Rev2 - Proposal Minlok Awal
Rev2 - Proposal Minlok Awal
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Alfera Novitasari 132013143061
Yenni Nistyasari 132013143066
Annisa Fitriani P 132013143072
Sabila Nisak 132013143076
Fatur Rizal Pratama 132013143080
Devi Rahmaningrum W 132013143081
Ismi Shon’atul Chofifah 132013143085
Restu Windy 132013143090
Aditya Budi Nugroho 132013143095
Blandina Easter Grace W 132013143099
Moh Thoriq Hidayatullah 132013143102
Soura Kristiani Tarigan 132013143106
Ida Nurul Fadilah 132013143110
Oky Ayu Wulandari 132013143115
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA, 2021
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan umum ........................................................................... 2
1.2.2 Tujuan khusus .......................................................................... 2
1.3 Manfaat................................................................................................. 2
1.3.1 Bagi Mahasiswa........................................................................ 2
1.3.2 Bagi Masyarakat........................................................................ 2
1.3.3 Bagi Pendidikan........................................................................ 3
1.3.4 Bagi Profesi............................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup...................................................................................... 3
1.5 Metode Pendekatan............................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................... 3
BAB 2 PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .......................... 4
2.1 Profil RW 01 Kelurahan D .................................................................. 4
2.2 Hasil Pengkajian Winshield Survey RW 01.......................................... 5
2.3 Data Umum .......................................................................................... 8
2.3.1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 8
2.3.2 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Usia.............................. 8
2.3.3 Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama................................... 9
2.3.4 Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku...................................... 9
2.3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan............................ 10
2.3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan.............................. 10
2.3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan............................ 13
2.3.8 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran.......................... 11
2.3.9 Proporsi Penyakit 6 Bulan Terakhir.......................................... 12
2.4 Data Khusus.......................................................................................... 13
2.4.1 Data Khusus Pasangan Usia Subur........................................... 13
2.4.2 Data Khusus Ibu Hamil............................................................. 15
2.4.3 Data Khusus Balita.................................................................... 17
2.4.4 Data Khusus Anak Sekolah....................................................... 22
ii
iii
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktik keperawatan komunitas secara daring, diharapkan
mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan serta mampu
meningkatkan, memperluas, dan memantapkan ketrampilan baik secara kognitif
maupun operasional.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengikuti upaya kesehatan yang diselenggarakan di
wilayah masing- masing
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori asuhan keperawatan komunitas di
wilayah masing- masing
3. Mahasiswa mampu menganalisis data kesehatan yang ada di komunitas
4. Mahasiswa mampu melakukan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas di masyarakat
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika kesehatan di masyarakat
1.3.2 Bagi masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat
3
4
5
sekitar 1.934 jiwa. Dengan mata pencaharian para warga rata - rata dengan berdagang.
Untuk tempat sampah nya yang dahulu ada tempat pembuangan sampah yang besar dan
terbuka namun seiring berjalan nya waktu tempat pembuangan sampah tersebut ditutup
karena sampah yang menumpuk sehingga terlihat kumuh. Dengan ditutup nya tempat
pembuangan sampah tersebut maka warga harus menimbun dahulu sampahnya di dalam
rumah lalu diambil tiap 2hari sekali oleh petugas kebersihan. Hal ini berdampak positif
sehingga lingkungan sekitar menjadi lebih bersih.
200
150
50
0
Laki-laki Perempuan
160
140
120
100
166 Usia
80
60
40 86
20 37 39 42 43
0
0-<5 thn 5-<13 thn 13-<18 thn 18-<45 thn 45-<60 thn 60-<90 thn
dan kategori balita (0-5 tahun) sebanyak 37 balita. Hal tersebut menunjukan bahwa
sebagian besar penduduk RW 01 dalam rentang usia produktif
400
350
300
250
Agama
200 384
150
100
50
24
5
0
Islam Kristen Khonghucu
200
150
100 208
Suku
50
60 15
29 1
0
Jawa
Ambon
Madura
Batak Karo
Mandailing
140
120
100
80
151
60 Pendidikan
40 77
59 58
20 48 16
SD
TK
PT
SMP
SMA
Tdk sekolah
90
80
70
60
50
91
40
70 69 Pekerjaan
30 58
20 38 37
12
10 8
2 4 2 2
1 1 1 1 1
0
70
60
50
40
Pendapatan
71
30
47
20
10
12
0
<1 jt 1 - <3 jt 3 jt>
70
60
50
40
Pengeluaran
68
30
20 41
31
10
0
<1 jt 1 - <3 jt 3jt >
25
20
15
25 Penyakit 6 bulan
terakhir
10
17 18
13
5 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0
Gambar 2.9 Proporsi penduduk berdasarkan penyakit yang diderita selama 6 bulan terakhir
di RW 01 Kelurahan D.
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan penyakit
yang diderita selama 6 bulan terakhir saat dilakukan survey mayoritas penduduk
mengalami Hipertensi sebanyak 25 orang. Gatal-gatal seabnyak 18 orang, Diabetes
sebanyak 17 orang, ISPA dan demam masing-masing sebanyak 4 orang. Penyakit
jantung, dhf, gangguan jiwa, thypus, asam urat, kolesterol, usus buntu, ABK, Covid
19, Vertigo (masing-masing 1 orang) dan yang sehat sebanyak 321 orang.
13
40
35
30
25
15
10
2 3
0 1 1
DM Diare Gatal Asam Urat Tdk Ada
Gambar 2.10 Proporsi berdasarkan penyakit selama 6 bulan terakhir pada PUS
di RW 01 Kelurahan D.
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penyakit selama 6
bulan terakhir pada PUS saat dilakukan survey menunjukkan keadaan sehat
sebanyak 39 PUS, Gatal- Gatal sebanyak 3 PUS hal tersebut dikarenakan faktor
air yang kurang bersih. Kemudian penyakit diare sebanyak 2 orang. Penyakit
DM dan Asam urat masing-masing 1 orang.
b. KB
16
14
12
10
8
15 KB
9
4 8 8
2
1 3
2
0
IUD Pil Suntik Kondom Implan MOW Tidak KB
40
35
30
25
Keluhan
20 40
15
10
5
5
1 1 1
0
Mens Tdk Lancar Darah Rendah Pusing Nyeri Tdk Ada
Dilarang
Hiterektomi
Ingin Punya Anak
Turunkan BB Dulu
Tensi Tinggi Saat Pemasangan
mau sebnyak 7 orang. Alasan tidak KB karena ingin mempunyai anak lagi
sebnayak 2 orang. Alasan tensi sangat tinggi saat pemasangan hanya 1 orang.
Alasan penggunaan hiterektomi hanya 1 orang. Alasan tidak kb karena ingin
menurunkan BB terlebih dahulu hanya 1 orang. Alasan takut dan dilarang oleh
suami masing-masing 1 orang.
3
ANC
5
2
0
Rutin Tidak Rutin
b. Imunisasi TT
4.5
3.5
2.5
Imunisasi TT
2 4
1.5
0.5 1
0
Lengkap Tdk Lengkap
3.5
2.5
Buku KIA
2 4
1.5
0.5 1
0
Punya Blm punya
Pil Fe
6
4
Pil Fe
3
5
2
0
Rutin Tdk Rutin
e. Rencana lahir
3.5
2.5
Rencana Lahir
1.5 3
1 2
0.5
0
Spontan SC
f. Penolong
6
3
Penolong
5
2
0
Dokter Lainnya
25
20
15
Jenis Kelamin
27
10
14
5
0
Laki-laki Perempuan
25
20
15
28 Penyakit 6 bulan terakhir
10
5
3
6 2
1 1
0
ISPA DHF Diare Gatal Demam Tdk Ada
sebanyak 3 balit. Penyakit demam sebanyak 2 balita. Penyakit ISPA dan DHF
masing-masing 1 balita. Serta sebanyak 28 balita lainnya adalah sehat.
c. BB di KMS
40
35
30
25
20
BB di KMS
35
15
10
5
2
0
Hijau Kuning
d. ASI Eksklusif
35
30
25
20
ASI Eksklusif
15 31
10
5
6
0
Ya Tidak
e. Imunisasi dasar
45
40
35
30
25
Imunisasi Dasar
20 39
15
10
5
2
0
Lengkap Tdk Lengkap
35
30
25
20
37 Posyandu
15
10
5 4
0
Rutin Tdk Rutin
g. Vitamin A
35
30
25
20
33 Vitamin A
15
10
5
6 2
0
Rutin Tdk rutin Tdk pernah
20
15
MPASI
22
10
18
0
< 6 bln > 6 bln
jika terlalu lambat akan mengakibatkan kekurangan asupan gizi pada balita
(Stunting).
25
24.5
24
23.5
23
Jenis Kelamin
25
22.5
22
21.5
22
21
20.5
Laki-laki Perempuan
Gambar 2.26 Proporsi berdasarkan jenis kelamin pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan jenis kelamin
pada anak sekolah adalah masyoritas perempuan sebanyak 23, dan laki-laki
sebanyak 22 anak sekolah.
b. Penyakit 6 bulan terakhir
18
16
14
12
10
4
7
2
1
2
0
Diare Gatal Demam Tdk Ada
Gambar 2.27 Proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan
terakhir pada anak sekolah masyoritas 17 anak adalah berstatus sehat, penyakit
23
gatal-gatal sebanyak 7 anak. Penyakit diare sebanyak 2anak, dan demam hanya 1
anak.
c. Proporsi Gizi
45
40
35
30
25
Gizi
20 40
15
10
5
2 2
0
Baik Cukup Kurang
Imunisasi Dasar
40
35
30
25
Imunisasi Dasar
20
37
15
10
5
6
0
Lengkap Tdk Lengkap
Gambar 2.29 Proporsi berdasarkan imunisasi dasar pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan imunisasi dasar
pada anak sekolah masyoritas 37 anak dengan imunisasi dasar lengkap,
24
e. Gosok gigi
35
30
25
20
Gosok Gigi
15 30
10
12
5
0
Rutin Tdk Rutin
Gambar 2.30 Proporsi berdasarkan gosok gigi pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan gosok gigi pada
anak sekolah masyoritas 30 anak rutin melakukan gosok gigi. Sedangkan 12
anak mengaku tidak rutin dikarenakan kurang pengetahuan anak tentang
pentingnya gosok gigi.
f. Sakit gigi
50
45
40
35
30
25
46 Sakit Gigi
20
15
10
5
1
0
Ya Tdk
Gambar 2.31 Proporsi berdasarkan sakit gigi pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan sakit gigi pada
anak sekolah masyoritas 46 anak tidak mengalami sakit gigi. Sedangkan 1 anak
yang mengalami sakit gigi.
26
45
40
35
30
25
46 Tidak Naik Kelas
20
15
10
0
Ya Tdk
Gambar 2.32 Proporsi berdasarkan tidak naik kelas pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan tidak naik kelas
pada anak sekolah adalah mayoritas anak naik kelas semua.
40
35
30
25
Jenis kelamin
20 41
15
23
10
0
Laki-laki Perempuan
60
50
40
20
10
1 1 1 1 1 1
0
HT Diare ISK Thypus Usus ABK Tdk Ada
Buntu
60
50
40
30
Kenakalan Remaja
48
20
10
6
8 2
0
Rokok Miras Geng Motor Tdk Ada
d. Organisasi
33.5
33
32.5
32
Organisasi
31.5 33
31
30.5 31
30
Aktif Tdk Aktif
25
20
15
28 Jenis Kelamin
10
15
5
0
Laki-laki Perempuan
25
20
15
Penyakit 6 bulan terakhir
24
10
5 10
2
1 1 4 1 1 1 1
0
ISPA HT Jantung Ginjal DM Diare Ggn Prostat Asam Tdk Ada
Jiwa urat
20
15
Posyandu
10 20
5
9
7
0
Rutin Tdk Rutin Tdk Pernah
d. Pemeriksaan kesehatan
16
14
12
10
8
15 Pemeriksaan kesehatan
13
6
4 8
0
Rutin Tdk Rutin Tdk Pernah
16
14
12
10
17 Kegiatan sosial
8
14
6 12
0
Rutin Tdk Rutin Tdk Pernah
120
100
80
Status Rumah
60 125
40
20
15
0
Sendiri Sewa
2. Jenis Rumah
160
140
120
100
80
Jenis Rumah
139
60
40
20
0 1
Permanen Semi Permanen
3. Lantai
120
100
80
60
110 Lantai
40
20
30
0
Keramik Bkn Keramik
4. Ventilasi
160
140
120
100
80
Ventilasi
138
60
40
20
0 2
< 10% > 10%
120
100
80
40
20
7
0
8 m2/org Tidak 8 m2/org
80
70
60
50
30 57
20
10
0
PAM Sumur
90
80
70
60
50
Sumber Air Minum
90
40
30
50
20
10
0
Air Masak Air Mineral
8. Jenis jamban
160
140
120
100
80
Jenis Jamban
135
60
40
20
5
0
Leher angsa Cemplung
9. Tempat BAB
160
140
120
100
80
Tempat BAB
140
60
40
20
0
WC
10. Jentik
140
120
100
80
130 Jentik
60
40
20
10
0
Ada Tdk Ada
80
70
60
50
Tempat sampah
40 81
30
20 42
27
10
0
Ditimbun Dibakar TPA
120
100
80
Saluran Limbah
60 115
40
21
20
4
0
Got Sungai Tdk ada
13. Binatang
100
90
80
70
60
50
92 Binatang
40
30
20
29
10 5
14
0
Burung Kucing Anjing Tdk Ada
90
80
70
60
50
92 Kandang Ternak
40
30
20 44
10
4
0
Bersih Kotor Tdk Ada
100
80
60
114 Pemanfaatan Fasyankes
40
53
20 39
9
0
RS PKM Klinik Alternatif
100
80
60
112 Jaminan Kesehatan
40
20
18 7
3
0
BPJS Mandiri Asuransi Tdk Punya
keluarga. Serta masih ada keluarga yang belum mempunyai jaminan kesehatan
sebanyak 3 keluarga.
120
100
80
40
20
10
0
Ya Tidak
Gambar 2.58 Proporsi berdasarkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun penduduk RW 01
Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan kebiasaan cuci tangan pakai
sabun penduduk RW 01 mayoritas 130 keluarga cuci tangan dengan mengggunakan
sabun. Sedangkan 10 keluarga cuci tangan belum menggunakan sabun.
140
120
100
80
Konsumsi Lauk Per Hari
140
60
40
20
0
0
Ya
140
120
100
80
Makan Sayut dan Buah Per Hari
139
60
40
20
0 1
Ya Tidak
Gambar 2.60 Proporsi berdasarkan konsusmsi sayur dan buah perhari penduduk RW 01
Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan konsumsi sayur dan buah
perhari penduduk RW 01 adalah mayoritas 139 keluarga mengkonsumsi sayur dan
buah, namun ada 1 keluarga yang tidak mengkonsumsi dikarenakan tidak suaka makan
buah dan sayur.
80
70
60
50
30 59
20
10
0
Ya Tdk
90
80
70
60
50
93 Olah raga per hari
40
30
47
20
10
0
Ya Tdk
2.6 Wawancara
Hasil dari wawancara yang dilakuan, didapatkan data sebagai berikut :
Agregat Hasil Wawancara
Pasangan Usia Subur - 7 orang mengatakan tidak mau
- 2 orang mengatakan ingin memiliki anak lagi
- 1 orang mengatakan, daratnya tinggi saat pemasangan
KB
- 1 orang telah melakukan histerektomi
- 1 orang memberikan alasan karena ingin menurunkan
BB terlebih dahulu
- 1 orang mengungkapkan ketakutannya untuk
menggunakan KB
- 1 orang dilarang oleh suaminya
Ibu Hamil - Ibu hamil mengatakan mudah lelah dan punggung
capek
- Ibu mengatakan rajin melakukan ANC pada fasilitas
kesehatan terdekat
- Ibu yang tidak melakukan imunisasi TT lengkap
mengatakan telah melewati jadwal imunisasi dan tidak
ada keluhan yang berarti.
42
2.7 FGD
Masukan Elemen Deskripsi
Pak RT Lingkungan Daerah Data yang didapat sudah sesuai. Ada sedikit
tambahan yakni masing-masing rumah terdapat
jendela namun terdapat 25% memiliki ventilasi
<10% dan jarak antara satu rumah dengan rumah
yang lain berdempetan.
.
Tingkat Sosial Masyarakat di RW 01 mempunyai interaksi sosial
Ekonomi yang baik antar-tetangga dan saling tolong-menolong
gotong-royong sesama warga dan jarang terjadi
tindakan Kriminal.
Kategori. Perilaku
Subkategori.
Penyuluhan dan
Pembelajaran
49
50
1. Berpartisipasi dalam 8. Pertimbangkan kemudahan akses, hal-hal yang disukai konsumen, dan
perencanaan perawatan (5) biaya dalam perencanaan program
2. Bekerja sama dalam 9. Gunakan instruksi dibantu komputer, televisi, video interaktif, dan
menentukan perawatan (5) teknologi-teknologi lainnya untuk menyampaikan informasi
3. Berpartisipasi dalam 10. Gunakan telekonferensi, telekomunikasi, dan teknologi komputer untuk
keputusan bersama dengan pembelajaran jarak jauh
pasien (5) 11. Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan
Outcome Perilaku Sekunder rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan
Koping (1302) 12. Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat
1. Mengindentifikasi pola koping terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
yang efektif (5) Prevensi Sekunder
2. Mencari informasi terpercaya Persiapan Melahirkan (6760)
tentang pengobatan (5) 1. Ajarkan ibu dan pasangan mengenai fisiologi persalinan
3. Menggunakan sistirn 2. Eksplorasi mengenai rencana persalinan (misalnya, lingkungan
dukungan personal (5) persalinan, yang akan membantu ibu, siapa yang akan hadir/ menemani,
apa teknologi yang akan digunakan, siapa yang akan memotong tali
pusar, pilihan makanan, dan rencana kepulangan)
3. Ajarkan ibu dan pasangannya mengenai tanda-tanda persalinan
4. Informasikan pada ibu mengenai kapan harus datang ke rumah sakit
dalam rangka persiapan menghadapi persalinan
5. Diskusikan pilihan kontrol nyeri bersama ibu
6. lnstruksikan ibu akan langkah-langkah yang akan diambil jika ingin
menghindari episiotomi, seperti pijat perineum, olahraga Kegel, nutrisi
yang optimal, dan pengobatan yang tepat jika mengalami vaginitis
7. Informasikan ibu mengenai pilihan persalinan jika timbul komplikasi
8. Jelaskan prosedur monitor secara rutin yang mungkin akan dilakukan
selama proses persalinan
9. Ajarkan ibu dan pasangan mengenai teknik pernapasan dan relaksasi
yang akan digunakan selama persalinan
10. Ajarkan pasangan melakukan sesuatu untuk memberi kenyamanan pada
ibu selama proses persalinan (misalnya, menggosok punggung,
menekan punggung, dan memposisikan ibu)
52
1. Fokus menjaga perilaku - Tentukan motivasi klien terhadap perlunya perubahan perilaku
kesehatan - Kuatkan keputusan klien dalam memberikan perhatian terhadap
2. Harapan bahwa individu kebutuhan kesehatan
bertanggung jawab untuk - Pilih perilaku yang dapat terukur (menurunkan konsumsi makanan yang
pilihan yang berhubungan berisiko tinggi)
dengan kesehatan - Diskusikan proses modifikasi perilaku dengan klien, keluarga dan stake
Outcome Perilaku Sekunder holder lingkungan
Manajemen Diri : Penyakit Kronik - Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi yang tepat
(3102)
1. Mencari informasi tentang
penyakit
2. Mengikuti pengobatan yang
direkomendasikan
3. Memantau tanda-tanda vital
4. Menggunakan pelayanan
kesehatan yang sesuai
kebutuhan
5. Defisit Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer
pengetahuan tindakan keperawatan selama 3 Pendidikan Kesehatan (5501)
tentang minggu diharapkan remaja 1. Hindari penggunaan teknik dengan menakut-nakuti sebagai strategi
kesehatan yaitu mampu : untuk memotivasi remaja agar mengubah perilaku kesehatan atau gaya
bahaya hidup
kenakalan Pengetahuan : Promosi Kesehatan 2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk menolak perilaku yang
remaja tentang (1823) tidak sehat atau berisiko
merokok, 1. Perilaku yang meningkatkan 3. Jaga presentasi tetap focus dan pendek , yang (konsisten) dimulai dan
minum kesehatan (5) berakhir pada maksud/bahasan utama
minuman keras 2. Efek kesehatan yang 4. Berikan diskusi kelompok dan bermain peran untuk mempengaruhi
dan geng merugikan akibat penggunaan keyakinan terhadap kesehatan, sikap, dan nilai-nilai
motor alkohol (5) 5. Gunakan instruksi dibantu computer, televise, video interaktif, dan
(D.0111) 3. Efek kesehatan yang teknologi lain untuk menyampaikan informasi
merugikan dari penggunaan 6. Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat
tembakau (5) terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
55
Outcome Perilaku Primer 7. Manfaatkan system dukungan social dan keluarga untuk meningkatkan
Perilaku Keamanan Pribadi (1911) efektivitas gaya hidup dan modifikasi perilaku kesehatan
1. 191104 Menggunakan helm Prevensi Sekunder
pelindung selama aktivitas a. Skrinning Kesehatan (6520)
yang memiliki risiko tinggi 1. Sediakan akses yang mudah bagi layanan skrinning
2. 191110 Menggunakan alat 2. Berikan privasi dan kerahasiaan
(motor) dengan benar 3. Berikan kenyamanan selama prosedur skrinning
3. 191111 Menggunakan mesin 4. Lakukan pengkajian fisik yang sesuai
(motor) dengan benar 5. Berikan infromasi pemeriksaan diri yang tepat selama skrinning
4. 191117 Menghindari 6. Berikan hasil skrinning kepada pasien
penggunaan tembakau 7. Rujuk pasien pada penyedia perawatan kesehatan lainnya, yang
5. 191123 Menghindari merokok diperlukan
di tempat tidur 8. Berikan nomor kontak untuk menindaklanjuti pasien yang diketahui
6. 191118 menghindari memiliki temuan abnormal
penyalahgunaan alcohol b. Promosi Keselamatan Berkendara (9050)
7. 191125 Menghindari Prevensi Tersier
mengoperasikan kendaraan Manajemen Lingkungan Komunitas (6484)
bermotor saat emngkonsumsi 1. Inisiasi skrining risiko kesehatan yang berasal dari lingkungan
alcohol 2. Berpartisipasi dalam program di komunitas untuk mengatasi risiko
8. 191119 Menghindari perilaku yang sudah diketahui
berisiko tinggi (geng motor) 3. Berkolaborasi dalam mengembangkan program aksi di komunitas
9. 191120 Mengatamti aturan di 4. Dorong lingkungan untuk berpartisipasi aktif dalam keselamatan
jalan raya komunitas
Outcome Perilaku Sekunder 5. Lakukan program edukasi untuk kelompok beresiko
a. Kontrol Risiko : Penggunaan 6. Bekerjasama dengan kelompok di lingkungan untuk memastikan
Alkohol (1903) aturan pemerintah yang sesuai
1. 190302 Mengenali akibat
penyalahgunaan alcohol
2. 190309 Berpartisipasi dalam
skrining masalah kesehatan
3. 190316 Mengontrol
konsumsi alcohol
56
4. Efektifitas metode kontrasepsi 7. Pertimbangkan kemudahan akses, hal-hal yang disukai konsumen, dan
pilihan (5) biaya dalam perencanaan program
Outcome Perilaku Primer 8. Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsung atau manfaat jangka
Kontrol Risiko: Kehamilan Tidak pendek yang bisa diterima oleh perilaku gaya hidup positif daripada
Diharapkan (1907) menekankan pada manfaat jangka panjang atau efek negatif dari
1. Mencari informasi terkait ketidakpatuhan
program keluarga (5) 9. Kembangkan materi pendidikan tertulis yang tersedia dan sesuai dengan
2. Menyesuaikan program audiens yang menjadi sasaran
kehamilan yang dipilih(5) 10. Gunakan instruksi dibantu komputer, televisi, video interaktif, dan
3. Mengidentifikasi metode teknologi-teknologi lainnya untuk menyampaikan informasi
kontrasepsi yang cocok(5) 11. Gunakan telekonferensi, telekomunikasi, dan teknologi komputer untuk
Outcome Perilaku Sekunder pembelajaran jarak jauh
Partisipasi dalalam Keputusan 12. Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan
Perawatan Kesehatan (1606) rencana implementasi gaya hid up atau modifikasi perilaku kesehatan
1. Mendefinisikan pilihan yang 13. Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat
tersedia (5) terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
2. Negosiasi perawatan yang Prevensi Sekunder
diinginkan (5) Keluarga Berencana: Kontrasepsi (6784)
3. Menunjukkan pengarahan diri 1. Gali pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap pilihan kontrasepsi
dalam membuat keputusan (5) 2. Instruksikan pasien mengenai fisiologi reproduksi manusia, termasuk
sistem reproduksi laki-laki dan perempuan, jika diperlukan
3. Lakukan pemeriksaan fisik yang relevan jika terindikasi dari riwayat
pasien
4. Tentukan kemampuan dan motivasi pasien dalam menggunakan metode
tertentu
5. Tentukan level komiten dalam konsistensi penggunaan metode tertentu
6. Diskusikan pertimbangan agama, budaya, perkembangan, sosial
ekonomi, dan pertimbangan individu terhadap pilihan alat kontrasepsi
7. Diskusikan metode-metode kontrasepsi (misalnya., bebas obat, barier,
hormonal, spiral/IUD/ dan sterilisasi) termasuk efektivitas, efek
samping, kontraindikasi dan tanda gejala yang perlu dilaporkan ke
petugas kesehatan.
59
5.1 Pengorganisasian
Sebagai efektifitas pelaksanaan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga
dalam melaksanakan program kerja yang bersifat umum, kelompok menyusun struktur
organisasi sebagai berikut:
Ketua : Sabila Nisak, S.Kep
Wakil Ketua : Alfera Novitasari, S.Kep
Sekretaris 1 : Devi Rahmaningrum W, S.Kep S.Kep
Sekretaris 2 : Blandina Easter Grace W,
Bendahara : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Penanggungjawab kegiatan:
1. Pokja Pasangan Usia Subur dan Ibu Hamil :
- Blandina Easter Grace W, S.Kep
- Fatur Rizal Pratama, S.Kep
2. Pokja Balita :
- Oky Ayu Wulandari, S.Kep
- Yenni Nistyasari, S.Kep
3. Pokja Anak Usia Sekolah :
- Devi Rahmaningrum W, S.Kep
- Restu Windy, S.Kep
- Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
4. Pokja Remaja :
- Sabila Nisak, S.Kep
- Alfera Novitasari, S.Kep
- Annisa Fitriani P, S.Kep
5. Pokja Lansia :
- Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
- Ida Nurul Fadillah, S.Kep
6. Pokja Kesehatan Lingkungan :
- Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
- Aditya Budi Nugroho, S.Kep
61
62
1. 8 remaja merokok, merokok dengan hal, antara lain : dan memiliki keterampilan sosial Fitriani P,
2. 2 remaja minum perilaku merokok a. Bahaya merokok yang baik sehingga remaja dapat S.Kep
minuman keras dan pada remaja (diperlihatkan video belajar, tumbuh, dan berkembang
3. 6 remaja mengikuti geng motivasi tentang secara harmonis dan optimal
b. Meningkatkan
motor. bahaya merokok) untuk menjadi sumber daya
Pendidikan
b. Pengetahuan yang manusia yang berkualitas.
Keterampilan Hidup
meliputi beberapa
Sehat (PKHS),
hal seperti,
c. Meningkatkan
pencegahan
pengetahuan terkait
penyalahgunaan
kesehatan jiwa,
miras, pencegahan
pencegahan
saat mengikuti geng
penyalahgunaan
motor.
miras
c. Mempersiapkan
d. Meningkatkan
remaja untuk
kesadaran remaja saat
memiliki
mengikuti geng
keterampilan hidup
motor.
sehat melalui PKHS.
d. Aktualisasi diri
dalam kegiatan
peningkatan derajat
kesehatan remaja.
2. Terdapat sesi tanya
jawab yang dapat
meningkatkan
pemahaman remaja.
Termsuk karena
adanya rasa ingin
tahu pada remaja
7. Lansia Setelah dilakukan 1. Melakukan senam 1. Lansia dan keluarga dapat Ida Nurul F,
- Penyakit yang paling kegiatan bersama lansia lansia : senam melakukan pemeliharaan S.Kep
banyak diderita oleh dan keluarga : edukasi, hipertensi dan senam kesehatan yang baik :
lansia di RW advokasi (kunjungan bugar lansia - Melakukan pemeriksaan
1didapatkan data bahwa rumah) diharapkan lansia 2. Melakukan rutin
11 orang mengalami dan keluarga mampu penyuluhan kesehatan - Tekanan darah dalam batas
65
PRE PLANNING
PEMBERIAN EDUKASI TENTANG KELUARGA BERENCANA (KB)
KB. Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang
atau pernah menggunakan kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang
digunakan oleh akseptor (Depkes, 2010).
2. Tujuan
a. Tujuan Jangaka Pendek
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang KB dengan media lefleat/video PUS
di RW 1 dapat mengetahui dan penyadari pentingnya penggunaan KB.
b. Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang KB dengan media lefleat/video, 15
PUS yang belum menggunakan KB saat pengkajian akan menggunakannya
3. Plan of Action
Peserta dikumpulkan di dalam ruang zoom meeting/ google meet, kemudian dilakukan
penyuluhan dengan menggunakan media leaflet/ video. Selanjutnya, dilakukan sesi tanya
jawab dan setelah sesi tanya jawab selesai, tim penyuluh akan memberikan reward pada
peserta yang memenangkan lomba.
a. Rencana Strategis
1) Berkoordinasi dengan kelompok PUS, serta pembimbing dalam rencana
pelaksanaan kegiatan.
2) Menyiapkan media berupa leaflet/ video.
3) Menyiapkan reward bagi peserta yang aktif.
4. Pengorganisasian Kelompok
PJ Kegiatan : Fatur Rizal P, S.Kep
Pemateri : Alfera Novitasari, S. Kep
Time Keeper : Sabila Nisak, S.Kep
Notulen : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fasilitator : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Annisa Fitriani P, S.Kep
Devi Rahmaningrum W, S.Kep.
Yenni Nistyasari, S.Kep
Blandina Easter Grace W, S.Kep
69
Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan ruang zoom meeting dan media
2) Kesiapan Pre Planning
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
2) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
70
3) Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu berinteraksi dengan
peserta, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning
4) Semua peserta mendengar dan memperhatikan penyampaian materi dengan
seksama
5) Semua peserta aktif dan antusias saat sesi diskusi
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat memahami apa itu KB
2) Peserta dapat memahami manfaat dan pentingnya penggunaan KB
3) Adanya kesadaran akan pentingnya KB pada peserta
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
1. Latar Belakang
Kehamilan adalah masa ketika ada berbagai perubahan. Perubahan-perubahan ini dapat
terjadi secara fisiologis, tetapi mereka juga dapat menjadi potologis. Oleh karena itu,
identifikasi faktor risiko selama kehamilan dan layanan berkelanjutan memainkan peran
penting dalam mengurangi angka kematian ibu. Salah satu bentuk kerja sama lintas sektoral
dari sektor pendidikan dan kesehatan adalah menjadi fasilitator yang diharapkan dapat
mendorong agen perubahan dalam masyarakat (Nur Chabibah & Milatun Khanifah, 2019).
Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus
kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi
komplikasi yang tidak diharapkan. Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa
kehamilannya (Salmah, 2006).
Salah satu keluhan yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil adalah ketidaknyamananan di
daerah punggung saat hamil. Ada beberapa penyebab sakit punggung saat hamil, yaitu yang
pertama tubuh memproduksi hormon relaksin pada saat hamil yang mengakibatkan ligamen
dan otot di sekitar panggul menjadi longgar, sehingga muncul rasa tidak nyaman di
punggung. Kedua adanya pertambahan berat badan sehingga tulang belakang yang bertugas
menopang tubuh akan terbebani dengan pertambahan berat ini. Hal ini menimbulkan rasa
sakit pada panggul dan punggung, khususnya punggung bagian bawah. Ketiga adanya
72
pertumbuhan janin dan rahim akan menekan pembuluh darah dan saraf di area panggul dan
punggung. Keempat kehamilan bisa menggeser titik berat atau pusat gravitasi tubuh,
sehingga postur tubuh, cara berjalan, cara duduk, dan posisi tidur berubah. Kelima stres saat
hamil, baik stres fisik maupun emosional, dapat menyebabkan ketegangan otot di punggung.
Dan bila ibu hamil jarang berolahraga lebih berisiko untuk mengalami sakit punggung
(National Health Service UK, 2018). Selain itu biasanya ibu hamil memiliki keluhan mudah
merasa lelah Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara
fisik dan emosional untuk kehamilan (Kurnia, 2009)
Salah satu intervensi yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut merupakan
senam khusus untuk ibu hamil. Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan
tertentu yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil (Mandriwati,
2008). Senam hamil sangat bermanfaat untuk dilakukan selama kehamilan. Berlatih senam
hamil pada masa kehamilan dapat membantu melatih pernafasan dan membuat ibu hamil
merasa rileks sehingga memudahkan adaptasi ibu terhadap perubahan tubuh selama
kehamilan (Ayodya, 2015). Menurut Mandriwati (2008) senam hamil memiliki beberapa
manfaat yaitu dapat mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung,
Memperbaiki sirkulasi darah, Membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari,
Tidur lebih nyenyak, Mengurangi risiko kelahiran premature, dan Mengurangi stress.
Berdasarkan alasan tersebut diatas, kelompok praktik Keperawatan Komunitas FKp
UNAIR bermaksud melakukan kegiatan sosialisasi senam pada ibu hamil di RW 1
Kelurahan Rangkah Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi keluhan ibu hamil / nifas dapat
mengatasi keluhan yang dialami tersebut secara mandiri melalui senam ibu hamil
b. Tujuan Khusus
1) Keluhan ibu hamil mudah lelah dan punggung capek berkurang
2) Ibu hamil dapat melakukan senam ibu hamil secara mandiri
3. Plan of Action
Rencana Strategis
1) Mempersiapkan Preplanning
73
9. Evaluasi Kegiatan
74
a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan media penyuluhan dilaksanakan 2 hari sebelum acara.
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik
2) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
3) Peserta antusias terhadap segala bentuk kegiatan
4) Penyaji mampu memberikan terapi dengan baik
5) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning
Sumber :
Nur Chabibah & Milatun Khanifah.2019. LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
BERKSEINAMBUNGANGEMASSIKA VoL. 3 No.1 hal 69-82
Salmah U, Ikhsan M, Nurlaelah. 2012. Faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal
care di wilayah kerja Puskesmas Dungkait Kabupaten Mamuju .Makassar: Repository
Universitas Hasanuddin
National Health Service UK. 2018. Health A to Z. Back Pain in Pregnancy.
Mandriwati, G.A. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: ECG
Kurnia, S. N. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka;
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, adanya kebiasaan yang
merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama
terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada usia di bawah 2 tahun (baduta)
(Widyawati, 2016).
Berdasarkan penelitian Soedibyo dan Winda di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta,
penambahan MP ASI harus di mulai pada usia 6 bulan, nilai gizi MP-ASI harus adekuat
seperti kandungan dalam ASI, bersih, rasa dan bentuk yang menarik dalam jumlah yang
cukup. Makanan pendamping tidak menggantikan ASI, tetapi secara bertahap menambahkan
sesuai kebutuhan gizi bayi. Keberhasilan pemberian MP-ASI ini di pengaruhi juga oleh
perkembangan fungsi sistem syaraf, saluran cerna dan ginjal bayi. Pemberian makanan pada
bayi adalah topik yang kompleks karena berdampak tidak hanya pada kesehatan dan status
gizi bayi, tetapi juga pada perkembangan psikologis dan untuk membentuk kebiasaan makan
yang benar. Kebiasaan makan yang benar dapat berpengaruh pada kesehatan dan status gizi
anak di kemudian hari.
Berdasarkan alasan tersebut diatas, kelompok praktik Keperawatan Komunitas FKp
UNAIR Angkatan A16 dan B21 tahun 2021 bermaksud melakukan kegiatan penyuluhan
tentang pemberian MPASI pada ibu hamil, ibu yang memiliki balita dan kader Posyandu di
RW 01 Kelurahan D– Surabaya.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, ibu yang
memiliki balita dan kader Posyandu tentang pemberian MPASI dan pencegahan
stunting.
b. Tujuan Khusus
1. Peserta mampu memahami apa itu MPASI
2. Peserta mampu memahami syarat dan indicator pemeberian MPASI
3. Peserta mampu memahami Jenis MPASI yang diberikan.
4. Peserta mampu memahami dampak keterlambatan pemberian MPASI.
3. Plan of Action(PoA)
a. Rencana strategi
1) Mempersiapkan Preplanning
77
2) Evaluasi Proses
78
Sumber :
Pibriyanti Kartika, Dwi Atmojo (2017). Hubungan Tekstur Makanan Pendamping ASI dengan
Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Trucuk I Kecamatan Trucuk Kabupaten
Klaten. Jurnal Gizi dan Kesehatan.. JGK-Vol.9, No. 22.
Widyawati. Fatmalina Febry. Suci Destriatania (2016). Analisis Pemberian MP-ASI dengan
Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu, Empat
Lawang.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2): 139-149
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
PRE PLANNING
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN MENCUCI TANGAN SECARA
BENAR PADA ANAK USIA SEKOLAH
1. Latar Belakang
Penerapan atau kebiasaan mencuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari perilaku
hidup sehat yang merupakan salah satu dari tiga pilar pembangunan bidang kesehatan yakni
perilaku hidup sehat, penciptaan lingkungan yang sehat, serta penyediaan layanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Perilaku hidup sehat yang
sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan pribadi dan pentingnya berperilaku hidup
bersih dan sehat (Ruhyanuddin & Burton, 2017).
Anak sekolah merupakan generasi penerus Bangsa yang perlu di jaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Dalam hal ini, anak usia sekolah sangatlah suka dengan kegiatan
bermain baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Kondisi sehat seorang anak
dipengaruhi oleh perilaku sehari-hari termasuk perilaku mencuci tangan. Mencuci tangan adalah
salah satu tindakan membersihkan tangan dengan air atau cairan yang bertujuan supaya tangan
menjadi bersih (Ilmi, Rohmah, 2015). Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30% dari
jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan perilaku hidup
bersih dan sehat (proverawati, A & Rahmawati, E, 2012). Derajat kesehatan anak pada saat ini
80
belum bisa dikatakan baik karena masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada
anak sekolah. Salah satunya yaitu penyakit diare. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit
menular yang ditandai dengan perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah
serta terjadi kurang lebih 3 kali/hari. Penyakit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan masyarakat, gizi, kependudukan,
pendidikan yang meliputi pengetahuan, dan keadaan sosial ekonomi (widoyono, 2008).
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan di RW 01 Keluraha D Kota Surabaya,
didapatkan bahwa terdapat masalah kesehatan pada anak usia sekolah yaitu diare, demam, dan
gatal-gatal. Orang tua mengatakan gatal-gatal ini dari anak sering tidak mencuci tangan setelah
bermain, pencahayaan rumah kurang baik dan AC yang jarang dibersihkan. Hasil survey
mengenai kebiasaan CTPS (cuci tangan dengan sabun) pada masyarakat di RW 01 Kelurahan D
Kota Surabaya, didapatkan 7% warga tidak memiliki kebiasaan cuci tangan dengan baik.
Sehingga, pendidikan kesehatan dan demonstrasi mengenai kebiasaan cuci tangan pakai sabun
perlu dilakukan.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan anak-anak di RW 01 Kelurahan D Kota
Surabaya mampu menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan anak-anak RW 01 Kelurahan D Kota Surabaya
mampu :
Menjelaskan pengertian cuci tangan
Menyebutkan tujuan mencuci tangan
Menyebutkan waktu untuk memcuci tangan
Menyebutkan 6 langkah mencuci tangan
Mendemonstrasikan teknik mencuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar
3. Plan Of Action
a. Rencanastrategi
1) Mempersiapkan Preplanning
2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
81
7. Metode
Ceramah, diskusi, dan demonstrasi
8. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1. 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Mengucapkansalam 2. Mendengarkan
dan
2. Memperkenalkandiri
memperhatikan
3. Kontrak waktu 3. Menyetujui
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan
5. Menjelaskan topik yang akan diberikan dan
memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. 20 Pelaksanaan :
menit 1. Menjelaskan pengertian mencuci tangan Memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan dengan
sabun
3. Menyebutkan kapan waktu harus mencuci
tangan
4. Menyebutkan langkah-langkah mencuci tangan Mengikuti dan
secara benar demonstrasi
5. Mendemonstrasikan cara mencuci tangan
dengan sabun
3. 5 menit Penutup : 1. Menjawab
1. Mengevaluasi kemampuan peserta dengan pertanyaan
tanya jawab dan diskusi
2. Mendengarkan
2. Kesimpulan dari penyuluhan kesehatan
3. Salam penutup 3. Mendengarkan
dan menjawab
salam
9. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
83
Sumber :
Ilmi, Rohmah, dan H. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Bernyanyi
Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK RA Perwanida
Krangkongan Tegalwangi Umbulsari Jember 2015, 1–12.
Nurmahmudin, Endah., dkk. “Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah”.
Jurnal Abdimas Umtas. Volum. 1 no. 2 : 46-49
Ruhyanuddin, F., & Burton, P. (2017). The Impact of Hand Washing on the Incident of Diarrhea
among School Aged Children at the District of Malang. E-journal Keperawatan UMM.
Volum 8 No, 1
Sekarwati, Novia. (2017). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Anak Sekolah
tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada Siswa di Sekolah Dasar Kalasan 1,
Kalasan Sleman Yogyakarta”. Jurnal Formil KesMas Respati. Volum. 2, No. 1
Solikah, Siti. (2018). “Uapaya Peningkatan Kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
Anak Usia Sekolah”. GEMASSIKA. Vol. 2 no. 1
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
PRE PLANNING
PEMBERIAN EDUKASI TENTANG KENAKALAN REMAJA
lingkungan sekitar kita. Permasalahan ini merupakan suatu permasalahan yang perlu
ditangani agar bisa memberikan suatu dampak yang bersifat positif bagi para remaja.
Menurut Soetodjo, (2008:12) dalam proses penyimpangan kejadiannya adalah proses
alami yang setiap manusia pernah mengalami fase kegoncangan semasa menjelang
kedewasaannya. Dalam fase ini memang sering anak cenderung masih labil sehingga mudah
untuk melakukan suatu kenakalan. Dalam upaya prevensi, intervensi dalam wujud
pendidikan kesehatan khususnya dalam informasi tentang kenakalan remaja dapat
memotivasi remaja untuk menghentikan perilaku tersebut.
9. Tujuan
c. Tujuan Jangaka Pendek
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang kenakalan remaja dengan media
lefleat/video remaja di RW 1 dapat mengetahui dan menghilangkan kebiasaan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari
d. Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang kenakalan remaja dengan media
lefleat/video, terjadi penurunan jumlah kenakalan remaja di RW 1
10. Plan of Action
Peserta dikumpulkan di dalam ruang zoom meeting/ google meet, kemudian dilakukan
penyuluhan dengan menggunakan media leaflet/ video. Selanjutnya, dilakukan sesi tanya
jawab dan setelah sesi tanya jawab selesai, tim penyuluh akan memberikan reward pada
peserta yang memenangkan lomba.
a. Rencana Strategis
4) Berkoordinasi dengan kelompok remaja, serta pembimbing dalam rencana
pelaksanaan kegiatan.
5) Menyiapkan media berupa leaflet/ video.
6) Menyiapkan reward bagi peserta yang aktif.
11. Pengorganisasian Kelompok
PJ Kegiatan : Annisa Fitriani P, S.Kep
Pemateri : Alfera Novitasari, S. Kep
Time Keeper : Sabila Nisak, S.Kep
Notulen : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
86
Evaluasi Kegiatan
87
b. Evaluasi Struktur
3) Kesiapan ruang zoom meeting dan media
4) Kesiapan Pre Planning
b. Evaluasi Proses
6) Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
7) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
8) Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu berinteraksi dengan
peserta, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning
9) Semua peserta mendengar dan memperhatikan penyampaian materi dengan
seksama
10) Semua peserta aktif dan antusias saat sesi diskusi
d. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat mengetahui dan memahami bahaya kenakalan remaja
2) Peserta dapat menghilangkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Sumber :
Berger, KS. (2000). The Developing Person Through Childhood andAdolescence. New York:
Worth Publishers.
Jessor, R., & Jessor, S. L. (1977). Problem behavior and psychosocial development: A
longitudinal study of youth. NewYork: AcademicPress.
Kartini Kartono, Psikologi Remaja, (Bandung : PT Rosda Karya, 1988), hlm. 5.
Santrock, J.W. (1995). Life Span Development, 11 edition (terjemahan). NewYork:
McGrawHill, Inc.
Soetodjo, Wagiati, 2008. Hukum Pidana Anak, Bandung: Refika Aditama.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
sebesar 27,08 juta dan tahun 2025 akan meningkat hingga berjumlah 33,69 juta dan tahun
2035 jumlah lansia akan sebesar 48,19 juta.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Komposisi penduduk tua
bertambah dengan pesat baik di Negara maju maupun Negara berkembang, hal ini disebabkan
oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka
harapan hidup yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan.
Berdasarkandata pengkajian door to door kerumah warga tanggal 7 – 11 Maret 2019
didapatkan data terdapat 54 lansia di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem. Penyakit yang
paling banyak diderita lansia adalah hipertensi. Berdasarkan pengkajian door to door di RW
IV ditemukan data bahwa lansia yang mengalami penyakit hipertensi, banyak yang kurang
mengetahui mengenai penyakitnya serta sebagian besar lansia yang menderita hipertensi tidak
meminum obat secara teratur dan tidak rutin dalam melakukan olahraga sehingga sebagai
seorang perawat komunitas yang memiliki peran yang cukup penting sudah seharusnya kita
mengubah kebiasaan buruk tersebut. Oleh karena itu, senam hipertensi dapat diadakan untuk
membantu mengontrol berat badan serta tingkat stress pada lansia selain itu sebelum dan
sesudah senam juga akan dilakukan pengukuran tekanan darah, sehingga lansia yang
menderita hipertensi bisa mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat serta bagi lansia
lainnya yang tidak menderita hipertensi dengan mengikuti senam ini diharapkan dapat
menjaga kebugaran tubuh dan memperlancar peredaran darah.
II. Tujuan
1Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam hipertensi, lansia yang tinggal di RW 01 kelurahan D dapat
meningkatkan kebugaran lansia serta dapat memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh.
Olahraga senam juga dapat mengurangi tingkat stress pada lansia serta dengan melakukan
kegiatan senam ini dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh lansia
2Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan senam hipertensi diharapkan lansia mampu mengikuti kegiatan
senam yang dilakukan serta membantu lansia untuk dapat beraktivitas fisik secara sehat
sehingga dapat mengontrol tekanan darah pada lansia di RW 01 kelurahan D.
90
8 Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
91
a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti Senam Hipertensi
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti Senam Hipertensi
b. Lansia mampu menceritakan manfaat dan pengalaman yang dirasakan selama
kegiatan Senam Hipertensi
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
1. LATAR BELAKANG
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolok ukur kualitas hidup
masyarakat. Masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang
sebagai masyarakat yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang
belum mementingkan kebersihan. Salah satu aspek yang dapat dijadikan indikator
kebersihan lingkungan adalah sampah. Bersih atau kotornya suatu lingkungan tercipta
melalui tindakan-tindakan manusia dalam mengelola dan menanggulangi sampah yang
mereka hasilkan. Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah dapat
menyebabkan munculnya masalah dan kerusakan lingkungan. Bila perilaku manusia
semata-mata mengarah lebih pada kepentingan pribadinya, dan kurang atau tidak
mempertimbangkan kepentingan umum/kepentingan bersama, maka dapat diprediksi
bahwa daya dukung lingkungan alam semakin terkuras habis dan akibatnya kerugian dan
kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan lagi (Wibowo, 2009).
Persoalan sampah tidak henti-hentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan
pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Olehnya penanggulangan sampah bukan
hanya urusan pemerintah semata akan tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi
masyarakat secara luas. Jika masalah persampahan tidak ditangani sebagaimana
mestinya, maka dapat menimbulkan berbagai masalah, sampai pada resiko bagi kesehatan
manusia serta makhluk lainnya. Pengelolaan persampahan yang baik merupakan suatu
93
3. PLAN OF ACTION
c. Rencana strategi
5) Mempersiapkan Preplanning
6) Mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
7) Mempersiapkan kebutuhan kegiatan
8) Mempersiapkan peserta kegiatan
d. Tindakan
8) Menyiapkan tempat dan media yang akan digunakan
9) Berkoordinasi dengan RW dan RT setempat untuk permohonan ijin pelaksanaan
kegiatan
10) Berkoordinasi dengan tim pelaksana kegiatan
11) Mengundang perwakilan RT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 di RW 1
12) Mengundang kader RW 1
4. PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab: Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Moderator : Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Pemateri : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Fasilitator : Alfera Novitasari, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Annisa Fitriani P., S.Kep
Perlengkapan : Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
Devi Rahmaningrum W., S.Kep
Restu Windy, S.Kep
95
5. SASARAN
Perwakilan RT dan kader RW 1 Kelurahan D
6. MEDIA
PPT, Leaflet
7. METODE
Ceramah, diskusi
8. SUSUNAN ACARA
9. SETTING
a. Setting Waktu
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilaksanakan 21 maret 2021 pukul
08.00-selesai WIB.
b. Setting Tempat
Pelaksanaan pendidikan kesehatan bertempat di Zoom meeting
10. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
Kesiapan Pre Planning: media sudah siap H-1.
b. Evaluasi proses
- Kegiatan dilaksanakan melalui online (Zoom meeting)
- Setiap partisipan membaca dan menonton video serta
mengimplementasikan
- Peserta antusias bertanya dan memberikan feed back pada hal yang
belum dimengerti tentang materi.
c. Evaluasi hasil
- Peserta mampu memahami pentingnya kebersihan lingkungan
- Peserta mampu menjelaskan dan memahami cara memilah dan memanfaatkan
sampah
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
2. Latar Belakang
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang mendapat perhatian cukup
besar. Karena penyakit bisa timbul dan menjangkiti manusia karena lingkungan yang tidak
bagus. Bahkan bisa menyebabkan kematian manusia itu sendiri. Oleh karena itu kesehatan
lingkungan menjadi faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan menjadi
salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk (Purnama S, 2017).
Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan cara yang lebih efektif dalam
mencegah timbulnya berbagai penyakit daripada mencegah atau memberantas suatu
penyakit yang telah berkembang menjadi wabah.
Menurut Pedoman Arah Kebijakan Program Kesehatan Lingkungan Pada Tahun 2008
menyatakan bahwa Indonesia masih memiliki penyakit menular yang berbasis lingkungan
yang masih menonjol seperti DBD, TB paru, malaria, diare, infeksi saluran pernafasan,
HIV/AIDS, Filariasis, Cacingan, Penyakit Kulit, Keracunan dan Keluhan akibat Lingkungan
Kerja yang buruk. Upaya peningkatan perilaku sehat di masyarakat belum menunjukkan
hasil optimal. Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014
menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 38,5% masyarakat masih merokok di dalam
rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki lebih tinggi dari
98
perempuan (72% dibanding 28%). Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada studi
pendahuluan yaitu warga di Kelurahan D RW 1 Surabaya ada 59 keluarga mempunyai
kebiasaan merokok didalam rumah.
Rencana Strategi (Renstra) Kementrerian Kesehatan tahun 2015-2019 mencantumkan
target 80% rumah tangga sehat, namun pada tahun 2012 sebesar 56,5% dan tahun 2013
sebesar 55 maka pencapaian rumah tangga sehat masih jauh dari target yang ditetapkan.
Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) sangat rendah yaitu sebesar 19%,
sedangkan target nasional sebesar 80%. Jenis sumber air sehat yang paling banyak
digunakan adalah air sumur terlindung (35%), rumah tangga yang menggunakan dan
memiliki jamban hanya sebesar 27% sedangkan target yang harus dicapai tahun 2010 adalah
85%. Studi pendahuluan yang dilakukan di RW 1 Kelurahan D melalui wawancara,
didapatkan hasil bahwa status kepemilikan rumah sebanyak 89% memiliki rumah sendiri
dan 11% sewa dan mayoritas ventilasi rumah >10%. Seluruh rumah memiliki jamban sendiri
dengan 135 keluarga jenis leher angsa dan 5 keluarga jenis lainnya, namun 16,7% jamban
dengan kategori kotor. Sebanyak 10 keluarga rumah terdapat jentik nyamuk. Sebanyak 43
rumah warga memiliki hewan peliharaan dan kandang 3% tampak terlihat kotor.
Masalah tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif karena masyarakat tidak
sadar akan menjaga kebersihan lingkungan. Hal Ini terjadi karena masih kurangnya
kesadaran masyarakat akan lingkungan, dan belum adanya tindakan yang serius dalam
mengupayakan kebersihan dan kelestarian lingkungan (Dayatri, 2012). Adapun faktor yang
menyebabkan hal ini terjadi, mulai dari pengetahuan yang kurang, sikap yang tidak
mendukung, tingkat pendidikan yang rendah serta sarana dan prasarana yang minim. Oleh
karena itu perlu dilakukan promosi kesehatan untuk warga guna meningkatkan pengetahuan
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan di
RW I Kelurahan D
b. Tujuan khusus
4. Plan of Action
a. Rencana strategi
9) Mempersiapkan Preplanning
10) Mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
11) Mempersiapkan kebutuhan kegiatan
12) Mempersiapkan peserta kegiatan
b. Tindakan
13) Menyiapkan tempat dan media yang akan digunakan
14) Berkoordinasi dengan RW dan RT setempat untuk permohonan ijin pelaksanaan
kegiatan
15) Berkoordinasi dengan kader RW 1
16) Berkoordinasi dengan tim pelaksana kegiatan
17) Mengundang perwakilan RT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 di RW 1
18) Mengundang kader RW 1
5. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Moderator : Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Pemateri : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Fasilitator : Alfera Novitasari, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Annisa Fitriani P., S.Kep
Perlengkapan : Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
Devi Rahmaningrum W., S.Kep
Restu Windy, S.Kep
Dokumentasi : Blandina Easter Grace W, S.Kep
Sabila Nisak, S.Kep
Observer : Yenni Nistyasari, S.Kep
Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
100
6. Sasaran
10. Setting
a. Setting Waktu
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilaksanakan 22 maret 2021 pukul
09.00-selesai WIB.
101
b. Setting Tempat
Pelaksanaan pendidikan kesehatan bertempat di Zoom meeting
11. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Kesiapan Pre Planning: media sudah siap H-1.
b. Evaluasi proses
- Kegiatan dilaksanakan melalui online (Zoom meeting)
- Setiap partisipan membaca dan menonton video
- Peserta antusias bertanya dan memberikan feedback pada hal yang
belum dimengerti tentang materi.
c. Evaluasi hasil
- Peserta mampu memahami tentang PHBS
- Peserta mampu menjelaskan tentang PHBS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021
3M adapun cara biologis yang dapat digunakan yaitu memberantas nyamuk dan jentik-
jentiknya dengan menggunakan organisme sebagai pengendali hayati yang bersifat predator
atau pemangsa terhadap nyamuk dan jentiknya, seperti: memelihara ikan jenis kepala timah,
ikan guppi, ikan tempala (cupang) untuk memakan jentik nyamuk. Namun berbagai upaya
penanggulangan tersebut tampaknya belum menampakkan hasil yang diinginkan, hal ini
terbukti dengan masih tingginya angka kejadian DBD pada setiap tahun. Salah satu
penyebabnya adalah karena belum adanya perubahan perilaku masyarakat dalam upaya PSN
(Depkes RI, 2007).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian ikan cupang di bak mandi warga, diharapkan angka
positif jentik di RW. 1 Kelurahan D menurun.
b. Tujuan Khusus
1) Menurunkan jumlah rumah yang terdapat jentik nyamuk
2) Menurunkan risiko terjadinya penyakit DBD
3. Plan of Action
a. Rencana strategi
1) Berkoordinasi dengan kader Jumantik RW. 1 Kelurahan D
2) Mempersiapkan peserta kegiatan
b. Tindakan
1) Melakukan koordinasi dengan kader Jumantik RW 1 untuk memohon ijin
melaksanakan kegiatan
2) Menyiapkan tempat dan media yang akan digunakan
4. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Moderator : Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Pemateri : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Fasilitator : Alfera Novitasari, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Annisa Fitriani P., S.Kep
Perlengkapan : Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
104
valuasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan media
2) Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Pengorganisasian berjalan sesua dengan job description
105
c. Evaluasi Hasil
1) Warga mengerti cara memberantas jentik
2) Peserta mampu melaksanakan pemberantasan jentik
106
Daftar Pustaka
Acmadi, U. 2013. Kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2019. “Profil Kesehatan Jawa Timur 2019.” Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 25–26.
Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori Dan Praktek. 5th ed. Jakarta:
EGC.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Profil
Kesehatan Provinsi Bali.