Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN TOTURIAL KLINIK

STASE KEPERAWATAN MANAGEMENT


RUANG IBNU SINA (PAVILIUN)
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN

Disusun Oleh:
Kelompok 6

No Nama NPM
1 SITI MUSTIKOH, S.Kep 1914901110075
2 WIDYA HAPSARI PUTRI, S.Kep 1914901110078
3 INDAH SUNDARI, S.Kep 1914901110030
4 AINA AL MARDIAH, S.Kep 1914901110005
5 RIZKA ADHAINI, S.Kep 1914901110069
6 DODY, S.Kep 1914901110020
7 FENNY NOORHAYATI W, S.Kep 1914901110025
8 MASLIANA, S.Kep 1914901110036
9 SAIDAH, S.Kep 1914901110071
10 MUHAMMAD YAMIN, S.Kep 1914901110047
11 RINI MAULIDA, S.Kep 1914901110065

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN 2020
TOTURIAL KLINIK

3.1 PROFIL / GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


3.1.1 Sejarah Singkat
Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan salah satu rumah sakit swasta
Tipe C di Kalimantan Selatan.RS Islam Banjarmasin terletak di Jl. Letjend.
S. Parman No. 88 Banjarmasin (70115) Banjarmasin.
Sejarah Singkat Rumah Sakit Islam Banjarmasin.

Musyawarah Wilayah Pimpinan Muhammadiyah Kalimantan Selatan ke 25


yang diadakan di Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang
berlangsung pada tanggal 15 – 17 April 1968 merupakan tonggak sejarah
Rumah Sakit Islam Banjarmasin ditancapkan guna mengembangkan amal
usaha persyarikatan.

Rumah Sakit Islam Banjarmasin awalnya merupakan sebuah klinik bersalin


yang bernama “Klinik Bersalin Siti Khadijah”. Berdasarkan Akta Notaris
Bachtiar tanggal 1 Maret 1972 Nomor: 1/1972 bahwa Rumah Sakit Islam
Banjarmasin berada di bawah Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin
dan pada tanggal 19 Agusutus 1972 diberi nama Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Tahun 2005 Yayasan Rumah Sakit Islam Banjarmasin
berakhir, dan langsung di bawah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
Kalimantan Selatan.

Rumah Sakit Islam Banjarmasin terakhir mendapat izin dari Dinas


Kesehatan Kota Banjarmasin tertanggal 22 Januari 2018 nomor:
503/524/SIOT/RSUS-I/I-18/DISKES tentang Izin Operasional Tetap
Rumah Sakit Umum Swasta Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.
Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah terakreditasi tingkat “Perdana” oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tertanggal 20 April 2017 dengan
sertifikat akreditasi nomor: KARS-SERT/384/IV/2017.
Pada tanggal 04 Januari 2018 Rumah Sakit Islam Banjarmasin telah
bekerjasama dan melakukan pelayanan terhadap pasien peserta BPJS
Kesehatan dengan 4 (empat) pelayanan dasar yaitu Penyakit Dalam, Bedah
Umum, Kandungan dan Kebidanan, dan Anak.
3.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi, Dan Tujuan
3.1.2.1 Falsafah
Pelayanan kesehatan diselenggarakan berlandaskan etika,
proesionalisme, dan islami.
3.1.2.2 Visi
Mewujudkan Rumah Sakit Islam Banjarmasin sebagai rumah
sakit yang profesional, bermutu dan menjadi pilihan dan
kebanggaan masyarakat.
3.1.2.3 Misi
Rumah Sakit Islam Banjarmasin didirikan untuk pelayanan
kesehatan masyarakat, membantu pasien untuk memperoleh
kesehatan jasmani dan rohani juga sebagai media dakwah islamiah
3.1.2.4 MOTTO : CINTA
C : Cepat dalam pelayanan
I : Islami dalam pengabdian
N : Nyaman bagi pelanggan
T : Tepat dalam tindakan
A : Aman dan bermutu
3.1.2.5 Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa membedakan
suku, agama, ras, aliran, serta membentuk mental spritual yang
islami.

3.1.3 Kedudukan, Tugas Dan Fungsi


3.1.3.1 Direktur dibantu dengan dua orang Wakil Direktur yaitu Wakil
Direktur Administrasi Umum dan Keuangan dan Wakil Direktur
Medik dan Keperawatan.
Selama perjalanannya Rumah Sakit Islam Banjarmasin dalam
pengabdiannya jabatan Direktur beberapa kali mengalami penggantian
sebagai berikut :
1. dr. H. Abu Hanifah MPH Tahun 1974 - 1984
2. dr. H. Mochlan Aham DTMH Tahun 1984 - 1994
3. drg. H. Muhammad Asj’ari Tahun 1994 - 2001
4. dr. H. Abimanyu, Sp. PD, KGEH Tahun 2001 - 2003
5. dr. H. Hasan Zain, Sp. P Tahun 2004 - 2009
6. dr. H. Mohamad Isa, Sp. P Tahun 2009 - 2014
7. dr. Hj. Rafiqah Tahun 2014 – 2018
8. drg. Hj. Eva Aryani sekarang
2.1.3.2 Jumlah Ketenagaan Rumah Sakit Islam Banjarmasin Maret 2019
adalah 359 orang. Adapun rinciannya sebagai berikut :
1. Tenaga Medik
a. Dokter Spesialis (Part Time) : 3 orang
b. Dokter Tetap
- Dokter Umum : 4 orang
- Gigi : 2 orang
2. Tenaga Paramedik
a. Perawat : 153 orang
b. Perawat Gigi : 2 orang
c. Bidan : 14 orang
3. Tenaga Penunjang Medik
a. Laboratorium : 7 orang
b. Farmasi :
- Apoteker : 2 orang
- Asisten Apoteker : 20 orang
c. Radiologi : 6 orang
d. Gizi : 5 orang
e. Kesehatan Lingkungan : 1 orang
f. Rekam Medik : 4 orang
g. Kesehatan Masyarakat : 4 orang
4. Tenaga Non Medik : 132 orang
Adapun untuk tenaga ahli/spesialis yang bekerjasama (dokter tamu)
dan melakukan pelayanan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin
sebanyak 57 orang dengan rincian sebagai berikut:
- Dokter Umum : 6 orang
- Dokter Spesialis :
a. Spesialis Fisik dan Rehabilitasi : 1 orang
b. Spesialis Anak : 6 orang
c. Spesialis Anastesi : 5 orang
d. Spesialis Bedah Umum : 2 orang
e. Spesialis Bedah Tulang : 2 orang
f. Spesialis Bedah Saraf : 1 orang
g. Spesialis Jantung : 3 orang
h. Spesialis Jiwa : 1 orang
i. Spesialis Kandungan : 5 orang
j. Spesialis Kulit dan Kelamin : 1 orang
k. Spesialis Patalogi Klinik : 1 orang
l. Spesialis Mata : 1 orang
m. Spesialis Paru : 1 orang
n. Spesialis Penyakit Dalam : 8 orang
o. Spesialis Radiologi : 3 orang
p. Spesialis Saraf : 5 orang
q. Spesialis Urologi : 2 orang
r. Spesialis THT : 2 orang
Jumlah : 57 orang

3.1.4 Fasilitas
3.1.4.1 Poliklinik spesialis pelayanan BPJS
1) Spesialis anak
2) Spesialis kebidanan dan kandungan
3) Spesialis penyakit dalam
4) Spesialis bedah umum
5) Spesialis jantung
6) Spesialis saraf (sejak Mei 2020)
7) Spesialis paru (sejak Mei 2020)
8) Spesialis THT (sejak Juni 2020)
9) Spesialis kulit dan kelamin (sejak Juni 2020)
3.1.4.2 Rawat Jalan
Poliklinik terdiri dari Poli Umum dan Spesialis sebagai
berikut:
a. Umum
b. Gigi
c. Gizi
d. Spesialis lainnya :
a) Spesialis anak
b) Spesialis Kebidanan & Kandungan
c) Spesialis Paru
d) Spesialis THT
e) Spesialis Urologi
f) Spesialis Saraf
g) Spesialis Penyakit Dalam
h) Spesialis Kulit & Kelamin
i) Spesialis Bedah umum
j) Spesialis fisik dan rehabilitasi
3.1.4.3 Instalasi gawat darurat
Instalasi gawat darurat dan kamar terima pasien yang dapat
memberikan pelayanan kegawat daruratan selama 24 jam
penuh termasuk pasien-pasien yang ingin opname dengan
dokter jaga yang stand by dengan fasilitas : EKG, Nebulizer,
Defibrilator (DC shoch), ruangan indakan bedah, observasi
bedah dan resusitasi dan resusitasi.
3.1.4.4 Kamar bedah (OK)
Dapat melayani pasien selama 24 jam yang akan melakukan
operasi besar, sedang dan kecil maupun pelayanan
persalinan dan perawatan khusus ruangan anak pasca
melahirkan.
3.1.4.5 Kamar bersalin (VK)
Kamar bersalin RSIB siap memberikan pelayanan 24 jam
untuk membantu proses persalinan yang ditangani oleh Tim
dokter dan bidan yang berpengalaman dan kompeten.
3.1.4.6 Medical chek up (MCU)
Dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan kesehatan maka RSIB menyediakan paket
MCU yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. MCU
RSIB melayani pemeriksaan antara lain : pemeriksaan
dengan paket sederhana, paket standar, paket lengkap, paket
paripurna, paket haji dan paket pranikah.
3.1.4.7 Penunjang medic
a) Laboratorium
Dapat melakukan pemeriksaan darah secara lengkap
selama 24 jam penuh, baik pasien opname maupun
rawat jaln.
b) Instalasi farmasi
Instalasi farmasi dibagi menjadi dua yaitu rawat jaalan
dan rawat inap yang melayani pasien opname, dan
untuk rawat jalan buka pukul 08.00 sampai malam
selama buka praktikklinik
c) Radiologi
Dapat melayani semua pemeriksaan radiologi dan USG
(ultra sono grafi)
d) Gizi
Pelayanan makan pasien yang sesuai dengan petunjuk
yang telah ditentukan oleh dokter yang merawat yang
disesuaikan dengan penyakit pasien sebanyak 3 x sehari
dan snack. Bagi pasien dan keluarga yang ingin
mengetahui kesehatan dengan pola makan yang tepat
maka klinik gizi menyediakan tempat konsultasu gizi
e) Fisioterapi
Pelayanan perawatan media pasca operasi/opname
dengan jam kerja pada pukul 19:00 WITA sampai
selesai
3.1.4.8 Hemodialisa (HD)
Hemodialisa memberikan pelayanan cuci darah bagi pasien
rawat jalan dan rawat inap selama 24 jam. Hemodialisa
didukung dokter spesialis, perawat yang kompeten serta
peralatan yang canggih dengan jumlah TT 6 buah, pelayanan
HD akan memberikan keamanan serta kenyamanan terhadap
pasien.
3.1.4.9 Rawat inap
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Banjarmasin terdiri
dari beberapa klasifikasi/jenis yang disesuaikan dengan
fasilitas antara lain : Air Conditioner Split, TV 21, TV 14,
Kulkas, Kipas Angin, Tempat Tidur Penunggu Pasien,
Kamar Mandi/WC, Makan 3 kali Snack dan lain-lain. Jenis
pelayanan rawat inap yang ada meliputi : dokter spesialis
bedah, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis
anak, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter
spesialis radiologi, dokter spesialis anastesi, dokter spesialis
patologi klinik, dokter spesialis jiwa, dokter spesialis mata,
dokter spesialis THT, dokter spesialis kulit dan kelamin,
dokter spesialis kardiologi, dokter spesialis paru, dokter
spesialis saraf dan bedah saraf, dokter spesialis bedah
ortopedi, dokter spesialis urologi, dokter spesialis
rehabilitasi medic, dan dokter spesialis patologi anatomi.
Jumlah tempat tidur (TT) : 104 TT
Klasifikasi kamar pasien sebagai berikut :
1) Paviliun Ibnu Sina:
a) Kelas 1 : 3 TT
b) Kelas 2 : 4 TT
c) VIP A : 2 TT
d) VVIP A : 1 TT
2) Ruang Al-Farabi:
a) Kelas 1 : 6 TT
b) VVIP C : 3 TT
c) VVIP B : 9 TT
3) Ruang Al Razi
Khusus untuk perawatan pasien COVID : 12 TT
4) Ruang ICU-ICCU Al Gazali : 8 TT
5) Ruang Al Haitam
a) Kelas 2 non AC : 6 TT
b) Kelas 2 AC : 7 TT
c) Kelas 3 : 6 TT
6) Ruang Al Kindy
a) Neonatus : 15 TT

3.1.4.10 Non Medik


1. Bimbingan Rohani (Bimroh)
a) Bimroh pasien adalah kunjungan kepada pasien-
pasien yang baru masuk maupun pasien lama
antara lain : bimbingan doa, doa kesembuhan
pasien, konsultasi agama, bimbingan pasien dalam
sakratul maut dan lain-lain.
b) Bimroh karyawan : sholat zuhur berjamaah,
pengajian/ceramah agama, peringatan hari-hari
besar islam, belajar membaca Al-Quran dengan
tajwid, pembacaan hadist setelah sholat zuhur
c) Pelayanan jenazah/kamar mayat : memandikan
mayat, mengkafani, mensholatkan.
2. Ambulance : pelayanan antar jemput pasien selama
24 jam
3. Masjid Abu Hanifah : sholat berjamaah,
pengajian/ceramah agama, sholat jumat
4. Musholla Asy Syaabirin : digunakan untuk sholat
keluarga pasien dan pengunjung RS
5. Koperasi siti chadijah : took kebutuhan pasien dan
keluarga, kantin barokah
6. ATM Bank syariah Mandiri

A. Analisa Situasi berdasarkan Fungsi Manajemen Ruang Perawatan


a. Input
1. Manusia (Man)
Tenaga keperawatan di Ruang Ibnu Sina (Paviliun) seluruhnya berjumlah
11 orang, sudah termasuk kepala ruangan dan staf perawat
a). Tenaga
Buat rekapitulasi tenaga kerja di ruang perawatan ini:
1). Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan

No
Jenis Tenaga P.Tetap Magang Honor Jumlah %
.
Medis
Spesialis anak : 4
1. - - - - -
Dokter Umum : 1 orang
2. Keperawatan - - - - -
a. Perawat Profesional (Ners) 3 1 1 5 45,46%
b. Perawat Profesional (S.Kep 3 - 3 27,27%
c. Perawat Mahir (DIII-SKM) - - - - -
d. Perawat Mahir (DIII) 3 - - 3 27,27%
e. Perawat Kesehatan (SPK-
SKM)
- - - - -
f. Perawat Kesehatan (SPK) - - - - -
g. Bidan - - - - -
h. Perawat gigi - - - - -
Non Keperawatan
Asisten : -
3. Administrasi : - - - - - -
Cleaning Service : 1
Pekarya : 3
Total 11 100%

2). Berdasarkan jenjang karir

No Jenis Tenaga Jumlah %


1 Perawat Klinis I 1 9,09
2 Perawat Klinis II 8 72,73
3 Perawat Klinis III 1 9,09
4 Perawat Klinis IV - -
6 Pra Perawat Klinis 1 9,09
Total 11 100%

3). Berdasarkan pelatihan yang diikuti

No Jenis Pelatihan Jumlah %


1 BTCLS 10 12,35
2 Bhd 10 12,35
2 K3 10 12,35
4 Pasien safety 10 12,35
5 Pelatihan BBLR 1 1,2
6 Komkep 10 12,35
Pencegahan dan pengendalian
7 10 12,35
infeksi
8 Manajemen nyeri 10 12,35
9 HPk 10 12,35
TOTAL 81 100%
b). Pasien
1) Klasifikasi pasien

KLASIFIKASI DAN KRITERIA


Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian
dan minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.

c). Jumlah kebutuhan tenaga perawat


1. Menurut Douglas
Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan Metode
Douglas (1984)

KLASIFIKASI DAN KRITERIA


Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan
minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada
jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan
Cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan dibagi 3 kategori yaitu :

• Perawatan Minimal : 1-2 jam/24 jam

• Perawatan Internediet/Partial : 3-4 jam/24 jam

• Perawatan Total : 5-6 jam/24 jam

KLASIFIKASI PASIEN
Minimal Parsial Total
Pag
Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
i
0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

Tabel Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarkan


Tingkat ketergantungan Pasien di Ruang Ibnu Sina Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Pada Tanggal 1 Juni 2020
Kebutuhan Tenaga Perawat
Jumlah Pagi Siang Malam Total
Klasifikasi
Pasien
Klien
Minimal/Sel 2 2 x 0,17 = 2 x 0,14 = 2 x 0,07 = 0,76
f Care 0,34 0,28 0,14
Partial Care 2 2 x 0,27 = 2 x 0,15 = 2x 0,10 = 1,04
0,54 0,30 0,20
Total Care 1 1 x 0,36 = 1 x 0,3 = 0,03 1x 0,20 = 0,59
0,36 0,20
Total 5 1,24 0,61 0,54 2,39
Jumlah Kebutuhan perawat per hari adalah 2 orang

Tabel Klasifikasi Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Shift Berdasarkan


Tingkat ketergantungan Pasien di Ruang Nilam Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Pada Tanggal 2 Juni 2020
Kebutuhan Tenaga Perawat
Jumlah Pagi Siang Malam Total
Klasifikasi
Pasien
Klien
Minimal/Sel 3 3 x 0,17 = 3 x 0,14 = 3 x 0,07 = 1,14
f Care 0,51 0,42 0,21
Partial Care 4 4x 0,27 = 4 x 0,15 = 0,6 4 x 0,10 = 2,08
1.08 0,40
Total Care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,3 = 0 0 x 0,20 = 0 0
Total 11 3,05 1,94 1,27 3,22
Jumlah Kebutuhan perawat per hari adalah 3 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat

ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 1 dan 2

Juni 2020 adalah :

• Pagi 1,24 + 1,59 : 2 = 1,41 dibulatkan menjadi 1 orang perawat

• Siang 0,61 + 1,02 : 2 = 0,81 dibulatkan menjadi 1 orang perawat

• Malam 0,54 + 0,61 : 2 = 0,57 dibulatkan menjadi 1 orang perawat


Sehingga total keseluruhan perawat yang dinas perhari berjumlah

yaitu 3 orang.

Jadi rata-rata tingkat kebutuhan tenaga perawat di ruang Ibnu Sina

selama 2 hari yaitu tanggal 1-2 Juni 2020 berjumlah 2,79 dibulatkan

menjadi 3 orang.

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :

86 x 3 = 0,92 (dibulatkan menjadi 1orang)


279

Keterangan :

Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun, sedangkan

279 adalah hari kerja efektif dalam 1 tahun.

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas serhari di

Ruang Perawatan Ibnu Sina adalah 3 orang + 1 orang lepas dinas + 1

kepala ruangan + 1 orang ketua tim = 6 orang/ hari

Tenaga keperawatan yang ada di Ruang Ibnu Sina (paviliun) RS

Islam Banjarmasin ada 11 orang tenaga perawat dimana di dalamnya

terdiri dari perawat primer dan kepala ruangan, Dari perhitungan

douglass, kebutuhan tenaga keperawatan dihitung berdasarkan

tingkat ketergantungan pasien, sedangkan di dalam RS Islam

Banjarmasin khususnya Ruang Ibnu Sina tenaga perawat memiliki

hak untuk cuti, tugas belajar, dan ijin belajar sehingga perhitungan

douglass yang didapatkan dari perhitungan dibanding jumlah tenaga

keperawatan yang ada saat ini di Ruang Ibnu Sina RS Islam

Banjarmasin.

1. Perhitungan Tenaga Keperawatan Menurut Depkes Tahun 2005


No Jenis/kategori Rata-rata jam perawatan/
pasien/hari
1 Pasien penyakit dalam 3,5
2 Pasien bedah 4
3 Pasien gawat 10
4 Pasien anak 4,5
5 Pasien kebidanan 2,5

Pasien yang dirawat di ruang Ibnu Sina (Paviliun) terhitung pada sejak
bulan bulan Februari-April 2020 sebanyak 160 pasien dengan rincian
:
93
Pasien PD : x 100 % = 0,44% x 10 = 4,4 x 3,5 = 15,4
213
11
Pasien Bedah : x 100 % = 0,05% x 10= 0,5x4 = 2,0
213
36
Pasien Anak : x 100 % = 0,17% x 10 = 1,7 x 4,5= 7,7
213
27
Pasien Kebidanan : x 100 % = 0,13% x 10 = 1,3 x 2,5= 3,3
213
Total berdasarkan jenis penyakit adalah 28 orang dan jumlah tenaga

28
keperawatan yang diperlukan adalah =4 orang perawat
6,7
92 hari
Loss day : x 4=1,28=1
286
Koreksi : (5+1)x25% = 1,5 = 2 Perawat
Jadi total kebutuhan tenaga di ruang ibnu sina pada bulan Juni 2020
adalah 4+2 = 6 orang perawat.

Berdasarkan perhitungan tersebut tenaga perawat yang dibutuhkan di


ruang Ibnu Sina sebanyak 6 orang perawat, sedangkan tenaga perawat
di ruang Ibnu Sina saat ini ada 11 orang perawat termasuk kepala
ruangan.

Dari perhitungan di atas mulai tanggal 26 Mei – 2 Juni 2020, dapat


disimpulkan perhitungan tenaga perawat menurut Douglas untuk
kebutuhan tenaga perawat diruang Ibnu Sina (Pavilliun) RS Islam
Banjarmasin sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini. Sedangkan,
berdasarkan perhtiungan DepKes perhitungan tenaga perawat di ruang
Ibnu Sina ( Pavilliun) RS Islam Banjarmasin tersebut tenaga perawat
yang dibutuhkan di ruang Ibnu Sina sebanyak 6 orang perawat,
sedangkan tenaga perawat di ruangan saat ini ada 11 orang perawat
termasuk kepala ruangan.

Dari perhitungan di atas mulai tanggal 26 Mei – 2 Juni 2020, dapat


disimpulkan perhitungan tenaga perawat menurut Douglas untuk
kebutuhan tenaga perawat diruang Ibnu Sina (Pavilliun) RS Islam
Banjarmasin sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini. Berdasarkan
perhtiungan DepKes perhitungan tenaga perawat di ruang Ibnu Sina
( Pavilliun) RS Islam Banjarmasin tersebut tenaga perawat yang
dibutuhkan di ruang Ibnu Sina sebanyak 6 orang perawat, sedangkan
tenaga perawat di ruangan saat ini ada 11 orang perawat termasuk
kepala ruangan yang berarti terpenuhinya tenaga keperawatan sesuai
dengan perhitungan tenaga keperawatan Departement kesehatan.

1. Sarana/prasana (Material)
Data inventaris ruang rawat inap tahun 2020 Ruang Ibnu Sina(Paviliun)
mengenai perlengkapan alat-alat kesehatan yang ada di Ruang Ibnu Sina
(Paviliun) seperti uraian dibawah ini :

Daftar Barang Alat Kesehatan dan Rumah Tangga di Ruang Ibnu Sina
(Paviliun) RS Islam Banjarmasin

Tabel 2.12 Daftar Barang Alat Keperawatan dan Kedokteran di ibnu Sina
Keadaan barang
No Nama Barang Jumlah Baik Kurang baik Rusak

1. Ambu Bag 1 bh 
2. Suction Pump GEA 1 bh 
YBOX 23 B
3. Gunting Op. Bengkok 14 1 bh 
CM
4. Gunting Op. Bengkok 15 1 bh 
CM
5. Kleam Pean Bengkok 14 2 bh 
CM
6. Nebulizer Merk Omron 1 bh 

7. Sterilisator Elektric 1 bh 
M2TP08ECO
8. Termometer Badan 1 bh 
Digital
9. Gunting Angkat Jahitan 1 bh 
10. Gunting Bengkok 1 bh 
11. Stethoskop Dewasa 2 bh 
ABN
12. Tensimeter Digital 1 bh 
Omron
13. Tensimeter Air Raksa 1 bh 
ABN

14. Gunting Verban 1 bh 

15. Klem Arteri Lurus Pean 1 bh


16. Pincet Chirurgis 1 bh 

17. Bak Instrumen Alat 1 bh 

18. Pispot Bad Pan Tanpa 8 bh 


Tutup
19. Pot Sputum Tutup 8 bh 
Stenliss
20. Urinal Plastik 8 bh 

21. Dressing JAR DIA 8 CM 2 bh 

22. Nierbeken 23 CM 2 bh 

23. Buli-buli panas 1 bh 

Bahan habis pakai di ruang Paviliun yang menyesuaikan kebutuhan


ruangan antara lain:

No Jenis Barang/ Nama Barang

1. Handsrub
2. Handwash
3. Kasa gulung
4. Cairan alcohol
5. Kapas alcohol
6. Plester
7. Hipapix
8. Spuit dan needle
9. Handscoon
10. Masker
11. Cairan antiseptic
12. Infus set
13. Masker O2

Daftar alat non kesehatan di Ruang Paviliun Rumah Sakit Islam Banjarmasin
No Jenis Barang/ Jumlah Keadaan Barang Standar
Barang Kurang Rusak
Nama Barang Baik Depkes 2001
Register Baik Berat
1 Lampu baca rontgen 1 1 0 0 1:1-2 /ruangan
2 Kursi roda 1 1 0 0 1:1/ruangan
3 Kipas Angin 2 2 0 0 1:1 /ruangan
4 Kursi Kayu 3 3 0 0 1:1/ruangan
5 Kursi plastic 7 7 0 0 2-3/ruangan
6 Kulkas kecil 1 1 0 0 2-3/ruangan
7 Meja 2 2 0 0
8 Mesin Steril 1 1 0 0
9 High Alert 1 1 0 0
Leaflet tentang 10
10 1 1 0 0
penyakit terbanyak
11 Brankar 1 1 0 0
12 Tabung Oksigen 2 2 0 0
13 Lebel Resiko Jatuh 10 10 0 0
Lebel Istirahat dan 1:2/ruangan
14 8 8 0 0
Puasa
15 Tumbukan Obat 2 1 0 0 2-3/ruangan
1-2
16 2 2 0 0
Lemari Obat set/ruangan
17 Apar 1 1 0 0 1:1-2 /ruangan
18 Box Obat Pasien 1 1 0 0 1:1/ruangan
19 Box Infus 1 1 0 0 1:1 /ruangan
Box Pengambilan 1:1/ruangan
20 1 1 0 0
Darah
21 Kulkas Obat 1 1 0 0 2-3/ruangan
Tempat Sampah 2-3/ruangan
22 1 1 0 0
Medis
Tempat Sampah Non 1:1-2 /ruangan
23 10 10 0 0
Medis
24 Tempat Sampah Pial 1 1 0 0 1:1/ruangan
25 Temp Ruangan 1 1 0 0 1:1 /ruangan
Temp Suhu Kulkas 1:1/ruangan
26 1 1 0 0
Obat
27 Tempat linen kotor 2 2 0 0 2-3/ruangan
28 Bed Pasien 10 10 0 0
29 Bed Penunggu 2 2 0 0
30 Tv 6 6 0 0
31 Ac 8 8 0 0
32 Galon 1 1 0 0
33 Dispenser 1 1 0 0
35 Struktur organisasi 1 1 0 0

Berdasarkan peraturan mentri kesehatan RI tahun 2014 nomor 56


mengemukakan bahwa peralatan kesehatan yang harus ada di ruang
perawatan Rumah sakit dalah sebagai berikut:
a. Denah Ruangan
Lokasi penerapan manajemen yang dilakukan di ruang ibnu sina RS
Islam Banjarmasin dijabarkan sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan pemukiman
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan menuju rumah sakit
3) Sebelah Timur bebatasan dengan ruang Al Khitam ( Anak )
4) Sebelah Barat berbatasan dengan jalan raya

DENAH RUANG IBNU SINA (PAVILIUN) RS ISLAM BANJARMASIN

RUANG PINTU DEPAN


V VIP
POLI KAKI POLI
102
DIABETIK MATA

KANTOR POLI MATA


PERAWAT
RUANG 2B POLI JIWA

RUANG RUANG
OBSERVASI 109

GUDANG RUANG N
OBAT TINDAKAN U
R
P S
I E STATION
N
RUANG
T
U 108

RUANG
PERTEMUAN

RUANG 101A
RUANG
RUANG 101B 107
RUANG 101C

RUANG 101D

RUANG RUANG RUANG


105 EDUKASI 104

2. Pembiayaan (Money)
Rumah Sakit Islam Banjarmasin merupakan rumah sakit swasta dengan
tipe C yang sumber dananya berasal dari pasien yang berobat dan
dilakukan perawatan di RS Islam Banjarmasin. Pengelolaan dana tidak dari
APBN/APBD, dana yang di dapat dari pasien yang masuk berobat dan
dilakukan perawatan di Rumah Sakit Islam Banjarmasin dan dari yayasan
Muhammadiyah. Proses mengajukan untuk anggaran dan barang dengan
cara KARU mengajukan surat izin anggaran ke KABID keperawatan
kemudian KABID kaperawatan mengeluarkan surat untuk pemenuhan dana
dan diserahkan ke rumah tangga.Untuk pembayaran pegawai ada 4 yaitu
magang, kontrak, honor dan tetap. Untuk pemeliharaan ruangan, sarana
prasarana, alat kesehatan yang rusak, renovasi ruangan, pendanaan fasilitas
kesehatan bagi petugas, maka semua perbaikan di serahkan kepada IPS RS
Islam Banjarmasin.

2. Metode Pemberian Asuhan (Methode)


Metode pemberian asuhan yang digunakan di ruangan perawatan ini model
MPKP dengan metode primer. Metode primer yaitu Ka-Ru dan perawatan
primer menjalankan tugas manajerial dan asuhan keperawatan sedangkan
perawat pelaksana murni bertugas menjalankan asuhan keperawatan.
Motode primer dibagi menjadi 3 shif yaitu pagi, sore dan malam.

3. Mutu /Pemasaran (Marketing)


Berdasarkan data yang di dapat dari Clinical Instrukture (CI) Ruang Ibnu
Sina (Paviliun) didapatkan bahwa dari bidang pemasaran Rumah Sakit
melakukan promosi untuk mengenalkan rumah sakit dan fasilitas yang
tersedia berupa brosur, menawarkan kerjasama ke perusajaan-perusahaan
atau asuransi, dan apat juga melalui media sosial. Rumah Sakit Islam
Banjarmasin juga telah melakukan kerja sama dengan BPJS melalui
promosi media sosial. Rumah Sakit Islam Banjarmasin juga melakukan
kerja sama dengan Dokter Praktik, dimana pasien yang berobat di dokter
praktik apabila disarankan untuk rawat inap langsung di rujuk ke Rumah
Sakit Islam Banjarmasin.

a. Proses
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
1. Visi, Misi & Tujuan Ruangan Perawatan

a. Visi Ruangan Perawatan


Terwujudnya Asuhan Keperawatan Yang Profesional Dan Bermutu
Di Ruang Paviliun Ibnu Sina
b. Misi
- Memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang
Memerlukan Pelayanan Keperawatan Sesuai Dengan Kebutuhan
Manusia Seutuhnya (Bio, Psiko, Sosial, Spiritual) Yang Ada Di
Ruang Paviliun Ibnu Sina
- Memberikan pelayanan secara efektif dengan metode: 5S
(Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun).
c. Motto
Kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebanggaan kami

b. Tujuan
2. Fungsi Ruang perawatan
Uraikan pelayanan yang ada di ruangan ini!
a. Visi misi tujuan ruangan
Wawancara: Bagaimana cara pembuatan visi, misi, motto dan cara
mensosialisasikannya?
- Berdasarkan hasil dari wawancara via watshapp pada tanggal 3 Juni
2020 didapatkan hasil proses perumusan visi misinya dengan cara
dimusyawarahkan dan didiskusikannya dengan semua karyawan
yang ada diruangan lalu diberikan keputusan mengenai visi misi
tersebut.
Observasi: tidak dilakukan
b. SOP dan SAK

Metode asuhan keperawatan/Standar Operasional Prosedur/Standar di


ruangan Ibnu Sina sudah ada, sebagai berikut: (SPO Pelayanan
Keperawatan Rumah Sakit Islam Banjarmasin, 2016)
yaitu :
1. SOP Identifikasi Pasien
2. SOP Identifikasi Bayi
3. SOP Indentifikasi Pasien Melalui Pemasangan Gelang Indentitas
4. SOP Indentifikasi Pasien yang Tidak di ketahui Identitasnya
5. SOP Identifikasi Pasien Gangguan Jiwa
6. SOP Identifikasi Pasien Rawat Jalan
7. SOP Identifikasi Pasien Sebelum di lakukan Tindakan atau
pelayanan
8. SOP pemasangan dan pelepasan gelang identitas
9. SOP komunikasi efektif (SBAR)
10. SOP komunikasi lisan
11. SOP komunikasi via telpon
12. SOP pelaporan hasil kritis
13. SOP pemberian obat high alert
14. SOP penyiapan obat
15. SOP penyerahan obat
16. SOP penandaan lokasi operasi
17. SOP pelaksanaan sign in, time out dan sign out
18. SOP verifikasi pra operasi
19. SOP pembuatan laporan operasi
20. SOP cuci tangan pembedahan
21. SOP kebersihan cuci tangan 6 langkah 5 moment
22. SOP penggunaan APD
23. SOP penilaian resiko jatuh dewasa
24. SOP penilaian resiko jatuh anak
25. SOP penilaian resiko jatuh rawat jalan
26. SOP penilaian resiko jatuh IRM/fisioterapi
27. SOP penilaian resiko jatuh rawat inap harian
28. SOP pengkajian awal dan ulang resiko jatuh
29. SOP pemantauan terhadap pasien jatuh
30. SOP penatalaksanaan hasil penilaian resiko jatuh anak
31. SOP pencegahan pasien jatuh diruang rawat inap
32. SOP penanganan pasien jatuh
33. SOP pemasangan dan pelepasan kancing identifikasi resiko jatuh
34. SOP pemasangan kancing identifikasi resiko jatuh
35. SOP Pencegahan pengendalian infeksi saluran kemih (ISK)
akibat pemasngan keteter urin
36. SOP transportasi pasien TB
37. SOP Prosuder tindakan lumbal punksi
38. SOP praktik menyuntik aman
39. SOP pencegahan dan pengendalian vav
40. SOP Memberikan Injeksi IM & SC
41. SOP pencegahan dan pengendalian infeksi aliran darah primer
42. SOP isolasi dugaan emerging desease (airborne, contact, droplet)
43. SOP pencegan dan pengendalian infeksi luka operasi
44. SOP Penanganan klb
45. SOP Surveillance dan klb
46. SOP prosuder pengawasan peralatan kadarluasa
47. SOP pembersihan ruangan HIV(Isolasi)
48. SOP Penerapan kewaspadaan isolasi
49. SOP Prosuder ruang kerja di ruang isolasi
50. SOP penatalaksanaan tertusuk jarum atau benda tajam
51. SOP pengelolaan benda tajam dan jarum
52. SOP perawatan jenazah pasien infeksius
53. SOP Pemulasaran jenzah
54. SOP Pengelolaan darah dan komponen darah
55. SOP pembuangan sampah infeksius dancairan darah
56. SOP kebersihan tangan
57. SOP penetapan pasien dengan penyakit menular /suspek
58. SOP pencucian dekontiminasi dan stralisasi alat
59. SOP pengunaaan perawatan pasien
60. SOP pengleolaan sampah non medis
61. SOP pengelolaan perawatan streli kadarluasra
62. SOP pengelolaan limbah infeksius
63. SOP penempatan kejadian luar biasa penyakit infeksi
64. SOP alat pelindung diri
65. SOP alat pelindung pernafasan
66. SOP alat pelindung tangan
67. SOP pencampuran obat steril
68. SOP penangulangan infeksi
69. SOP dekontimasi instrumen
70. SOP desinfeksi ruangan dengan larutan PRECEPT
71. SOP Sterilisasi ruangan dengan UV
72. SOP Penatalaksanaan persetujuan umum
73. SOP penatalasksanaan hak dan tanggung jawab pasien
74. SOP penatlaksanaan bimbingan rohani
75. SOP pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga
76. SOP Perlindungan privasi traspor pasien
77. SOP manajemen nyeri
78. SOP perlinudungan harta benda
79. SOP perlindungan kekerasan fisik
80. SOP pemberian informasi dan hak kewajiban pasien
81. SOP Pelayanan Restrain
82. SOP indentifikasi pengunjung
83. SOP perlindungan pasien dengan 3 kode darurat non medis udari
tindakan kekerasan
84. SOP Penatlaksaan perstujuan dan peolakan tindakan kedokteran
85. SOP Pelayanan linen dan laundri
86. SOP prinsip pemberian obat
87. SOP Pemasangan Infus
88. SOP Memberikan Injeksi IV
89. SOP Pelaksanaan Askep
90. SOP Persiapan Klien Pulang
91. SOP Penerimaan Pasien Rawat Inap
92. SOP Memberikan Injeksi IC
93. SOP Kateterisasi Urine Pria
94. SOP Kateterisasi Urin Wanita
95. SOP Memberikan Injeksi IM & SC
96. SOP Ronde Keperawatan
97. SOP Mengambil Sampel Darah Vena
98. SOP Melakukan Skin test
Standart asuhan keperawatan
Standar asuhan keperawatan (SAK) ruang Iibnu Sina yang berlaku
tahun 2018 :
1. Perawatan kebidanan untuk kasus Eklampsia
2. Perawatan kebidanan untuk kasus Abortus
3. Perawatan kebidanan untuk kasus Hp ( infeksi Intra partum)
4. Perawatan kebidanan untuk Hyperemesis Gravidarum
5. Perawatan kebidanan untuk kasus Tomur Genetalia
6. Perawatan kebidanan untuk kasus HPP ( haemorogic post partum)
7. Perawatan kebidanan untuk kasus metrorrhagian
8. Perawatan kebidanan untuk kasus KET (kehamilan ektropik
terganggu)
9. Perawatan kebidanan dalam kasus kuretase
10. Perawatan kebidanan Dalam Kasus Sectio Caesaria
11. Perawatan Bedah untuk kasus Appendicitis
12. Perawatan Bedah untuk kasus patah tulang terbuka ( PTT)
13. Perawatan Bedah untuk kasus Fibroma Adenoma Mamae (Fam)
14. Perawatan Bedah untuk kasus Fam (Fibroma Adenoma Mamae)
15. Perawatan Bedah untuk kasus Hipertropi Prostat
16. Perawatan Bedah Untuk Kasus ILLEUS
17. Perawatan Bedah untuk kasus Struma
18. Perawatan Bedah untuk Kasus patah tulang tertutup
19. Perawatan Bedah Untuk Kasus Post Debridement
20. Perawatan Bedah untuk Kasus Post Laparatomy
21. Perawatan Bedah Untuk Kasus Post Prostatectomy
22. Perawatan Bedah untuk kasus Post Herniatomy
23. Perawatan Bedah Untuk Kasus Tetanus
24. Perawatan penyakit Dalam pada Kasus Demam Thypoid
25. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Hipertensi
26. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Chronic Renal Failure
27. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus CRF
28. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Gastroenteritis
29. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Gastro Enteritis
30. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Hepatitis
31. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Diabetes Melitus
32. Perawatan Penyakit Dalam Untuk Penyakit Gastritis
33. Perawatan Penyakit Dalam Pada Asma Bronchiale
34. Perawatan Penyakit Dalam Pada Asma Bronkiale
35. Perawatan Penyakit Dalam Pada Decompensatio Cordis
36. Perawatan penyakit Dalam Pada Kasus Kock Pulmonal
37. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus DHF (Dengue Haemoragic
Fever)
38. Perawatan penyakit Anak Pada Kasus Tetanus
39. Perawatan penyakit pada Anak pada kasus Bronchopneunomonia
40. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Meningitis
41. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Kejang Demam
42. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Typhoid
43. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Morbili
44. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Neprotik Syndrom
45. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Diare
46. Perawatan Anak Pada kasus Hepatitis
47. Perawatan Bedah Untuk Kasus Hernia
48. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus DHF (Dengue Haemoragic
Fever)
49. Perawatan Penyakit THT Pada kasus Pre Operasi Mastoidektomi
50. Perawatan Penyakit THT Pada Kasus Pre Operasi Tonsilektomi
51. Perawatan Penyakit THT Pada Kasus Post Operasi Mastoidektomi
SAK (Standar Asuhan Keperawatan) 10 penyakit terbanyak pada 3
bulan terakhir (Maret, April, Mei) pada tahun 2020 di Ruang Paviliun
sebagai berikut:
1. SAK Demam Typoid (22 kasus)
2. SAK DM (13 kasus)
3. SAK HT (11 kasus)
4. SAK Pneumonia (10 kasus)
5. SAK Dyspepsia (8 kasus)
6. SAK SC (7 kasus)
7. SAK ISK (6 kasus)
8. SAK CKD (5 kasus)
9. SAK TB Paru (4 kasus)
10. SAK Talasemia (4 kasus)

c. Standar Kinerja
Standar kinerja perawat diruangan sesuai dengan ketetapan yang telah
diserahkan kepada kepala ruangan dan dibuat oleh sebagai standar
kinerja di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Seluruh perawat wajib
mematuhi dan mengikuti standar kinerja yang ada diruangan

.
3. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
1. Struktur Organisasi

KABID KEPERAWATAN
HJ. EKA DAMAYANTI,S.Kep.,Ns

KASIE KEPERAWATAN
YUNAH, S.Kep., Ns

KEPALA UNIT
NURLIANISA,S.Kep., Ns

PERAWAT PRIMER
HERMAN FRANISHA, S.Kep

PERAWAT ASOSIATE
 BAGUS KOSASI, S.Kep.,Ns
 FITRIAH, S.Kep
 SITI LAILIYAH, S.Kep.,Ns
 NOORLAILA, AMK
 RAHMILAWATI, S.Kep.,
 FITRIA RAMADHANI, S,Kep.,Ns
 YULIA KURNIATI, AMK
 ABDILLAH AMK
 YUNITA AULIA SAPITRI, S.Kep.,Ns

PRAKARYA
 DEWI SUSANTI
 INA SUCI RAMADHANI
 AZMIATI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di Ruang Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Banjarmasin

a. Pembagian tugas
1. Kepala Ruangan
2. Merencanakan jumlah dan kategori tenaga, jumlah dan jenis
peralatan, jenis kegiatan/asuhan keperawatan
3. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh pelayanan
4. Menyusun dan mengatur jadwal dinas
5. Melaksanakan orientasi tenaga baru
6. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan
dan tenaga lainnya
7. Bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan
di ruangan
8. Mengadakan pertemuan berkala dengan tenaga keperawatan
9. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
10. Mengenal dan mengetahui penggunaan barang/alat serta
mengusahakan pengadaannya
11. Menyusun permintaan rutin (alat, obat dan bahan lainya)
12. Mengatur pemeliharaan alat
13. Mempertanggungjawabkan pemeliharaan alat/inventaris peralatan
14. Melaksanakan orientasi kepada pasien dan keluarganya tentang
peraturan, fasilitas dan kegiatan rutin ruangan
15. Mengatur penempatan pasien di ruangan
16. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien dan
keluarganya sehubungan dengan perawatannya
17. Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman dan
terlindungi
18. Memelihara dan mengembangkan system pencataan dan pelaporan
19. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya sebatas
kewenangannya
20. Bekerjasama dengan selluruh sub unit dan profesi
21. Menciptakan dan memlihara suasana kerja yang baik
22. Memotivasi tenaga perawatan dan non perawatan dalam menjaga
kebersihan
23. Meneliti pengisian sensus harian pasien
24. Memeriksa dan meneliti daftar permintaan danpenyajian diet
pasien
25. Memlihara buku register dan berkas medik
26. Membuat laporan harian dan bulanan
27. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
28. Menilai upaya peningkatan pengetahuan danketerampilan dibidang
keperawatan
29. Menilai siswa atau mahasiwa sesuai dengan program dari institusi
pendidikannya
30. Memberikan masukan kepada kepala sub bagian tata usaha dan
dalam pembuatan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai
(DP3) bagi tenaga yang berada di bawah tanggung jawabnya
31. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan, obatan-
obatan secara efektif dan efisien
32. Mengawasi system pencatatan dan pelaporan serta semua kegiatan
di ruangan

b. Tugas uraian tugas perawat primer


1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensip
2. Membuat tujuan dan rencana perawatan
3. Mendelegasikan rencana perawatan yang telah dibuat kepada
perawat pelaksana
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikanpelayanan yang
diberikan oleh disiplin ilmu maupun perawat lain
5. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan
dan lingkungan, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang
ada dan cara penggunaannya
6. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan
7. Mendampingi dokter selama visite untuk pemeriksaan pasien dan
mencatat program pengobatan
8. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan
maupun tertulis kepada kepala ruangan dan dokter penanggung
jawab
9. Membuat jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama 1 shift
dinas
10. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan sejawat,
pasien dan keluarganya
11. Melakukan pengawasan dengan mengunjungi pasien maksimal 2
jam sekali secara continue terhadap kondisi pasien setiap shift
12. Memlihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam
keadaan siap pakai
13. Mempersiapkan pasien pulang sesuai dengan prosedur
14. Membuat laporan harian
15. Melaksanakan operan dinas sesuai protap dan ketentuan yang
berlaku

c. Tugas Pokok Perawat Pelaksana


a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan dengan kesentuhan kasih
sayang :
1) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah
klien
2) Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
3) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
4) Mencatat/ melaporkan semua tindakan perawatan respon
klien pada catatan keperawatan
b. Melaksanakan program medic dengan penuh tanggung jawab :
1) Pemberian obat
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Persiapan klien yang akan operasi
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial,
dan spiritual klien
1) Memperhatikan kebersihan lingkungan dank lien
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman
dan nyaman
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan atau
diagnosis
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri seusia dengan
kemampuannya
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau
sakaratul maut
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruang secara
administrative :
1) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal
2) Sensus harian/ formulir
3) Rujukan dan penyuluhan PKMRS
h. Mengatur menyiapkan alat-alat diruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan, dan keindahan ruangan
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/ sore/ malam atau hari libur
secara bergantian sesuai dengan jadwal dians
k. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya
l. Melapor segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara
tulisan dan maupun lisan
m. Membuat laporan harian klien
n. Laporan dengan dinas berikutnya
d. Pengaturan Pengorganisasian Pasien
Wawancara:
Pengaturan daftar pasien diruangan berdasarkan data yang didapat dari
Rumah Sakit Islam Bajarmasin bahwa di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin khususnya diruangan ibnu sina, pasien masuk baik itu
pasien Gawat atau pasien rujukan dan Poliklinik akan masuk melalui
Ruang UGD dan dikaji di ruang UGD, diruang tersebut pasien akan
dikaji dan dilakukan pemeriksaan, bagi pasien yang dirawat inap akan
dianjurkan untuk mendaftar diruang pendaftaran ruang rawat inap dan
selanjutnya akan dirawat diruang rawat inap, sedangkan bagi pasien
yang bisa dirawat jalan akan dirawat jalan dan diperbolehkan pulang.

Alur Pasien Mendaftar

Masuk direkam medik

POLI KLINIK IGD Ke Ruangan


Rawat Jalan Rawat Inap

Pulang

Skema 3.1 Pengaturan Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit Islam Banjarmasin

4. Fungsi Pengaturan Staf (Staffing)


a. Orientasi Staf perawat yang baru
Wawancara:
Perawat baru disini di orientasi oleh bidang keperawatan, bidang
keperawatan bekerjasama berkordinasi dengan komite keperawatan
karena terkait dengan kredensial, kredensial adalah persyaratan
orientasi perawat baru untuk membuat loogbook. Orientasi biasanya di
dilakukan oleh bidang keperawatan, bidang keperawatan membuakan
SK untuk tahap orientasi. Dalam persyaratan kredensial tahap orientasi
menjalani 6 bulan, tetapi bisa saja 8 minggu, atau 3 bulan karena
terdesaknya kurang ketenaga kerjaan.

b. Pengaturan jadwal dinas


Wawancara:
Pengaturan jadwal dinas di Ruangan dibagi menjadi 3 shif yaitu pagi,
sore dan malam dengan memaksimalkan perawatan yang efisien dan
memperhatikan hak libur sesuai kebutuhan.
Sistem Penghitungan Tenaga Dan Pengaturan Jadwal Dinas
Di Ruang Ibnu Sina Rumah sakit islam banjarmasin di rawat 10 orang
pasien pada tanggal 26 mei 2020 dengan kategori sebagai berikut : 10
orang pasien dengan perawatan parsial maka kebutuhan tenaga
keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Shift Pagi
10 pasien x 0,2 7 = 2,7 = 3
Total tenaga perawat shift pagi sebanyak 2,7 dibulatkan
menjadi 3 orang
b. Shift siang
10 pasien x 0,15 = 1,5
Total tenaga perawat shift siang sebanyak 1 orang
c. Shift malam
10 pasien x 0,07 = 0,7
Total tenaga perawat shift malam sebanyak 0,7 dibulatkan
menjadi 1 orang
Jadi total perawat dalam 1 hari 5 orang perawat
Loss day : 78/286 x 5 = 1,4 = 1
Koreksi 25%=5 + 1 x 25 % = 2 perawat
Jadi total kebutuhan tenaga di ruang Ibnu Sina dalam 1 hari
adalah
5 + 2 = 7 orang perawat
Observasi:
Ada penyusunan jadwal dinas.

c. Perhitungan kebutuhan tenaga di ruangan


Dari perhitungan di atas mulai tanggal 26 – 20 Juni 2020 , dapat
disimpulkan perhitungan tenaga perawat menurut Douglas untuk
kebutuhan tenaga perawat diruang Ibnu Sinadi Rumah Sakit Islam
Banjarmasin sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini. Sedangkan,
menurut Depkes perhitungan tenaga perawat di ruang Ibnu Sina di
Rumah Sakit Islam Banjarmasin tersebut tenaga perawat yang
dibutuhkan di ruang Ibnu Sina sebanyak 23 orang perawat, sedangkan
tenaga perawat di ruang Ibnu Sina saat ini ada 11 orang perawat dan
masih belum terpenuhi sesuai dengan perhitungan tenaga keperawatan
DepKes .

5. Fungsi Pengarahan (Actuating)


a. Timbang terima (Hand Over)
Berdasarkan langkah-langkah dalam timbang terima beberapa hal
yang dilakukan di ruangan antara lain :
1. Kedua kelompok shift dalam keadaaan siap melakukan
timbang terima
2. Shift yang menyerahkan telah menyiapkan hal-hal yang akan
di sampaikan
3. Menjelaskan kondisi atau keadaan pasien namun secara
singkat
4. Menjelaskan rencana tindak lamjut kepada perawat shift
selanjutnya
5. Perawat shift sebelumnya dan perawat shift selanjutnya
bersama-sama secara langsung melihat keadaan pasien
Berdasarkan prosedur dalam timbang terima :
1) Terkadang dalam timbang terima, tidak semua perawat
mencatat apa saja rencana tindak lanjut kepada pasien,
seperti satu orang perawat perwakilan tim saja yang
menulis apa yang disampaikan perawat shift
sebelumnya.
2) Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift dinas
3) Pada saat timbang terima di nurse station biasanya kepala
ruangan, ketua tim dan anggota tim berdiskusi tentang
masalah keperawatan klien tidak secara konfrehensif,
biasanya perawat hanya mendiskusikan tindakan untuk
kesehatan biologis dan terkadang psikologis juga, namun
jarang sekali mendiskusikan tentang kesehatan sosial dan
spiritual pasien.
4) Dalam penyampaian timbang terima biasanya perawat
shif sebelumnya menyampaikan nama pasien, diagnosa
pasien, tindakan apa yang telah dilakukan dan tindakan
tindak lanjut, namun tidak menyampaikan masalah lain
apa saja yang mungkin (beresiko) muncul terhadap
pasien.
5) Perawat yang melakukan timbang terima biasanya akan
memverifikasi data yang tidak jelas kepada pemberi
operan.
6) Lamanya timbang terima untuk setiap pasien tidak
melebihi 5 menit kecuali ada kondisi yang khusus.
7) Pelaporan timbang terima dituliskan secara langsung pada
buku laporan ruangan oleh perawat
8) Pelaporan timbang terima pada saat menemui pasien
biasanya hanya menyampaikan bahwa shift telah berganti
dan perawat jaga pun berganti. Beberapa perawat
melakukan pengkajian ulang kepada pasien dengan
menanyakan keadaan pasien saat ini namun tidak
menyampaikan tindakan lanjut apa saja untuk pasien
secara rinci, dan kadang hanya melihat saja dan
menyampaikan bahwa perawat berganti jadwal dinas

b. Preconferen dan postconfrence

Pada saat mahasiswa melakukan observasi, kegiatan pre conference


sudah dilakukan diruangan, setiap kali berakhir kegiatan operan/serah
terima, kegiatan merumuskan perencanaan untuk kegiatan selanjutnya.
Kemudian perawat diruangan melakukan tindakan secara bersamaan
apa saja tindakan tindak lanjut yang disampai oleh shift sebelumnya.
Sedangkan pada post conference tidak dilakukan, karena ketika
perawat selesai memberikan tindakan pada semua pasien biasanya
tidak melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan

c. Motivasi
Di Ruang Ibnu Sina Kepala Ruangan memberikan motivasi kepada
perawat pelaksana dan kedua ketua Tim berharap apa yang diberikan
kepada pasien menjadi amal ibadah untuk kita dan mampu
memberikan pelayanan keperawatan yang memuaskan

d. Pendelegasian

Ruang Ibnu Sina dalam melakukan pendelegasian dilakukan antara


Kepala Ruangan kepada katim, Katim kepada perawat pelaksana yang
dianggap kompeten, dan antara dokter kepada dokter lainnya.
Pendelegasian antar dokter biasanya menggunakan surat
pendelegasian dokter visite.

e. Supervisi
Pelaksanaan supervisi di ruang Ibnu Sina dilakukan oleh kepala
ruangan dan bisa juga dilakukan oleh ketua tim. Teknik supervisi
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung kepala
ruangan atau ketua tim melakukan pengamatan langsung apa yang
terjadi dilapangan (ruangan) dan secara tidak langsung kepala ruangan
atau ketua tim menerima laporan secara lisan maupun tertulis apa yang
terjadi diruangan. Kepala ruangan atau ketua tim yang melakukan
teknik supervisi dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara
langsung kepala ruangan atau ketua tim melakukan pengamatan
langsung apa yang terjadi dilapangan (ruangan) dan secara tidak
langsung kepala ruangan atau ketua tim menerima laporan secara lisan
maupun tertulis apa yang terjadi diruangan. Kepala ruangan atau ketua
tim yang melakukan supervisi akan memberikan pengarahan

f. Penerimaan pasien baru


Observasi :

- perawat memperkenalkan identitas dan tanggung jawab mereka


pada kelurga

- sebagian perawat tidak memperkenalkan pasien lain yang


sekamarnya

- diruang Ibnu Sina didapatkan bahwa perawat yang melakukan


penerimaan pasien baru melakukan pengenalan tenaga perawat dan
medis, perawat menjelaskan tata tertib yang diruangan, perawat
mengorientasikan ruangan dan perawat memberitahukan penyakit
pasien. sedangkan menurut teori Nursalam, 2016 suatu prosedur
yang dilakukan dalam penerimaan pasien baru yang dilakukan oleh
perawat mengenal orientasi ruangan , pengenalan tenaga perawat-
medis, tata tertib ruangan dan penyakit

6. Fungsi Pengendalian (Controlling)


a. Indikator Mutu

indikator mutu ruangan adalah resiko jatuh dan flebitis . pelaksaan


SKP dilakukan dengan edukasi dan jika terjadi kesalahan identifikasi
pasien maka dilaporkan kebagian pengandalian mutu dan pada setiap
bulannya. akan tetapi pada saat observasi tidak ada kejadian tersebut
yang terjadi. Menurut risky, 2013. flebitis merupakan inplamasi vena
yang disebabkan oleh iritasai kimia atau mekanik. kejadian flebitis
menjadi indikator mulu pelayanan minimal RS dengan standar
kejadian .
b. Audit Dokumentasi Keperawatan
Wawancara: Audit dokumentasi Ruangan dilakukan namun tidak
rutin
c. Survey Masalah
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa perawat yang tidak
memperkenalkan diri terhadap pasien dan keluarganya selama
bertugas diruang Ibnu Sina , pasien dan keluarga meminta perawat
lebih meningkatkan BHSP (Bina Hubungan saling percaya) terhadap
pasien. Dengan hasil kuisioner didapatkan klien merasa kurang puas

d. Output
1. Indikator Pelayanan Efesiensi Ruangan
Efisiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI, GDR)
Jumlah bulan Periode(H Tempat tidur Lama hari rawat
)
Februari 29 hari 10 207
Maret 31 hari 10 218
April 30 hari 10 126
Total 90 hari 10 551

Bulan Jumlah pasien Pasien meninggal


Februari 67 Tidak ada
Maret 58 Tidak ada
April 35 Tidak ada
Jumlah 160 Tidak ada

a) BOR
BOR (Bed Oucupancy Rate)

x 100%
551
BOR= x 100 %
10 x 90
BOR=61,22%
Tahun 2020 BOR = 61,22%
Dari hasil perhitungan BOR di ruang Ibnu Sina ( Vapiliun ) selama 3 bulan
(Februari-April) tahun 2020 didapatkan hasil 61,22 %. Standar ideal
menurut Depkes,2005 yaitu 60-85% sehingga hasil perhitungan BOR
diruang Ibnu Sina (Vapiliun) memasuki standar ideal.

b) ALOS
ALOS (Average Leng Of Stay)

551
ALOS=
160
ALOS=3,4 hari
Tahun 2020 ALOS = 3 Hari

Dari hasil perhitungan ALOS (rata-rata lama rawat pasien) diruang Ibnu
Sina (Vapiliun) selama 3 bulan (Februari-April) tahun 2020 didapatkan
hasil 3 hari. Standar ideal menurut Depkes,2005 yaitu 6-9 hari sehingga
hasil perhitungan ALOS diruang Ibnu Sina (Vapiliun) tidak memasuki
standar ideal.

c) BTO
BTO (Bed Turn Over)

160
BTO=
10
BTO=16 kali
Tahun 2020 BTO = 16 Kali

Dari hasil perhitungan BTO di ruang Ibnu Sina (Vapiliun) selama 1 Tahun
didapatkan hasil BTO 16 kali. menurut Depkes,2005 idealnya dalam satu
tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali sehingga masih kurang
dari standar depkes.

d) TOI
TOI (Turn Over Intval)
( 10 x 90 ) −551
TOI=
160
900−551
TOI=
160
TOI=2,18 atau 2hari

Tahun 2020 TOI = 2 Hari

TOI merupakan indikator yang memberikan gambaran tingkat efesiensi


penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari (Depkes, 2005). Berdasarkan data diruang Ibnu Sina
(Vapiliun) didapat nilai TOI 2 hari yang artinya ideal.

e) GDR
jumlah pasien(hidupmati) seluruhnya
GOR= x 1000 /mil
jumlah pasienkeluar
160
GOR= x 1000/mil
160
GOR=1/mil
Dari hasil perhitungan GDR (angka kematian) diruang Ibnu Sina
(Vapiliun) (Februari-April) 2020 didapatkan hasil 1/mil.

2. . Hasil Evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC)


a. Instrumen A
Rata-rata
No Apek yang dinilai Keterangan
Jumlah Presentase
1 Pengkajian keperawatan 36 87,5% Baik
2 Diagnosa Keperawatan 24 83,5% Baik
3 Perencanaan Keperawatan 17 85% Baik
4 Tindakan Keperawatan 35 86,8% Baik
5 Evaluasi Keperawatan 14 85% Baik
6 Asuhan Kperawatan 48 96% Baik
Pencapaian Rata-rata 87,3%
Ket :
Buruk = 0% - 33%
Cukup Baik = 34% - 67%
Baik = 67% - 100%
Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian studi dokumentasi
penerapan standar asuhan keperawatan diruang Ibnu Sina Rumah Sakit
Islam Banjarmasin dapat dikatakan baik dengan pencapaian rata-rata 87,3
%.
Keterangan:
a. Sub total = Jumlah Nilai (1) x 100%
Jumlah rekam medic x item penilaian
b. Total = jumlah subtotal/jumlah rekam medic
c. Nilai rata-rata studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan
Rata-rata = Total =….. %
d. Nilai standar pendokumentasian askep dinyatakan baik bila >75%.

1. pengkajian
No Aspek yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
dinilai
1 Mencatat data 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 50
yang dikaji
sesuai dengan
pedoman
pengkajian
2 Data 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
dikelompokan
(bio-psiko-
sosial-
spiritual)
3 Data dikaji 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
sejak masuk
sampai pasien
pulang
4 Masalah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
dirumuskan
berdasarkan
kesenjangan
antara status
kesehatan
dengan norma
dan pola
fungsi
kehidupan
Sub total 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3
% 75 100 100 75 100 100 75 75 100 75
Total 36
Persentase 87,5

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian pengkajian didapatkan bahwa sebesar 87,5%
dokumentasi pengkajian dinyatakan baik. Data nilai yang paling rendah
adalah mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian.
2. Diagnosa keperawatan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
.
1. Diagnosa 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 70
keperawatan
sesuai masalah
yang
dirumuskan
2. Diagnosa 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 80
keperawatan
mencermintan
PE/PES
3. Merumuskan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
diagnosa
keperawatan
actual/resiko
Sub Total 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2
% 100 100 67 67 100 67 67 100 67 100
Total 24
Persentase 83,5

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian diagnosa keperawatan didapatkan bahwa sebesar
83,5% dokumentasi diagnosa keperawatan termasuk kategori baik. Data nilai
yang paling rendah adalah diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan dan Diagnosa keperawatan mencermintan PE/PES

3. Perencanaan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 Merumuskan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 90
perencanaan
sesuai dengan
diagnose yang
dapat saat
pengkajian
2. Menetepkan 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 80
perencaraan
keperawatan
sesuai dengan
prioritas
Sub total 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2
% 100 100 100 50 100 50 100 50 100 100
Total 17
Persentase 85

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian perencanaan didapatkan bahwa sebesar 85 %
dokumentasi perencanaan termasuk kategori baik. Data nilai yang paling rendah
adalah menetapkan perencanaan keperawatan sesuai dengan prioritas dan
merumuskan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang dapat saat pengkajian.

4. Tindakan
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
o
1. Tindakan 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 80
keperawatan sesuai
dengan diagnose
dan masalah yang
dapat saat
pengkajian
2. Tindakan 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 80
keperawatan sesuai
dengan prioritas
masalah
3. Pendokumentasian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100
tindakan
keperawatan
Sub Total 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2
% 100 67 100 67 100 100 67 100 67 100
Total 35
Persentase 86,8

Dari hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan


pada bagian tindakan keperawatan didapatkan bahwa sebesar 86,8 %
dokumentasi tindakan keperawatan termasuk kategori baik. Data nilai yang
paling rendah adalah tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa dan masalah
yang didapat saat pengkajian dan tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah.
5. Evaluasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1. Evaluasi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 80
mengacu pada
tujuan
2. Hasil evaluasi di 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 90
catat
Sub Total 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2
% 50 100 100 100 100 50 100 100 50 100
Total 14
Persentase 85

Dari hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian evaluasi keperawatan didapatkan bahwa sebesar
85 % dokumentasi evaluasi keperawatan termasuk kategori baik. Data
nilai yang paling rendah adalah data evaluasi mengacu pada tujuan

b. Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A)


2. Fungsi Perencanaan
Selalu Sering Kadang- Jarang
No Aspek yang dinilai
kadang
Dalam melaksanakan tugas, saya sesuaikan 8 3
1 0 0
dengan visi dan misi Rumah Sakit (72,7%) (27,3%)
Dalam melakukan asuhan keperawatan saya
9 1 1
2 berpedoman pada standart asuhan keperawatan 0
(81,9%) (9,1%) (9,1%)
(SAK)
Dalam melaksanakan prosedur keperawatan saya
8 2 1
3 berpedoman pada standart operasional prosedur 0
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
(SOP)
Dalam bekerja saya berdasarkan peraturan yang 9 2
4 0 0
ada di rumah sakit (81,9%) (18,2%)
Saya berusaha konsisten dalam bekerja dengan 8 2 1
5. 0
mengikuti standart kinerja di rumah sakit (72,7%) (18,2%) (9,1%)
Total 42 10 3 0
Persentase 76,4% 18,2% 5,4% 0%
Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan
keperawatan pada bagian perencanaan didapatkan bahwa 76,4% selalu melakukan
dokumentasi perencanaan, 18,2% sering melakukan dokumentasi perencanaan dan
5,4% kadang-kadang dokumentasi perencanaan

2. Fungsi Pengorganisasian

N Kadang-
Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
o kadang
Sistem pemberian asuhan
8 2
1 keperawatan yang digunakan di 0% 0%
(72,7%) (18,2%)
ruangan ini dengan MPKP
Saya memahami struktur organisasi 8 1 2
2 0%
yang ada di ruangan (72,7%) (9,1%) (18,2%)
Dalam bekerja saya melakukan 10 1
3 0% 0%
tugas sesuai dengan uraian tugas (90,9%) (9,1%)
Jumlah tenaga keperawatan yang
3 5 4
4 ada diruangan telah sesuai dengan 0%
(27,3%) (45,5%) (36,4%)
beban kerja
Pengaturan shif yang ada dalam 3
2 2 4
5. ruangan saya berdasarkan dari (27,3%
(18,2%) (18,2%) (36,4%)
tingkat ketergantungan klien )
Total 31 8 13 0
Persentase 59,6% 15,4% 25% 0%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian fungsi pengorganisasian didapatkan bahwa 59,6% selalu
melakukan dokumentasi fungsi pengorganisasian, 15,4% sering melakukan
dokumentasi fungsi pengorganisasian, 25% kadang-kadang melakukan dokumentasi
fungsi pengorganisasian keperawatan

3. Pengaturan Staf
No Kadang-
Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
kadang
1 Diruangan ini dilaksanakan orientasi 8 2 1
0%
staf pada setiap perawat yang baru (72,7%) (18,2%) (9,1%)
2 Pengaturan jadwal dinas diruangan
4 2 4 1
ini dilakukan dengan musyawarah
dan fleksibel (36,4%) (18,2%) (36,4%) (9,1%)
3 Perhitungan kebutuhan tenaga yang
4 2 5
digunakan oleh kepala ruangan ini 0%
sudah sesuai gambar (36,4%) (18,2%) (45,5%)
Total 16 6 10 1
Persentase 48,5% 18,2% 30,3% 3%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar


asuhan keperawatan pada bagian pengaturan staf didapatkan bahwa 48,5%
selalu melakukan dokumentasi pengaturan staf, 18,2% sering melakukan
dokumentasi pengaturan staf, sebesar 30,3% kadang-kadang melakukan
dokumentasi pengaturan staf dan 3% jarang melakukan dokumentasi
pengaturan staf.

4. Pengarahan
Kadang-
No Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
kadang
Didalam bekerja saya tenang karena
setiap saat ada kegiatan supervise 5 3 3
1 0
untuk menunjukkan yang baik (45,5%) (27,3%) (27,3%)
kepada kami
Saya tahu betul pekerjaan saya
8 3
2 karena setiap dinas ada program 0 0
operan antar shift yang jelas (72,7%) (27,3%)
Saya tahu betul pekerjaan saya
sebagai perawat pelaksana karena
5 4 2
3 sebelum dinas ada preconfernt dari 0
(45,5%) (36,4%) (18,2%)
kepala tim untuk menjelaskan
pekerjaan yang akan kita lakukan
Saya mengetahui pekerjaan dengan
baik karena setiap hari ada program
8 2 1
4 post confernt dari kepala tim untuk 0
menjelaskan evaluasi pekerjaan yang (72,7%) (18,2%) (9,1%)
kita lakukan
Ruangan melakukan kegiatan ronde
keperawatan diruangan untuk 5 3 3
5. 0%
menyelesaikan kasus kompleks (45,5%) (27,3%) (27,3%)
diruangan
Total 31 15 9 0
Persentase 56,3% 27,3% 16,4% 0%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar asuhan


keperawatan pada bagian pengarahan didapatkan bahwa 56,3% selalu melakukan
dokumentasi pengarahan, 27,3% sering melakukan dokumentasi pengarahan dan
sebesar 16,4% kadang-kadang melakukan dokumentasi pengarahan keperawatan.
.
5. Pengendalian
Kadang-
No Aspek yang dinilai Selalu Sering Jarang
kadang
Tiap tiga buln sekali diruangan
saya dilakukan evaluasi terhadap
kinerja perawat diruangan 3 3 4 1
1
masing-masing yang dilakukan (27,3%) (27,3%) (36,4%) (9,1%)
oleh ketua tim dan perawat
pelaksana
Tiap bulan diruangan saya
8 1 2
2 dilakukan audit mutu dengan cara 0%
(72,7%) (9,1%) (18,2%)
menghitung BOR
Tiap bulan diruangan saya
8 2 1
3 dilakukan audit mutu dengan cara 0%
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
menghitung ALOS
Tiap bulan diruangan saya
8 2 1
4 dilakukan audit mutu dengan cara 0%
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
menghitung TOI
Tiap bulan diruangan saya
dilakukan audit mutu dengan cara 8 2 1
5. 0%
menghitung kejadian infeksi (72,7%) (18,2%) (9,1%)
nasokomial
Tiap bulan diruangan saya
7 4
6 dilakukan audit mutu dengan cara (63,6%)
0% 0%
(36,4%)
menghitung kejadian jatuh
Diruangan kami seluruh perawat 9 1 1
7 0%
identifikasi pasien (81,8%) (9,1%) (9,1%)
Diruangan kami telah
dilaksanakan penggunaan
9 1 1
8 komunikasi efektif menggunakan (81,8%) (9,1%) (9,1%)
0%
SBAR saat pelaporan via telepon
dan timbang terima.
Di ruangan kami sudah dilakukan
8 2 1
9 pengelolaan obat high alert 0%
(72,7%) (18,2%) (9,1%)
dengan baik
Upaya memastikan Lokasi
Pembedahan pasien operasi Sign 5 4 1 1
10
In, Sign Out Time Out telah (45,5%) (36,4%) (9,1%) (9,1%)
dilakukan diruangan kami.
Pelaksanaan Hand Hygiene five
9 1 1
11 moment sudah dilakukan dengan (81,8%) (9,1%) (9,1%)
0%
baik.
Total 82 23 13 3
Persentase 67,8% 19% 10,7% 2,5%

Berdasarkan hasil instrument studi dokumentasi penerapan standar


asuhan keperawatan pada bagian pengendalian didapatkan bahwa
67,8% selalu melakukan dokumentasi pengendalian, 19% sering
melakukan dokumentasi pengendalian, 10,7% kadang-kadang
melakukan dokumentasi pengendalian dan 2,5% jarang melakukan
dokumentasi pengendalian.
Instrumen B
Angka kepuasan perawat dari hasil kuesioner tanggal 01 Juni 2020
SP: Sangat Puas P:Puas CP: Cukup Puas TP:Tidak Puas STP: Sangat Tidak Puas
No Pernyataan Sangat Puas Cukup Tidak Sangat
puas puas puas tidak
puas
1 Jumlah gaji yang diterima 9,0 % 0 54,5 % 36,4 % 0
dibandingankan pekerjaan yang
saudara lakukan
2 Sistem pengkajan yang 9,0 % 0 54,5 % 36,4 % 0
dilakukan institusi tempat
saudara bekerja
3 Jumlah gaji yang diterima 18,2 % 0 45,5 % 27,3 % 9,0 %
dibandingkan pendidikan
saudara
4 Pemberian insentif tambahan 9,0 % 0 72,8 % 18,2 % 0
atas suatu prestasi atau kerja
ekstra
5 Tersedianya peralatan dan 18,2 % 0 72,8 % 0 9.0 %
perlengkapan yang mendukung
pekerjaan
6 Tersedianya fasilitas penunjang 18,2 % 0 81,8 % 0 0
seperti kamar
mandi,kantin,parkir
7 Kondisi ruangan kerja terutama 18,2 % 0 81,8 % 0 0
berkaitan dengan ventilasi
udara, kebersihan dan
kebisingan
8 Adanya jaminan atas kesehatan 27,3 % 0 72,7 % 0 0
atau keselamatan kerja
9 Perhatian instusi rumah sakit 18,2 % 0 54,5 % 27,3 % 0
terhadap saudara
10 Hubungan antara karyawan 36,4 % 0 63,6 % 0 0
dalam kelompok kerja
11 Kemampuan dalam bekerja 27,3 % 0 72,7 % 0 0
sama antar karyawan
12 Sikap teman-teman bekerja 27,3 % 0 72,7 % 0 0
terhadap saudara
13 Kesesuaian antara pekerjaan 9,1 % 0 81,8 % 9,1 % 0
dan latar belakang pendidikan
saudara
14 Kemampuan dalam 9,0 % 0 91,0 % 0 0
menggunakan waktu kerja
dengan penugasan yang
diberikan
15 Kemampuan 9,1 % 0 81,8 % 9,1 % 0
supervise/pengawas dalam
membuat keputusan
16 Perlakuan antara selama 27,3 % 0 72,7 % 0 0
berkerja di sini
17 Kebebasan dalam melakukan 18,2 % 0 81,8 % 0 0
suatu metode sendiri dalam
menyelesaikan pekerjaan
18 Kesempatan suatu untuk 45,5 % 0 27,3 % 18,2 % 9,0 %
meningkatkan kemampuan
kerja melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan
19 Kesempatan untuk 9,1 % 0 72,7 % 9,1 % 9,1 %
mendapatkan posisi lebih tinggi
20 Kesempatan membuat suatu 9,1 % 0 63,6 % 18,2 % 9,1 %
prestasi dan dan mendapatkan
kenaikan pangkat
Total 372,7 % 0 1372 % 209,3 45,2 %
%
rata-rata 186,35% 0 686 % 104,7 22,6 %

Berdasarkan hasil kuesioner pada tanggal 01 Juni 2020 pada 11 orang perawat di
dapatkan hasil yang menyatakan Sangat Puas sebanyak 186,35%, Puas 0%, Cukup
Puas 686%, Tidak Puas 104,7%, dan Sangat Tidak Puas 22,6%.

Instrumen C SOP dari hasil kuesioner tanggal 30 Desember 2019


Observasi pelaksanaan tindakan pemasangan infus vena di ruang Ibnu Sina Rumah
Sakit Islam Banjarmasin
Observasi
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Ket
1 2 3 4 5
Pemasangan 1. Gantungkan botol yang sudah disiapkan 1 1 1 1 1
setinggi 1 m.
Infus vena
2. Pasang alat karet di bawah pemasangan 1 1 1 1 1
infus.
3. Letakkan ujung pipa yang tertutup
jarum di troli 1 1 0 1 1
4. Pilih jarum atau kateter yang tepat dan
benar. Buka pembungkus. 1 1 1 1 1
5. Gunting plester sepanjang 6-10 cm
dengan lebar 0,5 cm dan letakkan di 1 1 1 1 1
tempat yang terjangkau.
6. Periksa vena klien yang cocok untuk 1 1 1 1 1
ditusuk.
7. Cukur rambut bila perlu. 0 0 0 0
0
8. Periksa vena bagian supervarsialyang
cukup besar untuk memudahkan untuk 1 1 1 1 1
penusukan jarum.
9. Ikatan “tourniquet” 10-15 cm di atas
daerah yang akan ditusuk, periksa 1 1 1 1 1
pulsasi distal.
10. Anjurkan klien membuka dan menutup 1 0
1 1 0
kepala tangannya beberapa kali.
11. Pilih vena yang tampak dan kuat pada
waktu palpasi. 1 1 1 1 1
12. Pakai sarung tangan (steril bila
diperlukan). 1 1 0 0 1
13. Bersihkan bagian itu dengan antiseptic. 1 1 1 1 1
14. Letakkan ibu jari pada vena bagian
distal dari luka tusukan, tekan sampai 1 1 1 1
1
vena di bawah kulit menjadi tegang.
15. Masukkan jarum pada sudut 30®
kurang lebih 1 cm bagian distal dari
vena yang tertusuk, sampai menembus 1 1 1 1
dinding depan vena. 1
16. Perhatikan darah yang keluar dari
1 1 1 1
dinding jarum.
17. Tarik sedikit saja jarum bagian 1
dalam/jarum besi, sehingga bagian
1 1 1 1
depan adalah jarum plastik saja (jarum
besi masih didalam jarum plastik), 1
dorong jarum plastik menelusuri vena
sampai ke pangkalnya.
18. Sterilkan sekali lagi dengan
antiseptik/alcohol pada area 1 1 1 1
penusukkan sebelum difixasi dengan
plester steril. 1
19. (hypafix/plesterin/hansaplas/transparan
dressing) yang tersedia. 1 1 1 1
1
Sub Total 18 18 16 16 17
Total 85
Presentase 89 %

Ket : Beri tanda 1 bila kegiatan di lakuakn


Beri tanda 0 bila kegiatan tidak dilakuakan observasi pelaksanaan tindakan
pengambilan

Sampel darah di ruang Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Banjarmasin


Observasi
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Ket
1 2 3 4 5
Mengambil 1. Mencuci tangan 1 1 1 1 0
Sampel 2. Menentukan lokasi 1 1 1 1 1
darah 3. Meletakkan perlak kecil di bawah lengan / 1 1 1 1 1
daerah yang akan dilakukan punksi
4. Melakukan pembendungan 1 1 1 1 1
5. Mendisinfektan lokasi tusukan 1 1 1 1 1
6. Menusukkan jarum dengan sudut 5-30 1 1 1 1 1
derajat.
7. Menghisap darah sesuai dengan jumlah 1 1 1 1 1
yang diperlukan
8. Pembendungan dilepas 1 1 1 1 1
9. Mencabut jarum 1 1 1 1 1
10. Menekan bekas punksi 1 1 1 1 1
11. Memasukkan darah ke dalam tabung / botol 1 1 1 1 1
darah
12. Membereskan alat-alat 1 1 1 1 1
13. Mencuci tangan 0 0 1 1 1
Sub Total 12 1 1 1 1
2 3 3 2
Total 62

Presentase 95 %

Observasi pelaksanaan tindakan injeksi Intra Vena di Ruang Ibnu Sina Rumah Sakit
Islam Banjarmasin

Observasi
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Ket
1 2 3 4 5
Injeksi 1. Cek program terapi dokter 1 1 1 1 1
2. Periksa kembali obat sesuai program
intra vena 1 1 1 1 1
3. Baca label obat untuk memastikan
kandungan obat, dosis dalam satu 1 1 1 1 1
kemasan, cara pemberian, kontra
indikasi, efek samping
4. Perawat mencuci tangan 1 1 1 1 1
5. Obat memasukkan oabt ke dalam
1 1 1 1 1
spuit injeksi, kemudian udara
dikeluarkan
6. Dengan membawa spuit injeksi dan
1 1 1 1 1
kapas alcohol perawat masuk ke
kamar klien
7. Beri salam
1 1 1 1 1
8. Perawat menanyakan dan
memastikan nama klien dan 1 1 1 1 1
menjelaskan tindakan yang akan
dilaksanakan dengan ramah
9. Perawat mengatur posisi klien dan 1 1 1 1 1
menentukan vena yang akan diinjeksi
Perawat memasang tourniquet / karet
pengikat atau dibantu perawat
lainnya untuk membendung bagian
atas kira-kira 10 cm dari vena yang
akan diinjeksi
Sub Total 9 9 9 9 9
Total 45

Presentas 100 %
e
Observasi pemberian obat diruang Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Banjarmasin
Kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi Ket
1 2 3 4 5
Prinsip a. Kriteria Persiapan 1 1 1 1 1
1. Obat yang akan diberikan (obat
Pemberian
oral atau obat injeksi)
Obat 2. Spuit (bila obat injeksi)
3. Kapas alcohol (bila obat
injeksi)

1 1 1 1 1
b. Kriteria Pelaksanaan
1. Perawat Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Bandingkan catatan pemberian
obat dengan instruksi dari
dokter sesuai dengan prinsip 6
Benar :
1 1 1 1 1
 Benar Klien : periksa nama
klien, nomor CM, ruang,
nama dokter yang
meresepkan pada catatan
pemberian obat, kartu obat. 1 1 1 1 1
 Benar Obat : memastikan
bahwa obat generic sesuai
dengan nama dagang obat,
klien tidak alergi pada
kandungan obat yang
didapat, memeriksa
identitas obat sesuai dengan 1 1 1 1 1
catatan
 Benar Dosis : memastikan
dosis yang diberikan sesuai
dengan rentang pemberian
dosis untuk cara pemberian
tersebut, berat badan dan
umur klien, periksa dosis
pada label obat untuk
membandingkan dengan
dosis yang sesuai pada
catatan pmberian obat.
Lakukan penghitungan 1 1 1 1 1
dosis secara akurat
 Benar Waktu : periksa
waktu pemberian obat
sesuai dengan waktu yang
tertera pada catatan
pemberian obat. Misalnya
obat yang diberikan 2x
sehari, maka pada catatan 1 1 1 1 1
pemberian obat akan tertera
waktu pemberian
 Benar Cara : memeriksa
label obat untuk
memastikan bahwa obat
tersebut dapat diberikan
sesuai cara yang
diinstruksikan dan periksa 1 1 1 1 1
cara pemberian pada catatan
pemberian obat
 Benar Dokumentasi :
memeriksa label obat
memastikan bahwa obat
tersebut dapat diberikan
cara yang diinstruksikan
dan periksa cara pemberian
pada catatan pemberian
obat.
Sub Total 8 8 8 8 8

Total 40

Presentase 100 %

Observasi Pelaksanaan Tindakan melakukan tekanan darah dengan aukultasi di


Ruang Ibnu Sina Rumah Sakit Islam Banjarmasin

Kegiatan Aspek Yang Dinilai Observasi Ket


1 2 3 4 5
Tekanan darah 1. Tentukan ukuran manset 1 1 1 1 1
yang tepat. Lebar katup
dengan
yang dapat
auskultasi dikembangkan di dalam
manset harus mencapai
40% dari lingkar titik
tengah lengan di mana
manset digunakan (atau
20% lebih lebar dari
diameter). Panjang katup 1 1 1 1 1
harus sekitar dua kali
lebar yang dianjurkan.
2. Tentukan sisi terbaik
untuk penempatan
manset. Hindari
ekstremitas dengan jalur
IV (intra Vena), shunt
arterovena, adanya 0 1 1 0 1
trauma atau tempat yang
mengalami paralis/paresis 1 1 1 1 1
setelah cedera
serebrovaskuler (CVA).
3. Jelaskan pada klien
tujuan prosedur & cuci
tangn. 1 1 1 1 1
4. Bantu klien duduk
dengan nyaman, dengan 1 1 1 1 1
lengan atas anak fleksi,
lengan bawah disangga
pada setinggi jantung dan
telapak tangan telentang. 1 1 1 1 1
5. Panjang lengan atas klien
dengan penuh
6. Palpasi arteri brakialis 1 1 1 1 1
(pada sisi medial bawah
otot bisep). Posisi manset
2,5 cm diatas tempat
denyutan (fosa 1 1 1 1 1
anterkubital).
7. Pusatkan tanda panah
pada manset sejajar
dengan arteri brakhialis.
8. Dengan manset kempis 1 1 1 1 1
sempurna, lingkarkan
manset dan kencang
mengitari lengan atas.
9. Pastikan bahwa
manometer terletak pada
setinggi titik pandang
mata. Pengamat harus
tidak lebih dari 1 meter 1 1 1 1 1
jauhnya.
10. Palpasi arteri brakhialis
sambil mengembangkan
manset dengan cepat
sampai tekanan 30 1 1 1 1 1
mmHg diatas titik
dimana nadi tak
terdengar. Dengan
perlahan kempiskan 1 1 1 1 1
manset dan perhatikan
titik dimana nadi 1 1 1 1 1
terdengar kembali.
11. Tepatkan bagian telinga
stetoskop pada telinga
anda dan pastikan bunyi
jelas terdengar tidak
redup.
12. Kempiskan manset dan
tunggu 30 detik. Periksa
lagi tempat arteri brakial
dan tempatkan diafragma
stetoskop diatasnya
13. Tutup kantung tekanan
searah putaran jarum jam
sampai kencang
14. Kembangkan manset
sampai 30 mmHg diatas
tinggal palpasi sistolik
klien.

Sub Total 1 14 1 1 1
3 4 3 4
Total 68
Presentase 97 %

Hasil Observasi Kepatuhan Perawatan Melakukan Tindakan Sesuai SPO


No. Judul SPO Presentase
1. Pemasangan Infus Vena 89 %
2. Pengambilan Darah Sampel 95 %
3. Injeksi Intra Vena 100 %
4. Prinsip Pemberian Obat 100 %
5. Tekanan Darah Auskultasi 97 %
Total 96,2 %

Analisis Swot ( Analisis Masalah)


No Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. M 2 ( Material )  Tempat  Adanya Fasilitas  Membuat obat
penyimpanan yang lebih untuk cepat rusak,
 Mempunyai 10 obat yang tidak tempat kemungkinan
tempat tidur memadai penyimpanan bisa terpapar
untuk pasien berupa ruangan obat. debu dari luar.
yang terbuka
 Sebagian besar  Sejak adanya  Perlunya masker  Membuat bisa
alat-alat terawat Pandemi covid tambahan yang tertularnya
dan layak pakai masker menjadi cukup untuk penyakit.
barang langka. perawat yang
Ruang paviliun berada di  Membuat
termasuk yang ruangan ibnu pasien
mengalami sina. terganggu,
dampaknya. terjadinya
Karena di  Perlunya sticker penyebaran
paviliun tidak di dalam kamar penyakit, dan
ada ruang pasien tentang polusi udara.
isolasi pasien bahaya rokok dan
menular, di larang
sehingga merokok bagi
pengambilan para penunggu
masker di tamu agar tidak
apotik merokok di
terkendala. dalam ruangan
Perawat pasien dan di
membawa wilayah RS.
masker sendiri
dari rumah.
Bahkan ada
yang
menggunakan
masker kain
padahal tidak
ideal karna
bersentuhan
dengan pasien.
 Adanya tamu
yang
berkunjung dan
ketahuan
merokok di
balkon.

Identifikasi Masalah
No Kategori Masalah
1. M2  Kurangnya Fasilitas yang lebih untuk tempat
penyimpanan obat.
 Kurangnya masker tambahan yang cukup untuk perawat
yang berada di ruangan ibnu sina.
 Kurangnya sticker di dalam kamar pasien tentang
bahaya rokok dan di larang merokok bagi para penunggu
tamu.

No. Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas


1.  Kurangnya Fasilitas yang 4 4 4 4 3 768 I
lebih untuk tempat
penyimpanan obat.
 Kurangnya masker
tambahan yang cukup
untuk perawat yang berada
di ruangan ibnu sina.
 Kurangnya sticker di dalam
kamar pasien tentang
bahaya rokok dan di larang
merokok bagi para
penunggu tamu.

Metode pembobotan di atas menghasilkan urutan prioritas masalah berdasarkan


skor yang terbesar dan atas dasar pertimbangan waktu, ketetapan sumber daya
dan kewenangan urutan masalah sesuai prioritas adalah :
1. Kurangnya Fasilitas yang lebih untuk tempat penyimpanan obat, Kurangnya
masker tambahan yang cukup untuk perawat yang berada di ruangan ibnu
sina. Kurangnya sticker di dalam kamar pasien tentang bahaya rokok dan di
larang merokok bagi para penunggu tamu.
Fish Bone Analysis

M4 M2
Kurangnya
ketersediaan masker
Tempat penyediaan diruangan
obat yang tidak
memadai berupa Kurangnya sticker di
ruangan yang terbuka
dalam kamar pasien

Perawat tentang bahaya rokok


Kurangnya Fasilitas yang lebih
menggunakan
untuk tempat penyimpanan obat,
masker kain,
Kurangnya masker tambahan yang
cukup untuk perawat yang berada di
ruangan ibnu sina. Kurangnya
Adanya tamu yang Membuat obat cepat sticker di dalam kamar pasien
berkunjung dan rusak, kemungkinan
ketahuan merokok di tentang bahaya rokok dan di larang
balkon. bisa terpapar debu dari
luar
Menggunakan
masker kain
M5 padahal tidak ideal M3 M1
karna bersentuhan
dengan pasien.
PLANNING OF ACTION
No Masalah Kegiatan Indikator Waktu Biaya Penanggung
keberhasilan jawab
1. Insfrastruktur yang 1. Koordinasi  Adanya 6-17 Juni Menyesuaikaan Saidah, S.Kep
di sediakan oleh dengan Karu Fasilitas yang 2020 kebutuhan
pihak rumah sakit dan Katim lebih untuk Dody, S.Kep
tidak memadai, tentang tempat tempat
seperti penyimpanan penyimpanan
sarana/bangunan obat serta obat.
penyediaan obat. kurangnya  Perlunya
ketersediaan masker
masker di tambahan yang
ruangan dan cukup untuk
larangan perawat yang
merokok bagi berada di
para penunggu ruangan ibnu
tamu agar tidak sina.
merokok di  Perlunya
dalam ruangan sticker di
pasien dan di dalam kamar
wilayah RS pasien tentang
2. Membuat bahaya rokok
materi tentang dan di larang
tempat merokok bagi
penyimpanan para penunggu
obat serta tamu agar
kurangnya tidak merokok
ketersediaan di dalam
masker di ruangan pasien
ruangan dan dan di wilayah
larangan RS.
merokok bagi
para penunggu
tamu agar tidak
merokok di
dalam ruangan
pasien dan di
wilayah RS
3. Sosialisasikan
4. Melakukan
edukasi
5. Melakukan
evaluasi dari
pelaksanaan

Banjarmasin, 20 Juni 2020

Perseptor Klinik, Perseptor Akademik,


Yunita Aulia Safitri, S.Kep., Ns Noor Amaliah, Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai