Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS NORMAL

OLEH:
Nama Mahasiswa : Ajeng Pratiwi Putri
NIM : 1218002

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AR RUM SALATIGA


Jl. Pondok Joko Tingkir Lor No. 5 Salatiga
Telp.(0298) 329353 Fax (0298) 329354
Tahun 2020
MASA NIFAS FISIOLOGIS

1. Konsep Dasar Masa Nifas Fisiologis


A. Definisi

Masa nifas (puerperium) dimaknai sebagai periode pemulihan segera setelah


lahirnya bayi dan plasenta serta mencerminkan keadaan fisiologis ibu, terutama
sistem reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Periode ini
berlangsung enam mingu atau berakhir saat kembalinya kesuburan (Safitri,
2016).

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani & Purwoastuti,
2015)

Post partum fisiologis adalah post partum yang di mulai setalah kelahiran
plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula sebelum
hamil (Sulistyowati, 2011)

B. Tahap Pemulihan Masa Nifas

Pengawasan masa nifas penting dilakukan secara cerat terhadap perubahan


fisiologis masa nifas dan mengenali tanda-tanda keadaan patologis pada tiap
tahapannya (Safitri, 2016). Kembalinya sistem reproduksi pada masa nifas dibai
menjadi tiga tahap, yaiu sebagai berikut:

1. Puerperium Dini
Beberapa jam setelah persalinan, ibu dianjurkan segera bergerak dan
turun dari tempat tidur. Hal ini bermanfaat mengurangi komplikasi kandung
kemih konstipasi, menurunkan frekuensi trombosis dan emboli paru pada
masa nifas.

2. Puerperium Intermedial
Suatu masa yakni kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi
internal maupun eksternal selama kurang lebih 6-8 minggu.

3. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mengalami
komplikasi.
C. Perubahan Sistem Reproduksi

Selama masa nifas, alat-alat reproduksi internal maupun ekternal berangsur-


angsur kembali ke keadaan sebelum hamil atau involusi. Perubahan perubahan
yang terjadi antara lain sebagai berikut:

1. Uterus

Ukuran uterus secara bertahap akan kembali seperti sebelum hamil


(Coad dan Dunstill,2006). Proses Involusi Uterus adalah sebagai berikut:

a. Iskemia Miometerium

Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi uterus yang terus
menerus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus
menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

b. Atrofi Jaringan

Atrofi jaringa terjadi sebagai reaksi penghentian hormon estrogen saat


pelepasan plasenta.

c. Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di


dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah mengendur.

d. Efek Oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus


sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibabtkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk
mengurangi perdarahan.

2. Lokea

Pengeluaran lokea dimaknai sebagai peluruhan jaringan desidua yang


menyebabkan keluarnya sekret vagina dalam jumlah bervariasi. Lokea
mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.
a. Lokea Rubra

Timbul hari ke 1-2 postpartum, berisi darah segar bercampur sel


desidua, verniks kaseosa, lanugo, sisa mekonium, sisa selaput ketuban,
dan sisa darah.

b. Lokea Sanguinolenta

Timbul pada hari ke 3-7 postpartum, berupa sisa darah bercampur


lendir.

c. Lokea Serosa

Lokea serosa merupakan cairan berwarna yang agak kuning berisi


leukosit dan robekan laserasi plasenta, timbul setelah satu mingu
postpartum.

d. Lokea Alba

Timbul setelah dua minggu postpartum dan hanya merupakan cairan


putih.

D. Perubahan Sistem Pencernaan

Sistem gastointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, di


antaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan
cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah , dan melambatkan kontraksi otot
otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron mulai menurun. Namun faal
usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal (Safitri, 2016).

E. Perubahan Sistem Perkemihan

Saluran kemih kembali normal dalam waktu dua sampai delapan minggu.
Kandung kemih pada masa nifas sangat kurang sensitif dan kapasitasnya
bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih
tertingal urine residual (normal + 15 cc). Sisa urine dan trauma pada kandung
kemih waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.

F. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan. Pembuluh pembuluh


darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan. Stabilitas secara
sempurna terjadi pada 6-8 mingu setelah persalinan. Untuk memulihkan kembali
jaringan-jaringan penunjang alat genetalia, serta otot-otot dinding perut dan
dasar panggul, dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu atau senam
nifas (Safitri, 2016).

G. Perubahan Tanda-Tanda Vital

Pada masa nifas perubahan yang serin terjadi sebagai berikut:

1. Suhu tubuh
Setelah persalinan, dalam 24 jam pertama ibu akan mengalami sedikit
peningkatan suhu tubuh (38℃) sebagai respon tubuh terhadap proses
persalinan.
2. Nadi
Pada saat proses persalinan denyut nadi akan mengalami
peningkatan.
3. Tekanan darah
Setelah persalinan, tekanan darah dapat sedikit lebih rendah
dibandingkan pada saat hamil karena terjadinya perdarahan pada proses
persalinan.
4. Pernapasan
Pada ibu postpartum pada umumnya pernapasan menjadi lambat
atau kembali normal seperti sebelum hamil pada bulan keenam setelah
persalinan.

H. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran


darah yang meningkat, penarikan kembali esterogen menyebabkan diuresis
yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada
proporsi normal. Umunya ini akan terjadi pada 3-5 hari postpasrtum.

I. Perubahan Sistem Hematologi

Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga
meningkatkan faktor pembekuan darah. Pada awal postpartum, jumlah
hemoglobin, hematokrit, dan eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan
volume darah, volume plasenta, dan tinkat volume darah yan berubah-ubah.
J. Perubahan Sistem Endokrin
1. Hormon Plasenta

Hormon plasenta HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun


dengan cepat setelah persalinan dan menetap sampai 10% dalam tiga jam
hinga hari ketujuh postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada
hari ketia postpartum.

2. Hormon Pituitari

Menurunnya kadar estrogen merangsang kelenjar pituitari bagian


belakang untuk mengeluarkan prolaktin. Hormon ini berperan dalam
pembesaran payudara dan merangsang produksi ASI.

3. Hormon Hipofisis dan Fungsi Ovarium

Kadar prolaktin meningkat secara progresif sepanjang masa hamil.


Pada wanita menyusui kadar prolaktin tetap meningkat sampai minggu
keenam setelah melahirkan.

4. Hormon Esterogen

Setelah persalinan, kadar estrogen menurun 10% dalam kurun waktu


sekitar tiga jam.

K. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

Proses persalinan dan lahirnya bayi memberikan arti dan makna yang sangat
besar bagi seorang ibu. Bahkan sering kali dapat mengubah sikap dan psikologis
orang tua. Timbulnya gejala-gejala psikologis tersebut dipengaruhi oleh:

1. Jenis persalinan yang ibu alami


2. Dukungan dari lingkungan sekitar
3. Bertambahnya tugas dan tanggung jawab ibu dengan adanya kelahiran bayi.

Terori revarubin (1963) menjelaskan bahwa, “seorang ibu yang baru


melahirkan mengalami adaptasi psikologis pada masa nifas dengan melalui tiga
fase penyesuaian ibu (perilaku ibu) terhadap perannya sebagai ibu”. Tigas fase
adaptasi psikologis ibu nifas dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Fase Taking In

Hari pertama sampai kedua setelah selesai persalinan ibu masih


merasakan lelah karena proses persalinan yang dilaluinya, terkesan pasif
terhadap bayi dan lingkungan sekitar.

2. Fase Taking Hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan sudah mulai ada rasa tanggung jawab
dalam perawatan bayinya.

3. Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab dan akan peran
barunya. Fase ini berlansung sepuluh hari setelah melahirkan/ibu sudah
kembali di rumah. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan
ketergantungan bayinya. Ibu merasa lebih percaya diri akan peran barunya,
lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dn bayinya.

Hal-hal yang harus dipenuhi selama masa nifas antara lain sebagai berikut:

a. Fisik berupa istirahat, asupan gizi, dan lingkungan bersih.


b. Psikologi berupa dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat
diperlukan.
c. Sosial berupa perhatian, rasa kasih sayang, menghiburibu saat sedih,
dan menemani saat ibu merasa kesepian.
d. Psikologi berupa hubungan yang baik dan diterima oleh lingkungan
sekitar tempat ibu tinggal.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AR -RUM SALATIGA
SK. BAN-PT Nomor : 0506/SK/BAN-PT/AKRED/PT/1/2017
Jl. Pondok Joko Tingkir Lor No. 5 Salatiga, Jawa Tengah
Telp. (0298) 329353, Fax (0298) 329354

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS NORMAL
PADA Ny. Y P1 A0 UMUR 25 TAHUN NIFAS HARI KE 2
DIPMB NY. SRI RUKINI SUROTO S. ST
TEGAL REJO

Nama Mahasiswa : Ajeng Pratiwi Putri NIM : 1218002


Tanggal Masuk : 02 Maret 2020 Jam : 19.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 02 Maret 2020 Jam : 19.15 WIB

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas pasien dan penanggungjawab
Ibu Suami
1) Nama : Ny. Y Tn. A
2) Umur : 25 tahun 27 tahun
3) Alamat : Ngronggo Rt 03 Rw 04 Ngronggo Rt 03 Rw 04
4) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
5) Telphone :- -
6) Agama : Kristen Kristen
7) Pendidikan : SMA SMA
8) Kewarganegaraan : Indonesia Indonesia

2. Keluhan utama
Pasien mengatakan tidak ada keluhan dan hanya kontrol saja.

3. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 12 tahun
2) Siklus : 30 hari
3) Lama : 6-8 hari
4) Banyak : ± 60 cc
5) Warna : Merah Segar
6) Flour albus : Setelah Menstruasi
7) Keluhan : Nyeri Haid

4. Riwayat Persalinan, nifas sekarang


1) Para : P1 A0
2) Tanggal dan jam persalinan : 29 Februari 2020
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) BB/PB : 3200 gram/ 50 cm
5) Jumlah perdarahan : ± 150 cc
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu

Umur Keadaan
No Kehamilan Bayi
GPA Persalinan Penolong Nifas
.
Nifas
Ini

6. Riwayat Kesehatan Ibu


a. Riwayat kesehatan sekarang :
 Keluhan utama : tidak ada keluhan
 Keluhan lain : tidak ada keluhan

b. Riwayat kesehatan yang lalu


 Asma : ada/ tidak
 DM : ada/ tidak
 Hipertensi : ada/ tidak
 Paru : ada/ tidak
 TBC : ada/ tidak
 Kanker : ada/ tidak
 TORCH : ada/ tidak
 Hepatitis : ada/ tidak
 Operasi Yang Pernah Dialami : tidak
 Lain-lain : ada/ tidak
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Asma : ada/ tidak
 DM : ada/ tidak
 Hipertensi : ada/ tidak
 Paru : ada/ tidak
 TBC : ada/ tidak
 Jantung : ada/ tidak
 Keturunan kembar : ada/ tidak
 Lain-lain : ada/ tidak

7. Pola kebutuhan sehari-hari


1) Pola Nutrisi
Makan Minum
 Frekuensi : 3 x sehari • Frekuensi :±8 gelas/ hari
 Komposisi : nasi, sayur, lauk • Komposisi : air putih, susu
 Porsi : sedang • Keluhan : tidak ada
 Keluhan : tidak ada
 Pantangan : tidak ada
2) Pola Eliminasi
BAK BAB
 Frekuensi : 3-5 x sehari • Frekuensi : 2 hari sekali
 Warna : kuning jernih • Konsistensi : padat
 Bau : khas urine • Warna : kuning kecoklatan
 Keluhan : tidak ada • Bau : khas feses
• Keluhan : tidak ada
3) Pola Istirahat/ Tidur
Tidur siang : ±2 jam
Tidur malam : ±8 jam
Keluhan : tidak ada
4) Pola seksual
Pasien mengatakan belum pernah melakukan hubungan seksual semenjak
persalinan.
5) Pola Aktifitas
Pasien mengatakan sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan dan sudah
bisa menggendong bayinya.
6) Kebersihan Diri
Mandi : 2x sehari
Keramas : belum dilakukan
Gosok gigi : 2x sehari
Ganti pakaian : 1x sehari
Keluhan : tidak ada

8. Riwayat Psikososial Spiritual


a. Hubungan dengan keluarga, orang lain
Pasien mengatakan hubungan dengan anggota keluarga, tetangga, serta
lingkungan berlangsung baik.
b. Ibadah
Pasien mengatakan belum ke Gereja untuk melakukan persembahyangan
hanya melakukan doa seperti doa sebelum makan.
c. Respon Ibu dan keluarga
Pasien mengatakan sangat bahagia atas kelahiran bayinya, suami dan
keluarga juga bahagia karena kelahiran anggota baru di keluarganya.
d. Dukungan keluarga
Pasien mengatakan keluarganya selalu memberikan dukungan agar
pasien selalu menjaga kesehatannya dan selalu menjaga bayinya.
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Pasien mengatakan pengambilan keputusan di dalam keluarganya adalah
suaminya.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 163 cm
BB : 60 kg
Pernapasan : 22 kali/ menit
Nadi : 84 kali/ menit
Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg
Suhu : 37°C

2. Pemeriksaan Fisik
 Rambut : bersih, sukar rontok, tidak ada ketombe, hitam
 Muka : simetris, tidak ada odema, tiak ada nyeri tekan, tidak pucat
 Mata : pandangan tidak kabur, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, reflek pupil bagus
 Mulut : bibir tidak kering/ pecah-pecah, tidak ada sariawan, tidak
ada gigi berlubang, tidak ada pembengkakan gigi
 Hidung : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada secret, tidak ada
polip
 Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis, tidak ada nyeri tekan
 Kulit : lembab, turgor normal, tidak ada kelainan
 Payudara : simetris, tidak ada nyeri tekan, putung menonjol, areola
hiperpigmentasi, tidak ada massa, ASI sudah keluar
 Abdomen
Hepar : tidak dilakukan pemeriksaan
Bekas luka operasi : tidak ada

 Genetalia
Genetalia luar : tidak ada odema, jahitan subkutis, laserasi derajat II, tidak
ada kelinan
Genetalia dalam : lochea rubra, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
kelainan
 Ekstremitas
Atas : tidak ada odema, tidak ada varises, akral hangat, tidak ada
cacat, jari-jari lengkap
Bawah : tidak ada odema, tidak ada varises, akral hangat, tidak ada
cacat, jari-jari lengkap, tidak lumpuh

3. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
Mammae : simetris, puting mnonjol, areola hiperpigmentasi
Abdoment : tidak ada bekas luka operasi
Vulva : tidak ada odema, perinium laserasi derajat II, lochea rubra,
jahitan subkutis
b. Palpasi
Mammae : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, ASI sudah keluar
Abdoment : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus keras
Vulva : jahitan perinium utuh, tidak ada odema

4. Pemeriksaan Data Penunjang


Hb : 12 gr%
Glukosa urin : tidak dilakukan pemeriksaan
Protein Urine : tidak dilakukan pemeriksaan
II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 02 Maret 2020 Jam : 19.23 WIB


1. Diagnosa Kebidanan
Ny. Y P1A0 umur 25 tahun nifas 2 hari dengan nifas normal

DS : Pasien mengatakan bernama Ny. Y


Pasien mengatakan berumur 25 tahun
Pasien mengatakan ini anak pertama
Pasien mengatakan bayinya lahir tanggal 29 Februari 2020
Pasien mengatakan jenis kelamin bayinya perempuan

DO : Keadaan umum : baik


Kesadaran : composmentis
Tinggi Badan : 163 cm
Berat Badan : 60 kg
TTV TD : 120/80 mmHg
N : 84x /menit
S : 37˚C
RR : 22x /menit
PPV : ±40 cc
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : uterus keras

2. Masalah
Tidak Ada

3. Kebutuhan
Tidak Ada

III. DIAGNOSSA POTENSIAL


Tanggal : 02 Maret 2020 Jam : 19.25 WIB
Tidak Ada

IV. ANTISIPASI
Tanggal : 02 Maret 2020 Jam : 19.26 WIB
Tidak Ada
V. INTERVENSI
Tanggal : 02 Maret 2020 Jam : 19.27 WIB
1. Beritahu pasien hasil pemeriksaannya
2. Beritahu pasien tentang penkes zat gizi pada ibu nifas
3. Beritahu pasien tentang penkes ASI Eksklusif
4. Beritahu pasien tentang penkes vit A pada ibu nifas
5. Anjurkan pasien untuk menjaga vulva hygiene
6. Berikan pasien waktu kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 02 Maret 2020 Jam : 19.30 WIB
1. Memberikan pasien hasil pemeriksaannya
Bahwa pasien dalam keadaan sehat dengan :
TTV TD : 120/80 mmHg
N : 84x /menit
S : 37˚C
RR : 22x /menit
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
PPV : ±40 cc
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi Uterus : uterus keras

2. Memberitahu pasien tentang penkes zat gizi pada ibu nifas


a. Pemenuhan zat gizi yang seimbang sangat penting untuk pemulihan tubuh
pasca persalinan. Cadangan tenaga, kesehatan yang optimum,
mempersiapkan untuk dapat menyusui sehingga ASI untuk bayi
berkecukupan.
b. Kekurangan zat gizi dapat menghambat pemulihan tubuh pada pasca
persalinan, kelelahan, gangguan kesehatan, dan kekurangan produksi ASI.
c. Karbohidrat mempunyai manfaat sebagai sumber energi yang dapat diperoleh
dari sumber makanan padi-padian (gandum, dan beras) atau serealia, umbi-
umbian (kentang, singkong, ubi jalar) jagung, kacang-kacangan.
d. Protein membantu dalam penyembuhan jaringan dan produksi ASI
Sumber : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, tempe
e. Lemak membantu perkembangan bayi (otak) dan mata
Sumber : minyak, jagung, ikan
3. Memberitahu ibu tentang penkes ASI Eksklusif
a. ASI Eksklusif adalah ASI yang di berikan kepada bayi sampai usia 6 bulan
tanpa tambahan makanan apapun kecuali obat, vitamin, dan mineral.
Manfaat ASI yaitu sebagai nutrisi, daya tahan tubuh, meningkatkan
kecerdasan, meningkatkan kasih sayang, menghemat biaya obat-obatan,
sarana kesehatan.
b. Zat kekebalan dalam ASI
Faktor Bifidus, Laktoferin,anti alergi mengandung zat anti virus polio.
c. Jenis-jenis ASI
- Kolostrum merupakan cairan pertama kali keluar, cairan kenatl dengan
warna kekuning-kuningan dibanding ASI matur, diskeresi hari ke-1
sampai ke-3, bila dipanaskan akan mengumpal, mengandung karbohidrat
protein dan mineral.
- ASI masa peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI
yang matur, disekresi hari ke-4 sampai ke-10, kadar protein rendah
- ASI matur disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya, tidak
menggumpal jika di panaskan.
d. Cara memperbanyak ASI
Bayi menyusu setiap 2 jam selama 10-15 menit setiap payudara. Bangunkan
bayi, buka bedong yang membuat gerah, duduklah selama menyusui
e. Cara penyimpanan ASI
Diudara terbuka 6-8 jam, di freezer -18˚C di lemari es 4˚C 24 jam
f. Cara penerapan ASI Eksklusif
Selam acuti hanya memberikan ASI saja, selama masa cuti habis, ubah pola
minum bayi dengan ASI perah, sebelum berangkat kerja susui bayi, selama
di kantor perah ASI setiap 3-4 jam simpan di lemari es dan bawa pulang.

4. Memberitahu pasien tentang penkes Vit A pada ibu nifas


a. Vit A merupakan suplementasi Vit A yang diberikan pada ibu menyusui selama
masa nifas.
b. Manfaat Vit A untuk ibu nifas yaitu menjaga kesehatan ibu selama menyusui,
mencegah buta senja karena kurang Vit A.
c. Manfaat untuk bayi yaitu meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan kualitas
hidup anak, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi dari
penyakit campak dan diare.
d. Dosis pemberian Vit A pada masa nifas 2x 200.000 SI
e. Pemberian Vit A pada masa nifas segera setelah melahirkan dan pemberian
ke-2 tidak lebih dari 6 minggu.

5. Menganjurkan pasien untuk menjaga vulva hygiene


a. Membersihkan daerah kelamin dengan air sabun. Langkah pertama ibu
membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,
kemudian membersihkan daerah anus. Dan sebaiknya ibu membersihkan
daerah sekitar vulva setiap selesai BAB/ BAK.
b. Mengganti pembalut/ kain pembalut lebih dari 2x sehari.
c. Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelamin.
d. Jika ibu mempunyai luka episiotomi/ laserasi, sarankan untuk menghindari
menyentuh daerah tersebut.

6. Memberitahu ibu waktu kunjungan ulang yaitu sebelum tanggal 06 Maret untuk
melakukan imunisasi HB0 pada bayinya/ segera saat ada keluhan.

VII. EVALUASI
Tanggal : 02 Maret 2020 Jam : 19.45 WIB

1. Pasien sudah mengetahui hasil pemeriksaannya


2. Pasien sudah mengetahui penkes zat gizi pada ibu nifas
3. Pasien sudah mengetahui penkes tentang ASI eksklusif
4. Pasien sudah mengetahui kebutuhan Vit A pada ibu nifas
5. Pasien sudah mengetahui dan mau menjaga vulva hygiene
6. Pasein sudah mengetahui waktu kunjungan ulang
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, M., Prahastuti, S., Chikita, V., Safitri, D., Rahmawati, S. F., & Soemardji, A.
(2016). Subchronic Treatment of Combination Extract Detam 1 Soybean and
Jati Belanda Leaves has No Toxic Effect onFunctin, Weight, and Histopatological of
Wistar Rat Kidney. Journal of Medicine and Health, 1 (4), 341-50.

Purwoastuti dan Walyani. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Pres
Sulistyawati, A. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga

Sarwono Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebidanan. PT.bina pustaka sarwono :Jakarta


Kemenkes RI. 2016 Modul midwife

Yuniar Safitri, 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi terhadap kemandirian ibu
nifas dalam perawatan diri selama early postpartum.

Anda mungkin juga menyukai