Anda di halaman 1dari 1

PENGAMPUNAN PAJAK

Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan misalnya rendahnya kepatuhan


pajak, rendahnya penerimaan pajak, hingga rendahnya kapasitas lembaga administrasi
perpajakan. persoalan-persoalan tersebut diatasi dengan berbagai skema kebijakan, salah satunya
dengan melaksanakan tax amnesty. Namun demikian, tax amnesty merupakan sebuah isu yang
kontroversial dalam dunia perpajakan. Asumsi kontroversial yang mendasari tax amnesty adalah
dihapuskannya pokok pajak, sanksi administrasi dan/atau pidanapajak atas ketidakpatuhan yang
telah dilakukan oleh wajib pajak di masa lalu demi peningkatan kepatuhan di masa yang akan
datang. Di satu sisi, tax amnesty dipandang sebagai jalan keluar untuk meningkatkan penerimaan
di masa yang akan datang karena tax amnesty memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk
masuk atau kembali ke dalam sistem administrasi perpajakan yang berdampak pada peningkatan
penerimaan di masa yang akan datang. Namun, di sisi lain, tax amnesty dapat mengurangi
tingkat kepatuhan di masa yang akan datang jika wajib pajak tetap mempertahankan
ketidakpatuhannya setelah program tax amnesty berakhir sembari berharap akan adanya program
tax amnesty di masa yang akan datang.
Kebijakan pengampunan pajak dijalankan oleh pemerintah berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 26 Tahun 1984 tentang Pengampunan Pajak. Pertimbangan yang dipakai adalah
bahwa dengan dilaksanakannya sistem perpajakan yang baru hasil reformasi di bidang
perpajakan tahun 1983.
Beberapa prinsip yang dipergunakan dalam pengampunan pajak tahun 2004 tersebut
adalah :
- Diberikan terhadap wajib pajak badan dan orang pribadi, yang telah terdaftar atau yang
belum terdaftar
- Wajib pajak harus aktif untuk meminta pengampunan pajak dengan melengkapi syarat
administrasi agar pengampunan pajak tidak gugur dengan sendirinya
- Laporan kekayaan dalam rangka pengampunan pajak tidak akan dijadikan dasar
penyidikan dan penuntutan pidana dalam bentuk apapun terhadap wajib pajak.
Kebijakan pengampunan pajak tahun 1984 merupakan konsekuensi dari berubahnya sistem
perpajakan yang fundamental dan disadari terdapat situasi dimana ketentuan perpajakan yang
baru tidak mampu memungut pajak tahun –tahun sebelumnya (tidak berlaku surut) dan
sebaliknya ketentuan perpajakan yang lama telah diganti. Di lain pihak diharapkan ketika wajib
pajak memulai kewajiban perpajakannya dengan menggunakan sistem perpajakan yang baru
dengan asas self assessment. Pengampunan pajak menjadi jembatan di antara dua situasi
peralihan tersebut, sehingga dapat dipahami sebagai solusi dari peralihan sistem perpajakan
tersebut.

PERTANYAAN
- Apakah tax amnesty bisa diterapkan di Indonesia? Dan berikan pendapat anda?

Anda mungkin juga menyukai