“NYERI PERINIUM”
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH :
KELOMPOK 17
LEOPOLD :
Leopod I : Bokong, dan Tfu = 31 cm
Leopod II : Kanan: Punggung
Leopod III : Penurunan kepala : Sudah
Leopod IV : Kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul
DJJ : frekuensi : 137x/menit, Status janin : Hidup, Vagina touché : pembukaan 3- 4
cm dan teraba lunak pada jam 14.00 wita.
Saat dilakukan pengkajian kembali pada jam 16.45 wita. TD 110/78 mmHg, N: 84 x/m, S:
36,6 °C, RR 22 x/m. Klien mengeluh mules seperti ingin BAB dan kontraksi masih terasa
terus menerus. Skala nyeri dirasakan yaitu 6, dirasakan di bagian perut menjalar ke
pinggang. Klien mngejan secara perlahan, ketika mengejan ada darah dan sisa cairan
amnion yang keluar dari vagina setelah dilakukan VT pembukaan lengkap 10 cm. Kepala
bayi menonjol ibu ingin terus mengejan, kepala tampak didepan vulva, dan keluar lendir
dan darah. Kien meneran dengan dibantu dibimbing. Setelah 20 menit klien menejan, bayi
lahir. Klien tampak meringis menahan sakitnya. Kontak mata klien spontan, Klien dapat
membina hubungan sosial yang baik.
Pada saat proses pengeluaran janin klien tampak meringis dan menangis, klien tampak
mengedan sambil berpegangan bead pasien karena merasakan nyeri, tampak pengeluaran
darah dan sisa cairan amnion yang keluar dari vagina, tampak perinium yang menonjol,
pembukaan lengkap 10cm, bayi lahir dengan selamat dan perlu dilakukan episiotomi,
dengan luka perineum 2 cm dan heating sebanyak 7 kali.
CATATAN KELAHIRAN :
1. Bayi lahir jam : 17.10
2. Berat bayi baru lahir : 3.6 kg
3. Panjang bayi : 56 cm
4. Lingkar kepala: 32 cm
5. Pengobatan : bayi diberikan vitamin K
Uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus pelepasan plasentas
selama 5 menit dan keluar spontan dengan tekanan ada fundus uteri. Pengeluaran plasenta
di sertai dengan pengeluaran darah bercampur lendir. Plasenta lahir jam : 17.15, Cara lahir
plasenta : penegangan tali pusat terkendali dan masasse fundus uteri, Karakteristik
Plasenta: plasenta lahir utuh, lengkap.
Pada jam: 17.20 keadaan umum klien tampak lemah dan lelah, klien mengatakan bahwa ia
merasa lelah dan ingin istirahat. Tanda Vital: TD 110/80 mmHg, N 88 x/m, S 36o C, RR
20 x/m. Perdarahan: ±50ml, Karakteristik: Segar, tidak menggumpal.
3. Rumusan Masalah
Pertanyaan klinik :
Mana yang lebih efektif ,senam nifas atau kompres hangat dan dingin dalam mengatasi
nyeri luka perenium?
(Patient, Pasien post partum dengan nyeri perineum
Population, or
problem)
(Intervention) 1. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pre- experimental
dengan pendekatan one - group pretest posttest design.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu postpartum yang
mengalami nyeri perieum dan kecemasan. Sampel penelitian
ini berjumlah 37 orang. Pengumpulan data dilakukan
langsung oleh peneliti dengan melakukan pemeriksaan
terlebih dahulu sebelum senam nifas untuk memastikan
responden mengalami nyeri perineum dengan melakukan
wawancara terhadap perasaan nyeri dan kecemasan, melihat
riwayat komplikasi postpartum, serta tanda-tanda vital untuk
memastikan responden masuk pada kategori penelitian.
2. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasy experiment
dengan desain one group pretest post and posttest design
yaitu membandingkan intensitas nyeri luka perineum
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan kompres hangat
atau kompres dingin. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari-Juni 2018. Jumlah sampel penelitian yaitu 30 orang,
15 orang kelompok kompres hangat dan 15 orang kelompok
kompres dingin. Populasi penelitian yaitu ibu post partum
yang mengalami luka perineum di BPM Siti Julaeha. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Alat
ukur yang digunakan yaitu Numerical Rating Scale (NRS).
(Comparation) Terdapat perbandingan antara jurnal pertama dan jurnal kedua,
yaitu :
1. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh
senam nifas terhadap perubahan intensitas nyeri perineum
ibu postpartum. Sejalan dengan teori yang di kemukakan
oleh Widianti dan Proverawati (2010) bahwa senam nifas
dapat membantu ibu dari ketergantungan peran sakit
menjadi sehat, meningkatkan sirkulasi darah,
merelaksasikan dasar panggul, serta dapat memperbaiki
sikap tubuh setelah melahirkan.
2. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam hal ini terapi
kompres dingin lebih efektif dan terbukti dalam menurunkan
nyeri luka perineum dari pada kompres hangat, karena efek
kompres dingin menyebabkan dampak fisiologis
vasokontriksi pada pembuluh darah, mengurangi rasa nyeri
dan merasa nyaman. Dengan diberikannya kompres dingin
secara tidak langsung akan tercipta hubungan baik antara
pasien dan tenaga kesehatan. Ibu nifas dapat menjalani masa
nifasnya dengan aman dan nyaman.
(Outcome) 1. Setelah di lakukan senam nifas dapat menurunkan intensitas
nyeri perineum.
2. Setelah di lakukan kompres hangat maupun kompres dingin
dapat menurunkan intensitas nyeri perineum pada pasien pots
partum.
Metode Strategi / Penelusuran Bukti
a. Jurnal Pertama:
Pengaruh Senam Nifas terhadap Intensitas Nyeri Perineum dan Kecemasan Ibu
Postpartum di RSIA Pertiwi Makassar. Andi Rahmaniar SP1*, Amatullah Afifah
Halik1, Nahdiah Purnamasari3 1Departemen Fisioterapi, Fakultas Keperawatan,
Universitas Hasanuddin
b. Jurnal Kedua :
Efektivitas Kompres Hangat dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Luka
Perinium Pada Ibu Post Partum Di BPM SITI JULAEHA PEKANBARU. Elly
Susilawati 1) Wita Raniva Ilda 2). Program Studi D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau.
Hasil Penelususuran
Diskusi
Perineum merupakan area/jaringan yang menghubungkan antara vagina dan anus. Perineum
berhubungan dengan otot-otot panggul. Pintu bawah panggul berisikan otot-otot yang akan
menopang organ panggul, mulai vulva hingga anus. Perineum sangat penting bagi wanita
selama proses persalinan karena mampu memberikan ruang pada vagina untuk melahirkan
kepala bayi.
Luka perineum biasanya dirasakan sangat nyeri oleh ibu nifas tapi ada juga ibu nifas yang
tidak merasakan nyeri meskipun ada laserasi di perineumnya, hal tersebut terjadi karena
ambang nyeri pada setiap orang berbeda-beda. Ruptur perineum adalah robeknya perineum
pada saat janin lahir. Robekan ini sifatnya traumatic karena perineum tidak kuat menahan
regangan pada saat janin lewat (Siswosudarmo & Emilia,2008).
Luka pada perineum biasanya ringan, akan tetapi kadang-kadang terjadi luka yang luas dan
berbahaya. ibu nifas akan mengalami keluhan nyeri pada perineum akibat luka jahitan
peradangan ataupun bengkak dan lecet pada vagina.
Kesimpulan
Luka perineum akan menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman pada ibu postpartum, hal ini
akan mengganggu interaksi ibu dan bayi, membuat ibu lebih rentan terkena infeksi dan terjadi
perdarahan jika luka perineum tidak dipantau dengan baik. Nyeri perineum akan
menimbulkan dan mempengaruhi kesejahteraan perempuan secara fisik, psikologis dan sosial
pada periode postnatal langsung maupun dalam jangka panjang (Mochtar, 2008).
Daftar Pustaka
Dewi Susilowati, Triwik Sri Mulati. (2018). Penggunaan Bebat Perinium (Kempitan) Untuk
Mengurangi Nyeri Luka Perinium Pada Ibu Post Partum Kementerian Kesehatan
Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan.
Siti Istiana, dkk. (2020). Pengaruh derajat laserasi perineum terhadap skala nyeri perineum
pada ibu post partum. Program Studi DIII Kebidanan, Universitas
Muhammadiyah Semarang – Indonesia .
Elly Susilawati, Wita Raniva Ilda. (2019). Efektivitas Kompres Hangat Dan Kompres Dingin
Terhadap Intensitas Nyeri Luka Perinium Pada Ibu Post Partum Di BPM SITI
JULAEHA PEKANBARU. Program Studi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Riau. http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jomis/article/download/638/455/
Andi Rahmaniar, dkk. (2019).Pengaruh Senam Nifas terhadap Intensitas Nyeri Perineum dan
Kecemasan Ibu Postpartum di RSIA Pertiwi Makassar.Departemen Fisioterapi,
Fakultas Keperawatan, Universitas Hasanuddin.
https://mail.jurnal.fk.umi.ac.id/index.php/umimedicaljournal/article/download/64/
62