Anda di halaman 1dari 34

28/03/2021

KEPERAWATAN MATERNITAS II
Oleh:
Irma Fidora, S.Kep., Ns., M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
T.A 2020/2021

TOPIK I :
GANGGUAN PERDARAHAN MASA KEHAMILAN

1
28/03/2021

Gangguan Perdarahan Masa Kehamilan


Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan
dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi
pada minggu awal kehamilan dan perdarahan pada
minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan,
perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea,
perdarahan pasca persalinan.

Jenis Gangguan Perdarahan Masa Kehamilan


• Perdarahan Awal Kehamilan
Perdarahan terjadi pada kehamilan <22 minggu
Kemungkinan : Abortus, Kehamilan Ektopik, Mola Hidatidosa
• Perdarahan Kehamilan Lanjut
Perdarahan terjadi pada kehamilan >22 minggu s.d jelang
persalinan
Kemungkinan : Plasenta Previa, Solusio Plasenta
• Perdarahan Postpartum
• Syok Hemoragi
• Gangguan Pembekuan Pada Masa Kehamilan

2
28/03/2021

ABORTUS
Definisi
• Pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya
kurang dari 20 minggu.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenore,
tanda-tanda kehamilan, perdarahan hebat per
vagina, pengeluaran jaringan plasenta dan
kemungkinan kematian janin.
• Pada abortus septik, perdarahan per vagina yang
banyak atau sedang, demam (menggigil),
kemungkinan gejala iritasi peritoneum, dan
kemungkinan syok.

Etiologi
• Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi (paling umum
menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum umur
kehamilan 8 minggu), disebabkan:
 Kelainan kromoson/genetik
 Lingkungan tempat menempelnya hasil pembuahan
yang tidak bagus atau kurang sempurna
 Pengaruh zat-zat yang berbahaya (radiasi, obat
obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus).

3
28/03/2021

Etiologi (Cont’)
• Kelainan pada plasenta (gangguan pembentukan
pembuluh darah pada plasenta)
• Faktor ibu : penyakit kronis yang diderita oleh sang ibu
seperti radang paru paru, tifus, anemia berat, keracunan
dan infeksi virus toxoplasma.
• Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu: gangguan
pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama
rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum
rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan
bawaan pada rahim.

Klasifikasi Abortus
• Abortus Komplet: Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari
rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
• Abortus Inkomplet: Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari
rahim namun masih ada yang tertinggal.
• Abortus Insipiens: Abortus yang sedang mengancam yang
ditandai dengan serviks yang telah mendatar, sedangkan hasil
konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
• Abortus Imminens: Abortus tingkat permulaan, terjadi
perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup
dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.

4
28/03/2021

Klasifikasi Abortus (Cont’)


• Missed Abortion : Abortus yang ditandai dengan embrio atau
fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan
20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam
kandungan
• Abortus Habitualis : Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali
berturut turut atau lebih
• Abortus Infeksius : Abortus yang disertai infeksi organ genital
• Abortus Septik : Abortus yang terinfeksi dengan penyebaran
mikroorganisme dan produknya ke dalam sirkulasi sistemik
ibu.

5
28/03/2021

Penanganan
• Abortus Komplet : Tidak memerlukan
penanganan penanganan khusus, hanya apabila
menderita anemia ringan perlu diberikan tablet
besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang
mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
• Abortus Inkomplet : Bila disertai dengan syok
akibat perdarahan maka pasien diinfus dan
dilanjutkan transfusi darah. Setelah syok teratasi,
dilakukan kuretase, bila perlu pasien dianjurkan
untuk rawat inap.

Penanganan (Cont’)
• Abortus Insipiens : Biasanya dilakukan tindakan
kuretase bila umur kehamilan kurang dari 12 minggu
yang disertai dengan perdarahan.
• Abortus Iminens : Istirahat baring, tidur berbaring
merupakan unsur penting dalam pengobatan karena
cara ini akan mengurangi rangsangan mekanis dan
menambah aliran darah ke rahim. Ditambahkan obat
penenang bila pasien gelisah.
• Missed Abortion : Dilakukan kuretase. harus hati hati
karena terkadang plasenta melekat erat pada rahim.

6
28/03/2021

Terapi
• Terapi untuk perdarahan yang tidak mengancam nyawa
adalah dengan Macrodex, Haemaccel, Periston,
Plasmagel, Plasmafundin (pengekspansi plasma pengganti
darah) dan perawatan di rumah sakit.
• Terapi untuk perdarahan yang mengancam nyawa (syok
hemoragik) dan memerlukan anestesi, harus dilakukan
dengan sangat hati-hati jika kehilangan darah banyak.
• Pada syok berat, lebih dipilih kuretase tanpa anestesi
kemudian Methergin.

Terapi (Cont’)
• Terapi pada abortus pada demam
menggigil, tindakan utamanya dengan
penisilin, ampisilin, sefalotin, rebofasin, dan
pemberian infus.

7
28/03/2021

KEHAMILAN EKTOPIK
Definisi
• Kehamilan ektopik adalah implantasi
dan pertumbuhan hasil konsepsi
diluar endometrium kavum uteri.
Etiologi
• Gangguan ini adalah terlambatnya transport ovum
karena obstruksi mekanis pada jalan yang melewati tuba
uteri. Kehamilan tuba terutama di ampula, jarang terjadi
kehamilan di ovarium.

Tanda dan Gejala


• Nyeri yang terjadi serupa dengan nyeri melahirkan, sering
unilateral (abortus tuba), hebat dan akut (rupture tuba), ada
nyeri tekan abdomen yang jelas dan menyebar.
• Jika ada perdarahan intra-abdominal, gejalanya :
 Sensitivitas tekanan pada abdomen bagian bawah, lebih
jarang pada abdomen bagian atas.
 Abdomen tegang
 Mual
 Nyeri bahu
 Membran mukosa anemis

8
28/03/2021

Tanda dan Gejala (Cont’)


Jika terjdi syok, akan ditemukan :
• Nadi lemah dan cepat
• Tekanan darah di bawah 100 mmHg
• Wajah tampak kurus dan bentuknya menonjol-terutama
hidung
• Keringat dingin
• Ekstremitas pucat
• Kuku kebiruan
• Mungkin terjadi gangguan kesadaran.

Diagnosis
Ditegakkan dengan adanya:
• Amenore 3-10 minggu (jarang lebih lama)
• Perdarahan per vagina tidak teratur (tidak selalu).

9
28/03/2021

Penanganan
• Transfusi
• Infus
• Oksigen
• Pada umumnya dilakukan laparotomi. Pada laparotomi
perdarahan secepat mungkin dihentikan dengan menjepit
bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan.
• Keadaan umum penderita terus diperbaiki
• Pemberian antibiotika
• Pemberian antiinflamasi

Pertimbangan Tindakan
• Kondisi penderita pada saat itu,
• Keinginan penderita akan fungsi reproduksinya,
• Lokasi kehamilan ektopik.
• Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi
(pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan
tuba.
• Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif).
Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan
masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.

10
28/03/2021

MOLA HIDATIDOSA
Definisi
• Disebut juga ‘Hamil Anggur’ yaitu kehamilan abnormal,
dimana seluruh villi korialisnya mengalami perubahan
hidrofobik. Mola hidatidosa juga dihubungkan dengan
edema vesikular dari vili khorialis plasenta dan biasanya
tidak disertai fetus. Secara histologis, ditemukan
proliferasi trofoblast dengan berbagai tingkatan
hiperplasia dan displasia. Vili khorialis terisi cairan,
membengkak, dan hanya terdapat sedikit pembuluh
darah.

11
28/03/2021

Etiologi
• Penyebab pasti mola hidatidosa tidak diketahui, tetapi faktor-
faktor yang mungkin dapat menyebabkan dan mendukung
terjadinya mola, antara lain:
 Faktor ovum, di mana ovum memang sudah patologik
sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan
 Imunoselektif dari trofoblast
 Keadaan sosioekonomi yang rendah
 Paritas tinggi
 Kekurangan protein dan Infeksi virus dan faktor kromosom
yang belum jelas

Klasifikasi
Mola Hidatidosa Sempurna
• Vili korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran
bervariasi. Secara histologi memiliki karakteristik : tidak ada
pembuluh darah pada vili yang membengkak, proliferasi dari
epitel trofoblast dengan bermacam ukuran, tidak ada janin
atau amnion
Mola Hidatidosa Parsial
• Masih tampak gelembung yang disetai janin atau bagian dari
janin. Secara histologis tampak di beberapa tempat vili edema
dengan sel trofoblast berproliferasi dan normal di tempat lain

12
28/03/2021

Tanda dan Gejala


• Kecurigaaan biasanya terjadi pada minggu ke 14 – 16
dimana ukuran rahim lebih besar dari kehamilan biasa
• Pembesaran rahim yang terkadang diikuti perdarahan
• Bercak berwarna merah darah beserta keluarnya materi
seperti anggur pada pakaian dalam.

Tanda dan Gejala (Cont’)


• Mual dan muntah yang parah
• Pembesaran rahim yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan (lebih besar)
• Gejala-gejala hipertitoidisme seperti intoleransi panas,
gugup, penurunan BB yang tidak dapat dijelaskan,
tangan gemetar dan berkeringat, kulit lembab
• Gejala-gejala pre-eklampsi seperti edema pada kaki dan
tungkai, peningkatan tekanan darah, proteinuria

13
28/03/2021

Manifestasi Klinis
• Amenorrhoe dan tanda-tanda kehamilan.
• Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan
berat. Merupakan gejala utama dari mola hidatidosa,
sifat perdarahan bisa intermiten selama beberapa
minggu sampai beberapa bulan sehingga dapat
menyebabkan anemia defisiensi besi.
• Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak
sesuai dengan usia kehamilan.

Manifestasi Klinis (Cont’)


• Tidak dirasakan tanda-tanda adanya gerakan janin
maupun ballottement.
• Hiperemesis, pasien dapat mengalami mual dan
muntah cukup berat.
• Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke-24
• Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang
merupakan diagnosa pasti

14
28/03/2021

Diagnosis
• Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium, USG dan
histologis.
• Pada mola hidatidosa yang komplet terdapat tanda dan
gejala klasik yakni:
 Perdarahan pervaginam
 Hiperemesis
 Hipertiroid

Penatalaksanaan
• Perbaiki keadaan umum.
• Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap.
Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12
jam kemudian dilakukan kuret.
• Memberikan obat-obatan antibiotik, uterotonika dan perbaiki
keadaan umum penderita.
• 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua
untuk membersihkan sisa-sisa jaringan.
• Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih
dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat
besar yaitu setinggi pusat atau lebih.

15
28/03/2021

Pengawasan Lanjutan
• Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan
memakai kontrasepsi oral pil.
• Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun, yaitu
setiap minggu pada Triwulan pertama, setiap 2 minggu
pada Triwulan kedua, setiap bulan pada 6 bulan
berikutnya, setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan
selanjutnya setiap 3 bulan.

Pengawasan Lanjutan (Cont’)


• Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :
 Gejala klinis : keadaan umum, perdarahan
 Pemeriksaan dalam : keadaan serviks, uterus bertambah
kecil atau tidak
 Laboratorium : Reaksi biologis dan imunologis : 1x
seminggu sampai hasil negatif, 1x per 2 minggu selama
Triwulan selanjutnya, 1x sebulan dalam 6 bulan
selanjutnya, 1x per 3 bulan selama tahun berikutnya. Kalau
hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya
keganasan
 Sitostatika Profilaksis : Metoreksat 3x 5mg selama 5 hari

16
28/03/2021

Plasenta Previa
Definisi
• Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu
pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir
Etiologi
• Penyebab plasenta previa belum diketahui pasti
• Pendapat: multiparitas, atrofi desidua akibat persalinan
sebelumnya

Klasifikasi
• Plasenta Previa Otalis, apabila seluruh pembukaan
tertutup oleh jaringan plasenta
• Plasenta Previa Parsialis, apabila sebahagian pembukaan
tertutup oleh jaringan plasenta
• Plasenta Previa Marginalis, apabila pinggir plasenta
berada tepat pada pinggir pembukaan
• Plasenta Letak Rendah, plasenta yang letaknya abnormal
pada segmen bawah uterus tetapi belum sampai
menutupi pembukaan jalan lahir

17
28/03/2021

Gambaran Klinis
• Perdarahan tanpa nyeri
• Perdarahan berulang
• Warna perdarahan merah segar
• Adanya anemia
• His biasanya tidak ada
• Denyut jantung janin ada
• Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
• Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
• Presentasi mungkin abnormal

Diagnosis
• Anamnesis: Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah
22 minggu berlangsung tanpa nyeri terutama pada
multigravida, banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari
anamnesis, melainkan dari pada pemeriksaan hematokrit.
• Pemeriksaan Luar: Bagian bawah janin biasanya belum
masuk pintu atas panggul presentasi kepala, biasanya kepala
masih terapung di atas pintu atas panggul mengelak ke
samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul.
• Pemeriksaan In Spekulo: Pemeriksaan bertujuan untuk
mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri
eksternum atau dari ostium uteri eksternum

18
28/03/2021

Diagnosis (Cont’)
• Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung: Penentuan letak
plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan radiografi,
radioisotope, dan ultrasonagrafi.
• Pemeriksaan USG: Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan
implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
bila jarak tepi 5 cm disebut plasenta letak rendah.
• Diagnosis Plasenta Previa Secara Defenitif: Dilakukan
dengan PDMO (Pemeriksaan Dalam di Meja Operasi) yaitu
melakukan perabaan secara langsung melalui pembukaan
serviks pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu
dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO
sebagai upaya menentukan diagnosis.

Penatalaksanaan
• Tindakan dasar umum:
 Memantau tekanan darah, nadi, dan hemoglobin
 Memberi oksigen
 Memasang infus
 Member ekspander plasma atau serum
 Usahakan pemberian darah lengkap
• Pada perdarahan yang mengancam nyawa: seksio
sesarea segera dilakukan setelah pengobatan syok
dimulai.

19
28/03/2021

Penatalaksanaan (Cont’)
• Pada perdarahan yang tetap hebat atau meningkat
karena plasenta previa totalis atau parsialis:
Segera lakukan seksio sesaria; pada plasenta letak
rendah (plasenta tidak terlihat jika lebar mulut serviks
sekitar 4-5 cm)
Pecahkan selaput ketuban dan berikan infuse oksitosin
Jika perdarahan tidak berhenti, lakukan persalinan
pervagina dengan forsep atau ekstraksi vakum
Jika perdarahan tidak berhenti lakukan seksio sesaria.

Penatalaksanaan (Cont’)
• Tindakan Setelah Persalinan Pada Ibu:
 Cegah syok (syok hemoragik)
 Pantau urin dengan kateter menetap
 Pantau sistem koagulasi (koagulopati).
• Tindakan Setelah Persalinan Pada Bayi:
 Pantau hemoglobin
 Hitung eritrosit dan hematokrit.

20
28/03/2021

Solusio Plasenta
Definisi
• Solusio plasenta adalah lepasnya
sebagian atau seluruh jaringan plasenta
yang berimplantasi normal pada
kehamilan di atas 22 minggu dan
sebelum anak lahir.

Etiologi
• Penyebab utama dari solusio plasenta
masih belum diketahui secara pasti

Faktor Yang Diduga Mempengaruhi


• Penyakit hipertensi menahun
• Pre-eklampsia
• Tali pusat yang pendek
• Trauma
• Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava
inferior
• Kehamilan ganda sebelumnya

21
28/03/2021

Faktor Yang Diduga Mempengaruhi (Cont’)


• Umur lanjut
• Multiparitas
• Ketuban pecah sebelum waktunya
• Defisiensi asam folat
• Merokok, alkohol, kokain
• Mioma uteri

Klasifikasi
• Solusio placenta ringan
• Solusio placenta sedang
• Solusio placenta berat

22
28/03/2021

Gambaran Klinis
Solusio placenta ringan
• Ruptura sinus marginalis sama sekali tidak mempengaruhi
keadaan ibu ataupun janinnya. Apabila terjadi perdarahan
pervaginam, warnanya akan kehitaman dan jumlahnya
sedikit sekali. Perut mungkin terasa agak sakit atau terus
menerus agak tegang. Uterus yang agak tegang ini harus
diawasi terus menerus apakah akan menjadi lebih tegang
karena perdarahan terus menerus. Bagian bagian janin
masih mudah teraba.

Gambaran Klinis (Cont’)


Solusio placenta sedang
• Plasenta telah lepas lebih dari seperempatnya tapi belum sampai
duapertiga luas permukaannya. Tanda dan gejalanya dapat
timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta ringan, atau
mendadak dengan gejala sakit perut terus menerus, yang disusul
dengan perdarahan pervaginam. Walaupun perdarahan
pervaginam tampak sedikit, mungkin perdarahan telah mencapai
1000 ml. Dinding uterus teraba tegang terus menerus dan nyeri
tekan sehingga bagian-bagian janin sukar diraba. Bila janin masih
hidup, bunyi jantungnya sukar didengar dengan stetoskop biasa,
harus dengan stetoskop ultrasonic. Tanda-tanda persalinan
biasanya telah ada dan akan selesai dalam waktu 2 jam. Kelainan
pembekuan darah dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi,
walaupun biasanya terjadi pada solusio plasenta berat.

23
28/03/2021

Gambaran Klinis (Cont’)


Solusio placenta berat
• Plasenta telah lepas lebih dari duapertiga
permukaannya. Terjadi sangat tiba-tiba. Biasanya ibu
telah jatuh dalam syok dan janin telah meninggal.
Uterus sangat tegang seperti papan, sangat nyeri,
perdarahan pervaginam tidak sesuai dengan keadaan
syok ibu, malahan mungkin , perdarahan pervaginam
belum sempat terjadi. Besar kemungkinan telah terjadi
kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal.

Gejala Klinis
• Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his.
• Anemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak
sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
• Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang karena
isi uterus bertambah dengan darah yang berkumpul di
belakang placenta sehingga uterus teregang (uterus en
bois).
• Palpasi sukar karena rahim keras.

24
28/03/2021

Gejala Klinis (Cont’)


• Fundus uteri makin lama makin naik
• Bunyi jantung biasanya tidak ada
• Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus
menerus (karena isi uterus bertambah
• Sering ada proteinuri karena disertai preeclampsia

Diagnosis
• Diagnosis solusio plasenta didasarkan adanya
perdarahan antepartum yang bersifat nyeri, uterus yang
tegang dan nyeri.
• Setelah plasenta lahir, ditemukan adanya impresi
(cekungan) pada permukaan maternal plasenta akibat
tekanan dari hematom retroplasenta.

25
28/03/2021

Penanganan
Solusio plasenta ringan
• Apabila kehamilannya kurang dari 36 minggu,
perdarahannya kemudian berhenti, perutnya tidak
menjadi sakit, uterusnya tidak menjadi tegang maka
penderita dapat dirawat secara konservatif di rumah
sakit dengan observasi ketat.

Penanganan
Solusio plasenta sedang dan berat
• Apabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala
bertambah jelas, dalam pemantauan USG daerah solusio
plasenta bertambah luas, maka pengakhiran kehamilan tidak
dapat dihindarkan lagi.
• Apabila janin hidup, dilakukan sectio caesaria. Sectio
caesaria dilakukan bila serviks panjang dan tertutup, setelah
pemecahan ketuban dan pemberian oksitosin dalam 2 jam
belum juga ada his. Apabila janin mati, ketuban segera
dipecahkan untuk mengurangi regangan dinding uterus
disusul dengan pemberian infuse oksitosin 5 iu dalam 500cc
glukosa 5% untuk mempercepat persalinan.

26
28/03/2021

Faktor Yang Mempengaruhi Pelepasan Plasenta


• Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau
serviks; kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus
• Kelainan dari placenta dan sifat perlekatannya pada uterus.
• Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti
manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya
pelepasan dari plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak
ritmik; pemberian uterotonik yang tidak tepat waktu dapat
menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta; serta
pemberian anestesi terutama yang melemahkan kontraksi
uterus.

Perdarahan Post Partum dan Syok Hemoragi


Definisi
• Kehilangan darah >500 ml setelah
persalinan pervaginam
• Kehilangan darah >1000 ml setelah
persalinan SC
• Setiap kehilangan darah yang memiliki
potensial untuk menyebabkan gangguan
hemodinamik

27
28/03/2021

Etiologi
4T
• Tone : atonia uterus
• Tissue : sisa plasenta/bekuan
• Trauma : laserasi, ruptur
• Trombin : koagulapati

GEJALA DAN TANDA GEJALA DAN TANDA YANG DIAGNOSIS


YANG SELALU ADA KADANG-KADANG ADA KEMUNGKINAN
• Uterus tidak berkontraksi dan lembek • Syok Atonia uteri
• Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan
pascapersalinan primer atau)
• Perdarahan segera • Pucat Robekan jalan
• Darah segar yang mengalir segera setelah • Lemah lahir
bayi lahir • Menggigil
• Uterus kontraksi baik
• Plasenta lengkap
• Plasenta belum lahir setelah 30 menit • Tali pusat putus akibat traksi Retensio plasenta
• Perdarahan segera (P3) berlebihan
• Uterus kontraksi baik • Inversio uteri akibat tarikan
• Perdarahan lanjutan
• Plasenta atau sebagian selaput • Uterus berkontaksi tetapi Tertinggalnya
(mengandung pembuluh darah) tidak tinggi sebagian plasenta
lengkap • fundus tidak berkurang
• Perdarahan segera • (kontraksi hilang-timbul)

28
28/03/2021

GEJALA DAN TANDA GEJALA DAN TANDA YANG DIAGNOSIS


YANG SELALU ADA KADANG-KADANG ADA KEMUNGKINAN

• Uterus tidak teraba • Syok neurogenik Inversio uteri


• Lumen vagina terisi massa • Pucat dan limbung
• Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)
• Perdarahan segera
• Nyeri sedikit atau berat
• Sub-involusi uterus • Anemia Perdarahan terlambat
• Nyeri tekan perut bawah • Demam Endometritis atau sisa
• Perdarahan > 24 jam setelah persalinan. plasenta (terinfeksi
Perdarahan sekunder atau P2S. Perdarahan atau tidak)
bervariasi (ringan atau berat, terus menerus
atau tidak teratur) dan berbau (jika disertai
infeksi)
• Perdarahan segera (Perdarahan • Syok Robekan dinding
intraabdominal dan / atau pervaginam • Nyeri tekan perut uterus (Ruptura uteri
• Nyeri perut berat atau akut abdomen • Denyut nadi ibu cepat

Pencegahan
• Petugas kesehatan harus siap dan waspada
• Manajemen aktif kala III
– Oksitosin profilaksis setelah persalinan atau setelah lahir
bahu anterior
• 10 U IM or 5 U IV bolus
• 20 U/L N/S IV tetesan cepat
– Penjepitan dan pemotongan tali pusat secara cepat
– Peregangan tali pusat terkendali dengan perasat Brandt
Andrews

29
28/03/2021

Penatalaksanaan
• Observasi pasien
• Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
• Lakukan pemeriksaan KU ibu
• Awasi TTV
• Manajemen ABC
• Pertimbangkan factor resiko
• Lakukan observasi jumlah perdarahan
• Perhatikan darah yang keluar vagina setelah SC
• Curigai tanda syok

Tanda dan Gejala Syok Hemoragi


• Nadi cepat dan lemah (110 x/mnt atau lebih
• Tekanan darah yang rendah (sistolik < 90 mmHg)
• Tanda lain : pernafasan cepat, pucat, akral dingin,
gelisah, urin sedikit

30
28/03/2021

Cont’
Penanganan Awal Syok
• Periksa seksama KU dan TTV ibu
• Jaga jalan napas, berbaring miring kiri, beri O2 5-6 L/mnt
• Infus 2 buah dengan kanula jarum besar nomor 1 sambil diambil
contoh darah untuk cross darah
• Berikan paling sedikit 2000 cc cairan dalam 1 jam pertama.
• Setelah kehilangan cairan terkoreksi berikan infus 500-1000 cc
per-6-8 jam
• Kateterisasi, ukur urin
• Pantau tanda-tanda vital tiap 5’  15’  30’ 1 jam

Penanganan Khusus
• Pastikan bahwa kontraksi uterus baik
 Pijatan uterus untuk mengeluarkan bekuan darah
 Berikan oksitosin 20 unit drip dalam RL 500 cc, 20-40
tetes/menit
 Lakukan kateterisasi
 Pantau cairan keluar masuk
 Periksa kelengkapan plasenta
 Periksa kemungkinan robekan perineum, vagina,
serviks, ruptur uteri

31
28/03/2021

Penanganan Khusus (Cont’)


• Jika perdarahan teratasi, periksa kadar Hb
 Hb < 7 g/dl atau Ht < 20% (anemia berat) maka
berikan transfusi sampai Hb meningkat
 Hb 7-11 gr/dl maka beri sulfas ferrosus 600 mg atau
ferrous fumarat 120 mg ditambah asam folat 400 mg
per oral sekali sehari selama 6 bulan

Gangguan Pembekuan Masa Kehamilan


Definisi
Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit)
pada ibu hamil sehingga apabila terjadi perdarahan darah
akan terus mengalir

32
28/03/2021

Etiologi
• Abnormalitas sistem pembekuan yang terjadi selama
kehamilan yang disebabkan hipo atau afibrigenemia
atau pembekuan intravaskular merata
• Trombositopenia
• Kerusakan pelepasan tromboplastin jaringan

Tanda dan Gejala


• Perdarahan berlangsung terus
• Perdarahan merembes dari lokasi perlukaan
• Keluar darah bergumpal dari vagina
• Tanda awal syok

33
28/03/2021

Penanganan
• Pemberian faktor pembekuan : pengobatan dengan
plasma beku atau preparat depot fibrinogen (pooled
fibrinogen)
• Menghambat proses patofisiologi dengan antikoagulasi
heparin sampai faktor pembekuan pulih kembali

SELAMAT BELAJAR DENGAN SENANG HATI...

34

Anda mungkin juga menyukai