Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PERENCANAAN PERTAMBANGAN K3

OLEH

Ezframein Bili Lende (1806100042)

Alberthus Maromon (1806100072)

Fransiskus A.P. Sese (1806100057)

Irvan Azaria Lona (1806100041)

Yohanes M.V. Iksan (1806100035)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG 2020

i
Daftar Isi

Cover ..................................................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................................... ii

Kata Pengantar .................................................................................................................................... iii

BAB I PEMBAHASAN ....................................................................................................................... iv

1.1.Latar Belakang ................................................................................................................................. iv

1.2.Manfaat dan Tujuan ......................................................................................................................... vi

1.2.1. Manfaat ...................................................................................................................................... vi

1.2.2. Tujuan ........................................................................................................................................ vi

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 1

2.1.Letak Geografis ................................................................................................................................ 1


2.1.1. Ketercapaian Lokasi................................................................................................................... 2
2.2.Rencana proyek penambangan ........................................................................................................ 2
2.2.1. Kegiatan eksplorasi .................................................................................................................... 2
2.2.2. Kegiatan penambangan .............................................................................................................. 5
2.2.3. Kegiatan pengangkutan .............................................................................................................. 6
2.2.4. Kegiatan pengolahan .................................................................................................................. 6
2.2.5. Penutupan lahan ......................................................................................................................... 7
2.2.6. Kegiatan reklamasi..................................................................................................................... 7
2.3. Rencana Anggaran Biaya ................................................................................................................ 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 12
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 12
3.2. Saran ............................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmatnya, membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Dimana laporan
yang berjudul LAPORAN PERENCANAAN PERTAMBANGAN K3 diharapkan bisa
menjadi pedoman dan refrensi bagi kita.

Penulis juga mengucapkan, terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan laporan ini.

Kami sebagai penulis juga menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, maka
penulis mengharapkan saudara sekalian untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
mendukung.

Terima kasih.

Kupang, 29 Oktober 2020.

Penulis.

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Batubara menurut The International Hand Book of Coal Petrography (1963) adalah
batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman dalam variasi
tingkat pengawetan, diikat oleh proses kompaksi dan terkubur dalam cekungan-cekungan
pada kedalaman yang bervariasi, dari dangkal sampai dalam. Adapun pengertian lain
ialah bahan bakar hidrokarbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam
lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang
berlangsung sangat lama (Achmad Prijono,dkk, 2000).
Pengertian pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam
rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi penambangan, pengolahan
dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan tambang. Setelah lebih dari
satu dasawarsa setengah pertumbuhan sektor pertambangan batubara, Indonesia
merupakan produsen batubara keempat di dunia serta pengekspor batubara termal terbesar
dunia. Pada tahun 2015, Indonesia memproduksi hampir 469,3 juta ton (Mt) batubara
yang mana 99,4 persen merupakan batubara sub-bitumen/termal (steaming coal).
Pertambangan dan eksplorasi batubara merupakan alokasi tata guna lahan industri bersih
terbesar di Indonesia. Pada peta 1 terlampir di bawah diambil dari data spasial Pemerintah
Indonesia yang menunjukkan bahwa cadangan batubara terdapat di lima pulau terbesar.
Konsensi batubara telah diberikan di 23 dari 33 provinsi Indonesia, tetapi cadangan-
cadangan terbesar terletak di Provinsi Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Timur.
Data spasial pemerintah Indonesia menunjukkan bahwa konsesi pertambangan batubara
mencakup hampir 10 persen dari seluruh negara, atau sedikit di bawah 17,5 juta hektar;
9,8 hektar di Kalimantan (wilayah Indonesia di Kalimantan); 4,3 juta hektar di Sumatera;
dan 3,1 juta hektar di Papua/Papua Barat. Sekitar 20 persen dari kosensi tersebut sedang
ditambang (3,4 juta hektar) atau dibangun (0,24 juta hektar), sementara 78 persen (13,6
juta hektar) sedang dieksplorasi.

iv
Gambar 1.1 Kosensi Batubara di Indonesia Pada Tahun
2003
Sumber : Buku Hungry Coal

Tabel 1.1 Kosensi Batubara di Indonesia Dalam


Satuan Hektar Sumber : Buku Hungry Coal

v
1.2 Manfaat dan Tujuan,
1.2.1. Manfaat
a. Pembuatan laporan ini agar memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan
mengenai proses perencanaan dalam perusahan pertambangan Dan Rencana
Angaran Biaya

1.2.2. Tujuan
a. Mengetaui perencanaan proyek penambangan batubara PT Koetaindo.
b. Mengetaui Rencana Angaran Biaya proyek.

vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Letak Geografis
PT. Koetaindo dengan SK perusahaan nomor 540/2745/IUP-ER/MB-PBAT/XI/2010
dengan lokasi tambang terletak pada Desa Benua Puhun, Teratak dan Rantau
Hempang Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara yang terletak di
provinsi Kalimantan Timur. Memiliki koordinat 116 48 44.02 0 15 43.14 LS, 116 50
23.17 0 15 43.14 LS, 116 50 23.17 0 12 31. 14 LS, 116 48 44.02 0 12 31.14 LS.
Berikut ini merupakan gambar letak geografis lokasi IUP yang merujuk peta ESDM.

Gambar 1.2 Letak Geografis Lokasi Penambangan Batubara


PT. Koetaindo Sumber : Peta ESDM

1
2.1.1. Ketercapaian Lokasi
Adapun jarak tempuh menuju lokasi penambangan dari Palembang
menuju Kutai Kertanegara 2.732 km menggunakan jalur udara
sehingga ketercapaian waktu ditempuh dalam waktu 4 jam 45
menit. Berikut merupakan gambar ketercapaian lokasi

Gambar 1.3 Ketercapaian Lokasi


Sumber: Google Maps

2.2. RANCANGAN PROYEK PENAMBANGAN

Metode penambangan batubara terbuka (strip mining) menjadi metode yang dipilih.
Untuk itu berikut rancangan proyek penambangan :

2.2.1. Kegiatan eksplorasi


kegiatan ini dilakukan agar mengetahui karakteristik dan elastisitas batuan,
keadaan geografis lahan dan seberapa tebal lapisan batubara. Terdiri dari tahapan
sebagai berikut:
a. Survei Tinjau, melakukan pemetaan geologi regional, pemotretran udara, citra
satelit, dan metode survey tidak langsung untuk mengidentifikasi anomial
atau prospektif untuk diselidiki lebih lanjut. Berdasarkan Peta Geologi
Regional Lembar Longiram menunjukkan bahwa batuan yang tersingkap di
daerah muara kaman termasuk dalam formasi Pulubalang (Tmpb) terdiri dari

2
perselingan Greywacke dari batupasir kuarsa dengan sisipan batugamping,
batu lempung, batubara dan tuf dasit. Endapan Aluvium (Qa) terdiri dari
lumpur, lempung, pasir setempat. Berikut gambar 1.6 merupakan peta geologi
Kecamatan Muara Kaman.

Gambar 1.6 Peta Geologi Desa Benua Puhun

Ditunjukkan pula pada peta administrasi bahwa pada daerah petakan seam
batubara keterdapatan sungai besar yang menjadi salah satu faktor sifat
dinamis dalam tahap ekplorasi, serta adanya akses jalan dapat memudahkan
eksplorasionis menuju seam batubara dengan waktu yang tidak terlalu lama
dan kondisi jalan yang tidak terlalu sulit jika berkendaraan. Disisi lain kondisi
lahan pada petakan ini bila dilihat pada peta penggunaan lahan (Gambar 1.8)
penggunaan lahan sebagian merupakan lahan lainnya (lahan yang prospek
dibuat area penambangan) sehingga tidak terlalu mengganggu
keberlangsungan hidup masyarakat. Namun daerah hutan pada sepanjang
aliran sungai dapat di waspai karena habitat hewan langka dan hewan buas
bertempat tinggal

3
Gambar 1.7 dan Gambar 1.8 Peta Administrasi Desa Benua Puhun dan Peta Penggunaaan
Lahan Desa Benua Puhun

 Prospeksi umum, yaitu penyempitan daerah yang berpotensi sumberdaya


batuabara, misalnya pembuatan parit, pemasangan plang atas nama
perusahaan PT. Koetaindo
 Eksplorasi awal, yaitu delinasi awal suatu endapan yang terindentifikasi
biasanya dituangkan dalam metode perhitungan cadangan batubara
berdasarkan analisis break event stripping ratio (BESR) merujuk
keputusan Dirjen Minerba No. 579.K/32/DJB/2015 tentang biaya
produksi untuk penentuan harga dasar batubara.

Gambar 1.9 Eksplorasi Awal

4
 Eksplorasi rinci, untuk mendelinasi endapan secara tiga
dimensi dengan pembuatan cropline batubara dan
pembuatan penampang untuk menentukan SR.

Gambar 1.10 Eksplorasi Rinci Sayatan A-A’

2.2.2. Kegiatan Penambangan


Pada kegiatan ini tahap awal yakni lapisan penutup yang banyak mengandung
tanah dengan unsur hara yang tinggi (top soil) diambil dan dipindahkan dengan
penanganan oleh teknik lingkungan dan hayati. Lapisan tanah penutup bahan
endapan batubara (overburden) diangkat menggunakan alat buldozer dan
excavator. Setelah itu dilakukan pembuatan lahan tambang dengan menggunakan
cara blasting dan pengeboran yang dilakukan oleh pekerja teknik pertambangan.
Konstruksi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam lahan pertambangan tersebut
dirancang oleh teknik sipil. Setelah semua persiapan terlaksana, proses
penambangan dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan jumlah
endapan batubara yang terdapat dalam lahan pertambangan PT. Koetaindo. Dalam
proses penambangan, pengadaan air dirundingkan dengan bagian teknik
pengairan.

5
Teknik Blasting
Excavator

Buldoze r

Gambar 1.11 Kegiatan Penambangan

2.2.3. Kegiatan Pengangkutan


Pada kegiatan ini, telah disiapkan alat-alat pengangkat (seperti dump truck), alat
penampungan hasil tambang serta akses alat-alat pengangkut menuju tempat
penampungan seperti jalan, fasilitas lain yang ditangani oleh ahli teknik sipil dan
teknik mesin.

Gambar 1.12 Kegiatan Pengangkutan

2.2.4. Kegiatan Pengolahan


Dalam pengolahan batubara digunakan metode pengolahan batuan galian secara
fisika yaitu dengan memberi perlakuan seperti peremukan, penggerusan,
pencucian, pengeringan, serta pembakaran suhu rendah. Dalam hal ini ditangani
oleh disiplin ilmu teknik metalurgi.

6
Pencucian Batubara Pengeringan Batubara Pembakaran Batubara

Gambar 1.13 Kegiatan Pengolahan

2.2.5. Penutupan Lahan


Proses penutupan tambang dilakukan setelah proses penambangan telah selesai.
Lubang bekas penambangan ditimbun kembali dengan tanah yang sebelumnya
ditimbun di sekitar lahan pertambangan. Alat-alat berat yang digunakan, kontruksi
penambangan, dan fasilitas lainnya dipindahkan dari lahan pertambangan yang
selanjutnya akan dilakukan proses reklamasi.
2.2.6. Kegiatan Reklamasi
Sebagai upaya menjaga kelestarian alam yang bekerja sama dengan ahli teknik
lingkungan, ahli biologi yakni dengan penyebaran dan penyemaian lahan reklamasi
dengan bibit tanaman yang dicampur fertilizer serta zat aditif lain guna meningkatkan
kualitas tanah sehinggga tanaman mendapat lingkungan yang abik.

Gambar 1.14 Kegiatan Reklamasi

7
2.3.Rencana Angaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan perkiraan atau estimasi suatu rencana biaya
yang berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan
kontraktor yang sesuai, pembelian barang, pembayaran jasa dan seterusnya sebagai
pedoman dalam pengeluaran biaya.

Dalam usaha pertambangan batubara estimasi biaya pertambangan harus sudah


dilakukan sejak tahap konsepsi proyek. Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat
dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan estimasi biaya yang akurat. Artinya
estimasi biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak mampu bersaing dengan
perusahaan lain dalam tahap tender, atau tidak terlalu rendah yang meski dapat
memenangkan tender namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena
diangarkan kurang. Perkiraan biaya digunakan untuk menyusun angaran dan menjadi
dasar untuk mengevaluasi performance proyek. Evaluasi dilakukan dengan
membandingkan tingkat pengeluaran aktual dengan tingkat pengeluaran yang
dianggarkan.. Dengan demikian tanpa estimasi yang baik, maka akan menyulitkan
evaluasi yang efektif dan efisien.

Memperkirakan biaya proyek relatif sulit dibanding memperkirakan biaya untuk


kegiatan yang sudah rutin dilakukan. Perkiraan biaya untuk kegiatan rutin dapat dibuat
dengan sekedar menambah y% dari anggaran tahun lalu. Tidak demikian dengan
perkiraan biaya pekerjaan proyek. Estimasi biaya untuk pekerjaan yang sifatnya
renovasi atau adaptasi bisa didasarkan pada pekerjaan serupa yang pernah dilakukan,
akan tatapi untuk pekerjaan yang bersifat pengembangan dan belum pernah ada
pekerjaan serupa di masa lalu, maka estimasi benar-benar menjadi suatu pekerjaan yang
kritikal.

PT. KOETAINDO merupakan PT yang mempunyai IUP dengan luas area 1816 ha
dengan SK Perusahaan 540/2745/IUP-ER/MB-PBAT/XI//2010, yang terletak di desa
Benua Puhun, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Tahapan kegiatan yang
berlangsung di PT. KOETAINDO ini berupa kegiatan eksplorasi dan operasi produksi.

Gambar.1 Peta Administrasi Desa Puhun, Kab Kutai Kertanegara


Revolusi industri membuat dunia pertambangan batubara berkembang. Hadirnya
beberapa alat berat sebagai penunjang operasional tambang tentunya sangat dibutuhkan

8
oleh setiap pertambangan batubara dalam meningkatkan produksi. Dengan teknologi ini,
para penambang bisa memusatkan perhatian untuk memindahkan sebagian besar
material secepat dan seaman mungkin. Untuk meningkatkan hasil produksi tentunya PT
KOET AINDO juga akan menggunakan beberapa alat berat, dan berikut ini perhitungan
anggaran biaya kebutuhan alat berat (Tabel 1)

Tabel : Kebutuhan alat berat dan anggaran biaya

Selain membuat RAB alat berat, juga dibuat anggaran biaya upah tenaga kerja dihitung
berdasarkan upah tahunan rata-rata selama 1 bulan. Upah Tahunan belum temasuk cuti
tahunan, bonus dan insentif lainya. Besarnya biaya cuti tahunan, bonus dan insentif
lainya dihitung dalam biaya jaminan sosial. Besarnya upah tenaga kerja diberikan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 2)

9
Tabel 2 : Perkiraan upah tenaga kerja

Anggara Biaya yang dikeluarkan saat operasi produksi batubara meliputi biaya pada saat
pra produksi, produksi, prosesing dan biaya konpensasi. Dimana biaya keluar yang
paling besar saat proses kompensasi dimana biaya terbesarnya keluar untuk royalty
kepada pemerintah (SKABB) sesuai dengan SK DIRJEN PT KOETAINDO.

10
Biaya produksi dibedakan menjadi biaya produksi langsuug dan biaya produksi tidak
langsung. Biaya produksi langsung dibedakan menjadi biaya penanganan tanah penutup,
biaya penanganan batubara dan biaya land clearing. Biaya ini dihitung berdasarkan
biaya operasi alat-alat tambang yang terlibat langsung pada ketiga kegiatan tersebut.
Biaya produksi tidak langsung terdiri dari biaya-biaya operasi peralatan pendukung
stockpile, kendaraan, dan tenaga kerja pendukung yang terlibat didalam proyek.

Besarnya biaya penambangan bergantung Stripping Ratio dan Jumlah penerimaan


dipengaruhi oleh Kualitas dan harga batubara dipasaran. Pada PT KOETAINDO tidak
diketahui besaran Stripping Rationya

11
BAB III

PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan penambangan proyek batubara dari


eksplorasi hingga penutupan lahan tambang dan reklamasi haruslah menggunakan metode,
teknologi yang tepat agar tidak terjadi kerugian yang tidak terduga serta perlunya kerja sama
antar disiplin ilmu, memperhatikan lingkungan sehingga dapat meminimalisir risiko
penambangan dan hasil produksi batubara bisa dioptimalisasi.

3.2. SARAN
Terdapat pengeluaran biaya terbesar di kompensasi, dimana PT harus membayar pemerintah
sejumlahdana yang besar, mungkin perlu adanya pembicaraan sehingga angka pengeluaran
tidak terlalu membengkak, upah para pekerja terbilang rendah, harus adanya jaminan social
yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fajri, Reza Subhan.”PERENCANAAN TAMBANG BATUBARA”.https://id.scribd.com.

Jurnal Hungry Coal.”PERTAMBANGAN BATUBARA DAN DAMPAKNYA


TERHADAP KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA”. Jaringan
Advokasi Tambang.
Soebakty, A.D.”SURVEY ENDAPAN GAMBUT DI DAERAH MUARA KAMAN DAN
SEKITARNYA”. Psdg.bgl.esdm.go.id

12

Anda mungkin juga menyukai