2. Nopriani
4. Viska Vironika
A. PENGERTIAN
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
B. TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut :
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan risiko
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit arteri perifer adalah kondisi di mana
aliran darah ke tungkai tersumbat akibat penyempitan pembuluh darah yang berasal dari jantung
(arteri). Dampaknya, tungkai yang kekurangan pasokan darah akan terasa sakit, terutama saat
berjalan.
Penyakit arteri perifer terkadang tidak menimbulkan gejala dan berkembang secara perlahan.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, penyakit arteri perifer bisa memburuk hingga menimbulkan
kematian jaringan, dan berisiko untuk diamputasi.
Penyakit ini dipicu oleh berbagai kondisi akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti
hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Oleh karena itu, cara paling efektif untuk
mencegah penyakit arteri perifer adalah menjalankan gaya hidup sehat, yaitu dengan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga.
Pada awalnya penderita penyakit arteri perifer tidak mengalami gejala apapun, atau hanya
merasakan gejala ringan, seperti kram, tungkai terasa berat, kebas, atau nyeri. Nyeri yang
dirasakan akan bertambah buruk ketika penderita beraktivitas (misalnya berjalan atau naik
tangga), dan akan reda setelah penderita beristirahat. Kondisi ini disebut juga klaudikasio.
Klaudikasio pada orang lanjut usia sebaiknya tidak hanya dianggap sebagai keluhan yang
normal akibat penuaan. Segera periksa ke dokter bila mengalami gejala tersebut, terutama
jika Anda berusia di atas 50 tahun, perokok, menderita diabetes, hipertensi, atau kolesterol
tinggi.
Karena bila dibiarkan, lama-kelamaaan pembuluh darah arteri akan semakin menyempit dan
menimbulkan keluhan berupa:
Keluhan tersebut merupakan tanda kematian jaringan dan berisiko untuk diamputasi.
Kematian jaringan ini dapat meluas bila tidak segera ditangani.
Selain klaudikasio dan kematian jaringan, beberapa gejala di bawah ini juga dapat menjadi
tanda adanya penyakit arteri perifer:
Sama halnya dengan penyakit jantung koroner dan stroke, penyakit arteri perifer disebabkan
oleh penumpukan lemak di dinding pembuluh darah. Pada penyakit arteri perifer,
penumpukan ini terjadi di pembuluh darah arteri yang memasok darah ke tungkai.
Timbunan lemak dapat membuat arteri menyempit, sehingga aliran darah ke tungkai menjadi
tersumbat. Proses ini disebut juga aterosklerosis, dan bisa terjadi di bagian tubuh mana pun.
Meskipun jarang terjadi, penyakit arteri perifer juga dapat disebabkan oleh peradangan pada
pembuluh darah arteri dan cedera pada tungkai.
Secara alami, arteri memang akan mengeras (arteriosklerosis) dan menyempit seiring
bertambahnya usia (terutama setelah usia 50 tahun), namun proses ini dapat terjadi lebih
cepat pada orang dengan kondisi berikut:
Obesitas
Diabetes
Kebiasaan merokok
Hipertensi
Kolesterol tinggi
Penyakit dengan kadar homosistein tinggi (hyperhomocysteinemia)
Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit arteri perifer, penyakit jantung
koroner, atau stroke.
USGdoppler
USG doppler dapat digunakan untuk melihat kondisi arteri yang tersumbat di tungkai,
menggunakan media gelombang suara.
Angiografi
Angiografi dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras ke dalam pembuluh darah
sebelum dilakukan pengambilan gambar dengan CT scan atau MRI. Tujuannya adalah
agar gambaran pembuluh darah pada hasil pemeriksaan menjadi lebih jelas dan lebih
detail.
Tesdarah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk mengukur kadar kolesterol atau
gula darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer.
Pengobatan penyakit arteri perifer bertujuan untuk mengatasi gejala, agar pasien dapat
kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Pengobatan juga dilakukan untuk menghambat
perburukan aterosklerosis, agar pasien terhindar dari serangan jantung dan stroke.
Pasien akan dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan olahraga rutin 30 menit sehari (5
hari dalam seminggu), dan menjaga berat badan ideal. Langkah-langkah tersebut akan
dikombinasikan dengan:
Obat-obatan
Untuk menangani penyakit arteri perifer, pasien bisa hanya memerlukan 1-2 jenis obat di
bawah ini, atau harus mengonsumsi semua obat berikut:
Operasi
Jika obat-obatan tidak efektif dan nyeri sudah sangat parah, operasi akan dilakukan untuk
memulihkan peredaran darah di kaki. Jenis operasi yang dapat dilakukan adalah:
Angioplasti
Angioplasti dilakukan dengan memasukkan balon kecil bersama kateter, untuk
melebarkan arteri yang menyempit.
Operasi bypass pembuluh darah
Operasi bypass pembuluh darah dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari
bagian tubuh lain, untuk menjadi jalan alternatif bagi pembuluh darah yang tersumbat.
Terapi trombolitik
Terapi trombolitik merupakan prosedur penyuntikkan obat pelarut gumpalan darah,
langsung ke arteri yang menyempit.
Kurangnya asupan darah dapat menimbulkan infeksi atau luka di tungkai, terutama di jari
kaki yang tidak kunjung sembuh. Kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan kematian
jaringan atau gangrene, sehingga harus diamputasi.
Seperti dikatakan sebelumnya, proses aterosklerosis juga dapat terjadi di pembuluh darah
jantung dan otak. Bila dibiarkan, kondisi ini akan menimbulkan komplikasi berbahaya,
seperti stroke atau serangan jantung.
Berhenti merokok.
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Berolahraga rutin 30-45 menit per hari, 3-5 hari dalam seminggu.
Menjaga berat badan ideal.
Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
Mengikuti anjuran dokter untuk mengatasi diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi.
1. Lancet
2. Kapas alkohol
3. Kapas kering
4. Sarung tangan
6. Pengalas
7. Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur Hb (Hbsahli) dll tergantung jenis
pemeriksaan
8. Bengkok
Prosedur pelaksanaan
3. Pasang sampiran
5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
7. Hapushamakan/ disinfeksi kulit dengan kapas alkohol (ujung jari manis atau jari tengah)
dan biarkan kering
9. Usap darah yang baru keluar dengan kapas kering, darah yang keluar berikutnya
digunakan untuk pemeriksaan
12. Cuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepas sarung tangan secara terbalik dan
rendam dalam larutan klorin selama 10 menit
13. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih