Anda di halaman 1dari 3

SEVEN JUMP

SKENARIO KASUS ASUHAN KEPERWATAN KOMUNITAS AGREGAT ANAK

Disuatu daerah binaan, tim perawat komunitas melakukan penyebaran angket dan memperoleh
data 25% bayi dan balita tidak rutin dibawa kunjungan ke posyandu, 26% balita memiliki gizi
pada garis kuning, 63% ibu tidak mengetahui arti dari warna yang ada di KMS, 45% balita tidak
memperoleh ASI eksklusif, 15% bayi balita tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap, 50%
pendapatan keluarga kurang dari 2.550.000. Hasil wawancara dengan kader didapatkan
infromasi bahwa jarak dari rumah warga untuk mencapai puskesmas dan posyandu relaif jauh,
ibu membawa anak ke posyandu hanya mendapatkan imunisasi saja dan apabila imunisasi sudah
lengkap maka ibu tidak membawa anaknya ke posyandu lagi.

Langkah 1 (Klarifikasi istilah atau konsep yang belum dipahami)


Istilah:
 Warna yang ada di KMS : Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah catatan grafik
perkembangan anak yang diukur berdasarkan umur, berat badan, dan jenis kelamin.
 Gizi pada garis kuning : Anak mengalami kurang gizi ringan
Langkah 2 (Mendefenisikan Masalah)
 Apa penyebab dari bayi dan balita tidak rutin dibawa ke posyandu?
 Apa penyebab balita mengalami gizi pada garis kuning?
 Kenapa bisa 63% ibu tidak mengetahui arti dari warna yang ada di KMS?
 Apa penyebab balita tidak memperoleh ASI eksklusif?
 Bagaimana bisa bayi balita tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap?
 Bagaimana upaya untuk menaikan pendapatan keluarga?
Langkah 3 (Menganalisa Masalah)
 Apa penyebab dari bayi dan balita tidak rutin dibawa ke posyandu?
Jawab: Berdasarkan kasus penyebab dari bayi dan balita tidak rutin dibawa ke posyandu
dikarenakan jarak dari rumah warga untuk mencapai puskesmas dan posyandu relative
jauh
 Apa penyebab balita mengalami gizi pada garis kuning?
Jawab: dikarenakan asupan gizi kurang, makanan menyediakan energy dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh bayi dan balita. Jika bayi dan balita tidak mendapatkan kalori dan nutrisi
yang cukup, meliputi protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral ia kan mengalami
gizi yang kurang
 Kenapa bisa 63% ibu tidak mengetahui arti dari warna yang ada di KMS?
Jawab: dikarenakan untuk mengisi KMS biasanya petugas posyandu memberitahu
tatacara mengisi KMS dan arti dari warna KMS tersebut dah ada kemungkinan petugas
kurang memperhatikan hal tersebut dan juga ibu tidak proaktif untuk membaca dan
memahami isi dari KMS tersebut
 Apa penyebab balita tidak memperoleh ASI eksklusif?
Jawab: dikarenakan ibu kurang pengetahuan tentang pemberian ASI
 Bagaimana bisa bayi balita tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap?
Jawab: dikarenakan jarak antara rumah ke posyandu relative jauh sehingga ibu membawa
anak ke posyandu hanya mendapatkan imunisasi saja dan apabila imunisasi sudah
lengkap maka ibu tidak membawa anaknya ke posyandu lagi.
 Bagaimana upaya untuk menaikan pendapatan keluarga?
Jawab: Memotivasi keluarga dalam upaya untuk menaikan pendapatan, misalnya dengan
membuat usaha sampingan seperti membuat kerajinan tangan, jualan kecil-kecilan, dll.
Langkah ke 4 (Menyimpulkan hasil anlisis pada langkah ke 3 secara sistematis)
Langkah ke 5 (Merumuskan Learning Issues)
Merumuskan tujuan belajar dengan memfokuskan kepada
 Manifestasi klinis gizi garis kuning
 Etiologi bayi balita tidak mendapatkan imunisasi lengkap
 Epidemiologi gizi
 Patogenesis dan patofisiologi gizi
Langkah ke 6 (Belajar Mandiri)
Mahasiswa mampu menyusun pengetahuan baru berupa hasil-hasil analisi atau kesimpulan yang
didasarkan buki ilmiah terhadap permasalahan yang ada dikasus. Mahasiswa juga mencoba
menjawab pertanyaan dalam tujuan belajar dengan menggunakan berbagai referensi.
Langkah ke 7 (Sintesis)
Kelompok membahas hasil studi perorangan dan tutor dapat memeriksa hasil pembelajaran dan
menilai efektifitas kelompok

Anda mungkin juga menyukai