Anda di halaman 1dari 5

SOAL :

1. Jelaskan ruang lingkup biologi sel ?


2. a. Apa beda sel dengan virus?

b. Bagaimana siklus covid -19?

c. Bagaimana patologi covid-19, sehingga dapat mengganggu sel yang diinfeksi?

d. Mengapa jarang dijumpai penderita covid-19 pada balita atau anak-anak?

JAWABAN :

1. Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah
unit dasar makluk hidup berarti satuan terkecil makluk hidup adalah sel. Makluk hidup yang
paling sederhana adalah organism uniseluler (satu sel). Para ahli evolusi Makhluk hidup
percaya bahwa makluk hidup di planet bumi dimulai dari organism bersel satu yaitu sel
prokariotik anaerobic heterotrofik. Terbentuknya sel makluk hidup dijelaskan dalam oleh
Alexander Ivanovic Oparin (1930-an) seorang ahli biokimia rusia yaitu melalui tahap
evolusi kimia dan kemudian evolusi biologis. Teori ini dikenal dengan teori neoabiogenesis.

Biologi sel mengkaji sel makluk hidup mulai dari sel prokariotik, sel eukariotik
(berdasarkan ada tidaknya inti sel), sel bakteri (uniseluler-prokariotik), sel tumbuhan
(multiseluler-eukariotik) dan sel hewan (multiseluler-eukariotik). Virus juga menjadi bidang
kajian biologi sel akan tetapi virus hanya memenuhi syarat makluk hidup jika menginfeksi
sel hidup.
Perkembangan Teori Tentang Sel

 Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil
pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula)
 Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga),
tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
 Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi
dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut“Sarcode”
 Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan
nama Sarcodemenjadi Protoplasma
 Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838
menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan.
Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan
tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup.
 Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang
pada protoplasma yaitu inti (nucleus)
 Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional
makhluk hidup
 Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis
celulla ex celulla)

2. a. Perbedaan Sel dan Virus


Sel yaitu bagian terkecil makhluk hidup, berbentuk bulat tidak tergantung sel inang,
terdapat DNA dan RNA, dapat menghasilkan/ membentuk ATP (energi), memiliki
nucleus, berisi kan organel organel sel dan dapat hancur/ dimatikan. Sedangkan
Virus yaitu menyerang sel, membahayakan dan merugikan tubuh, tidak dapat di
musnahkan/ dimatikan kecuali dengan di bakar, bila sudah menyerang tubuh manusia
maka manusia tersebut hanya dapat memperkecil/ menghentikan perkembangbiakan virus
tapi tetap tidak ada obat yg bisa membunuh virus.
 hanya memiliki satu asam nukleat (RNA saja /DNA saja), tidak memiliki nucleus
dan tidak memiliki organel sel
b. Siklus Covid-19.

Saat virus corona telah masuk ke dalam tubuh, dengan cepat ia akan menuju
belakang tenggorokan dan hidung orang tersebut. Lapisan hidung dan tenggorokan
disebut sebagai mukosa. Di sinilah virus berbentuk paku ini akan menempel sebelum
mulai bekerja. Ketika mencapai bagian belakang hidung, virus ini akan mengambil alih
sel-sel di lorong hidung. Ia akan masuk ke dalam dan memprogram ulang untuk berhenti
melakukan pekerjaan apapun dan hanya fokus membuat lebih banyak virus. Setelah sel
tersebut menghasilkan lebih banyak virus dari pada kapasitasnya, virus pun akan meledak
dan menempelkan diri ke sel-sel yang berdekatan. Kemudian menggunakannya sebagai
tempat untuk reproduksi dan siklus kembali berulang. Penghancuran sel-sel di hidung dan
tenggorokan akan menyebabkan batuk kering dan sakit ternggorokan. Rasa sakit yang
dirasakan adalah tanda bahwa sel berada dalam kesulitan dan sedang dihancurkan.

Hari Ke-1
Seseorang yang terinfeksi virus corona akan mengalami demam. Tubuh juga mulai
merasakan kelelahan, nyeri otot, hingga batuk kering. Beberapa di antaranya ada yang
mengalami diare dan mual. Beberapa pasien terkadang mengalami mual dan diare pada
hari kedua setelah terinfeksi.
Hari Ke-5
Di hari kelima, seseorang yang terinfeksi virus corona akan mengalami kesulitan
bernapas.
Kondisi tersebut biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut atau beberapa di
antaranya memiliki riwayat penyakit lainnya.
Hari Ke-7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Wuhan, pada hari ketujuh
biasanya pasien mulai dirujuk ke rumah sakit
Hari Ke-8
Di hari kedelapan para pasien dengan kondisi parah, 15 persennya akan mengalami
sindrom gangguan pernapasan akut. Ada cairan memenuhi paru-paru. Sering kali sindrom
ini akan berakibat fatal.
Hari Ke-10
Pada hari kesepuluh, beberapa pasien mengalami gejala yang semakin memburuk. Jika
semakin memburuk pasien akan dibawa ke ICU. Beberapa pasien mulai mengeluh
gangguan di bagian perut. Sementara itu, pasien juga kehilangan nafsu makan.
Hari Ke-17 hingga 21
Pasien akan mengalami kondisi yang membaik setelah menjalani perawatan kurang lebih
2,5 minggu. Biasanya pasien akan merasa sembuh dan keluar dari rumah sakit.

c. Patologi Covid-19, Sehingga Dapat Mengganggu Sel Yang Diinfeksi


Penularan Virus Covid-19
Covid-19 adalah virus yang menular, menular lewat percikan ludah (droplet
infection). Artinya, virus keluar dari tubuh penderita (saluran napas) lewat percikan
sewaktu batuk, bersin, dan berbicara. Jarak tularnya Covid-19 tidak lebih dari 2 meter
dari mulut pengidapnya jarak tularnya. Jadi tertular Covid-19 apabila berada sejauh 2
meter dari pengidap Covid-19. Itu pun kalau dia batuk, bersin atau kita berbicara dengan
jarak itu. Percikan ludah (batuk dan bersin) dari pengidap akan melekat di dekat
pengidap, mungkin di lantai, di kursi tempat pengidap duduk, dan semua peralatan dan
benda di sekitar pengidap. Itu alasan mengapa jemari kita selama berada di tempat publik
sebaiknya tidak digunakan untuk memegang wajah karena hidung, mata, dan mulut
berada di wajah. Bila jemari yang sudah tercemar Covid-19 tercemar di tempat publik,
lalu menyentuh wajah, virus akan menjalar dengan mudah ke hidung, mata, atau
mulut. Dalam masa inkubasi atau masa tunas, pengidap virus belum memperlihatkan
gejala, namun di saluran pernapasannya sudah ada virus corona yang setiap saat siap
tersemprotkan lewat batuk dan bersin, atau berbicara. Virus yang melekat pada benda
atau peralatan di sekitar pengidap akan segera mati dalam hitungan 3-4 jam. Tubuh yang
membawa covid-19 adalah mereka yang mengidap tetapi belum kelihatan sakit misalnya
di antara satu pengidap virus ada lebih 10 orang yang berpotensi tertular. Lalu dari yang
sepuluh sudah tertular masing-masing menulari lagi 10 lainnya sehingga menjadi 100 yg
tertular. 

Patologi Covid-19, Sehingga Dapat Mengganggu Sel Yang Diinfeksi


Saat Covid menyebar melalui tetesan air liur, seperti batuk dan percikan air liur.
Covid akan masuk ke jalur pernapasan di bagian belakang tenggorokan. Duri-duri protein
akan menempel ke membran sel virus kemudian Covid meraplikan diri sangat cepat dan
membajak RNA sel untuk menduplikasi RNAnya sendiri sehingga sel tidak berkembang
lagi untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak virus. Saat virus
berkembang dan menginfeksi saluran pernapasan atas, virus menyebabkan nyeri
tenggorokan dan batuk kering. Diwaktu bersamaa, interferon memicu aliran protein untuk
menlawan virus dan berusaha meredakan penyebarannya namun sel ini tidak selalu tepat
sasaran. Jika sistem imun tidak dapat menghentikan virus beriplekasi interferon justru
berisiko merusak sel secara keseluruhan. Ketika virus dapat melawan sistem imunitas di
sistem pernapasan atas, proses ini merusak jaringan paru-paru dan membuat jaringan
membengkak akibatnya paru-paru kesulitan memasuk oksigen, karbon dioksida di tubuh
juga sulit di keluarkan. Pembengkakan pada jaringan paru-paru dan kurangnya oksigen di
dalam darah, membuat jaringan terisi cairan, nanah dan sel mati. Pada fase ini pasien
akan mengidap pneumonia atau radang paru-paru dan mengalami kesulitan bernapas,
akhirnya pasien membutuhkan alat bantu pernapasan (ventilator).
d. Covid-19 Jarang dijumpai pada balita atau anak-anak
Anak-anak di bawah usia 10 tahun hingga 14 tahun lebih kecil kemungkinannya untuk
terinfeksi Covid-19 dibandingkan dengan orang berusia 20 ke atas karna untuk bisa
menginfeksi sel, virus SARS-CoV-2 memerlukan reseptor ACE2 yang banyak berada di
saluran pernapasan bagian atas. Jumlah reseptor lebih banyak ditemukan di orang dewasa
dibandingkan anak-anak. Hal ini disebebkan pada anak-anak reseptor ACE2 belum
berkembang dengan baik. Alasan inilah yang membuat kasus Covid-19 pada anak jarang
terjadi atau tidak terlalu berpengaruh sehingga larinya ke flu biasa. Beda dengan anak2
yang punya penyakit bawaan seperti penyakit obesitas atau penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai