PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 perlunya dibangun karakter aparatur sipil negara yang
memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa. Maka, dibentuklah UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
Menurut UU No.5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai
perekat dan pemersatu bangsa dalam pelaksanaan pembangunan bangsa,
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memberikan
pelayanan publik yang profesional, berkualitas serta adil agar tercipta persatuan dan
kesatuan.
Pada saat ini sudah bukan rahasia umum bahwa sebagian masyarakat menilai
kualitas pelayanan publik dari ASN di dalam LAPAS/RUTAN kurang memuaskan
dan pelayanan kurang cepat serta masih terdengar isu-isu yang berkembang di dalam
masyarakat bahwa di lingkungan LAPAS/RUTAN masih ada barang-barang yang
telah dilarang tetapi bisa masuk ke dalam LAPAS/RUTAN. Hal itulah yang
memunculkan citra yang kurang positif terhadap ASN di lingkungan
LAPAS/RUTAN. Kinerja ASN di LAPAS/RUTAN saat ini masih banyak
kekurangan dalam melayani masyarakat. Banyak ASN yang dalam menjalankan
tugasnya kurang disiplin, kurang bertanggung jawab dengan pekerjaannya, lebih
1
mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan masyarakat dan tak jarang
yang terjerumus dalam kasus korupsi.
Pemerintah pun mulai berbenah diri untuk merubah citra ASN yang
dipandang kurang profesional dalam menjalankan tugasnya melalui perekrutan CPNS
yang bersih dari KKN menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test) sebagai
modal dasar untuk menciptakan ASN yang bersih dengan SDM yang berkualitas.
ASN yg berkualitas dibentuk dengan melaksanakan pelatihan dasar CPNS yang
pedoman penyelenggaraannya tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara (PERKALAN) RI nomor 21 Tahun 2016. Adanya pelatihan
dasar diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada
nilai-nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi yang dapat disingkat menjadi ANEKA.
Berdasarkan hal di atas, penyempurnaan dan pengayaan konsep pelatihan
dasar (LATSAR) dilakukan sejalan dengan perkembangan dinamika tuntutan jabatan
dan penguatan terhadap kompetensi bidang sesuai dengan formasi jabatan yang
ditetapkan. Pelatihan Dasar (LATSAR) sebagai salah satu jenis Pelatihan yang
strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk
kemampuan bersikap dan bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau
one government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan
peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap
pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dapat dilaksanakan dengan baik,
maka peserta diklat perlu membuat rancangan aktualisasi kelima dasar tersebut yang
dituangkan di dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi yang kemudian akan
aktualisasikan di tempat tugas masing-masing.
Peserta latsar saat ini ditugaskan di RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang.
Penulis menjadi anggota jaga pada sebuah regu jaga. Berdasarkan Peraturan Menteri
Hukum dan HAM RI No. M.01.PR.07-10 tahun 2005 Rumah Tahanan Negara
berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang melaksanakan tugas pokok
2
Departemen Hukum dan HAM RI. Adapun tugas pokok Rutan adalah melakukan
pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan, melakukan pengelolaan Rutan, serta
melakukan pelayanan tahanan. Hal ini berarti peserta diklat memiliki peran untuk
memberikan pelayanan agar tercipta kondisi yang aman dan kondusif. Penerapan
prinsip dasar ANEKA diharapkan dapat mendorong terwujudnya kualitas pelayanan
prima dari ASN sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan secara bertahap,
berkesinambungan dan berkelanjutan yang akan tertuang dalam pelaksanaan
aktualisasi di UPT tempat bertugas.
Berdasarkan uraian diatas maka dengan ini penulis ingin membuat suatu
rancangan aktualisasi yang berjudul : “Implementasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam Peningkatan Pencegahan Barang-Barang Terlarang Masuk Ke
Dalam RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang ”.
B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
dan Anti korupsi) serta Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan
Publik dalam menjalankan dan melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pelayan
masyarakat yang berintegritas tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta Manajemen ASN,
Whole of Government dan Pelayanan Publik ke dalam tugas dan tanggung
jawab sebagai Satuan Pengamanan Tahanan / Narapidana di Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Tamiang Layang.
b. Sebagai salah satu upaya atau usaha dalam mencapai SKP (Sasaran Kinerja
Pegawai).
c. Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan pada penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Tahun
2018.
3
C. Ruang Lingkup
Penerapan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, Anti korupsi, Manajemen ASN, Whole of Government dan
Pelayanan Publik dilaksanakan di unit kerja Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Tamiang Layang. Kegiatan dilaksanakan selama 80 hari dimulai dari tanggal 1
agustus 2018 sampai dengan tanggal 6 oktober 2018 dengan Jumlah kegiatan
sebanyak 6 kegiatan.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM UPT
5
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM R.I No. 03.PR.07.03 Tahun
1985 tertanggal 20 September 1985 tentang Organisasi dan Tata kerja Rumah
Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara.
6
Tabel 1. Rincian Petugas RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang
Jabatan Jumlah
Kepala RUTAN 1
Bendahara 1
Kepala seksi Pengelolaan 1
Staff Seksi Pengelolaan 3
Kepala Seksi Pelayanan Tahanan 1
Staf Seksi Pelayanan Tahanan 1
Kepala Seksi Kesatuan Pengamanan Rutan 1
Anggota Pengamanan 29
Total 0
PANG JENIS
No NAMA PENDIDIKAN
KAT KELAMIN
TERAKHIR
PASCASARJANA
WAHYUDI, Amd.I.P., S.Sos., M.Si.
1 UNIVERSITAS III/c L
NIP. 19810216 200012 1 001
INDONESIA
AMRULLAH ZAINI, SH SARJANA
2 III/d L
NIP. 19690405 199003 1 001 HUKUM
FENARDI M. SIMANJUNTAK, SH SARJANA
3 III/c L
NIP. 19791215 199803 1 001 HUKUM
MELDY PUTERA, SH SARJANA
4 III/b L
NIP. 19830530 200604 1 002 HUKUM
USMAN HAKIM
5 SLTA III/b L
NIP. 19720319 199703 1 001
SELAMAT
6 SLTA III/a L
NIP. 19650630 198603 1 002
ALAN BUDI KUSUMA
7 SLTA II/c L
NIP. 19870505 200604 1 001
SRI RAHAYU
8 SLTA II/c P
NIP. 19831111 200912 2 005
FIGA WIJAYA
9 SLTA II/b L
NIP. 19880104 201402 1 003
7
JANRIANTO SETIAWAN
10 SLTA II/b L
NIP. 19900104 201402 1 003
RAKHMAD AKBAR SAHAWUNG
11 SLTA II/b L
NIP. 19920506 201402 1 001
FAHRIADI
12 SLTA II/b L
NIP. 19920701 201402 1 001
HARIVAN SEPTIADY
13 SLTA II/b L
NIP. 19930610 201402 1 001
RIO HUDSON PARDEDE
14 SLTA II/b L
NIP. 19941226 201402 1 001
DINI OKTYAN
15 SLTA II/b P
NIP. 19931015 201402 2 001
NI WAYAN WIDYASTUTI
16 SLTA II/b P
NIP. 19940710 201402 2 001
DEBBY SUBARDA
17 SLTA II/b L
NIP. 19941226 201402 1 001
ABDUL GANI GIRSANG
18 SLTA II/a L
NIP. 19940821 201712 1 007
ABDUL LATHIF
19 SLTA II/a L
NIP. 19980115 201712 1 004
ADDE KRISTIAN IRVINK
20 SLTA II/a L
NIP. 19941007 201712 1 008
AHMAD FAUZAN
21 SLTA II/a L
NIP. 19970410 201712 1 003
AHMAD ZUBAIR
22 SLTA II/a L
NIP. 19960118 201712 1 006
ALAN HADI KUSUMA
23 SLTA II/a L
NIP. 19980223 201712 1 006
ANGGA ARDIANTO
24 SLTA II/a L
NIP. 19960905 201712 1 003
ANTON RAHMAN
25 SLTA II/a L
NIP. 19960501 201712 1 007
AURO F TAMZIES
26 SLTA II/a L
NIP. 19970706 201712 1 002
8
BENNY WAHYU MALINDO
27 SAPUTRA SLTA II/a L
NIP. 19941010 201712 1 005
DEBI EKA FAISAMBAS
28 SLTA II/a L
NIP. 19931215 201712 1 005
EFNO JUNIANSON
29 SLTA II/a L
NIP. 19950501 201712 1 007
FRAND LEE
30 SLTA II/a L
NIP. 19980110 201712 1 005
FUJI APRIANTO
31 SLTA II/a L
NIP. 19950304 201712 1 009
I MADE SUDIARTA
32 SLTA II/a L
NIP. 19930221 201712 1 004
I NYOMAN SUTE
33 SLTA II/a L
NIP. 19950115 201712 1 008
RAHMADI
34 SLTA II/a L
NIP. 19980509 201712 1 004
REINHARD EFRI MARPAUNG
35 SLTA II/a L
NIP. 19950616 201712 1 003
REKSA DIAN PROVITAMA
36 SLTA II/a
NIP. 19960809 201712 1 001 P
SISKA AGUSTRIANA SAMOSIR
37 SLTA II/a P
NIP. 19971113 201712 1 002
YUDELLI ELFRIDA
38 SLTA II/a P
NIP. 19941012 201712 1 002
Rumah Tahanan Negara Klas IIB Tamiang Layang memiliki kapasitas
penghuni sebanyak 255 orang dan sementara pada saat ini 12 Oktober 2018 memiliki
jumlah warga binaan dan tahanan sebanyak 182 orang.
Tabel 1. Jumlah WBP Penghuni Blok
KACER GAGAK PUNAI
KMR KAP ISI KAM KAP ISI KAM KAP ISI
1 8 7 1 8 7 1 8 5
9
2 8 11 2 8 2 8 5
3 8 9 3 8 3 8 6
4 8 9 4 8 4 8 4
5 8 10 5 8 5 8 -
6 8 8 6 8 6 8 5
7 8 11 7 8 7 8 3
TOTAL 65 TOTAL 7 TOTAL 28
JALAK MURAI MAWAR
KMR KAP ISI KMR KAP ISI KMR KAP ISI
1 8 9 1 8 1 8 2
2 8 10 2 8 2 2 8 3
3 8 7 3 8 12 3 8 3
4 8 9 4 8 12
5 8 11 5 8 2
TOTAL 46 TOTAL 28 TOTAL 8
C. Nilai-Nilai Organisasi
10
Adapun nilai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah :
1. Profesional
Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras untuk
mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung
tinggi etika dan integritas profesi.
2. Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku.
3. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan
untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan.
Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-
hasil yang dicapai.
5. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan mengembangkan
inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya.
11
masyarakat sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas
dan bertanggung jawab.
12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Nilai-Nilai ANEKA
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya, yaitu
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut adalah ;
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran tentang netralitas PNS
c. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah semangat kebangsaan, dimana ASN dituntut untuk
dapat mementingkan kepentingan Negara dan masyarakat diatas kepentingan
pribadi dan golongan. Pemerintah juga berperan untuk memperoleh masukan
dari masyarakat atas pelayanan yang dilaksanakan. Empat unsur yang
mengaspirasi pembentukan nasionalisme adalah :
13
a. Pencapaian persatuan nasional
b. Pencapaian kemerdekaan
c. Mandiri
d. Menjaga kekhasan nasional
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/
buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Pelayan publik yang professional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu
dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Dengan diterapkannya kode
etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah yaitu ;
a) Berubah dari dilayani menjadi melayani
b) Berubah dari wewenang menjadi peranan
c) Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya yang dihasilkan/dilakukan
oleh lembaga lain sebagai pesaing. Manajemen mutu harus dilaksanakan
secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan/
masyarakat. Nilai komitmen mutu yaitu efisien, efektif, inovatis, konsisten
yang berorientasi mutu.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma
14
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. KPK bersama
dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi,
dan dihasilkan sebanyak Sembilan nilai anti korupsi yaitu ; jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
B. Identifikasi Isu dan Isu Terpilih
Isu-isu di RUTAN kelas IIB Tamiang Layang yang saat ini terjadi dapat dilihat
pada tabel berikut .
15
kamar hunian.
Kurang Optimalnya Pencegahan
Barang-Barang Terlarang Masuk Ke
5 5 5 15
2 Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Tamiang Layang.
Masih Belum Optimalnya Pengawasan
Terhadap Narapidana dan Tahanan
3 Ataupun Pengunjung Saat Berada Di 3 3 3 9
Ruang Bezuk Pada Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Tamiang Layang
4 = Tinggi
5 = Sangat Tinggi
Berdasarkan analisis isu di atas maka dipilihlah isu sebagai berikut :
“Kurang Optimalnya Pencegahan Barang-Barang Terlarang Masuk Ke Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang.”
C. Rencana Kegiatan
Pada pelaksanaan aktualisasi ini, adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan isu yang dipilih adalah sebagai berikut.
16
6. Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di dalam RUTAN.
17
D. RANCANGAN AKTUALISASI
18
1. Mengoptimalkan 1. Petugas menjelaskan dengan kata-kata yang Berkurangnya AKUNTABILITAS MISI no 4 Melakukan
penggeledahan sederhana dan bahasa indonesia yang benar barang-barang Kejelasan Terwujudnya manajemen penggeledahan barang
barang bawaan serta sopan yang mudah dimengerti kepada terlarang NASIONALISME kepegawaian yang bawaan pengunjung,
pengunjung, pengunjung ataupun petugas ataupun tahanan masuk ke Berbahasa professional, transparan petugas, narapidana dan
petugas dan tentang barang-barang apa saja yang tidak dalam indonesia dan akuntabel sehingga tahanan.merupakan
tahanan. diperbolehkan masuk ke dalam RUTAN. RUTAN ETIKA PUBLIK membentuk petugas yang bentuk profesionalitas
Sopan berintegritas. petugas pemasyarakatan
KOMITMEN MUTU yang akuntabel untuk
efektif meningkatkan
ANTI KORUPSI pencegahan masuknya
Sederhana barang terlarang ke
2. Petugas meminta ijin kepada pengunjung NASIONALISME dalam RUTAN
atau petugas serta tahanan dengan sopan Saling Menghormati
untuk melakukan penggeledahan dan ETIKA PUBLIK
pemeriksaan barang bawaan. Hal ini SOPAN
dilakukan sebagai wujud rasa menghormati KOMITMEN MUTU
terhadap yang akan digeledah dan untuk Efektif
mengefektifkan penggeledahan serta sebagai ANTI KORUPSI
wujud kepedulian. Peduli
19
Berani
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku AKUNTABILITAS
hasil penggeledahan sebagai bentuk Bertanggung jawab
pertanggung jawaban penggedahan. NASIONALISME
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
2. Mengoptimalkan 1. Petugas meminta dengan sopan dan bahasa Berkurangnya AKUNTABILITAS MISI no 4 Melakukan
penggeledahan indonesia yang benar kepada pengunjung atau barang-barang Konsisten Terwujudnya manajemen penggeledahan badan
badan terhadap petugas atau tahanan untuk mengeluarkan terlarang NASIONALISME kepegawaian yang terhadap pengunjung,
pengunjung, semua barang-barang yang masih ada di dalam masuk ke Berbahasa professional, transparan petugas, narapidana dan
petugas, pakaiannya. dalam Indonesia dan akuntabel sehingga tahanan.merupakan
narapidana dan RUTAN ETIKA PUBLIK membentuk petugas yang bentuk profesionalitas
tahanan. Sopan berintegritas. petugas pemasyarakatan
KOMITMEN MUTU yang akuntabel untuk
Orientasi Mutu meningkatkan
ANTI KORUPSI pencegahan masuknya
Berani barang terlarang ke
2. Petugas mempersilahkan dengan sopan ETIKA PUBLIK dalam RUTAN.
pengunjung atau petugas atau narapidana atau Sopan
tahanan untuk berdiri berputar membelakangi AKUNTABILITAS
petugas dengan posisi kaki dibuka selebar Tanggung jawab
bahu dan merentangkan tangan lurus ke
samping dengan telapak tangan menghadap ke
belakang, ibu jari menghadap ke bawah, dan
jari-jari diregangkan sehingga dapat melihat
sela di antara jari dan bertanggung jawab
terhadap kenyamanan yang bersangkutan.
3. Petugas mulai melakukan penggeledahan AKUNTABILITAS
badan terhadap pengunjung ataupun petugas Tanggung jawab
ataupun tahanan dengan penuh tanggung NASIONALISME
jawab, teliti, cermat, dan tidak diskriminatif. Tidak diskriminatif
ETIKA PUBLIK
Teliti dan Cermat
4. Jika ditemukan barang yang diduga dapat AKUNTABILITAS
20
menimbulkan gangguan keamanan dan Tanggung Jawab
ketertiban, Petugas berani untuk langsung NASIONALISME
mengamankan, menitipkan atau Memelihara
mengembalikan kepada pihak yang berwenang ketertiban
ETIKA PUBLIK
Taat perintah
ANTI KORUPSI
Berani
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku AKUNTABILITAS
hasil penggeledahan sebagai bentuk Bertanggung jawab
pertanggung jawaban penggedahan. dan Transparan
NASIONALISME
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
3. Mengoptimalkan 1. Petugas meminta ijin dengan sopan dan bahasa Berkurangnya ETIKA PUBLIK MISI no 4 Melakukan
penggeledahan indonesia yang baik kepada pengunjung barang-barang Sopan dan ramah Terwujudnya manajemen penggeledahan
pada kendaraan ataupun petugas yang ingin memasukkan terlarang NASIONALISME kepegawaian yang kendaraan
pengunjung dan kendaraannya ke dalam RUTAN untuk masuk ke Bahasa Indonesia professional, transfaran pengunjung,dan petugas
petugas. bersedia kendaraannya digeledah. dalam dan akuntabel sehingga merupakan bentuk
2. Petugas melakukan penggeledahan dengan RUTAN AKUNTABILITAS membentuk petugas yang profesionalitas petugas
sikap adil dan tanpa diskriminasi ke pemilik Adil berintegritas. pemasyarakatan yang
kendaraan yang memasuki RUTAN. NASIONALISME akuntabel untuk
Tidak diskriminatif meningkatkan
KOMITMEN MUTU pencegahan masuknya
Orientasi Mutu barang terlarang ke
3. Jika ditemukan barang yang diduga dapat ANTI KORUPSI dalam RUTAN.
menimbulkan gangguan keamanan dan Berani
ketertiban, Petugas langsung mengamankan, NASIONALISME
menitipkan atau mengembalikan kepada pihak Memelihara
yang berwenang ketertiban
21
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
4. Mengoptimalkan 1. Mendapat kan perintah atau arahan dari kepala Berkurangnya AKUNTABILITAS MISI no 4 Melakukan
penggeledahan rumah tahanan (Ka. Rutan) dan kepala barang-barang Partisipatif Terwujudnya manajemen penggeledahan terhadap
pada area-area kesatuan pengamanan rutan (Ka. KPR) untuk terlarang ETIKA PUBLIK kepegawaian yang kamar hunian merupakan
RUTAN melakukan razia kamar. beredar di Taat Perintah professional, transfaran bentuk sinergitas dan
khususnya kamar kamar hunian ANTI KORUPSI dan akuntabel sehingga profesionalitas petugas
hunian. Tanggung Jawab membentuk petugas yang pemasyarakatan yang
2. Bekerja sama dengan petugas regu jaga WHOLE OF berintegritas. akuntabel untuk
lainnya untuk bekerjasama melakukan GOVERNMENT menanggulangi
kegiatan razia kamar hunian. Bekerjasama masuknya barang-barang
terlarang di dalam kamar
3. Bertanggung jawab melakukan razia badan AKUNTABILITAS hunian.
tanpa diskriminatif dan membeda-bedakan Bertanggung Jawab
status sosial WBP serta sopan dalam NASIONALISME
melakukan bertindak. Tidak diskriminatif
Adil
ETIKA PUBLIK
Sopan
22
laporan penggeledahan sebagai bentuk Bertanggung jawab
pertanggung jawaban. NASIONALISME
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
5. Memberikan 1. Bertanggung jawab menyediakan buku Atasan AKUNTABILITAS MISI no 4 Membuat laporan
laporan hasil penggeledahan dan pulpen untuk menulis hasil langsung Bertanggung jawab Terwujudnya manajemen penggeledahan
penggeledahan penggeledahan. dapat ANTI KORUPSI kepegawaian yang merupakan bentuk
secara berkala mengetahui Mandiri professional, transfaran akuntabilitas petugas
kepada komandan 2. Disiplin mengisi buku penggeledahan sesuai bentuk AKUNTABILITAS dan akuntabel sehingga pemasyarakatan yang
jaga. dengan keadaan yang terjadi dan jujur tidak pertanggungja Dapat membentuk petugas yang penuh tanggung jawab.
dibuat-buat dan dapat dipertanggung jawabkan waban dipertanggung berintegritas.
sesuai dengan tugas yang diberikan. terhadap hasil jawabkan
penggeledahan NASIONALISME
Kepentingan
Bersama
ETIKA PUBLIK
Jujur
KOMITMEN MUTU
Orientasi Mutu
ANTI KORUPSI
Jujur
MANAJEMEN ASN
Disiplin
23
dalam KOMITMEN MUTU di dalam Rutan
RUTAN. Inovasi
2. Mencari referensi di internet sebagai standar KOMITMEN MUTU
acuan mutu . Standar acuan
mutu.
3. Bekerjasama dengan petugas lain untuk WHOLE OF
mendesain banner dengan kata-kata yang GOVERNMENT
sopan dan menggunakan Bahasa Indonesia Bekerjasama
yang baik dan benar. ETIKA PUBLIK
Sopan
NASIONALISME
Menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar.
4. Bekerjasama dengan pihak percetakan untuk WHOLE OF
mencetak hasil rancangan. GOVERNMENT
Bekerjasama
5. Memasang Banner di depan pintu masuk AKUNTABILITAS
RUTAN dan blok hunian yang merupakan Tanggung Jawab
salah satu wujud inovasi dan tanggung jawab KOMITMEN MUTU
petugas untuk meningkatkan pencegahan Inovasi
barang-barang terlarang masuk ke dalam ANTI KORUPSI
Rutan. Peduli
24
E. Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut.
25
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL AKTUALISASI
A. Catatan Pelaksanaan Aktualisasi
Capaian aktualisasi dilaksanakan berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah
dibuat sebelumnya. Capaian aktualisasi ini merupakan implementasi dari nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta tiga nilai tambahan yaitu Pelayan
Publik, Manajemen ASN, serta Whole of Government dalam melaksanakan tugas
sebagai Anggota Penjagaan di Rutan Kelas II B Tamiang Layang.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 1 Agustus 2018 sampai
dengan 6 oktober 2018 yaitu berjumlah 6 (enam) kegiatan dengan yaitu kegiatan
wajib sesuai Tupoksi Pengamanan yang terdapat dalam sasaran kinerja pegawai
(SKP). Berikut uraian kegitan-kegiatan yang telah selesai dilaksanakan:
B. Capaian Kegiatan
1. Mengoptimalkan penggeledahan barang bawaan pengunjung, petugas
dan tahanan.
26
kata yang sopan seperti “permisi Pak/Bu barang bawaannya dicek dan periksa dulu
“. Setelah pengunjung bersedia petugas melakukan pemeriksaan terhadap barang
bawaan pengunjung. Jika barang-barang yang dibawa oleh pengunjung bebas dari
barang yang ada di daftar bawang dilarang maka petugas menuliskan hasil
penggeledahan di buku dengan keterangan aman. Jika ditemukan barang-barang
yang dilarang maka barang tersebut ditulis dengan hasil penggeledahan keterangan
tidak aman dan jika ditemukan barang yang bisa dititipkan maka petugas
menuliskan keterangan penggeledahan dititipkan.
1. Akuntabilitas
27
3. Etika Publik
Menjelaskan barang-barang yang dilarang masuk dan beredar di dalam
RUTAN kepada pengunjung dengan menggunakan sikap sopan merupakan
suatu upaya dari petugas untuk menunjukkan etika publik dalam kegiatan
pelayanan. Dalam penemuan suatu barang yang dilarang petugas penggeledahan
melaporkan kepada komandan jaga, hal ini merupakan suatu sikap taat perintah
petugas terhadap atasan dan aturan. Penulisan hasil penggedahan barang secara
rutin membuat petugas menjadi disiplin dalam pencatatan administrasi.
4. Komitmen Mutu
Memberikan penjelasan secara singkat dan jelas kepada pengunjung untuk
mengefektifkan waktu penggedahan sehingga penggedahan bisa cepat dilakukan
dan tidak membuat antrian pengunjung lama tetapi petugas tetap berpedoman
pada SOP penggedahan barang sehingga proses tersebut memiliki orientasi mutu
yang jelas.
5. Anti korupsi
Dalam melakukan tugas penggedahan barang, petugas selalu bersikap
sederhana dan meminta kepada pengunjung untuk mengakui terlebih dahulu jika
ada membawa barang terlarang seperti contohnya handphone, hal ini merupakan
wujud kepedulian petugas kepada pengunjung supaya tidak menimbulkan rasa
curiga kepada pengunjung apabila ingin menyelundupkan barang tersebut.
Pengeledahan barang ini dilakukan secara rutin dengan penuh kerja keras dari
petugas supaya barang-barang yang dilarang dapat dicegah masuk ke dalam
RUTAN. Petugas menjadi berani mengambil tindakan saat ditemukan suatu
barang yang dilarang dalam penggeledahan barang.
28
Bukti / Output Kegiatan 1
Kegiatan 1: Mengoptimalkan penggeledahan barang bawaan pengunjung,
petugas dan tahanan.
1. Petugas menjelaskan kepada pengunjung ataupun petugas ataupun
tahanan tentang barang-barang apa saja yang tidak diperbolehkan masuk
ke dalam RUTAN
29
Gambar 3. Petugas minta ijin kerelaan pengunjung untuk barang digeledah
3. Petugas memeriksa barang bawaan pengunjung atau petugas atau tahanan
30
Gambar 5. Hasil penggeledahan berupa hp dititipkan
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku hasil penggeledahan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penggedahan.
31
bersiap dalam posisi untuk memulai penggeledahan. Petugas selanjutnya melakukan
penggedahan badan dengan penuh ketelitian dan jika ditemukan barang yang
dilarang selama penggedahan maka petugas mengamankan barang tersebut dan
mengucapkan terimakasih kepada pengunjung karena telah bersedia digeledah.
Setelah penggedahan barang selesai petugas mencatat hasil penggedahan tersebut
kedalam buku penggedahan.
Keterkaitan Nilai Dasar :
1. Akuntabilitas
Melakukan penggeledahan badan merupakan suatu upaya dari petugas untuk
bertanggung jawab terhadap tugas yang dilakukan di pengamanan badan
dimana dalam upaya tersebut petugas selalu meminta (konsisten) pengunjung
untuk mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam pakaiannya dan
bertanggung jawabnya petugas terhadap tugas pengamanan.
2. Nasionalisme
Dalam melakukan penggedahan barang petugas selalu menggunakan bahasa
indonesia dan pada proses penggedahan petugas tetap melakukan penggedahan
dengan teliti meskipun yang digeledah adalah petugas yang artinya dalam
penggedahan badan petugas adil atau tidak deskriminatif terhadap orang-orang
tertentu.
3. Etika Publik
Pada penggeledahan badan petugas menunjukkan sikap etika publik yaitu
sopan santun terhadap yang digeledah dan pada proses penggeledahan badan
petugas berusaha untuk menjaga kenyamanan yang digeledah dan tetap menjaga
ketelitian dan kecermatang penggeledahan. Pada saat ditemukan barang yang
dilarang petugas mengamankan barang tersebut sesuai dengan perintah yang ada.
4. Komitmen Mutu
Proses penggeledahan badan menuntut petugas untuk memberikan suatu
proses yang berorientasi mutu dalam melakukan penggedahan sehingga dengan
tahapan yang berorientasi mutu mampu meningkatkan pelayanan.
32
5. Anti korupsi
Pengeledahan badan ini dilakukan secara rutin dengan penuh kerja keras dari
petugas supaya barang-barang yang dilarang dapat dicegah masuk ke dalam
RUTAN. Petugas menjadi berani mengambil tindakan saat ditemukan suatu
barang yang dilarang dalam penggeledahan badan.
33
‘
34
Gambar 10. Ditemukan HP dari penggeledahan badan oleh petugas wanita
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku hasil penggeledahan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penggedahan.
35
Kegiatan 3 Mengoptimalkan penggeledahan pada kendaraan
pengunjung dan petugas.
Tanggal 1 Agustus 2018 – 6 oktober 2018
36
3. Etika Publik
Petugas meminta ijin kepada pemilik kendaraan untuk melakukan
penggeledahan pada kendaraannya dengan sikap sopan dan ramah yang
menunjukkan petugas memiliki suatu etika dalam pelayanan publik dan dalam
penulisan hasil penggeledahan petugas harus disiplin supaya kegiatan
penggeledahan yang telah dilakukan dapat dipertanggungjawabkan .
4. Komitmen Mutu
Pada proses penggeledahan kendaraan menuntut petugas untuk memberikan
suatu proses yang berorientasi mutu dalam melakukan penggedahan sehingga
dengan tahapan yang berorientasi mutu mampu meningkatkan pelayanan.
5. Anti korupsi
Pada saat menggedahan kendaraan petugas yang menemukan barang yang
dilarang harus menunjukan sikap berani untuk mengambil tindakan terhadap
barang yang ditemukan yaitu dengan mengamankan barang tersebut dan
melaporkannya kepada komandan jaga.
37
petugas.
1. Petugas meminta ijin dengan sopan dan bahasa indonesia yang baik kepada
pengunjung ataupun petugas yang ingin memasukkan kendaraannya ke
dalam RUTAN untuk bersedia kendaraannya digeledah.
38
Gambar 14. Petugas menemukan pisau buah
4. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku hasil penggeledahan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penggedahan.
39
Kegiatan 4 Mengoptimalkan penggeledahan pada area-area
RUTAN khususnya kamar hunian.
Tanggal 12 Agustus 2018 dan 6 oktober 2018
Output kegiatan Berkurangnya barang-barang terlarang beredar di kamar
hunian
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir
2. Nasionalisme
40
Pada saat melakukan razia kamar, petugas tidak boleh pilih kasih terhadap kamar
tertentu artinya dalam menggeledah kamar maupun badan, petugas tidak boleh
mendikriminatifkan kamar atau orang tertentu dan bersikap jujur dalam menulis
hasil penggeledahan.
3. Etika Publik
Pada saat melakukan razia kamar, petugas wajib selalu ramah dan sopan terhadap
penghuni kamar yang akan digeledah dan merapikan kembali tempat barang
milik WBP seperti semula.
4. Komitmen Mutu
Pada saat melakukan proses penggeledahan di dalam kamar, petugas dengan teliti
dan harus cermat serta efektif dalam melakukan penggeledahan pada setiap isi
kamar.
5. Anti korupsi
Pada saat melakukan penggeledahan, petugas berani untuk mengamankan
barang-barang yang dilarang beredar di dalam kamar dan membuat daftar hasil
penggeledahan, petugas harus bekerja keras.
41
Kegiatan 4: Mengoptimalkan penggeledahan pada area-area RUTAN khususnya
kamar hunian.
1. Mendapat kan perintah atau arahan dari kepala rumah tahanan (Ka. Rutan)
dan kepala kesatuan pengamanan rutan (Ka. KPR) untuk melakukan razia
kamar
Gambar 17. Bekerja sama dengan regu jaga lain untuk razia kamar
3. Bertanggung jawab melakukan razia badan tanpa diskriminatif dan
42
membeda-bedakan status sosial WBP serta sopan dalam melakukan
bertindak.
43
5. Penggeledahanan dilakukan dengan teliti, cermat dan efektif disemua tempat
yang diduga dipergunakan untuk menyembunyikan barang-barang yang
dilarang dimiliki oleh penghuni.
44
Gambar 22. Pencatatan Hasil Penggeledahan Ke Dalam Buku Laporan
45
bertugas kepada komandan jaga sebagai pelaporan saat bertugas dipenggeledahan.
Keterkaitan Nilai Dasar :
1. Akuntabilitas
Pada saat petugas menyiapkan alat untuk membuat tempat mencatat hasil
penggeledahan merupakan suatu tanggung jawab petugas demi kelancaran
tugasnya pada saat penggeledahan dan mengisi buku penggeledahan tersebuta
serta pada saat memberikan laporan kepada komandan jaga.
2. Nasionalisme
Pada saat mengisi buku penggeledahan tersebut petugas selalu mengisinya
dengan baik dan benar demi kepentingan bersama disaat bertugas.
3. Etika Publik
Pada saat mengisi buku penggeledahan, petugas mengisinya dengan jujur artinya
petugas tersebut tidak asal tulis terhadap apa yang menjadi hasil dari
penggeledahan yang dilakukan saat bertugas.
4. Komitmen Mutu
Pada saat mengisi buku penggeledahan petugas dituntut untuk memberikan suatu
kualitas dari apa yang menjadi tugasnya . Hal yang dibuat dan diisi pada buku
penggeledahan harus dibuat mudah dipahami oleh orang yang akan
membacanya, dengan demikian didapatkan suatu hasil yang berorienti pada
mutu yang bagus.
5. Anti korupsi
Pada saat menyiapkan buku penggeledahan dan pulpen, petugas secara mandiri
membuatnya dengan saran bantuan dari senior yang telah berpengalaman dan
jujur dalam mengisinya.
6. Manajemen ASN
Pada saat melakukan pengisian atau pencatatan hasil dari penggeledahan di P2U,
petugas wajib disiplin untuk mendapatkan suatu pola manajemen yang baik.
46
Kegiatan 5: Memberikan laporan hasil penggeledahan secara berkala kepada
komandan jaga.
47
Gambar 24. Isi Buku penggeledahan
3. Menyerahkan hasil penggeledahan sebagai laporan bentuk
pertanggungjawaban saat bertugas kepada komandan jaga.
48
Kegiatan 6 Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di
dalam rutan.
Tanggal 6 Agustus 2018 – 13 Agustus 2018
Output kegiatan Berkurangnya barang-barang terlarang beredar di kamar
hunian
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir
4. Komitmen Mutu
49
Pada saat membuat banner merupakan suatu inovasi yang dilakukan untuk
membuat masyarakat tahu tentang daftar barang yang dilarang oleh RUTAN, dan
dalam proses mencari referensi diinternet petugas berusaha untuk mencari suatu
standar acuan yang bermutu supaya isi dari banner memang benar sudah sesuai
dengan standar yang ada.
5. Anti korupsi
Pada saat petugas memasang banner di lingkungan RUTAN itu merupakan suatu
bentuk kepedulian dari petugas kepada pelayanan dimana hasilnya masyarakat
dan WBP dapat mengetahui barang-barang yang dilarang dan barang-barang
yang dilarang bisa berkurang masuk dan beredar di lingkungan RUTAN.
6. Whole Of Government
Pada saat bekerja sama dengan petugas lain untu mendesain isi dari banner dan
saat mencetak banner tersebut dipercetakan. Suatu kerja sama diperlukan untuk
meringan beban tugas yang dilakukan sehingga dengan tidak adanya rasa beban
yang cukup besar maka kerja sama dapat dilakukan dengan baik sehingga hasil
yang didapatkan lebih baik pula.
50
Kegiatan 6: Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di dalam
RUTAN
1. Berkonsultasi kepada pimpinan (Ka. Rutan Atau Ka. KPR) untuk membuat
banner tentang barang-barang yang dilarang.
51
Gambar 27. Petugas mencari referensi tentang aturan barang yang dilarang
3. Bekerjasama dengan petugas lain untuk mendesain banner dengan kata-kata
yang sopan dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
52
Gambar 29. Petugas Mencetak Banner di percetakan
5. Memasang Banner di depan pintu masuk RUTAN dan blok hunian
Gambar 30. Banner dipasang di Depan pintu Rutan dan Lingkungan Blok
BAB V
53
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aparatur Sipil Negara merupakan suatu profesi yang dalam proses kerjanya
adalah seseorang yang dituntut bekerja secara profesional dalam mmberikan
pelayanan kepada publik sehingga menghasilkan pelayanan publik berkualitas
tinggi. Dengan implementasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil yaitu
ANEKA serta Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan Publik
terhadap perubahan sikap, perilaku dan pola pikir PNS sehingga memberikan
dampak positif yaitu peningkatan kualitas dan kinerja PNS untuk membentuk
seorang pegawai yang berintegritas dalam semua pelaksanaan tugasnya.
Melalui kegiatan aktualisasi penulis sebagai Petugas/Anggota Jaga di
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang dapat lebih memahami, bisa
menghayati, serta mampu mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA serta
Manajemen ASN, Whole Of Goverment dan Pelayanan Publik dalam kegiatan di
tempat kerja sehingga baik dari penulis sendiri, instansi tempat kerja serta orang-
orang yang berada di sekitar penulis dapat termotivasi untuk melaksanakan nilai-
nilai dasar ANEKA serta Manajemen ASN, Whole Of Government dan
Pelayanan Publik dalam kehidupan sehari-hari.
B. SARAN
Untuk mendukung terlaksananya proses aktualisasi di Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Tamiang Layang yang lebih baik lagi, maka perlu
diperhatikannya hal-hal berikut :
a. Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Sebagai Aparatur Sipil Negara diharapkan kepada seluruh pegawai/Petugas
yang ada untuk meningkatkan kedisiplinan dan kerja sama antar sesama
pagawai dalam malaksanakan tugasnya agar terciptanya suasana kerja yang
profesional, harmonis dan berintegritas.
b. Bagi masyarakat
54
Sebagai pihak yang merasakan hasil dari pelayanan publik, masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang baik dengan pihak Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang dan ikut serta dalam
pembentukan suatu pelayan yang bermutu.
c. Bagi Istansi
Dengan adanya laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN oleh pegawai
Rumah tahanan Negara Kelas II B Tamiang Layang dapat memacu pegawai
lain dalam lingkup profesi yang sama untuk mengaktualisasikan nilai dasar
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan Tupoksi masing-masing dan juga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja khususnya di P2U agar terciptanya
pelayanan yang optimal.
d. Badan Diklat
Diharapkan penyelenggaraan Diklat prajabatan dengan model baru lebih
mempersiapkan dan menyediakan refrensi yang lebih banyak tentang
rancangan dan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga
pelaksanaan aktualisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar.
e. Diri sendiri
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang nilai-nilai dasar profesi
ASN sehingga lebih meningkatkan kemampuan dalam mengaktualisasikan
nilai dasar profesi dalam menjalankan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara
yang berintegritas.
55
DAFTAR PUSTAKA
2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
2017. Whole of Government. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
2017. Manajeman ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
2017. Habituasi. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
56
LAMPIRAN 1. JADWAL PIKET BULAN AGUSTUS-OKTOBER 2018
57
58
LAMPIRAN 2. SUMBER ACUAN PEMBUATAN ISI BANNER
59
(2) Tata tertib Lapas atau Rutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup kewajiban
dan larangan bagi Narapidana dan Tahanan.
BAB II
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 3
Setiap Narapidana atau Tahanan wajib:
1. taat menjalankan ibadah sesuai agama dan/atau kepercayaan yang dianutnya serta
memelihara kerukunan beragama;
2. mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan;
3. patuh, taat, dan hormat kepada Petugas;
4. mengenakan pakaian seragam yang telah ditentukan;
5. memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan norma kesopanan;
6. menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka kebersihan lingkungan hunian; dan
7. mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh PetugasPemasyarakatan.
Pasal 4
Setiap Narapidana atau Tahanan dilarang:
1. mempunyai hubungan keuangan dengan Narapidana atau Tahanan lain maupun
dengan Petugas Pemasyarakatan;
2. melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual;
3. melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian;
4. memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang ditetapkan Kepala Lapas atau Rutan
tanpa izin dari Petugas pemasyarakatan yang berwenang;
5. melawan atau menghalangi Petugas Pemasyarakatandalam menjalankan tugas;
6. membawa dan/atau menyimpan uang secara tidak sah dan barang berharga lainnya;
7. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi narkotika
dan/atau prekursor narkotika serta obat-obatan lain yang berbahaya;
8. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi minuman
yang mengandung alkohol;
9. melengkapi kamar hunian dengan alat pendingin, kipas angin, televisi, dan/atau alat
elektronik lainnya;
10. memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti laptop atau
komputer, kamera, alat perekam, telepon genggam, pager, dan sejenisnya;
11. melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam kamar hunian;
12. membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;
13. membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang dapat menimbulkan ledakan
dan/atau kebakaran;
14. melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis, terhadap sesama
Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan, atau tamu/pengunjung;
15. mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat menimbulkan terjadinya
gangguan keamanan dan ketertiban;
60
16. membuat tato, memanjangkan rambut bagi Narapidana atau Tahanan Laki-laki,
membuat tindik, mengenakan anting, atau lainnya yang sejenis;
17. memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas Pemasyarakatan;
18. melakukan aktifitas yang dapat mengganggu atau membahayakan keselamatan
pribadi atau Narapidana, Tahanan, PetugasPemasyarakatan,pengunjung, atau tamu;
19. melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan;
20. melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan;
21. menyebarkan ajaran sesat; dan
22. melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan
ketertiban Lapas atau Rutan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan: Di Jakarta
Pada Tanggal: 28 Februari 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
AMIR SYAMSUDIN
61
LAMPIRAN 3. SASARAN KERJA PEGAWAI
62