Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA

POSYANDU LANSIA
Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas

Koordinator Mata Kuliah : Suharjiman, S.Kep., M.Kep


Dosen Pembimbing : Oop Ropei, S.Pd., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom.

Oleh:

Anggi Rahmayunita (214120027)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2020
A. Latar Belakang

Salah satu keberhasilan pembangunan nasional dibidang kesehatan adalah

menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya umur harapan hidup (UUH). Namun

peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya perubahan struktur demografi

yaitu peningkatan populasi lanjut usia (lansia).

Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2020, pada tahun 2015-2020

UHH adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2018 adalah 7,74%),

angka ini akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi

77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu

pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia terjadi peningkatan

UHH. Pada tahun 2015 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase

populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun

2018 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2020 menjadi

69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%).

Dengan bertambahnya umur, terjadi proses penuaan akan berdampak pada

aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Dari aspek kesehatan

fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

penyakit tidak menular yang banyak muncul pada usia lanjut. Selain itu masalah

degeneratif menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit

menular. Penyakit tidak menular pada lansia di antaranya hipertensi, stroke, diabetes

mellitus dan radang sendi atau rematik. Sedangkan penyakit menular yang diderita

adalah tuberkulosis, diare, pneumonia dan hepatitis.

Perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kesakitan

pada lansia. Angka kesakitan pada lansia adalah proporsi lansia yang mengalami

masalah kesehatan hingga mengganggu aktifitas sehari-hari selama satu bulan


terakhir. Angka kesakitan lansia di Indonesia pada tahun 2018 yaitu sebesar 52,03%.

Tidak ada perbedaan yang berarti antara lansia perempuan (49,67%) dan laki-laki

(49,30%).

Kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas hidup lansia dan menjadikan

lansia sehat dan mandiri pemerintah telah merumuskan berbagai pelayanan kesehatan

usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan

lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga

dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial

dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan

pelayanan pada lansia seperti Posyandu lansia.

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut

disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat

dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dengan menitik beratkan

pelayanan pada upaya promotif dan preventif. Pemberdayaan masyarakat dalam

menumbuh kembangkan posyandu lansia merupakan upaya fasilitas agar masyarakat

mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya

pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi

kebutuhan setempat. Beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam

pembentukan posyandu lansia, misalnya mengembangkan kelompok-kelompok yang

telah ada seperti kelompok arisan lansia, kelompok pengajian, kelompok senam

lansia dan lain-lain.


B. Tujuan

Tujuan umum posyandu lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan dan

mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat dan Meningkatkan jangkauan pelayanan

kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga    terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan kebutuhan lansia.

C. Manfaat

Manfaat dari posyandu lansia adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang

menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka

untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari

tuanya.

D. Sasaran

Pembinaan kesehatan lansia meliputi beberapa kelompok sasaran yaitu:

1. Sasaran langsung

a) Kelompok pra lansia 45-59 tahun.

b) Kelompok lansia 60-69 tahun.

c) Kelompok lansia risiko tinggi yaitu lansia lebih dari 70 tahun atau lansia berumur

60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

2. Sasaran tidak langsung

a)      Keluarga di mana lansia berada. 

b)      Masyarakat di lingkungan lansia berada.

c) Organisasi sosial yang bergerak di dalam pembinaan kesehatan lansia.

d) Petugas kesehatan yang melayani kesehatan.

e) Masyarakat luas
E. Pelaksanaan Program Posyandu Lansia

Bentuk pelayanan pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan

mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk

mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang

dihadapi. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia adalah :

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) meliputi kegiatan

dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik

turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

2. Pemeriksaan status mental.

Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional dengan menggunakan

pedoman metode 2 menit (lihat KMS Usia Lanjut)

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).

4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta

penghitungan denyut nadi selama satu menit.

5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat

6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula

(diabetes mellitus)

7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal

adanya penyakit ginjal.

8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau ditemukan

kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.

9. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan didalam atau diluar kelompok dalam rangka

kunjungan rumah dan konseling kesehatan yang dihadapi oleh individu dan

kelompok usia lanjut.


10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang

tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat :

11. Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh menu makanan

dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan

bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.

12. Kegiatan olahraga antara lain senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap Lanjut Usia di

kelompok, mekanisme pelaksanaan, kegiatan yang sebaiknya digunakan adalah sistem

5 tahapan (5 meja) sebagai berikut :

1. Tahap I : pendaftaran lansia, sebelum pelaksanaan pelayanan

2. Tahap II : melakukan pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh

lansia, serta penimbangan berat badan, dan tinggi badan

3. Tahap III : melakukan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan

pemeriksaan status mental.

4. Tahap IV : Pemeriksaan air seni dan kadar darah (labolatorium sederhana)

5. Tahap V : Pemberian penyuluhan dan konseling.

F. Indikator Keberhasilan

Penilaian keberhasilan pembinaan lansia melalui kegiatan pelayanan kesehatan di

posyandu, dilakukan dengan menggunakan data pencatatan, pelaporan, pengamatan

khusus dan penelitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari :

1. Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah orang

masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya

2. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah atau swasta yang memberikan

pelayanan kesehatan bagi lansia


3. Berkembangnya jenis pelayanan konseling pada lembaga

4. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia

5. Penurunan daya kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia

G. Saran

Untuk mengatasi kendala yang terjadi, perlu adanya kerjasama antara masyarakat

dan keluarga dalam mendukung pelaksanaan program dengan disipilin hadir dalam

setiap kegiatan, sehingga dapat membantu mewujudkan tujuan dari adanya program

posyandu lansia.

Anda mungkin juga menyukai