Anda di halaman 1dari 8

Dampak Omnibus Law UU Cipta Kerja: Rugikan Buruh hingga Abaikan HAM

Pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi Undang-Undang oleh DPR RI pada Senin
(5/10/2020) mendapat protes keras dari banyak pihak. UU Omnibus Law Cipta Kerja dinilai akan
merugikan rakyat Indonesia, terutama buruh/pekerja, anti-lingkungan hidup, mengabaikan
HAM, dan lain-lain. Sejumlah lembaga dan aktivis mengeluarkan Mosi Tidak Percaya kepada
Pemerintah Indonesia dan DPR RI setelah disahkannya UU Cipta Kerja. Menurut Fraksi Rakyat
Indonesia dalam keterangan pers yang diterima Tirto, Selasa (6/10/2020), setiap pasal-pasal
dalam RUU Omnibus Law justru menunjukkan negara mengabaikan hak rakyat untuk hidup
bermartabat dan justru mempercepat perusakan lingkungan. "Sebagian besar investasi
berjubah percepatan proyek mercusuar nasional berkedok pembangunan strategis yang justru
membuat masyarakat tidak mampu mempertahankan lahan penghidupannya," tulis Fraksi
Rakyat Indonesia.

Misalnya, proyek strategis nasional dalam bentuk pembangunan pelabuhan dan bandara baru,
di antaranya Bandara Kertajati Jawa Barat, Bandara Internasional Yogyakarta, Pelabuhan
Internasional Kuala Tanjung, Pelabuhan Makassar New Port hingga destinasi wisata baru seperti
Labuan Bajo yang abai pembangunan berkelanjutan dan menghabisi penghidupan nelayan dan
petani. Contoh lainnya adalah Proyek Strategis Nasional dalam bentuk pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan, seperti PLTU di Batang, Cirebon dan Indramayu, yang juga
menghancurkan lahan petani dan nelayan. Dijelaskan dalam rilis tersebut, alih-alih memikirkan
nasib petani dan nelayan yang kehilangan sumber penghidupannya, RUU Cipta Kerja justru
memfasilitasi keserakahan dan korupsi banyak investor hitam dengan bantuan oligarki.

Oligarki adalah persekutuan antara pengusaha dan pejabat pemerintah/aparat keamanan yang
menggunakan berbagai cara untuk merampas sumber penghidupan masyarakat, dengan dalih
pengadaan lahan untuk "kepentingan umum" tanpa indikator yang bisa
dipertanggungjawabkan dengan jelas. Niat pembenahan regulasi yang digadang-gadang dengan
RUU Omnibus Cipta Kerja justru akan menciptakan lebih banyak penyumbatan dalam
implementasi karena simplifikasi yang dilakukan hanya membabat ujung belaka tanpa
perencanaan yang terintegrasi dengan agenda pembangunan.

UU Omnibus Law Cipta Kerja membuat pengusaha dapat menikmati Hak Guna Usaha (HGU)
langsung 90 tahun -- padahal sebelumnya hanya 25/35 tahun dengan perpanjangan 25 tahun
jika perusahaan memenuhi syarat. Hal ini akan semakin memperdalam dan memperluas konflik
agraria, dimana perempuan seringkali mengalami intimidasi dan kekerasan yang berlapis.
Omnibus Law ini pun mendukung penindasan dan kecurangan bagi kaum buruh. Jaminan
pekerjaan layak dihilangkan karena outsourcing dan kontrak bisa semakin merajalela. Upah dan
pesangon pun tidak mendapat perlindungan, sehingga akan semakin banyak kesewenang-
wenangan pengusaha nakal. Omnibus Law memperburuk perlindungan hak perempuan buruh.
Tidak dikenal cuti karena haid atau keguguran karena hanya menyebutkan cuti tahunan dan
cuti panjang lainnya yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama.

Sumber : Tirto.id

https://tirto.id/dampak-omnibus-law-uu-cipta-kerja-rugikan-buruh-hingga-abaikan-ham-f5Cs

Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi RI?

Aksi demo penolakan Undang-undang Cipta Kerja yang berlangsung kemarin bakal
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Apalagi jika aksi tersebut dilakukan secara
berkelanjutan.

Direktur Eksekutif Core Indonesia Piter Abdullah mengatakan, dampak aksi demo yang
dilakukan kemarin memang tidak terlalu besar jika hanya dilakukan sehari. Namun jika
dilakukan berhari-hari dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian.

"Kalau kita lakukan tiap hari berpengaruh. Tapi kalau cuma kita lakukan kemarin dampaknya
minimal. Tapi kalau ajak teman-teman bakar-bakar lagi saya kira pengaruh," ujarnya saat
dihubungi Okezone, Jumat (9/10/2020).
Apalagi jika aksi tersebut juga sampai merusak fasilitas umum. Seperti misalnya pembakaran
halte Trans Jakarta, hingga rumah makan atau restoran.

"Tanya sama yang rumahnya dibakar, restorannya dibakar kalau saya enggak bisa
menghitungnya," jelasnya.

Belum lagi nama Indonesia di kancah internasional pun ikut tercoreng. Bisa saja jika dilakukan
secara terus menerus akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan investor yang masuk ke
Indonesia.

"Kita cinta Indonesia tapi kita bikin nama baik Indonesia tercoreng di internasional. Dimana
cintanya kita kepada Indonesia," jelasnya.

Piter mengaku heran dengan massa aksi yang melakukan pengrusakan dan pembakaran pada
fasilitas milik negara. Apalagi jika aksi pembakaran tersebut dilakukan atas dasar cinta kepada
negara.

"Kita kayaknya enggak mencintai negara kita. Kita berkoar koar tapi kita justru memecah belah
negara kita sendiri. Kita bilang cinta Indonesia tapi kita bakar-bakar Indonesia," kata Piter
Justru menurutnya, aksi pembakaran fasilitas umum tersebut sama sekali tidak mencerminkan
kecintaan kepada negara. Oleh karena itu dirinya mengajak kepada beberapa pihak untuk
menyampaikan aksinya dengan baik dan tertib.

"Kita boleh enggak setuju tapi kita enggak setuju itu harus kita sampaikan dengan baik," ucap
Piter.

SUMBER : OKEZONE.COM

https://economy.okezone.com/read/2020/10/09/320/2291206/aksi-demo-tolak-uu-cipta-
kerja-bagaimana-dampaknya-ke-ekonomi-ri?page=2

Demo Tolak UU Cipta Kerja di Jogja Ricuh hingga ke Malioboro

OGJAKARTA - Kericuhan meletus di aksi demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang
berada di depan Kantor DPRD DIY. Keributan tersebut meluas hingga ke kawasan Malioboro.

Akibatnya pedagang kaki lima (PKL), becak, dan andong terpaksa mencari perlindungan dari
batu dan gas air mata yang beterbangan.

Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengimbau kepada pelaku di Malioboro baik PKL untuk
mencari tempat perlindungan yang aman dari kericuhan.

"Untuk sementara kami imbau teman-teman PKL untuk mencari perlindungan masing-
masing," tutur Ekwanto Kamis (8/10/2020).

Ekwanto mengaku tidak bisa berbuat apa-apa atas situasi rusuh tersebut. Sebab demo di
Jogja itu diwarnai aksi lempar-lemparan hingga akhirnya polisi menyemprotkan gas air mata.

"Ini kan kami tidak bisa berbuat sesuatu kecuali mengimbau untuk mencari perlindungan
masing-masing, kurang kondusif, ini ramai sudah terjadi kegaduhan yang luar biasa, lempar-
lemparan, gas air mata sudah disemprotkan," ujar Ekwanto.
Sebenarnya menurut penuturan Ekwanto, para PKL Malioboro tadi buka seperti biasa.
Namun Ekwanto menilai adanya kericuhan pada demo di Jogja ini tidak memungkinkan untuk
pedagang berjualan.

"Tadi buka seperti biasa, kita memastikan tidak mungkin untuk berjualan ini, saya sarankan
untuk mengamankan masing-masing," terangnya.

Dampak paling kentara atas adanya kericuhan ini menimpa PKL di seputaran DPRD DIY ke
arah utara. Dia meminta kepada para PKL untuk tutup sementara sampai situasi dan kondisi
kondusif kembali.

"Saya belum bisa matur sampai jam berapa, sampai kapan, karena situasi sudah riuh rendah
di lapangan ini," ungkapnya.

"Memang di Malioboro ini kan untuk demo kami kan belum pernah mengizinkan ada demo
tapi ini kan sifatnya mungkin lebih kepada terdampak dari situasi kondisi nasional jadi
Malioboro tidak bisa lepas dari situasi kondisi nasional yang ada di luar sana," tandas
Ekwanto.

Akibatnya, demonstrasi yang ricuh itu menyebabkan pengawasan protokol kesehatan di


Malioboro oleh tim Jogoboro dilepas begitu saja. Jogoboro adalah tim khusus yang
menangani ketertiban dan keamanan di Malioboro. 

"Teman-teman Jogoboro untuk protokol kesehatan sudah kami los [longgarkan] kan, ini kami
enggak mampu ini, kami los kan semua ini. Dari klerengan Abu Bakar Ali ini masa sangat luar
biasa, Jogoboro kami tarik ke Abu Bakar Ali semua," kata Ekwanto.

Ekwanto menyampaikan Jogoboro terpaksa ditarik ke Abu Bakar Ali untuk mencari tempat
perlindungan dari kekacauan demonstransi.

"Jogoboro ditarik semua, cari perlindungan karena gas air mata berbahaya sekali, ini sudah
enggak berhenti nyemprot," imbuhnya.
Kericuhan ini diprediksi Ekwanto berdampak pada penghasilan para warga yang
menggantungkan hidupnya di Malioboro.

"Sangat berdampak sekali terhadap perekonomian Malioboro," tukasnya.

Sementara itu, menanggapi kekacauan yang terjadi di seputar Malioboro, Pengawas dan
Penasihat Koperasi PKL Malioboro Tri Dharma, Rudiarto sangat menyayangkan insiden yang
terjadi di Malioboro.

"Ya sangat disayangkan, masing masing tidak bisa menahan sendiri, sehingga terjadi
benturan, terpaksa anggota menutup dagangannya untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan," ujarnya.

Inilah Wujud Ular Bandotan yang Gigit Tangan Warga Sumberlawang Sragen hingga Melepuh
& Menghitam 

Pedagang mulai berkemas setelah tembakan gas air mata dilepaskan. Dikatakan Rudiarto
bahwa pandemo hanya yang berlindung di seputaran PKL.

"Nampaknya gas air mata di arahkan ke kerumunan masa yang berbaur dengan PKL,"
tambahnya.

Secara tegas Rudiarto menginstruksikan kepada semua PKL di sekitar zona bentrokan,
tepatnya dari depan Garuda sampai dengan depan Malioboro Mall untuk tutup.

"Dampak kerusakan dagangan sementara belum ada laporan," pungkasnya.

Sumber : bisnis.com

https://kabar24.bisnis.com/read/20201008/15/1302598/demo-tolak-uu-cipta-kerja-di-jogja-
ricuh-hingga-ke-malioboro
Alasan Buruh Lanjutkan Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja

Serikat pekerja tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSBSI) akan menggelar
aksi demo tolak Undang-undang Cipta Kerja dari tanggal 12 hingga 16 Oktober 2020. Ada
sejumlah alasan serikat pekerja kembali menggelar aksi.

Dalam surat pemberitahuan aksinya, KSBI mengungkapkan usulan KSBI dalam pertemuan
tripartit tidak diakomodasi dalam UU Cipta Kerja klaster ketenagakerjaan.

"Bahwa UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan sangat mendegradasi hak-hak dasar buruh jika
dibandingkan dengan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan," bunyi surat tersebut
seperti dikutip detikcom, Senin (12/10/2020) Disebutkan, hak-hak buruh yang tergredasi yakni
PKWT atau kontrak kerja tanpa batas, outsourcing diperluas tanpa batas jenis usaha, upah dan
pengupahan diturunkan, dan besaran pesangon diturunkan

Disebutkan, hak-hak buruh yang tergredasi yakni PKWT atau kontrak kerja tanpa batas,
outsourcing diperluas tanpa batas jenis usaha, upah dan pengupahan diturunkan, dan besaran
pesangon diturunkan

"Bahwa beberapa ketentuan (norma) yang dirancang dalam RUU Cipta Kerja pengusaha melalui
Kadin dan Apindo selaku tim pengusaha dalam tim tripartit tanggal 10-23 Juli 2020 telah
sepakat dengan tim serikat pekerja/serikat buruh untuk tetap sesuai eksisting," bunyi surat itu
lebih lanjut.

Berdasarkan hal itu, Dewan Eksekutif Nasional KSBSI akan menggelar aksi unjuk rasa dengan
tuntutan menolak pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang. Kemudian, mendesak
presiden menerbitkan Perppu pembatalan UU Cipta Kerja.

Presiden KSBSI Elly Rosita Silaban membenarkan surat pemberitahuan aksi tersebut. Dia bilang,
aksi ini akan digelar di 24 provinsi.

Khusus di Jakarta, buruh yang terlibat sekitar 1.000 orang dengan titik kumpul kawasan Patung
Kuda Jakarta Pusat.

"Sekarang di patung kuda, kan tidak dibuka ke istana," katanya kepada detikcom.

SUMBER : DETIKFINANCE

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5210303/alasan-buruh-lanjutkan-demo-
tolak-omnibus-law-cipta-kerja
Pantauan dari Daerah-daerah Aksi Demo Tolak Omnibus Law
Setelah DPR mengesahkan Omnibus Law UU Cipta Kerja, aksi demo terjadi di berbagai daerah.
Mereka menuntut undang-undang itu dicabut atau direvisi.

Pada Kamis (8/10), aksi terjadi di berbagai daerah meski tak digerakkan serentak. Berbagai
elemen masyarakat seperti buruh dan mahasiswa turun ke jalan. Sayangnya ada sejumlah aksi
yang disusupi hingga berujung ricuh.

Aksi ini juga berpotensi menjadi klaster penularan corona karena berkerumun dalam jumlah
banyak.

Berikut pantauan aksi di berbagai daerah:

- Sumatera Utara: aksi sejak pukul 12.30 WIB di depan gedung DPRD Sumut ricuh.

- Kota Tanjungpinang, Kepri: mahasiswa merangsek, coba masuk kantor DPRD Kepri.

- Jambi: aksi sejak pagi. Kantor DPRD Kota Jambi kacanya dipecahkan, pelakunya 29 pelajar.

- Lampung: aksi pada Rabu (7/10) ricuh. Polisi masih mencari siapa saja pelaku yang terlibat.

-Jakarta: massa memanas di depan Istana, polisi tembakkan gas air mata.

- Tangerang: rusuh di perbatasan Bitung Jaya, 1 orang ditangkap. Di Jalan Raya Daan Mogot,
Batu Ceper, massa jebol barikade polisi, 1 mobil dirusak.

- Bogor: massa bakar ban di depan Istana Bogor. Polisi dan TNI jaga ketat Istana Bogor

- Depok: mahasiswa Gunadarma menyusup dari barikade polisi. Mereka juga melempari batu
dan air mineral ke arah polisi

- Bekasi: mahasiswa blokir jalan

- Bandung: ricuh dan blokir jalan

- Kota Sukabumi: aksi di DPRD Kota Sukabumi, kelompok berpakaian hitam terobos barikade
polisi. 69 orang diamankan.

- Kota Tegal: DPRD-nya digeruduk.

- Yogyakarta: ricuh. Massa lempar batu ke gedung DPRD DIY, polisi tembakkan gas air mata.
- Malang: massa merusak transportasi dan berbagai fasilitas umum, polisi tembakkan gas air
mata.

-Bali: massa lempar batu ke arah DPRD, polisi tembakkan gas air mata.

- Pontianak, kantor DPRD Kalbar jadi lautan manusia. Ricuh, gas air mata.

- Manado: jalan di depan gedung DPRD provinsi jadi lautan manusia. Meski hujan, semangat
massa aksi tak berkurang.

- Ternate, Maluku Utara, juga, diawali salat jenazah dan kerandanya bertuliskan DPR. Sore
ricuh, gas air mata.

- Kendari dari pagi mahasiswa tumpah ke jalan. Gas air mata, dsb.

- Kolaka Utara: Kantor DPRD Kolaka Utara diduduki mahasiswa.

-Gorontalo: demo ricuh. - Makassar: demo ricuh. Polisi dilempari molotov

- Kupang, NTT: nampak aman, kondisi hujan.

- Sukabumi, 8 mahasiswa dilarikan ke RS.

- Palu ricuh, 28 orang diamankan. Tolitoli juga ricuh, 8 mahasiswa diamankan.

- Manokwari, Papua Barat: demo terkendali.

SUMBER : KUMPARAN

https://kumparan.com/kumparannews/pantauan-dari-daerah-daerah-aksi-demo-tolak-
omnibus-law-1uLpxSglpz6/full

Anda mungkin juga menyukai