Anda di halaman 1dari 7

A.

7 Bahan yang Dilarang Digunakan sebagai Bahan Tambahan Pangan

Berdasarkan Permenkes RI No.33 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan, terdapat 19 bahan
yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan, termasuk di antaranya adalah formalin dan
boraks yang sudah dikenal masyarakat luas. Pelarangan tersebut bukannya tidak beralasan, tapi karena
bahan-bahan tersebut berbahaya bagi tubuh manusia, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Berikut
adalah tujuh bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan.

1. Nitrofurazon

Nitrofurazon atau nitrofural biasanya digunakan sebagai obat luka bakar dalam bentuk salep. Akan
tetapi, bahan ini dapat disalahgunakan sebagai pengawet daging unggas, produk makanan laut, pakan
hewan, dan madu karena sifat antibakterinya. Bahan ini dapat mengakibatkan kerusakan ginjal dan
paru-paru, sensasi terbakar dan gatal pada kulit, gangguan saraf tepi, hingga kanker.

2. Dulkamara

Dulkamara (Solanum dulcamara) atau dikenal dengan bittersweet nightshade adalah tanaman yang
digunakan untuk mengobati eksim kronis. Walaupun bisa digunakan sebagai pengawet karena efek
antibakterinya, kandungan solanin, solasodin, dan beta-solamarin pada dulkamara dapat menyebabkan
keracunan, vertigo, kelumpuhan sistem saraf pusat, hingga kematian. Penyalahgunaan dulkamara
sebagai pengawet dapat ditemukan pada selai dan pie.

3. Kokain

Walaupun awalnya kokain pernah digunakan sebagai perisa pada suatu produk minuman kola, kini
bahan ini dikenal sebagai narkoba yang berwujud serbuk putih. Penyalahgunaan kokain sebagai perisa
bisa ditemukan pada minuman (terutama minuman bersoda), es krim, dan permen. Seperti narkoba
pada umumnya, kokain dapat mengakibatkan jantung berdebar, halusinasi, dan kerusakan organ hingga
koma pada dosis tinggi.

4. Nitrobenzena

Nitrobenzena lazim digunakan di laboratorium sebagai pelarut dan di industri besar sebagai bahan
produksi anilin. Akan tetapi, baunya yang menyerupai bau almon membuat bahan ini rawan
disalahgunakan sebagai perisa pada produk olahan susu, madu, dan daging sapi, unggas, babi, ikan. Efek
bahan ini beragam pada tubuh; mulai dari mual, muntah, sakit kepala, anemia, koma, hingga kematian.

5. Sinamil antranilat

Sinamil antranilat atau asam antranilat awalnya memang berguna sebagai perisa makanan, namun sifat
karsinogeniknya menyebabkan bahan ini dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan di
sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan, bahan ini dapat mengakibatkan
kanker hati, ginjal, pankreas, dan paru-paru pada manusia. Baunya yang menyerupai buah-buahan
berpotensi disalahgunakan sebagai perisa pada permen, roti, dan minuman berperisa.
6. Dihidrosafrol

Sama seperti sinamil antranilat, dihidrosafrol awalnya juga digunakan sebagai perisa makanan, namun
bahaya kankernya membuat bahan ini dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan di
Indonesia. Selain itu, bahan ini juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dan
pernapasan, kulit, dan mata. Bahan ini rawan disalahgunakan sebagai perisa minuman root beer karena
rasanya yang khas.

7. Biji tonka

Biji tonka (Dypteryx odorata) dikenal sebagai biji yang mempunyai bau khas seperti campuran kayu
manis, vanila, dan almon sehingga awalnya digunakan sebagai perisa makanan. Akan tetapi, sifatnya
yang beracun dan efek iritasinya pada saluran pernapasan, kulit, dan mata mengakibatkan penggunaan
bahan ini dilarang di Indonesia dan beberapa negara lain. Penyalahgunaan bahan ini dapat ditemukan
sebagai perisa pada makanan penutup seperti es krim dan cokelat.

B. Macam – Macam Bahan Tambahan Pangan yang di izinkan

Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya,
di antaranya:

1. Antibuih

Antibuih (Antifoaming agent) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah atau mengurangi
pembentukan buih. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah: kalsium
alginat dan mono dan digliserida asam lemak.

2. Antikempal

Antikempal (Anticaking agent) adalah bahan tambahan pangan yang ditambahkan ke dalam serbuk atau
granul, untuk mencegah mengempalnya produk pangan, sehingga mudah dikemas, ditranspor, dan
dikonsumsi. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah

• Kalsium karbonat;

• Trikalsium fosfat;

• Selulosa mikrokristalin dan bubuk;

• Asam miristat beserta garam kalsium, kalium, dan natriumnya;

• Asam palmitat beserta garam kalsium, kalium, dan natriumnya


• Asam stearat beserta garam kalsium, kalium, natrium dan magnesiumnya;

• Garam-garam oleat dari kalsium, kalium dan natrium;

3. Antioksidan

Antioksidan (Antioxidant) merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi molekul lain, sehingga antioksidan sebagai bahan aditif makanan adalah bahan tambahan
pangan untuk mencegah atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. Termasuk dalam
kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:

• Asam askorbat beserta garam natrium dan kalsiumnya;

• Askorbil palmitat dan stearat;

• Tokoferol;

• d- dan dl-alfa tokoferol;

• Tokoferol campuran pekat;

• Gama tokoferol;

• Propil galat;

4. Bahan Pengarbonasi

Bahan pengarbonasi (carbonating agent) adalah bahan tambahan pangan untuk membentuk karbonasi
di dalam pangan. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah: karbon dioksida
(CO2).

5. Garam Pengemulsi

Garam pengemulsi (emulsifying salt) adalah bahan tambahan pangan untuk mendispersikan protein
dalam keju sehingga mencegah pemisahan lemak. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh
Permenkes adalah:

• Kalium dan natrium dihidrogen sitrat;

• Trikalium dan trinatrium sitrat;

• Mono-, di-, dan trinatrium fosfat;

• Mono-, di-, dan trikalium fosfat;

• Gelatin;
• Di- dan tetranatrium difosfat;

• Tetrakalium difosfat;

• Dikalsium difosfat;

• Natrium dan kalium tripolifosfat;

• Natrium, kalium, dan kalsium polifosfat;

• Ester asam lemak dan asetat dari gliserol;

• Ester asam lemak dan laktat dari gliserol;

• Ester asam lemak dan sitrat dari gliserol;

• Ester asam lemak dan diasetiltartrat dari gliserol;

• Natrium glukonat.

6. Gas Untuk Pengemasan

Gas untuk kemasan (packaging gas) adalah bahan tambahan pangan berupa gas, yang dimasukkan ke
dalam kemasan pangan sebelum, saat, maupun setelah kemasan diisi dengan pangan untuk
mempertahankan mutu pangan dan melindungi pangan dari kerusakan.[9] Termasuk dalam kelompok
ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah: Karbon dioksida dan nitrogen.

7. Humektan

Humektan (humectant) adalah bahan tambahan pangan untuk mempertahankan kelembaban pangan.
Sebuah humektan menarik dan mempertahankan kelembaban udara sekitarnya melalui penyerapan,
menarik uap air ke dalam dan/atau di bawah permukaan objek. Termasuk dalam kelompok ini yang
diizinkan oleh Permenkes adalah:[9]

• Natrium dan kalium laktat;

• Natrium hidrogen malat;

• Natrium malat;

• Gliserol;

• Polidekstrosa;

• Triasetin.
8. Pelapis

Pelapis (glazing agent) adalah bahan tambahan pangan alami maupun sintetis untuk melapisi
permukaan pangan sehingga mencegah kehilangan air serta memberikan efek perlindungan dan/atau
penampakan mengkilap. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:

• Malam (beeswax);

• Lilin kandelila;

• Lilin karnauba;

• Syelak (shellac);

• Lilin mikrokristalin.

9. Pemanis

Pemanis (sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang
memberikan rasa manis pada produk pangan.

a. Pemanis Alami

Pemanis alami adalah pemanis yang dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun prosesnya secara
sintetik ataupun fermentasi. Termasuk dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:

• Sorbitol;

• Manitol;

• Isomalt/Isomaltitol;

• Glikosida steviol;

• Maltitol;

• Laktitol;

• Silitol;

• Eritritol.

b. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah pemanis yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak berada di
alam. Zat pemanis buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa. Termasuk dalam
kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:

• Asesulfam-K;

• Aspartam;

• Asam siklamat beserta garam kalsium dan natriumnya;

• Sakarin beserta garam kalsium, kalium, dan natriumnya;

• Sukralosa (triklorogalaktosukrosa);

• Neotam.

10. Pembawa

Pembawa (carrier) adalah bahan tambahan pangan yang digunakan untuk memfasilitasi penanganan,
aplikasi atau penggunaan bahan tambahan pangan lain atau zat gizi di dalam pangan dengan cara
melarutkan, mengencerkan, mendispersikan atau memodifikasi secara fisik bahan tambahan pangan lain
atau zat gizi tanpa mengubah fungsinya dan tidak mempunyai efek teknologi pada pangan. Termasuk
dalam kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:

• Sukrosa asetat isobutirat;

• Trietil sitrat;

• Propilen glikol;

• Polietilen glikol..

11. Pembentuk Gel

Pembentuk gel (gelling agent) adalah bahan tambahan pangan untuk membentuk gel. Termasuk dalam
kelompok ini yang diizinkan oleh Permenkes adalah:

• Asam alginat beserta garam natrium, kalium, dan kalsiumnya;

• Agar-agar;

• Karagen;

• Rumput laut eucheuma olahan;

• Gom gelan;
• Gelatin;

• Pektin.

Anda mungkin juga menyukai