Anda di halaman 1dari 8

PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH PERIFER

Disusun Oleh : Kelompok 6

Dosen Pembimbing : Nurayuda, SST.,M.Kes

1. Kiki Fatmala Sari

2. Nopriani

3. Rossy Faritha Octariani

4. Viska Vironika

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A. PENGERTIAN

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan


pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine
(air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsi.

Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan
komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial.
Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

B. TUJUAN

Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut :

1. Mendeteksi penyakit

2. Menentukan risiko

3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis

4. Konfirmasi pasti diagnosis

5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis

6. Membantu pemantauan pengobatan

7. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit

8. Memantau perkembangan penyakit

9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial


membahayakan

10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit arteri perifer adalah kondisi di mana
aliran darah ke tungkai tersumbat akibat penyempitan pembuluh darah yang berasal dari jantung
(arteri). Dampaknya, tungkai yang kekurangan pasokan darah akan terasa sakit, terutama saat
berjalan.

Penyakit arteri perifer terkadang tidak menimbulkan gejala dan berkembang secara perlahan.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, penyakit arteri perifer bisa memburuk hingga menimbulkan
kematian jaringan, dan berisiko untuk diamputasi.

Penyakit ini dipicu oleh berbagai kondisi akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti
hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi. Oleh karena itu, cara paling efektif untuk
mencegah penyakit arteri perifer adalah menjalankan gaya hidup sehat, yaitu dengan
mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rutin berolahraga.

Gejala Penyakit Arteri Perifer

Pada awalnya penderita penyakit arteri perifer tidak mengalami gejala apapun, atau hanya
merasakan gejala ringan, seperti kram, tungkai terasa berat, kebas, atau nyeri. Nyeri yang
dirasakan akan bertambah buruk ketika penderita beraktivitas (misalnya berjalan atau naik
tangga), dan akan reda setelah penderita beristirahat. Kondisi ini disebut juga klaudikasio.

Klaudikasio pada orang lanjut usia sebaiknya tidak hanya dianggap sebagai keluhan yang
normal akibat penuaan. Segera periksa ke dokter bila mengalami gejala tersebut, terutama
jika Anda berusia di atas 50 tahun, perokok, menderita diabetes, hipertensi, atau kolesterol
tinggi.

Karena bila dibiarkan, lama-kelamaaan pembuluh darah arteri akan semakin menyempit dan
menimbulkan keluhan berupa:

 Kaki terasa dingin dan membiru (tampak pucat).


 Muncul luka di kaki yang tidak kunjung sembuh.
 Kaki menghitam dan membusuk.

Keluhan tersebut merupakan tanda kematian jaringan dan berisiko untuk diamputasi.
Kematian jaringan ini dapat meluas bila tidak segera ditangani.
Selain klaudikasio dan kematian jaringan, beberapa gejala di bawah ini juga dapat menjadi
tanda adanya penyakit arteri perifer:

 Bulu kaki rontok


 Otot kaki mengecil
 Pertumbuhan kuku kaki yang rapuh dan lambat
 Disfungsi ereksi pada pria

Penyebab Penyakit Arteri Perifer

Sama halnya dengan penyakit jantung koroner dan stroke, penyakit arteri perifer disebabkan
oleh penumpukan lemak di dinding pembuluh darah. Pada penyakit arteri perifer,
penumpukan ini terjadi di pembuluh darah arteri yang memasok darah ke tungkai.

Timbunan lemak dapat membuat arteri menyempit, sehingga aliran darah ke tungkai menjadi
tersumbat. Proses ini disebut juga aterosklerosis, dan bisa terjadi di bagian tubuh mana pun.

Meskipun jarang terjadi, penyakit arteri perifer juga dapat disebabkan oleh peradangan pada
pembuluh darah arteri dan cedera pada tungkai.

Faktor Risiko Penyakit Arteri Perifer

Secara alami, arteri memang akan mengeras (arteriosklerosis) dan menyempit seiring
bertambahnya usia (terutama setelah usia 50 tahun), namun proses ini dapat terjadi lebih
cepat pada orang dengan kondisi berikut:

 Obesitas
 Diabetes
 Kebiasaan merokok
 Hipertensi
 Kolesterol tinggi
 Penyakit dengan kadar homosistein tinggi (hyperhomocysteinemia)
 Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit arteri perifer, penyakit jantung
koroner, atau stroke.

Diagnosis Penyakit Arteri Perifer


Dari gejala yang dikeluhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama merasakan
denyut nadi di tungkai dan pemeriksaan ankle-brachial index (ABI). ABI bertujuan
membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dengan tekanan darah di lengan. Tekanan
darah yang lebih rendah di pergelangan kaki, dapat menandakan penyakit arteri perifer.

Untuk memastikannya, dokter akan menjalankan pemeriksaan lanjutan berupa:

 USGdoppler
USG doppler dapat digunakan untuk melihat kondisi arteri yang tersumbat di tungkai,
menggunakan media gelombang suara.
 Angiografi
Angiografi dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras ke dalam pembuluh darah
sebelum dilakukan pengambilan gambar dengan CT scan atau MRI. Tujuannya adalah
agar gambaran pembuluh darah pada hasil pemeriksaan menjadi lebih jelas dan lebih
detail.
 Tesdarah
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk mengukur kadar kolesterol atau
gula darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer.

Pengobatan Penyakit Arteri Perifer

Pengobatan penyakit arteri perifer bertujuan untuk mengatasi gejala, agar pasien dapat
kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Pengobatan juga dilakukan untuk menghambat
perburukan aterosklerosis, agar pasien terhindar dari serangan jantung dan stroke.

Pasien akan dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan olahraga rutin 30 menit sehari (5
hari dalam seminggu), dan menjaga berat badan ideal. Langkah-langkah tersebut akan
dikombinasikan dengan:

Obat-obatan

Untuk menangani penyakit arteri perifer, pasien bisa hanya memerlukan 1-2 jenis obat di
bawah ini, atau harus mengonsumsi semua obat berikut:

 Obat untuk kolesterol, misalnya simvastatin. Obat ini berfungsi menurunkan


kolesterol.
 Obat untuk hipertensi, misalnya obat jenis ACE inhibitor. Obat ini diberikan untuk
menurunkan tekanan darah.
 Obat untuk diabetes, misalnya metformin. Obat ini diberikan untuk menurunkan kadar
gula darah.
 Obat pengencer darah, misalnya aspirin atau clopidogrel. Obat ini berfungsi untuk
mencegah penumpukan gumpalan darah di pembuluh arteri yang menyempit.
 Obat untuk melebarkan pembuluh darah, misalnya cilostazol atau pentoxifylline. Obat
ini mengembalikan aliran darah kembali lancar.

Operasi

Jika obat-obatan tidak efektif dan nyeri sudah sangat parah, operasi akan dilakukan untuk
memulihkan peredaran darah di kaki. Jenis operasi yang dapat dilakukan adalah:

 Angioplasti
Angioplasti dilakukan dengan memasukkan balon kecil bersama kateter, untuk
melebarkan arteri yang menyempit.
 Operasi bypass pembuluh darah
Operasi bypass pembuluh darah dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari
bagian tubuh lain, untuk menjadi jalan alternatif bagi pembuluh darah yang tersumbat.
 Terapi trombolitik
Terapi trombolitik merupakan prosedur penyuntikkan obat pelarut gumpalan darah,
langsung ke arteri yang menyempit.

Komplikasi Penyakit Arteri Perifer

Kurangnya asupan darah dapat menimbulkan infeksi atau luka di tungkai, terutama di jari
kaki yang tidak kunjung sembuh. Kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan kematian
jaringan atau gangrene, sehingga harus diamputasi.

Seperti dikatakan sebelumnya, proses aterosklerosis juga dapat terjadi di pembuluh darah
jantung dan otak. Bila dibiarkan, kondisi ini akan menimbulkan komplikasi berbahaya,
seperti stroke atau serangan jantung.

Pencegahan Penyakit Jantung Koroner


Cara paling efektif untuk mencegah penyakit arteri perifer adalah mencegah terjadinya
aterosklerosis, yaitu dengan:

 Berhenti merokok.
 Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
 Berolahraga rutin 30-45 menit per hari, 3-5 hari dalam seminggu.
 Menjaga berat badan ideal.
 Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
 Mengikuti anjuran dokter untuk mengatasi diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi.

PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH PERIFER

Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium dapat diambil dari perifer


(pembuluh darah tepi), vena, arteri. Pengambilan darah perifer (pembuluh darah tepi)
digunakan untuk pemeriksaan-pemeriksaan: jenis/ golongan darah, HB, guladarah, malaria,
filaria, dll. Pengambilan darah sebaiknya tidak dilakukan pada ujung jari yang mengalami
gangguan peredaran darah misalnya cyanosis setempat, haematoma, peradangan, dll.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat, sebab bila lambat, maka tetes darah
akan membeku. Untuk mendapatkan darah yang lebih banyak jangan menekan-nekan atau
meremas-meras daerah yang ditusuk, sebab akibat tindakan ini darah akan encer, karena
bercampur dengan cairan jaringan. Untuk pengambilan bahan untuk pemeriksaan filarial
harus pada malam hari antara jam 22.00 sampai 24.00 dan lingkungan agak gelap sedikit.

Peralatan dan perlengkapan

1. Lancet

2. Kapas alkohol

3. Kapas kering

4. Sarung tangan

5. Larutan klorin 0,5%

6. Pengalas

7. Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur Hb (Hbsahli) dll tergantung jenis
pemeriksaan

8. Bengkok

Prosedur pelaksanaan

1. Beritahu dan jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan


2. Siapkan alat dan bahan, bawa ke dekat pasien

3. Pasang sampiran

4. Atur posisi pasien senyaman mungkin

5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih

6. Pakai sarung tangan

7. Hapushamakan/ disinfeksi kulit dengan kapas alkohol (ujung jari manis atau jari tengah)
dan biarkan kering

8. Tusuk ujung jari dengan lancet secara tegak lurus

9. Usap darah yang baru keluar dengan kapas kering, darah yang keluar berikutnya
digunakan untuk pemeriksaan

10. Tekan bekas tusukan dengan kapas kering

11. Bereskan alat, buangalah suntikan dengan benar

12. Cuci sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepas sarung tangan secara terbalik dan
rendam dalam larutan klorin selama 10 menit

13. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk bersih

14. Lakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai