman sejawatnya, termasuk rekan menggunakan jas apoteker saat melayani 1. Berbicara buruk mengenai apoteker dan
kerjanya pasien di apoteknya, tidak berbicara satu apotek tersebut sehingga orang beralih
Bilamana seorang apoteker hal yang dapat menjatuhkan apoteker dari apotek tersebut ke apotek kita
dihadapkan kepada suatu situasi yang tersebut walaupun merupakan kenyataan. 2. Apoteker membuka apotek bersebelahan
problematic baik secara moral atau Apoteker membuka apotek tidak dengan apotek yang sudah ada
peraturan perundangan yang berlaku, bersebelahan dengan apotek yang sudah 3. Berkomunikasi tanpa etika sopan santun
tentang hubungannya dengan ada. dan rasa tidak enghormati
sejawatnya, maka komunikasi antar Seorang apoteker tidak memberitahukan 4. Menyimpan untuk diri sendiri pengalaman
sejawa harus dilakukan dengan baik kesalahan dokter kepada pasien dan perkembangan ilmu kefarmasin tanpa
dan santun. mengenai kesalahan pemberian obat berbagi dengan teman sejawat
Apoteker harus berkoordinasi dengan pada resep 5. Mengambil alih pekerjaan teman sejawat
IAI ataupun majelis Pembina etik Berkomunikasi dengan baik kepada tanpa seizin apoteker bersangkutan
apoteker dalam menyelesaikan teman sejawat Sanksi
permaslahan dengan teman sejawat Saling berbagi pengetahuan/pengalaman 1. Mendapatkan teguran atau
yang baru dalam bidang Kesehatan dan pembinaan dari IAI
kefarmasian dalam rangka senantiasa 2. Dilakukan perundingan jika masih
memperbaharui ilmu dilanggar dan dilaporkan ke MEDAI untuk
Tidak mengambil alih pekerjaan teman dilakukan persidangan
sejawat tanpa seizin apoteker yang
bersangkutan
PASAL 11
Sesama apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan kode etik.
Apabila seorang apoteker mengetahui Seorang apoteker di rumah sakit Kemungkinan terjadinya pelanggaran
sejawatnya melanggar kode etik, memberikan informasi yang tidaak baik 1. Terdapat Apoteker yang tidak jujur
dengan cara yang santun dia harus atau menjelek-jelekkan seorang dokter kepada pasien.
melakukan komunikasi dengan didepan pasien hingga terdengar oleh 2. Terdapat apoteker yang menjual
sejawatnya untuk mengingatkan kepala apoteker, kemudain kepala apoteker obat diluar narkotika di apotek tempat
kekelirun tersebut, bilamana ternayata menegur atau mengingatkannya mereka bekerja tanpa pendataan resep
yang bersangkutan sulit menerima maka Seorang apoteker seharusnya yang kurang lengkap
dia dapat menyampaikan kepada mengingatkan dan menasehati sejawat 3. Terdapat apoteker yang membeli
pengurus cabang MPEAD secara apoteker lain apabila menjual obat dan menjual kembali obat-obat yang
berjenjang narkotika diapoteknya tanpa pendataan berasal dari PBF yang tidak memiliki surat
resep yang kurang lengkap izin resmi.
Seorang Apoteker mengingatkan dan Sanksi
menasehati rekannya teman sejawatnya 1. Pembinaan, peringatan, pencabutan
yang memberikan obat generik tapi harga kanggotaan sementara dan pencabutan
yang ditagihkan kepada pasien seharga anggota tetap.
obat paten 2. Kajian tentang sanksi yang pantas
Seseorang apoteker harus mengingatkan diserahkan pada MPEAD apakah
sejawat apoteker lain yang membeli obat pelanggaran ini butuh pembinaan,
dari PBF yang tidak memiliki surat izin, peringatan, pencabutan keanggotaan
agar membeli obat dari PBF yang resmi sementara dan pencabutan anggota
dan memiliki izin. tetap.
PASAL 12
Seorang apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerja sama yang baik sesama apoteker didalam memelihara keluhuran
martabat, jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya .
Seorang apoteker harus menjalani dan Seoran apoteker yang langsung menerima Kemungkinan terjadinya pelanggaran
memelihara kerja sama dengan tawaran untuk mnjadi APA dibeberapa 1. Di antara apoteker alumni D dan apoteker
sejawat apoteker lainnya apotek yang jaraknya berdekatan tanpa alumni lain terjadi jarak karena kurang
Seorang apoteker harus membantu berdiskusi dulu dengan teman sejawat percaya sehingga tidak terjalin komunikasi
teman sejawatnya dalam menjalankan /APA sebelumnya yang baik salam mengatasi pengobatan
pengabdian profesinya Di RS x apoteker dari lulusan universitas pasien.
Seorang apoteker harus saling D dipasangkan dengan apoteker dari 2. Adanya kesenjangan antara senior dan
mempercayai teman sejawatnya alumni lain untuk dapat bekerja sama junior apoteker
dalam menjalani pekerjaan melakukan pekerjaan pelayanan 3. Persaingan apoteker dengan cara
kefarmasian dan memelihara kefarmasian menjelek-jelekkan apoteker lain
kekompakan Seorang senior apoteker yang 4. Seorang apoteker yang mengambil
membohongi junior untuk bekerja ditempat keuntungan sendiri tanpa memperhatikan
dia bekerja, yang kenyataanya tidak teman sejawat apoteker lainnya
sesuai dengan aslinya Sanksi
Apabila apoteker melakukan pelanggaran
kode etik apoteker, yang bersangkutan
dikenakan sanksi organisasi. Sanksi dapat
berupa Pembinaan, peringatan, pencabutan
kanggotaan sementara dan pencabutan
anggota tetap.
PASAL 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat petugas kesehatan lain
Apoteker harus mampu menjalin Apoteker harus mampu menjalin hubungan Kasus apoteker yang salah memberikan
hubungan yang harmonis dengan yang harmonis dengan tenaga profesi obat karena keliru mempersepsikan tulisan
tenaga profesi lainnya secara seimbang kesehatan lainnya secara seimbang dan dokter pada resep. Hal ini disebabkan
dan bermartabat. bermatabat. Terjadinya intraksi dan karena apoteker enggan untuk menanyakan
komunikasi yang baik akan menciptakan langsung kepada dokter. Ketidakmauan
suatu hubungan yang baik pula atau saling apoteker dalam mengkonfirmasi resep
mempercayai, dan menghargai keputusan dapat dikarenakan hubungan yang tidak
masing-masing sejawat petugas Kesehatan. baik dari awal atau karena tidak mau
Contoh apabila apoteker mendapatkan membangun hubungan antar profesi.
resep dari dokter yang terdiri dari obat-obat Apabila kekeliruan tersebut bersifat fatal
yang saling berinteraksi satu sama lain. terhadap pasien, maka akan diberikan
Dalam hal ini apoteker tidak boleh langsung diberikan sanksi pidana. Tetapi apabila
menyalahkan keputusan dokter dan tidak bersifat fatal/mengancam kesehatan
langsung mnengubah resep tersebuut. Oleh pasien maka sanksi yang dikenakan
karena itu, apoteker harus mengkonfirmasi berupa sanksi organisasi. Sanksi dapat
mengenai obat-obatan tersebut kepada berupa pembinaan, peringatan, pencabutan
dokter dan mengemukakan pendapat keanggotaan sementara, atau pencabutan
apoteker mengenai interaksi obat yang keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran
terjadi berdasarkan literature serta kode etik diatur dalam peraturan
memperhatikan alasan dan pertimbangan organisasi, dan sanksi ditetapkan setelah
dokter dalam memilih obat-obatan tersebut. melalui kajian yang mendalam dari MEDAI
Apoteker hanya boleh mengubah obat Daerah.
tersebut atas persetujuan dokter. Hal ini
akan meningkatkan hubungan apoteker
dengan dokter. Contoh lain apabila apoteker
kesulitan membaca tulisan dokter maka
apoteker harus menanyakan kepada dokter
mengenai ketidakjelasan tulisan resep.
Menghubungi dokter dapat menimbulkan
intraksi dan komunikasi untuk membangun
hubungan yang harmonis kepada sejawat
petugas Kesehatan lain
PASAL 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurang atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain
Bilamana apoteker menemui hal-hal Contoh pada saat pasien menebus resep Apabila apoteker melakukan pelanggaran
yang kurang tepat dari pelayanan profesi dari dokter setelah dikaji ternyata terdapat kode etik apoteker Indonesia maka yang
Kesehatan lainnya, maka apoteker obat yang saling berinteraksi satu sama lain, bersangkutan dikenakan sanksi organisasi.
tersebut harus mampu dalam hal ini apoteker tidak boleh langsung Sanksi dapat berupa pembinaan,
mengkomunikasikannya, dengan baik menyalahkan keputusan dokter didepan peringatan pencabutan keanggotaan
kepada profesi tersebut, tanpa yang pasien dan mengganti obat tersebut dengan sementara atau pencabutan keanggotaan
bersangkutan merasa dipermalukan obat lain karena hal tersebut akan tetap. Kriteria pelanggaran kode etik diatur
mengakibatkan berkurang atau hilangnya dalam peraturan organisasi dan sanksi
kepercayaan masyarakat kepada profesi ditetapkan.
tersebut. Sebaiknya, dikonfirmasi Kembali
pada dokter terkait terapi yang sesuai
dengan Bahasa yang baik
PASAL 15
Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia menjalankan kefarmasiannya sehari hari. Jika seorang
Apoteker dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari
pemerintah, organisasi profesi farmasi menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tu-han Yang Maha Esa.
Apabila apoteker melakukan Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja 1. Apabila apoteker melakukan pelanggaran
pelanggaran kode etik apoteker maupun tak sengaja melanggar atau tidak kode etik apoteker, yang bersangkutan
Indonesia maka yang bersangkutan mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, dikenakan sanksi organisasi.
dikenakan sanksi organisasi. Sanksi maka dia wajib mengakui dan menerima 2. Sanksi dapat berupa pembinaan,
dapat berupa pembinaan, peringatan sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi peringatan, pencabutan keanggotaan
pencabutan keanggotaan sementara profesi farmasi profesi farmasi yang sementara, dan pencabutan keanggotaan
atau pencabutan keanggotaan tetap. menanganinya (IAI) yang menanganinya tetap.
Kriteria pelanggaran kode etik diatur (IAI) dan mempertanggungjawabkannya 3. Kriteria pelanggaran kode etik diatur
dalam peraturan organisasi dan sanksi kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam peraturan organisasi, dan
ditetapkan. ditetapkan setelah melalui kajian yang
mendalam dari MPEAD.
4. Selanjutnya MPEAD menyampaikan hasil
telaahnya kepada pengurus cabang,
pengurus daerah, dan MPEA.