Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 perlunya dibangun karakter aparatur sipil negara yang
memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa. Maka, dibentuklah UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara.
Menurut UU No.5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat
ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. ASN berfungsi sebagai
perekat dan pemersatu bangsa dalam pelaksanaan pembangunan bangsa,
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memberikan
pelayanan publik yang profesional, berkualitas serta adil agar tercipta persatuan dan
kesatuan.
Pada saat ini sudah bukan rahasia umum bahwa sebagian masyarakat menilai
kualitas pelayanan publik dari ASN di dalam LAPAS/RUTAN kurang memuaskan
dan pelayanan kurang cepat serta masih terdengar isu-isu yang berkembang di dalam
masyarakat bahwa di lingkungan LAPAS/RUTAN masih ada barang-barang yang
telah dilarang tetapi bisa masuk ke dalam LAPAS/RUTAN. Hal itulah yang
memunculkan citra yang kurang positif terhadap ASN di lingkungan
LAPAS/RUTAN. Kinerja ASN di LAPAS/RUTAN saat ini masih banyak
kekurangan dalam melayani masyarakat. Banyak ASN yang dalam menjalankan
tugasnya kurang disiplin, kurang bertanggung jawab dengan pekerjaannya, lebih

1
mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan masyarakat dan tak jarang
yang terjerumus dalam kasus korupsi.
Pemerintah pun mulai berbenah diri untuk merubah citra ASN yang
dipandang kurang profesional dalam menjalankan tugasnya melalui perekrutan CPNS
yang bersih dari KKN menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test) sebagai
modal dasar untuk menciptakan ASN yang bersih dengan SDM yang berkualitas.
ASN yg berkualitas dibentuk dengan melaksanakan pelatihan dasar CPNS yang
pedoman penyelenggaraannya tertuang dalam Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara (PERKALAN) RI nomor 21 Tahun 2016. Adanya pelatihan
dasar diharapkan dapat membentuk kader ASN berkualitas yang berlandaskan pada
nilai-nilai dasar yang meliputi: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi yang dapat disingkat menjadi ANEKA.
Berdasarkan hal di atas, penyempurnaan dan pengayaan konsep pelatihan
dasar (LATSAR) dilakukan sejalan dengan perkembangan dinamika tuntutan jabatan
dan penguatan terhadap kompetensi bidang sesuai dengan formasi jabatan yang
ditetapkan. Pelatihan Dasar (LATSAR) sebagai salah satu jenis Pelatihan yang
strategis pasca UU ASN dalam rangka pembentukan karakter PNS dan membentuk
kemampuan bersikap dan bertindak profesional mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan perspektif whole of government atau
one government yang didasari nilai-nilai dasar PNS berdasarkan kedudukan dan
peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada setiap
pelaksanaan tugas jabatannya sebagai pelayan masyarakat.
Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dapat dilaksanakan dengan baik,
maka peserta diklat perlu membuat rancangan aktualisasi kelima dasar tersebut yang
dituangkan di dalam suatu dokumen rancangan aktualisasi yang kemudian akan
aktualisasikan di tempat tugas masing-masing.
Peserta latsar saat ini ditugaskan di RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang.
Penulis menjadi anggota jaga pada sebuah regu jaga. Berdasarkan Peraturan Menteri
Hukum dan HAM RI No. M.01.PR.07-10 tahun 2005 Rumah Tahanan Negara
berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis yang melaksanakan tugas pokok

2
Departemen Hukum dan HAM RI. Adapun tugas pokok Rutan adalah melakukan
pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan, melakukan pengelolaan Rutan, serta
melakukan pelayanan tahanan. Hal ini berarti peserta diklat memiliki peran untuk
memberikan pelayanan agar tercipta kondisi yang aman dan kondusif. Penerapan
prinsip dasar ANEKA diharapkan dapat mendorong terwujudnya kualitas pelayanan
prima dari ASN sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan secara bertahap,
berkesinambungan dan berkelanjutan yang akan tertuang dalam pelaksanaan
aktualisasi di UPT tempat bertugas.
Berdasarkan uraian diatas maka dengan ini penulis ingin membuat suatu
rancangan aktualisasi yang berjudul : “Implementasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) dalam Peningkatan Pencegahan Barang-Barang Terlarang Masuk Ke
Dalam RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang ”.

B. Tujuan Aktualisasi
1. Tujuan Umum
Menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
dan Anti korupsi) serta Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayanan
Publik dalam menjalankan dan melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pelayan
masyarakat yang berintegritas tinggi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengimplementasikan nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta Manajemen ASN,
Whole of Government dan Pelayanan Publik ke dalam tugas dan tanggung
jawab sebagai Satuan Pengamanan Tahanan / Narapidana di Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Tamiang Layang.
b. Sebagai salah satu upaya atau usaha dalam mencapai SKP (Sasaran Kinerja
Pegawai).
c. Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan pada penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II Tahun
2018.

3
C. Ruang Lingkup
Penerapan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, Anti korupsi, Manajemen ASN, Whole of Government dan
Pelayanan Publik dilaksanakan di unit kerja Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Tamiang Layang. Kegiatan dilaksanakan selama 80 hari dimulai dari tanggal 1
agustus 2018 sampai dengan tanggal 6 oktober 2018 dengan Jumlah kegiatan
sebanyak 6 kegiatan.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM UPT

A. Profil UPT RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang


Tamiang Layang terletak di kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito
Timur, provinsi Kalimantan Tengah yang terdiri dari 10 kecamatan, dengan luas
wilayah seluas ±3.834 km2. Tamiang Layang merupakan pusat pemerintahan
kabupaten Barito Timur dengan jumlah penduduk sebanyak 137.276 jiwa(2015) .mata
pencaharian penduduk adalah Berkebun, Menyadap Karet, Bertani, Pedagang,
Pegawai Negeri, Tentara, Polisi, Buruh, Pegawai Perusahaan dan lain-lain.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia nomor :
M.04-PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan
Negara dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Menteri Kehakiman Republik
Indonesia pasal 1 yaitu Rumah Tahanan Negara untuk selanjutnya dalam keputusan
ini di sebut Rutan adalah untuk pelaksanaan teknis di bidang penahanan untuk
kepentingan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kehakiman. Pasal 2 yaitu Rutan mempunyai tugas melaksanakan
perawatan terhadap tersangka atau terdakwa sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pasal 3 yaitu untuk menyelenggarakan tugas tersebut pasal 2,
Rutan mempunyai fungsi : a) melakukan pelayanan tahanan; b) melakukan
pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan; c) melakukan pengelolaan Rutan; dan
d) melakukan urusan tata usaha.
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang berdiri berdasarkan
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2012 Tanggal 14 Agustus 2012, terletak di jalan Janah
Munsit KM. 1,5 Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah. Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang mulai
beroperasi sejak tanggal 12 April 2013 dan merupakan Unit Pelaksana Teknis
dibawah Kementerian Hukum dan HAM RI yang memiliki tugas pokok dan fungsi

5
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM R.I No. 03.PR.07.03 Tahun
1985 tertanggal 20 September 1985 tentang Organisasi dan Tata kerja Rumah
Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Barang Sitaan Negara.

Gambar 1. Foto Depan RUTAN kelas IIB Tamiang Layang

Batas-batas wilayah Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang


adalah sebagai berikut :
1. Sebelah timur berbatasan dengan hutan dan kebun karet.
2. Sebelah barat berbatasan dengan kantor Badan Kesbangpol Barito Timur
3. Sebelah utara berbatasan dengan beberapa rumah penduduk
4. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah dinas Rutan.
Tugas Pokok Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang yaitu melakukan
pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan, melakukan pengelolaan Rutan dan
melakukan pelayanan Tahanan dan fungsinya yaitu menyiapkan Warga Binaan
Pemasyarakatan untuk dapat berintegritas secara sehat dengan masyarakat sehingga
dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung
jawab.
Jumlah Pegawai Rutan Klas IIB Tamiang Layang yaitu 38 Orang yang rincinya dapat
di lihat pada tabel berikut ini.

6
Tabel 1. Rincian Petugas RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang
Jabatan Jumlah
Kepala RUTAN 1
Bendahara 1
Kepala seksi Pengelolaan 1
Staff Seksi Pengelolaan 3
Kepala Seksi Pelayanan Tahanan 1
Staf Seksi Pelayanan Tahanan 1
Kepala Seksi Kesatuan Pengamanan Rutan 1
Anggota Pengamanan 29
Total 0

Tabel 2. Data Petugas / Pegawai Rumah Tahanan Negara Kelas II B Tamiang


Layang

PANG JENIS
No NAMA PENDIDIKAN
KAT KELAMIN
TERAKHIR
PASCASARJANA
WAHYUDI, Amd.I.P., S.Sos., M.Si.
1 UNIVERSITAS III/c L
NIP. 19810216 200012 1 001
INDONESIA
AMRULLAH ZAINI, SH SARJANA
2 III/d L
NIP. 19690405 199003 1 001 HUKUM
FENARDI M. SIMANJUNTAK, SH SARJANA
3 III/c L
NIP. 19791215 199803 1 001 HUKUM
MELDY PUTERA, SH SARJANA
4 III/b L
NIP. 19830530 200604 1 002 HUKUM
USMAN HAKIM
5 SLTA III/b L
NIP. 19720319 199703 1 001
SELAMAT
6 SLTA III/a L
NIP. 19650630 198603 1 002
ALAN BUDI KUSUMA
7 SLTA II/c L
NIP. 19870505 200604 1 001
SRI RAHAYU
8 SLTA II/c P
NIP. 19831111 200912 2 005
FIGA WIJAYA
9 SLTA II/b L
NIP. 19880104 201402 1 003

7
JANRIANTO SETIAWAN
10 SLTA II/b L
NIP. 19900104 201402 1 003
RAKHMAD AKBAR SAHAWUNG
11 SLTA II/b L
NIP. 19920506 201402 1 001
FAHRIADI
12 SLTA II/b L
NIP. 19920701 201402 1 001
HARIVAN SEPTIADY
13 SLTA II/b L
NIP. 19930610 201402 1 001
RIO HUDSON PARDEDE
14 SLTA II/b L
NIP. 19941226 201402 1 001
DINI OKTYAN
15 SLTA II/b P
NIP. 19931015 201402 2 001
NI WAYAN WIDYASTUTI
16 SLTA II/b P
NIP. 19940710 201402 2 001
DEBBY SUBARDA
17 SLTA II/b L
NIP. 19941226 201402 1 001
ABDUL GANI GIRSANG
18 SLTA II/a L
NIP. 19940821 201712 1 007
ABDUL LATHIF
19 SLTA II/a L
NIP. 19980115 201712 1 004
ADDE KRISTIAN IRVINK
20 SLTA II/a L
NIP. 19941007 201712 1 008
AHMAD FAUZAN
21 SLTA II/a L
NIP. 19970410 201712 1 003
AHMAD ZUBAIR
22 SLTA II/a L
NIP. 19960118 201712 1 006
ALAN HADI KUSUMA
23 SLTA II/a L
NIP. 19980223 201712 1 006
ANGGA ARDIANTO
24 SLTA II/a L
NIP. 19960905 201712 1 003
ANTON RAHMAN
25 SLTA II/a L
NIP. 19960501 201712 1 007
AURO F TAMZIES
26 SLTA II/a L
NIP. 19970706 201712 1 002

8
BENNY WAHYU MALINDO
27 SAPUTRA SLTA II/a L
NIP. 19941010 201712 1 005
DEBI EKA FAISAMBAS
28 SLTA II/a L
NIP. 19931215 201712 1 005
EFNO JUNIANSON
29 SLTA II/a L
NIP. 19950501 201712 1 007
FRAND LEE
30 SLTA II/a L
NIP. 19980110 201712 1 005
FUJI APRIANTO
31 SLTA II/a L
NIP. 19950304 201712 1 009
I MADE SUDIARTA
32 SLTA II/a L
NIP. 19930221 201712 1 004
I NYOMAN SUTE
33 SLTA II/a L
NIP. 19950115 201712 1 008
RAHMADI
34 SLTA II/a L
NIP. 19980509 201712 1 004
REINHARD EFRI MARPAUNG
35 SLTA II/a L
NIP. 19950616 201712 1 003
REKSA DIAN PROVITAMA
36 SLTA II/a
NIP. 19960809 201712 1 001 P
SISKA AGUSTRIANA SAMOSIR
37 SLTA II/a P
NIP. 19971113 201712 1 002
YUDELLI ELFRIDA
38 SLTA II/a P
NIP. 19941012 201712 1 002
Rumah Tahanan Negara Klas IIB Tamiang Layang memiliki kapasitas
penghuni sebanyak 255 orang dan sementara pada saat ini 12 Oktober 2018 memiliki
jumlah warga binaan dan tahanan sebanyak 182 orang.
Tabel 1. Jumlah WBP Penghuni Blok
KACER GAGAK PUNAI
KMR KAP ISI KAM KAP ISI KAM KAP ISI
1 8 7 1 8 7 1 8 5

9
2 8 11 2 8 2 8 5
3 8 9 3 8 3 8 6
4 8 9 4 8 4 8 4
5 8 10 5 8 5 8 -
6 8 8 6 8 6 8 5
7 8 11 7 8 7 8 3
TOTAL 65 TOTAL 7 TOTAL 28
JALAK MURAI MAWAR
KMR KAP ISI KMR KAP ISI KMR KAP ISI
1 8 9 1 8 1 8 2
2 8 10 2 8 2 2 8 3
3 8 7 3 8 12 3 8 3
4 8 9 4 8 12
5 8 11 5 8 2
TOTAL 46 TOTAL 28 TOTAL 8

B. Visi dan Misi RUTAN Kelas IIB Tamiang Layang

1. VISI Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang


Melaksanakan pembinaan narapidana dan perawatan tahanan dalam rangka
penegakkan hukum dan perlindungan HAK ASASI MANUSIA
2. MISI Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang
1. Membantu WBP menjadi manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi manusian yang mandiri,
menyadari kesalahan, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat
diterima kembali oleh masyarakat dan berperan aktif dalam
pembangunan.
2. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi manusia WBP, masyarakat
dan petugas pemasyarakatan.
3. Terlayani kebutuhan WBP, masyarakat dan petugas pemasyarakatan
secara cepat, tepat dan mudah.
4. Terwujudnya manajemen kepegawaian yang professional, transfaran dan
akuntabel sehingga membentuk petugas yang berintegritas.

C. Nilai-Nilai Organisasi

10
Adapun nilai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia adalah :
1. Profesional
Aparat Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras untuk
mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya, menjunjung
tinggi etika dan integritas profesi.
2. Akuntabel
Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku.

3. Sinergi
Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan
untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat dan berkualitas.
4. Transparan.
Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang
untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-
hasil yang dicapai.
5. Inovatif
Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreativitas dan mengembangkan
inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas dan
fungsinya.

D. Tugas Pokok dan Fungsi


Tugas Pokok Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang yaitu
melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib Rutan, melakukan pengelolaan
Rutan dan melakukan pelayanan Tahanan dan fungsinya yaitu menyiapkan Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk dapat berintegritas secara sehat dengan

11
masyarakat sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas
dan bertanggung jawab.

E. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

Sejalan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, setiap petugas


pemasyarakatan diberikan Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Sasaran kerja pegawai
memuat kegiatan, tugas jabatan dan target yang bersifat nyata dan dapat diukur.
Tugas jabatan yang telah diberikan kepada saya sebagai seorang anggota satuan
pengamanan Tahanan / Narapidana adalah sebagai berikut.
1. Melaksanakan tugas pengamanan, pengawalan dan pengawasan terhadap tahanan /
WBP.
2. Bertanggung jawab terhadap sarana & prasarana keamanan dan ketertiban.
3. Membantu pelaksanaan penerimaan, pengeluaran, penempatan, dan
penggeledahan narapidana dan tahanan.
4. Melaksanakan penggeledahan barang dan badan setiap narapidana dan tahanan
serta tamu besukan.
5. Melaksanakan Penggeledahan Kamar Hunian narapidana dan Tahanan serta
tempat tertentu lainnya.
6. Membuat laporan petugas penjagaan.
7. Bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban saat pelaksanaan jam besuk
narapidana dan tahanan ataupun pengunjung.

12
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai-Nilai ANEKA
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya, yaitu
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut adalah ;
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran tentang netralitas PNS
c. Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil
d. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan.
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah semangat kebangsaan, dimana ASN dituntut untuk
dapat mementingkan kepentingan Negara dan masyarakat diatas kepentingan
pribadi dan golongan. Pemerintah juga berperan untuk memperoleh masukan
dari masyarakat atas pelayanan yang dilaksanakan. Empat unsur yang
mengaspirasi pembentukan nasionalisme adalah :

13
a. Pencapaian persatuan nasional
b. Pencapaian kemerdekaan
c. Mandiri
d. Menjaga kekhasan nasional

3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/ norma yang menentukan baik/
buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik.
Pelayan publik yang professional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu
dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Dengan diterapkannya kode
etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah yaitu ;
a) Berubah dari dilayani menjadi melayani
b) Berubah dari wewenang menjadi peranan
c) Menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus
dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau
pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya yang dihasilkan/dilakukan
oleh lembaga lain sebagai pesaing. Manajemen mutu harus dilaksanakan
secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk
senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan/
masyarakat. Nilai komitmen mutu yaitu efisien, efektif, inovatis, konsisten
yang berorientasi mutu.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma

14
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. KPK bersama
dengan para pakar telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi,
dan dihasilkan sebanyak Sembilan nilai anti korupsi yaitu ; jujur, peduli,
mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
B. Identifikasi Isu dan Isu Terpilih
Isu-isu di RUTAN kelas IIB Tamiang Layang yang saat ini terjadi dapat dilihat
pada tabel berikut .

Tabel 4. Isu-Isu Di RUTAN kelas IIB Tamiang Layang


N SUMBER ISU IDENTIFIKASI ISU
O
1 SKP NO 1 Kurang Optimalnya pengawasan terhadap
Melaksanakan tugas pengamanan, kedisplinan WBP pada saat jam keluar kamar
pengawalan dan pengawasan hunian pada Rumah Tahanan Negara Kelas
terhadap narapidana dan tahanan IIB Tamiang Layang
2 SKP NO 4 Kurang Optimalnya Pencegahan Barang-
Melaksanakan penggeledahan Barang Terlarang Masuk Ke Rumah Tahanan
barang dan badan setiap Negara Kelas IIB Tamiang Layang.
narapidana dan tahanan serta
tamu besukan
3 SKP NO 7 Masih Belum Optimalnya Pengawasan
Bertanggung jawab terhadap Terhadap Narapidana dan Tahanan Ataupun
keamanan dan ketertiban saat Pengunjung Saat Berada Di Ruang Bezuk
pelaksanaan jam bezuk baik Pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
narapidana dan tahanan ataupun Tamiang Layang
pengunjung

Isu-isu yang terjadi tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode


analisis isu USG (Urgent, Serious, Growth) yang hasilnya terlihat pada tabel berikut
ini.

Tabel 5. Analisis USG isu yang dipilih

NO IDENTIFIKASI ISU URGENT SERIOUS GROWTH TOTAL


Kurang Optimalnya pengawasan terhadap
3 3 4 10
1 kedisplinan WBP pada saat jam keluar

15
kamar hunian.
Kurang Optimalnya Pencegahan
Barang-Barang Terlarang Masuk Ke
5 5 5 15
2 Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Tamiang Layang.
Masih Belum Optimalnya Pengawasan
Terhadap Narapidana dan Tahanan
3 Ataupun Pengunjung Saat Berada Di 3 3 3 9
Ruang Bezuk Pada Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Tamiang Layang

Standar acuan indeks penilaian :


1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup

4 = Tinggi
5 = Sangat Tinggi
Berdasarkan analisis isu di atas maka dipilihlah isu sebagai berikut :
“Kurang Optimalnya Pencegahan Barang-Barang Terlarang Masuk Ke Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang.”

C. Rencana Kegiatan
Pada pelaksanaan aktualisasi ini, adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan isu yang dipilih adalah sebagai berikut.

1. Mengoptimalkan penggeledahan barang bawaan pengunjung, petugas dan


tahanan.
2. Mengoptimalkan penggeledahan badan terhadap pengunjung, petugas,
narapidana dan tahanan.
3. Mengoptimalkan penggeledahan pada kendaraan pengunjung dan petugas.
4. Mengoptimalkan penggeledahan pada area-area RUTAN khususnya kamar
hunian.
5. Memberikan laporan hasil penggeledahan secara berkala kepada komandan
jaga.

16
6. Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di dalam RUTAN.

17
D. RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang


Identifikasi Isu : 1. Kurang Optimalnya pengawasan terhadap kedisplinan WBP pada saat jam keluar kamar hunian
pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang
2. Kurang Optimalnya Pencegahan Barang-Barang Terlarang Masuk Ke Rumah Tahanan Negara
Kelas IIB Tamiang Layang.
3. Masih Belum Optimalnya Pengawasan Terhadap Narapidana dan Tahanan Ataupun Pengunjung
Saat Berada Di Ruang Bezuk Pada Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang
Isu yang Diangkat : Kurang Optimalnya Pencegahan Barang-Barang Terlarang Masuk Ke Rumah Tahanan Negara
Kelas IIB Tamiang Layang
Gagasan : 1. Mengoptimalkan penggeledahan barang bawaan pengunjung, petugas dan tahanan.
Pemecahan Isu
2. Mengoptimalkan penggeledahan badan terhadap pengunjung, petugas, narapidana dan tahanan.
3. Mengoptimalkan penggeledahan pada kendaraan pengunjung dan petugas.
4. Mengoptimalkan penggeledahan pada area-area RUTAN khususnya kamar hunian.
5. Memberikan laporan hasil penggeledahan secara berkala kepada komandan jaga.
6. Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di dalam RUTAN.

Output/ Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan nilai


No Kegiatan Tahapan kegiatan Hasil substansi mata visi misi organisasi organisasi
pelatihan

18
1. Mengoptimalkan 1. Petugas menjelaskan dengan kata-kata yang Berkurangnya AKUNTABILITAS MISI no 4 Melakukan
penggeledahan sederhana dan bahasa indonesia yang benar barang-barang Kejelasan Terwujudnya manajemen penggeledahan barang
barang bawaan serta sopan yang mudah dimengerti kepada terlarang NASIONALISME kepegawaian yang bawaan pengunjung,
pengunjung, pengunjung ataupun petugas ataupun tahanan masuk ke Berbahasa professional, transparan petugas, narapidana dan
petugas dan tentang barang-barang apa saja yang tidak dalam indonesia dan akuntabel sehingga tahanan.merupakan
tahanan. diperbolehkan masuk ke dalam RUTAN. RUTAN ETIKA PUBLIK membentuk petugas yang bentuk profesionalitas
Sopan berintegritas. petugas pemasyarakatan
KOMITMEN MUTU yang akuntabel untuk
efektif meningkatkan
ANTI KORUPSI pencegahan masuknya
Sederhana barang terlarang ke
2. Petugas meminta ijin kepada pengunjung NASIONALISME dalam RUTAN
atau petugas serta tahanan dengan sopan Saling Menghormati
untuk melakukan penggeledahan dan ETIKA PUBLIK
pemeriksaan barang bawaan. Hal ini SOPAN
dilakukan sebagai wujud rasa menghormati KOMITMEN MUTU
terhadap yang akan digeledah dan untuk Efektif
mengefektifkan penggeledahan serta sebagai ANTI KORUPSI
wujud kepedulian. Peduli

3. Petugas memeriksa barang bawaan AKUNTABILITAS


pengunjung atau petugas atau tahanan dengan bertanggung jawab
penuh kerja keras dan sesuai dengan standar NASIONALISME
yang ditetapkan dan memisahkannya dengan Tidak Diskriminatif
penuh kesopanan, tidak deskriminatif, dan ETIKA PUBLIK
tanggungjawab dari barang-barang yang Sopan
dibawa masuk yang berpotensi menimbulkan KOMITMEN MUTU
gangguan keamanan dan ketertiban Berorientasi Mutu
ANTI KORUPSI
Kerja keras
4. Jika ditemukan barang yang diduga dapat AKUNTABILITAS
menimbulkan gangguan keamanan dan Tanggung Jawab
ketertiban, Petugas berani untuk langsung NASIONALISME
mengamankan, menitipkan atau Memelihara
mengembalikan kepada pihak yang berwenang ketertiban
ETIKA PUBLIK
Taat perintah
ANTI KORUPSI

19
Berani
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku AKUNTABILITAS
hasil penggeledahan sebagai bentuk Bertanggung jawab
pertanggung jawaban penggedahan. NASIONALISME
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
2. Mengoptimalkan 1. Petugas meminta dengan sopan dan bahasa Berkurangnya AKUNTABILITAS MISI no 4 Melakukan
penggeledahan indonesia yang benar kepada pengunjung atau barang-barang Konsisten Terwujudnya manajemen penggeledahan badan
badan terhadap petugas atau tahanan untuk mengeluarkan terlarang NASIONALISME kepegawaian yang terhadap pengunjung,
pengunjung, semua barang-barang yang masih ada di dalam masuk ke Berbahasa professional, transparan petugas, narapidana dan
petugas, pakaiannya. dalam Indonesia dan akuntabel sehingga tahanan.merupakan
narapidana dan RUTAN ETIKA PUBLIK membentuk petugas yang bentuk profesionalitas
tahanan. Sopan berintegritas. petugas pemasyarakatan
KOMITMEN MUTU yang akuntabel untuk
Orientasi Mutu meningkatkan
ANTI KORUPSI pencegahan masuknya
Berani barang terlarang ke
2. Petugas mempersilahkan dengan sopan ETIKA PUBLIK dalam RUTAN.
pengunjung atau petugas atau narapidana atau Sopan
tahanan untuk berdiri berputar membelakangi AKUNTABILITAS
petugas dengan posisi kaki dibuka selebar Tanggung jawab
bahu dan merentangkan tangan lurus ke
samping dengan telapak tangan menghadap ke
belakang, ibu jari menghadap ke bawah, dan
jari-jari diregangkan sehingga dapat melihat
sela di antara jari dan bertanggung jawab
terhadap kenyamanan yang bersangkutan.
3. Petugas mulai melakukan penggeledahan AKUNTABILITAS
badan terhadap pengunjung ataupun petugas Tanggung jawab
ataupun tahanan dengan penuh tanggung NASIONALISME
jawab, teliti, cermat, dan tidak diskriminatif. Tidak diskriminatif
ETIKA PUBLIK
Teliti dan Cermat
4. Jika ditemukan barang yang diduga dapat AKUNTABILITAS

20
menimbulkan gangguan keamanan dan Tanggung Jawab
ketertiban, Petugas berani untuk langsung NASIONALISME
mengamankan, menitipkan atau Memelihara
mengembalikan kepada pihak yang berwenang ketertiban
ETIKA PUBLIK
Taat perintah
ANTI KORUPSI
Berani
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku AKUNTABILITAS
hasil penggeledahan sebagai bentuk Bertanggung jawab
pertanggung jawaban penggedahan. dan Transparan
NASIONALISME
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
3. Mengoptimalkan 1. Petugas meminta ijin dengan sopan dan bahasa Berkurangnya ETIKA PUBLIK MISI no 4 Melakukan
penggeledahan indonesia yang baik kepada pengunjung barang-barang Sopan dan ramah Terwujudnya manajemen penggeledahan
pada kendaraan ataupun petugas yang ingin memasukkan terlarang NASIONALISME kepegawaian yang kendaraan
pengunjung dan kendaraannya ke dalam RUTAN untuk masuk ke Bahasa Indonesia professional, transfaran pengunjung,dan petugas
petugas. bersedia kendaraannya digeledah. dalam dan akuntabel sehingga merupakan bentuk
2. Petugas melakukan penggeledahan dengan RUTAN AKUNTABILITAS membentuk petugas yang profesionalitas petugas
sikap adil dan tanpa diskriminasi ke pemilik Adil berintegritas. pemasyarakatan yang
kendaraan yang memasuki RUTAN. NASIONALISME akuntabel untuk
Tidak diskriminatif meningkatkan
KOMITMEN MUTU pencegahan masuknya
Orientasi Mutu barang terlarang ke
3. Jika ditemukan barang yang diduga dapat ANTI KORUPSI dalam RUTAN.
menimbulkan gangguan keamanan dan Berani
ketertiban, Petugas langsung mengamankan, NASIONALISME
menitipkan atau mengembalikan kepada pihak Memelihara
yang berwenang ketertiban

4. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku AKUNTABILITAS


hasil penggeledahan sebagai bentuk Bertanggung jawab
pertanggung jawaban penggedahan. NASIONALISME

21
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
4. Mengoptimalkan 1. Mendapat kan perintah atau arahan dari kepala Berkurangnya AKUNTABILITAS MISI no 4 Melakukan
penggeledahan rumah tahanan (Ka. Rutan) dan kepala barang-barang Partisipatif Terwujudnya manajemen penggeledahan terhadap
pada area-area kesatuan pengamanan rutan (Ka. KPR) untuk terlarang ETIKA PUBLIK kepegawaian yang kamar hunian merupakan
RUTAN melakukan razia kamar. beredar di Taat Perintah professional, transfaran bentuk sinergitas dan
khususnya kamar kamar hunian ANTI KORUPSI dan akuntabel sehingga profesionalitas petugas
hunian. Tanggung Jawab membentuk petugas yang pemasyarakatan yang
2. Bekerja sama dengan petugas regu jaga WHOLE OF berintegritas. akuntabel untuk
lainnya untuk bekerjasama melakukan GOVERNMENT menanggulangi
kegiatan razia kamar hunian. Bekerjasama masuknya barang-barang
terlarang di dalam kamar
3. Bertanggung jawab melakukan razia badan AKUNTABILITAS hunian.
tanpa diskriminatif dan membeda-bedakan Bertanggung Jawab
status sosial WBP serta sopan dalam NASIONALISME
melakukan bertindak. Tidak diskriminatif
Adil
ETIKA PUBLIK
Sopan

4. Melakukan razia kamar hunian sesuai dengan MANAJEMEN ASN


SOP, bersikap ramah dan sopan tetapi tetap sesuai dengan SOP
menjaga wibawa dan bersikap adil (Tidak ETIKA PUBLIK
membeda-bedakan) narapidana Tahanan / Bersikap ramah dan
Narapidana yang akan digeledah sopan
NASIONALISME
Bersikap adil (Tidak
membeda-bedakan)
5. Penggeledahanan dilakukan dengan teliti, KOMITMEN MUTU
cermat dan efektif disemua tempat yang teliti, cermat dan
diduga dipergunakan untuk menyembunyikan efektif
barang-barang yang dilarang dimiliki oleh ANTI KORUPSI
penghuni. Berani
6. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku AKUNTABILITAS

22
laporan penggeledahan sebagai bentuk Bertanggung jawab
pertanggung jawaban. NASIONALISME
Jujur
ETIKA PUBLIK
disiplin
ANTI KORUPSI
Kerja keras
5. Memberikan 1. Bertanggung jawab menyediakan buku Atasan AKUNTABILITAS MISI no 4 Membuat laporan
laporan hasil penggeledahan dan pulpen untuk menulis hasil langsung Bertanggung jawab Terwujudnya manajemen penggeledahan
penggeledahan penggeledahan. dapat ANTI KORUPSI kepegawaian yang merupakan bentuk
secara berkala mengetahui Mandiri professional, transfaran akuntabilitas petugas
kepada komandan 2. Disiplin mengisi buku penggeledahan sesuai bentuk AKUNTABILITAS dan akuntabel sehingga pemasyarakatan yang
jaga. dengan keadaan yang terjadi dan jujur tidak pertanggungja Dapat membentuk petugas yang penuh tanggung jawab.
dibuat-buat dan dapat dipertanggung jawabkan waban dipertanggung berintegritas.
sesuai dengan tugas yang diberikan. terhadap hasil jawabkan
penggeledahan NASIONALISME
Kepentingan
Bersama
ETIKA PUBLIK
Jujur
KOMITMEN MUTU
Orientasi Mutu
ANTI KORUPSI
Jujur
MANAJEMEN ASN
Disiplin

3. Menyerahkan hasil penggeledahan sebagai AKUNTABILITAS


laporan bentuk pertanggungjawaban saat Dapat
bertugas kepada komandan jaga. dipertanggung
jawabkan
6. Membuat banner 1. Berkonsultasi kepada pimpinan (Ka. Rutan Masyarakat WHOLE OF MISI no 2 Banner merupakan
tentang barang- dan Ka. KPR) meminta izin menggunakan dan WBP GOVERNMENT Memberikan jaminan bentuk inovasi petugas
barang yang kata yang sopan dan santun, untuk membuat mengetahui Berkonsultasi perlindungan hak asasi pemasyarakatan yang
dilarang di dalam inovasi berupa banner tentang barang-barang barang-barang NASIONALISME manusia WBP, disampaikan secara
rutan. yang terlarang. yang dilarang Bermusyawarah masyarakat dan petugas transparan untuk
masuk dan ETIKA PUBLIK pemasyarakatan. mencegah masuknya
beredar di Sopan dan santun barang-barang terlarang

23
dalam KOMITMEN MUTU di dalam Rutan
RUTAN. Inovasi
2. Mencari referensi di internet sebagai standar KOMITMEN MUTU
acuan mutu . Standar acuan
mutu.
3. Bekerjasama dengan petugas lain untuk WHOLE OF
mendesain banner dengan kata-kata yang GOVERNMENT
sopan dan menggunakan Bahasa Indonesia Bekerjasama
yang baik dan benar. ETIKA PUBLIK
Sopan
NASIONALISME
Menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar.
4. Bekerjasama dengan pihak percetakan untuk WHOLE OF
mencetak hasil rancangan. GOVERNMENT
Bekerjasama
5. Memasang Banner di depan pintu masuk AKUNTABILITAS
RUTAN dan blok hunian yang merupakan Tanggung Jawab
salah satu wujud inovasi dan tanggung jawab KOMITMEN MUTU
petugas untuk meningkatkan pencegahan Inovasi
barang-barang terlarang masuk ke dalam ANTI KORUPSI
Rutan. Peduli

24
E. Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 8. Jadwal Kegiatan


No Kegiatan Waktu Tempat Sasaran Output
. Pelaksanaan Pelaksanaan Pelayanan Produk Kegiatan
1. Mengoptimalkan 1 Agustus – 5 Ruang P2U pengunjung Berkurangnya
penggeledahan Oktober 2018 , petugas barang-barang
barang bawaan dan tahanan terlarang masuk ke
pengunjung, dalam RUTAN
petugas dan
tahanan.
2 Mengoptimalkan 1 Agustus – 6 Ruang P2U pengunjung Berkurangnya
penggeledahan Oktober 2018 , petugas, barang-barang
badan terhadap narapidana terlarang masuk ke
pengunjung, dan dalam RUTAN
petugas, tahanan.
narapidana dan
tahanan.
3 Mengoptimalkan 1 Agustus – 6 Area pengunjung Berkurangnya
penggeledahan Oktober 2018 Gerbang dan barang-barang
pada kendaraan Rutan petugas. terlarang masuk ke
pengunjung dan dalam RUTAN
petugas.
4 Mengoptimalkan 12 September Blok Hunian Narapidana Berkurangnya
penggeledahan 2018 dan 6 dan barang-barang
pada area-area Oktober 2018 Tahanan terlarang beredar di
RUTAN kamar hunian
khususnya kamar
hunian.
5 Memberikan 1 Agustus – Ruang P2U Komandan Atasan langsung
laporan hasil Oktober 2018 Jaga dan dapat mengetahui
penggeledahan Kepala bentuk
secara berkala Kesatuan pertanggungjawaban
kepada komandan Pengamana terhadap hasil
jaga. n RUTAN penggeledahan
6 Membuat banner 6 Agustus Percetakan Masyarakat Masyarakat dan WBP
tentang barang- 2018 – 13 dan RUTAN Dan mengetahui barang-
barang yang Agustus 2018 WBP barang yang dilarang
dilarang di dalam masuk dan beredar di
dalam RUTAN.
RUTAN.

25
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL AKTUALISASI
A. Catatan Pelaksanaan Aktualisasi
Capaian aktualisasi dilaksanakan berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah
dibuat sebelumnya. Capaian aktualisasi ini merupakan implementasi dari nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta tiga nilai tambahan yaitu Pelayan
Publik, Manajemen ASN, serta Whole of Government dalam melaksanakan tugas
sebagai Anggota Penjagaan di Rutan Kelas II B Tamiang Layang.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 1 Agustus 2018 sampai
dengan 6 oktober 2018 yaitu berjumlah 6 (enam) kegiatan dengan yaitu kegiatan
wajib sesuai Tupoksi Pengamanan yang terdapat dalam sasaran kinerja pegawai
(SKP). Berikut uraian kegitan-kegiatan yang telah selesai dilaksanakan:

B. Capaian Kegiatan
1. Mengoptimalkan penggeledahan barang bawaan pengunjung, petugas
dan tahanan.

Kegiatan 1 Mengoptimalkan penggeledahan barang bawaan


pengunjung, petugas dan tahanan.
Tanggal 1 Agustus 2018 – 6 oktober 2018

Output kegiatan Berkurangnya barang-barang terlarang masuk ke dalam


RUTAN
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir

Uraian Pelaksanaan Tugas :

Pada pelaksanaan tugas ini, yang dilakukan adalah memberitahukan kepada


pengunjung barang-barang yang dilarang untuk masuk dan beredar di dalam
RUTAN. Pengunjung menjadi tahu tentang barang-barang yang dilarang untuk
dibawa sehingga penggunjung bersedia untuk barang bawaannya untuk digeledah.
Penggeledahan barang dilakukan dengan meminta ijin kepada pengunjung dengan

26
kata yang sopan seperti “permisi Pak/Bu barang bawaannya dicek dan periksa dulu
“. Setelah pengunjung bersedia petugas melakukan pemeriksaan terhadap barang
bawaan pengunjung. Jika barang-barang yang dibawa oleh pengunjung bebas dari
barang yang ada di daftar bawang dilarang maka petugas menuliskan hasil
penggeledahan di buku dengan keterangan aman. Jika ditemukan barang-barang
yang dilarang maka barang tersebut ditulis dengan hasil penggeledahan keterangan
tidak aman dan jika ditemukan barang yang bisa dititipkan maka petugas
menuliskan keterangan penggeledahan dititipkan.

Keterkaitan Nilai Dasar :

1. Akuntabilitas

Melakukan penggeledahan barang merupakan suatu upaya dari petugas


untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang dilakukan di pengamanan barang
dimana dalam upaya tersebut petugas berusaha untuk memberikan kejelasan bagi
pengunjung tentang barang-barang yang dilarang masuk atau beredar di dalam
RUTAN.
2. Nasionalisme
Menjelaskan barang-barang yang dilarang masuk dan beredar di dalam
RUTAN kepada pengunjung dengan menggunakan bahasa indonesia yang baik
merupakan suatu upaya dari petugas untuk menunjukkan jiwa nasionalisme
dalam kegiatan sehari-hari dalam pelayanan. Di dalam proses penggeledahan
barang antara petugas dan pengunjung menunjukkan sikap saling menghormati
sehingga tidak terjadi kesalah pahaman dalam proses penggeledahan dan tidak
diskriminatif atau memberikan perlakuan khusus kepada pengunjung tertentu.
Untuk barang-barang terlarang yang ditemukan maka barang-barang tersebut
diamankan atau dititipkan sehingga ketertiban bisa terjaga dan hasil
penggeledahan dicatat ke dalam buku penggeledahan dengan jujur.

27
3. Etika Publik
Menjelaskan barang-barang yang dilarang masuk dan beredar di dalam
RUTAN kepada pengunjung dengan menggunakan sikap sopan merupakan
suatu upaya dari petugas untuk menunjukkan etika publik dalam kegiatan
pelayanan. Dalam penemuan suatu barang yang dilarang petugas penggeledahan
melaporkan kepada komandan jaga, hal ini merupakan suatu sikap taat perintah
petugas terhadap atasan dan aturan. Penulisan hasil penggedahan barang secara
rutin membuat petugas menjadi disiplin dalam pencatatan administrasi.
4. Komitmen Mutu
Memberikan penjelasan secara singkat dan jelas kepada pengunjung untuk
mengefektifkan waktu penggedahan sehingga penggedahan bisa cepat dilakukan
dan tidak membuat antrian pengunjung lama tetapi petugas tetap berpedoman
pada SOP penggedahan barang sehingga proses tersebut memiliki orientasi mutu
yang jelas.
5. Anti korupsi
Dalam melakukan tugas penggedahan barang, petugas selalu bersikap
sederhana dan meminta kepada pengunjung untuk mengakui terlebih dahulu jika
ada membawa barang terlarang seperti contohnya handphone, hal ini merupakan
wujud kepedulian petugas kepada pengunjung supaya tidak menimbulkan rasa
curiga kepada pengunjung apabila ingin menyelundupkan barang tersebut.
Pengeledahan barang ini dilakukan secara rutin dengan penuh kerja keras dari
petugas supaya barang-barang yang dilarang dapat dicegah masuk ke dalam
RUTAN. Petugas menjadi berani mengambil tindakan saat ditemukan suatu
barang yang dilarang dalam penggeledahan barang.

28
Bukti / Output Kegiatan 1
Kegiatan 1: Mengoptimalkan penggeledahan barang bawaan pengunjung,
petugas dan tahanan.
1. Petugas menjelaskan kepada pengunjung ataupun petugas ataupun
tahanan tentang barang-barang apa saja yang tidak diperbolehkan masuk
ke dalam RUTAN

Gambar 2. Petugas menjelaskan aturan tentang barang yang dilarang


2. Petugas meminta ijin kepada pengunjung atau petugas serta tahanan
dengan sopan untuk melakukan penggeledahan dan pemeriksaan barang
bawaan.

29
Gambar 3. Petugas minta ijin kerelaan pengunjung untuk barang digeledah
3. Petugas memeriksa barang bawaan pengunjung atau petugas atau tahanan

Gambar 4 Petugas menggeledah barang


4. Jika ditemukan barang yang diduga dapat menimbulkan gangguan
keamanan dan ketertiban, Petugas berani untuk langsung mengamankan,
menitipkan atau mengembalikan kepada pihak yang berwenang.

30
Gambar 5. Hasil penggeledahan berupa hp dititipkan
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku hasil penggeledahan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penggedahan.

Gambar 6. Hasil penggeledahan dicatat ke buku penggeledahan

2. Mengoptimalkan penggeledahan badan terhadap pengunjung, petugas,


narapidana dan tahanan.
Kegiatan 2 Mengoptimalkan penggeledahan badan terhadap
pengunjung, petugas, narapidana dan tahanan.
Tanggal 1 Agustus 2018 – 6 oktober 2018

Output kegiatan Berkurangnya barang-barang terlarang masuk ke dalam


RUTAN
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir

Uraian Pelaksanaan Tugas :


Pada pelaksanaan tugas penggedahan badan di P2U, petugas terlebih meminta
pengunjung untuk mengeluarkan barang-barang yang masih ada di dalam pakaian
pengunjung, tahanan, narapidana ataupun petugas lainnya. Petugas kemudian
mempersilahkan pengunjung, tahanan, narapidana ataupun petugas lainnyauntuk

31
bersiap dalam posisi untuk memulai penggeledahan. Petugas selanjutnya melakukan
penggedahan badan dengan penuh ketelitian dan jika ditemukan barang yang
dilarang selama penggedahan maka petugas mengamankan barang tersebut dan
mengucapkan terimakasih kepada pengunjung karena telah bersedia digeledah.
Setelah penggedahan barang selesai petugas mencatat hasil penggedahan tersebut
kedalam buku penggedahan.
Keterkaitan Nilai Dasar :

1. Akuntabilitas
Melakukan penggeledahan badan merupakan suatu upaya dari petugas untuk
bertanggung jawab terhadap tugas yang dilakukan di pengamanan badan
dimana dalam upaya tersebut petugas selalu meminta (konsisten) pengunjung
untuk mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam pakaiannya dan
bertanggung jawabnya petugas terhadap tugas pengamanan.
2. Nasionalisme
Dalam melakukan penggedahan barang petugas selalu menggunakan bahasa
indonesia dan pada proses penggedahan petugas tetap melakukan penggedahan
dengan teliti meskipun yang digeledah adalah petugas yang artinya dalam
penggedahan badan petugas adil atau tidak deskriminatif terhadap orang-orang
tertentu.
3. Etika Publik
Pada penggeledahan badan petugas menunjukkan sikap etika publik yaitu
sopan santun terhadap yang digeledah dan pada proses penggeledahan badan
petugas berusaha untuk menjaga kenyamanan yang digeledah dan tetap menjaga
ketelitian dan kecermatang penggeledahan. Pada saat ditemukan barang yang
dilarang petugas mengamankan barang tersebut sesuai dengan perintah yang ada.
4. Komitmen Mutu
Proses penggeledahan badan menuntut petugas untuk memberikan suatu
proses yang berorientasi mutu dalam melakukan penggedahan sehingga dengan
tahapan yang berorientasi mutu mampu meningkatkan pelayanan.

32
5. Anti korupsi
Pengeledahan badan ini dilakukan secara rutin dengan penuh kerja keras dari
petugas supaya barang-barang yang dilarang dapat dicegah masuk ke dalam
RUTAN. Petugas menjadi berani mengambil tindakan saat ditemukan suatu
barang yang dilarang dalam penggeledahan badan.

Bukti / Output Kegiatan 2


Kegiatan 2: Mengoptimalkan penggeledahan badan terhadap pengunjung,
petugas, narapidana dan tahanan.
1. Petugas meminta dengan sopan dan bahasa indonesia yang benar kepada
pengunjung atau petugas atau tahanan untuk mengeluarkan semua barang-
barang yang masih ada di dalam pakaiannya.

Gambar 7 . Petugas memeriksa barang yang masih melekat di pakaian


2. Petugas mempersilahkan dengan sopan pengunjung atau petugas atau
narapidana atau tahanan untuk berdiri berputar membelakangi petugas
dengan posisi merentangkan tangan.

33

Gambar 8. Petugas bersiap melakukan penggeledahan badan


3. Petugas mulai melakukan penggeledahan badan terhadap pengunjung
ataupun petugas ataupun tahanan ataupun narapidana

Gambar 9. Petugas melakukan penggeledahan badan


4. Jika ditemukan barang yang diduga dapat menimbulkan gangguan keamanan
dan ketertiban, Petugas berani untuk langsung mengamankan, menitipkan
atau mengembalikan kepada pihak yang berwenang

34
Gambar 10. Ditemukan HP dari penggeledahan badan oleh petugas wanita
5. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku hasil penggeledahan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penggedahan.

Gambar 11. Hasil Pencatatan penggeledahan


3. Mengoptimalkan penggeledahan badan terhadap pengunjung, petugas,
narapidana dan tahanan.

35
Kegiatan 3 Mengoptimalkan penggeledahan pada kendaraan
pengunjung dan petugas.
Tanggal 1 Agustus 2018 – 6 oktober 2018

Output kegiatan Berkurangnya barang-barang terlarang masuk ke dalam


RUTAN
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir

Uraian Pelaksanaan Tugas :


Pada penggeledahan kendaraan yang akan memasuki rutan petugas memulainya
dengan meminta ijin kepada pemilik kendaraan supaya bersedia kendaraannya
digeledah, setelah mendapatkan ijin dari pemilik kendaraan petugas melakukan
penggeledahan pada kendaraan tersebut dengan tetap mengedapankan sikap adil
tanpa diskriminatif artinya tidak memandang status dari pemilik kendaraan tersebut.
Jika ditemukan barang yang dilarang selama penggedahan maka petugas
mengamankan barang tersebut dan mengucapkan terimakasih kepada pengunjung
karena telah bersedia digeledah. Setelah penggedahan barang selesai petugas
mencatat hasil penggedahan tersebut kedalam buku penggedahan.
Keterkaitan Nilai Dasar :
1. Akuntabilitas
Penggeledahan kendaraan pengunjung ataupun petugas menunjukkan sikap adil
pada saat proses penggeledahannya, karena petugas tidak membiarkan kendaraan
masuk seenaknya tanpa digeledah walaupun kendaraan tersebut milik petugas
dan penggeledahan ini merupakan suatu tanggung jawab petugas terhadap tugas
pengamanannya di RUTAN.
2. Nasionalisme
Sikap nasionalisme yang ditunjukkan oleh petugas adalah berbahasa indonesia
yang baik saat meminta ijin untuk bersedia kendaraannya digeledah dan pada
proses penggeledah itu sendiri petugas mampu selalu menjaga ketertiban dengan
mengamankan barang yang dilarang masuk serta pada saat menuliskan hasil
penggeledah dibuku penggedahan petugas harus apa adanya sesuai dengan hasil
yang didapatkan (jujur).

36
3. Etika Publik
Petugas meminta ijin kepada pemilik kendaraan untuk melakukan
penggeledahan pada kendaraannya dengan sikap sopan dan ramah yang
menunjukkan petugas memiliki suatu etika dalam pelayanan publik dan dalam
penulisan hasil penggeledahan petugas harus disiplin supaya kegiatan
penggeledahan yang telah dilakukan dapat dipertanggungjawabkan .
4. Komitmen Mutu
Pada proses penggeledahan kendaraan menuntut petugas untuk memberikan
suatu proses yang berorientasi mutu dalam melakukan penggedahan sehingga
dengan tahapan yang berorientasi mutu mampu meningkatkan pelayanan.
5. Anti korupsi
Pada saat menggedahan kendaraan petugas yang menemukan barang yang
dilarang harus menunjukan sikap berani untuk mengambil tindakan terhadap
barang yang ditemukan yaitu dengan mengamankan barang tersebut dan
melaporkannya kepada komandan jaga.

Bukti / Output Kegiatan 3


Kegiatan 3: Mengoptimalkan penggeledahan pada kendaraan pengunjung dan

37
petugas.
1. Petugas meminta ijin dengan sopan dan bahasa indonesia yang baik kepada
pengunjung ataupun petugas yang ingin memasukkan kendaraannya ke
dalam RUTAN untuk bersedia kendaraannya digeledah.

Gambar 12. Petugas Meminta ijin untuk menggeledah kendaraan

2. Petugas melakukan penggeledahan kendaraan

Gambar 13. Petugas melakukan proses penggeledahan


3. Jika ditemukan barang yang diduga dapat menimbulkan gangguan keamanan
dan ketertiban, Petugas langsung mengamankan, menitipkan atau
mengembalikan kepada pihak yang berwenang

38
Gambar 14. Petugas menemukan pisau buah
4. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku hasil penggeledahan sebagai
bentuk pertanggung jawaban penggedahan.

Gambar 15. Hasil pencatatan di Buku Penggeledahan


4. Mengoptimalkan penggeledahan pada area-area RUTAN khususnya
kamar hunian.

39
Kegiatan 4 Mengoptimalkan penggeledahan pada area-area
RUTAN khususnya kamar hunian.
Tanggal 12 Agustus 2018 dan 6 oktober 2018
Output kegiatan Berkurangnya barang-barang terlarang beredar di kamar
hunian
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir

Uraian Pelaksanaan Tugas :


Kegiatan penggedahan area RUTAN dalam pelaksanaanya lebih difokuskan pada
kamar-kamar hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau yang sering
disebut razia kamar hunian. Proses razia kamar dimulai dengan diberikannya arahan
atau brifing dari Ka.RUTAN dan Ka.KPR untuk melakukan razia pada kamar-kamar
yang telah ditentukan. Razia kamar ini melibatkan beberapa regu jaga lainnya untuk
saling membantu dalam melakukan razia kamar. Selanjutnya, penggeledahan kamar
di mulai dengan mengeluarkan terlebih dahulu WBP dari dalam kamar hunian dan
langsung melakukan penggeledahan badan untuk mencegah barang dibawa atau
disembunyikan oleh WBP di dalam pakaian yang dikenakan. Selesai melakukan
razia badan, petugas mempersilahkan kepala kamar untuk masuk ke dalam kamar
hunian untuk menjadi saksi dan petugas memulai melakukan penggeledahan kamar
hunian dengan tetap menjaga kerapian kamar hunian. Penggeledahan ini dilakukan
seteliti mungkin sampai kedaerah yang diduga menjadi tempat menyembunyikan
barang-barang yang dilarang. Selesai melakukan penggeledahan kamar hunian,
petugas menuliskan hasil dari penggeledahan kamar yang dilakukan.
Keterkaitan Nilai Dasar :
1. Akuntabilitas
Pada saat pimpinan menyampaikan arahan untuk melakukan razia kamar,
petugas ikut serta (partisipatif) dalam arahan tersebut agar tahu bagaimana
rencana yang akan dilakukan dan bertanggungjawab terhadap tugas yang telah
diberikan oleh pimpinan untuk melakukan penggedahan pada kamar hunian.

2. Nasionalisme

40
Pada saat melakukan razia kamar, petugas tidak boleh pilih kasih terhadap kamar
tertentu artinya dalam menggeledah kamar maupun badan, petugas tidak boleh
mendikriminatifkan kamar atau orang tertentu dan bersikap jujur dalam menulis
hasil penggeledahan.
3. Etika Publik
Pada saat melakukan razia kamar, petugas wajib selalu ramah dan sopan terhadap
penghuni kamar yang akan digeledah dan merapikan kembali tempat barang
milik WBP seperti semula.
4. Komitmen Mutu
Pada saat melakukan proses penggeledahan di dalam kamar, petugas dengan teliti
dan harus cermat serta efektif dalam melakukan penggeledahan pada setiap isi
kamar.
5. Anti korupsi
Pada saat melakukan penggeledahan, petugas berani untuk mengamankan
barang-barang yang dilarang beredar di dalam kamar dan membuat daftar hasil
penggeledahan, petugas harus bekerja keras.

Bukti / Output Kegiatan 4

41
Kegiatan 4: Mengoptimalkan penggeledahan pada area-area RUTAN khususnya
kamar hunian.

1. Mendapat kan perintah atau arahan dari kepala rumah tahanan (Ka. Rutan)
dan kepala kesatuan pengamanan rutan (Ka. KPR) untuk melakukan razia
kamar

Gambar 16. Pimpinan Memberikan Arahan Untuk Razia Kamar


2. Bekerja sama dengan petugas regu jaga lainnya untuk melakukan kegiatan
razia kamar hunian.

Gambar 17. Bekerja sama dengan regu jaga lain untuk razia kamar
3. Bertanggung jawab melakukan razia badan tanpa diskriminatif dan

42
membeda-bedakan status sosial WBP serta sopan dalam melakukan
bertindak.

Gambar 18. Razia Badan WBP


4. Melakukan razia kamar hunian sesuai dengan SOP

Gambar 19. Petugas Menggeledah isi kamar

43
5. Penggeledahanan dilakukan dengan teliti, cermat dan efektif disemua tempat
yang diduga dipergunakan untuk menyembunyikan barang-barang yang
dilarang dimiliki oleh penghuni.

Gambar 20. Petugas menggeledah daerah yang dicurigai

6. Hasil penggeledahan dicatat ke dalam buku laporan penggeledahan sebagai


bentuk pertanggung jawaban.

Gambar 21. Hasil Penggeledahan Kamar Hunian

44
Gambar 22. Pencatatan Hasil Penggeledahan Ke Dalam Buku Laporan

5. Memberikan laporan hasil penggeledahan secara berkala kepala


komandan jaga.
Kegiatan 5 Memberikan laporan hasil penggeledahan secara
berkala kepada komandan jaga.
Tanggal 1 Agustus 2018 – 6 oktober 2018
Output kegiatan Atasan langsung dapat mengetahui bentuk
pertanggungjawaban terhadap hasil penggeledahan
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir

Uraian Pelaksanaan Tugas :


Pada kegiatan ini petugas terlebih dulu menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk
menuliskan hasil penggeledahan yang kemudian digunakan sebagai laporan ke
komandan jaga. Alat yang diperlukan yaitu membuat buku penggeledahan dan
pulpen. Selanjutnya petugas mengisi buku penggeledahan tersebut disaat sedang
bertugas di P2U. Terakhir, petugas memberikan hasil penggeledahan selama

45
bertugas kepada komandan jaga sebagai pelaporan saat bertugas dipenggeledahan.
Keterkaitan Nilai Dasar :
1. Akuntabilitas
Pada saat petugas menyiapkan alat untuk membuat tempat mencatat hasil
penggeledahan merupakan suatu tanggung jawab petugas demi kelancaran
tugasnya pada saat penggeledahan dan mengisi buku penggeledahan tersebuta
serta pada saat memberikan laporan kepada komandan jaga.
2. Nasionalisme
Pada saat mengisi buku penggeledahan tersebut petugas selalu mengisinya
dengan baik dan benar demi kepentingan bersama disaat bertugas.
3. Etika Publik
Pada saat mengisi buku penggeledahan, petugas mengisinya dengan jujur artinya
petugas tersebut tidak asal tulis terhadap apa yang menjadi hasil dari
penggeledahan yang dilakukan saat bertugas.
4. Komitmen Mutu
Pada saat mengisi buku penggeledahan petugas dituntut untuk memberikan suatu
kualitas dari apa yang menjadi tugasnya . Hal yang dibuat dan diisi pada buku
penggeledahan harus dibuat mudah dipahami oleh orang yang akan
membacanya, dengan demikian didapatkan suatu hasil yang berorienti pada
mutu yang bagus.
5. Anti korupsi
Pada saat menyiapkan buku penggeledahan dan pulpen, petugas secara mandiri
membuatnya dengan saran bantuan dari senior yang telah berpengalaman dan
jujur dalam mengisinya.
6. Manajemen ASN
Pada saat melakukan pengisian atau pencatatan hasil dari penggeledahan di P2U,
petugas wajib disiplin untuk mendapatkan suatu pola manajemen yang baik.

Bukti / Output Kegiatan 5

46
Kegiatan 5: Memberikan laporan hasil penggeledahan secara berkala kepada
komandan jaga.

1. Bertanggung jawab menyediakan buku penggeledahan dan pulpen untuk


menulis hasil penggeledahan.

Gambar 23. Buku Penggeledahan dan alat tulis disiapkan


2. Disiplin mengisi buku penggeledahan sesuai dengan keadaan yang terjadi
dan jujur tidak dibuat-buat dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
tugas yang diberikan.

47
Gambar 24. Isi Buku penggeledahan
3. Menyerahkan hasil penggeledahan sebagai laporan bentuk
pertanggungjawaban saat bertugas kepada komandan jaga.

Gambar 25. Buku penggeledahan diserahkan ke komandan jaga


6. Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di dalam
RUTAN.

48
Kegiatan 6 Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di
dalam rutan.
Tanggal 6 Agustus 2018 – 13 Agustus 2018
Output kegiatan Berkurangnya barang-barang terlarang beredar di kamar
hunian
Bukti Fisik Foto kegiatan terlampir pada gambar
Terlampir

Uraian Pelaksanaan Tugas :


Pada kegiatan ini petugas mengkonsultasikan dulu kepada pimpinan untuk rencana
pembuatan banner ini dan meminta izin untuk membuatnya. Petugas selanjutnya
mencari referensi diinternet tentang aturan-aturan barang yang dilarang sebagai
bahan yang akurat untuk dijadikan bahan banner. Petugas juga bekerjasama dengan
petugas lain untuk merancang banner ini supaya didapatkan banner yang bagus dan
mudah dipahami oleh pengunjung dan WBP. Selanjutnya, petugas mencetak
rancangan banner tersebut ke percetakan dan setelah selesai banner dipasangkan
didepan pintu masuk RUTAN dan Lingkungkan blok hunian supaya bisa terlihat
oleh masyarakat pengunjung dan WBP.
Keterkaitan Nilai Dasar :
1. Akuntabilitas
Pada saat memasangkan banner di depan pintu masuk RUTAN dan blok hunian
merupakan tanggung jawab dari petugas sendiri karena telah berjanji membuat
suatu banner.
2. Nasionalisme
Pada saat bermusyawarah dengan pimpinan tentang rencana pembuatan banner
daftar barang yang dilarang dan beredar dilingkungan RUTAN.
3. Etika Publik
Pada saat meminta ijin dan berkonsultasi kepada pimpinan petugas diwajibkan
untuk bersikap sopan dan ramah baik dalam perkataan maupun perbuatan kepada
pimpinan.

4. Komitmen Mutu

49
Pada saat membuat banner merupakan suatu inovasi yang dilakukan untuk
membuat masyarakat tahu tentang daftar barang yang dilarang oleh RUTAN, dan
dalam proses mencari referensi diinternet petugas berusaha untuk mencari suatu
standar acuan yang bermutu supaya isi dari banner memang benar sudah sesuai
dengan standar yang ada.
5. Anti korupsi
Pada saat petugas memasang banner di lingkungan RUTAN itu merupakan suatu
bentuk kepedulian dari petugas kepada pelayanan dimana hasilnya masyarakat
dan WBP dapat mengetahui barang-barang yang dilarang dan barang-barang
yang dilarang bisa berkurang masuk dan beredar di lingkungan RUTAN.

6. Whole Of Government
Pada saat bekerja sama dengan petugas lain untu mendesain isi dari banner dan
saat mencetak banner tersebut dipercetakan. Suatu kerja sama diperlukan untuk
meringan beban tugas yang dilakukan sehingga dengan tidak adanya rasa beban
yang cukup besar maka kerja sama dapat dilakukan dengan baik sehingga hasil
yang didapatkan lebih baik pula.

Bukti / Output Kegiatan 6

50
Kegiatan 6: Membuat banner tentang barang-barang yang dilarang di dalam
RUTAN

1. Berkonsultasi kepada pimpinan (Ka. Rutan Atau Ka. KPR) untuk membuat
banner tentang barang-barang yang dilarang.

Gambar 26. Petugas berkonsultasi dengan Ka.KPR untuk membuat Banner


2. Mencari referensi di internet sebagai standar acuan mutu .

51
Gambar 27. Petugas mencari referensi tentang aturan barang yang dilarang
3. Bekerjasama dengan petugas lain untuk mendesain banner dengan kata-kata
yang sopan dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Gambar 28. Petugas menerima saran dari petugas senior


4. Bekerjasama dengan pihak percetakan untuk mencetak hasil rancangan.

52
Gambar 29. Petugas Mencetak Banner di percetakan
5. Memasang Banner di depan pintu masuk RUTAN dan blok hunian

Gambar 30. Banner dipasang di Depan pintu Rutan dan Lingkungan Blok

BAB V

53
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aparatur Sipil Negara merupakan suatu profesi yang dalam proses kerjanya
adalah seseorang yang dituntut bekerja secara profesional dalam mmberikan
pelayanan kepada publik sehingga menghasilkan pelayanan publik berkualitas
tinggi. Dengan implementasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil yaitu
ANEKA serta Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan Publik
terhadap perubahan sikap, perilaku dan pola pikir PNS sehingga memberikan
dampak positif yaitu peningkatan kualitas dan kinerja PNS untuk membentuk
seorang pegawai yang berintegritas dalam semua pelaksanaan tugasnya.
Melalui kegiatan aktualisasi penulis sebagai Petugas/Anggota Jaga di
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang dapat lebih memahami, bisa
menghayati, serta mampu mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA serta
Manajemen ASN, Whole Of Goverment dan Pelayanan Publik dalam kegiatan di
tempat kerja sehingga baik dari penulis sendiri, instansi tempat kerja serta orang-
orang yang berada di sekitar penulis dapat termotivasi untuk melaksanakan nilai-
nilai dasar ANEKA serta Manajemen ASN, Whole Of Government dan
Pelayanan Publik dalam kehidupan sehari-hari.

B. SARAN
Untuk mendukung terlaksananya proses aktualisasi di Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Tamiang Layang yang lebih baik lagi, maka perlu
diperhatikannya hal-hal berikut :
a. Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Sebagai Aparatur Sipil Negara diharapkan kepada seluruh pegawai/Petugas
yang ada untuk meningkatkan kedisiplinan dan kerja sama antar sesama
pagawai dalam malaksanakan tugasnya agar terciptanya suasana kerja yang
profesional, harmonis dan berintegritas.
b. Bagi masyarakat

54
Sebagai pihak yang merasakan hasil dari pelayanan publik, masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang baik dengan pihak Rumah
Tahanan Negara Kelas IIB Tamiang Layang dan ikut serta dalam
pembentukan suatu pelayan yang bermutu.
c. Bagi Istansi
Dengan adanya laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN oleh pegawai
Rumah tahanan Negara Kelas II B Tamiang Layang dapat memacu pegawai
lain dalam lingkup profesi yang sama untuk mengaktualisasikan nilai dasar
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan Tupoksi masing-masing dan juga
diharapkan dapat meningkatkan kinerja khususnya di P2U agar terciptanya
pelayanan yang optimal.
d. Badan Diklat
Diharapkan penyelenggaraan Diklat prajabatan dengan model baru lebih
mempersiapkan dan menyediakan refrensi yang lebih banyak tentang
rancangan dan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga
pelaksanaan aktualisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar.
e. Diri sendiri
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang nilai-nilai dasar profesi
ASN sehingga lebih meningkatkan kemampuan dalam mengaktualisasikan
nilai dasar profesi dalam menjalankan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara
yang berintegritas.

55
DAFTAR PUSTAKA

2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan
II. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

2017. Whole of Government. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

2017. Manajeman ASN. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.

2017. Habituasi. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.

56
LAMPIRAN 1. JADWAL PIKET BULAN AGUSTUS-OKTOBER 2018

57
58
LAMPIRAN 2. SUMBER ACUAN PEMBUATAN ISI BANNER

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6  TAHUN 2013
TENTANG
TATA TERTIB LEMBAGA PEMASYARAKATAN
DAN RUMAH TAHANAN NEGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
 
MEMUTUSKAN:
 Menetapkan:  PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
TENTANG TATA TERTIB LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN RUMAH
TAHANAN NEGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
(1)   Setiap Narapidana dan Tahanan wajib mematuhi tata tertib Lapas atau Rutan.

59
(2)   Tata tertib Lapas atau Rutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup kewajiban
dan larangan bagi Narapidana dan Tahanan.
BAB II
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 3
Setiap Narapidana atau Tahanan wajib:
1. taat menjalankan ibadah sesuai agama dan/atau kepercayaan yang dianutnya serta
memelihara kerukunan beragama;
2. mengikuti seluruh kegiatan yang diprogramkan;
3. patuh, taat, dan hormat kepada Petugas;
4. mengenakan pakaian seragam yang telah ditentukan;
5. memelihara kerapihan dan berpakaian sesuai dengan norma kesopanan;
6. menjaga kebersihan diri dan lingkungan hunian serta mengikuti kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka kebersihan lingkungan hunian; dan
7. mengikuti apel kamar yang dilaksanakan oleh PetugasPemasyarakatan.
 

Pasal 4
Setiap Narapidana atau Tahanan dilarang:
1. mempunyai hubungan keuangan dengan Narapidana atau Tahanan lain maupun
dengan Petugas Pemasyarakatan;
2. melakukan perbuatan asusila dan/atau penyimpangan seksual;
3. melakukan upaya melarikan diri atau membantu pelarian;
4. memasuki Steril Area atau tempat tertentu yang ditetapkan Kepala Lapas atau Rutan
tanpa izin dari Petugas pemasyarakatan yang berwenang;
5. melawan atau menghalangi Petugas Pemasyarakatandalam menjalankan tugas;
6. membawa dan/atau menyimpan uang secara tidak sah dan barang berharga lainnya;
7. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi narkotika
dan/atau prekursor narkotika serta obat-obatan lain yang berbahaya;
8. menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan, dan/atau mengkonsumsi minuman
yang mengandung alkohol;
9. melengkapi kamar hunian dengan alat pendingin, kipas angin, televisi, dan/atau alat
elektronik lainnya;
10. memiliki, membawa dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti laptop atau
komputer, kamera, alat perekam, telepon genggam, pager, dan sejenisnya;
11. melakukan pemasangan instalasi listrik di dalam kamar hunian;
12. membuat atau menyimpan senjata api, senjata tajam, atau sejenisnya;
13. membawa dan/atau menyimpan barang-barang yang dapat menimbulkan ledakan
dan/atau kebakaran;
14. melakukan tindakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis, terhadap sesama
Narapidana, Tahanan, Petugas Pemasyarakatan, atau tamu/pengunjung;
15. mengeluarkan perkataan yang bersifat provokatif yang dapat menimbulkan terjadinya
gangguan keamanan dan ketertiban;

60
16. membuat tato, memanjangkan rambut bagi Narapidana atau Tahanan Laki-laki,
membuat tindik, mengenakan anting, atau lainnya yang sejenis;
17. memasuki blok dan/atau kamar hunian lain tanpa izin Petugas Pemasyarakatan;
18. melakukan aktifitas yang dapat mengganggu atau membahayakan keselamatan
pribadi atau Narapidana, Tahanan, PetugasPemasyarakatan,pengunjung, atau tamu;
19. melakukan perusakan terhadap fasilitas Lapas atau Rutan;
20. melakukan pencurian, pemerasan, perjudian, atau penipuan;
21. menyebarkan ajaran sesat; dan
22. melakukan aktifitas lain yang dapat menimbulkan gangguan keamanan dan
ketertiban Lapas atau Rutan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan: Di Jakarta
Pada Tanggal: 28 Februari 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD
AMIR SYAMSUDIN

61
LAMPIRAN 3. SASARAN KERJA PEGAWAI
 

62

Anda mungkin juga menyukai