Anda di halaman 1dari 11

MANUSKRIP

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) TENTANG “STIMULASI PERSEPSI


HALUSINASI” DI RUANGAN AL-BALKHI I RUMAH SAKIT LANCANG KUNING
PEKANBARU

CI LAHAN : Ns. R. TRIONA AFISMA, S. Kep

CI PENDIDIKAN : Ns. YENI YARNITA, S. Kep., M. Kep

Ns. PRATIWI GASRIL, S. Kep., M. Kep

DISUSUN OLEH :

FARHAN NUR AKSA INTAN MARFIDIA WATI

RAFIQAH ZAHRAH MARATUS SOLEKHATI

DESTI ARNITA JUANDRI VANESA FITRINDA

NUR AYU SYAHFITRI TRI INDAH UTAMI

YUNIA HUSNA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

DAN KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) TENTANG “STIMULASI PERSEPSI
HALUSINASI “ DI RUANG INAP AL-BALKHI I RUMAH SAKIT LANCANG
KUNING PEKANBARU

Abstrak

Kegiatan Terapi Aktivita Kelompok (TAK) tentang Stimulasi Persepsi Halusinasi ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman bagaimana pasien dapat
mengontrol halusinasinya dengan berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
yaitu dengan cara menghardik halusinasi, minum obat secara teratur, berbicara atau
bercaka-cakap dengan orang lain serta melakukan aktivitas terjadwal. Pada TAK yang
pertama, tujuan nya pasien dapat menyebutkan tentang halusinasi yang dialaminya, waktu
terjadi halusinasi, isi dari halusinasi, perasaan saat terjadi halusinasi dan pasien dapat
mempraktikkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi. Kegiatan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ini dilakukan kepada pasien halusinasi yang kooperatif di
ruang inap Al-Balkhi I Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru selama 60 menit yang
dilaksanakan pada tanggal 24 April pukul 08.00 s/d selesai

Kata Kunci : Terapi Aktivitas Kelompok, Halusinasi, Pasien

A. LATAR BELAKANG memperkirakan 450 juta orang di


Gangguan jiwa adalah seluruh dunia mengalami gangguan
sindrom atau pola perilaku yang jiwa, sekitar 10% orang dewasa
secara klinis bermakna yang mengalami gangguan jiwa saat ini
berhubungan dengan distress atau dan 25% penduduk diperkirakan
penderitaan (Suryenti & Sari, akan mengalami gangguan jiwa
2017). Gangguan jiwa merupakan pada usia tertentu selama hidupnya.
salah satu penyakit yang Hasil Riset Kesehatan Dasar
menempati urutan 4 besar bersama (2013) menunjukkan bahwa
dengan penyakit degeneratif, penderita gangguan jiwa berat di
kanker, dan kecelakaan (Hidayah, Indonesia adalah 1,7 per 1.000
2015). orang. Riskesdas (2013) turut
Menurut World Health mencatat proporsi rumah tangga
Organization (2009) dengan minimal salah satu rumah
tangga mengalami gangguan jiwa Gondohutomo tahun 2012
berat dan pernah dipasung menunjukkan bahwa pasien
mencapai 18,2% di daerah halusinasi berjumlah 3.444 pasien
pedesaan. Sementara di perkotaan, dengan rata-rata perbulan 287
proporsinya mencapai 10,7% pasien, tahun 2013 meningkat
(Riset Kesehatan Dasar , 2013). menjadi 3.665 pasien dengan rata-
Menurut hasil penelitian yang rata perbulan 305. Pada bulan
pernah dilakukan, gangguan jiwa Januari 2014 jumlah pasien
yang terjadi di Provinsi Jawa halusinasi mencapai 300 pasien,
Tengah terdapat 3 orang perseribu kajadian ini menunjukan bahwa
penduduk dan 50% adalah akibat kasus halusinasi semakin
dari kehilangan pekerjaan. Dengan meningkat setiap tahunnya
demikian dari 32.952.040 berdasarkan Pencatatan Rekam
penduduk Jawa Tengah terdapat Medis RSJD Dr. Amino
sekitar 98.856 orang yang Gondohutomo Semarang tahun
mengalami gangguan jiwa 2013 (Hidayah, 2015).
(Hidayah, 2015). Setelah melakukan
Halusinasi merupakan salah pengkajian di Rumah Sakit
satu gangguan jiwa yang sering Lancang Kuning Pekanbaru
temui pada pasien rumah sakit khususnya di ruang rawat inap Al-
jiwa. Halusinasi adalah gangguan Balkhi 1, prevalensi pasien
penerimaan pancaindra tanpa halusinasi mencapai setengah dari
stimulasi eksternal (halusinasi jumlah pasien yang dirawat di
pendengaran, penglihatan, ruangan tersebut dengan jumlah 15
pengecapan, penciuman, dan pasien dari 30 pasien yang dirawat
perabaan). Gangguan jiwa di ruangan Al-Balkhi 1. Pasien
halusinasi pada individu ditandai tersebut menderita berbagai macam
dengan perubahan sensori persepsi halusinasi, mulai dari halusinasi
yaitu merasakan sensasi palsu pendengaran, penglihatan,
berupa suara, penglihatan, penciuman dan lain-lain.
pengecapan, perabaan atau Adapun gejala-gejala yang
penghiduan (Keliat, 2016). dapat diamati pada pasien
Prevalensi pasien halusinasi halusinasi diantaranya bicara atau
di RSJD DR. Amino tertawa sendiri, marah-marah tanpa
sebab, menunjuk ke arah tertentu, oleh sesorang therapist atau
ketakutan pada sesuatu yang tidak petugas kesehatan jiwa yang telah
jelas, mencium seperti sedang terlatih (Suryenti & sari, 2017)
membau-bauin sesuatu, menutup Keuntungan dalam terapi
hidung (Yusuf, 2015). aktivitas kelompok yaitu dapat
Dampak yang dapat mengobati klien dalam jumlah
ditimbulkan oleh klien yang banyak; anggota kelompok dapat
mengalami halusinasi adalah mendiskusikan masalah-masalah
kehilangan kontrol dirinya. Dimana mereka sehingga menurunkan
klien mengalami panik dan perasaan terisolasi, perbedaan-
perilakunya dikendalikan oleh perbedaan, dan meningkatkan klien
halusinasinya. Dalam situasi ini dalam berpartisiapasi dan bertukar
klien dapat melakukan bunuh diri pikiran, memberi kesempatan
(suicide), membunuh orang lain kepada klien unuk menggali gaya-
(homicide), bahkan merusak gaya berkomunikasi dari klien
lingkungan. Untuk memperkecil dalam lingkungan yang aman dan
dampak yang ditimbulkan, mampu menerima umpan balik dari
dibutuhkan penanganan halusinasi orang lain, anggota kelompok
dengan segera dan tepat dimana dapat belajar bermacam cara dalam
langkah pertama adalah membina memecahkan masalah, serta dapat
hubungan saling percaya melalui membantu memecahkan masalah
komunikasi dengan halusinasi orang lain (Muhith, 2015)
(Hidayah, 2015). Penggunan kelompok
Terapi yang bisa di berikan dalam praktik keperawatan jiwa
dalam penatalaksanaan mengatasi memberikan dampak positif dalam
halusinasi barupa terapi upaya pencegahan, pengobatan
psikofarmakodinamika, terapi ETC atau terapi serta pemulihan
dan terapi aktivitas keloompok kesehatan jiwa. Selain itu,
(Hidayah, 2015). Terapi aktivitas dinamika kelompok tersebut
kelompok merupakan suatu membantu pasien meningkatkan
psikoterapi dilakukan sekelompok perilaku adaptif dan mengurangi
pasien bersama-sama dengan perilaku maladaptif (Yusuf, 2015).
berjalan berdiskusi satu sama lain Berdasarkan data dan
yang di pimpin atau di arahkan permasalahan diatas, maka kami
tertarik untuk melakukan Terapi C. METODE KEGIATAN
Aktivitas Kelompok (TAK) Kegiatan ini dilakukan dengan
mengenai Stimulasi Persepsi beberapa tahap yaitu Persiapan,
Halusinasi yang kami anggap Orientasi, Kerja, Game dan
efektif dilakukan untuk menolong Terminasi. Didalam tahap
pasien dalam hal sosialisasinya persiapan, ada beberapa hal yang
dengan lingkungan sekitarnya dan harus dilakukan yaitu memilih
mampu mengontrol halusinasinya. klien sesuai dengan indikasi yaitu
Dan yang bisa mengikuti TAK ini klien yang tenang dan mengalami
adalah pasien halusinasi yang perubahan persepsi sensori :
sudah kooperatif dan mampu Halusinasi, membuat kontrak
mengontrol dirinya sendiri dan dengan klien dan mempersiapkan
tidak mengganggu orang lain. alat dan tempat pertemuan.
B. TUJUAN Selanjutnya, masuk ke tahap
1. Tujuan Umum orientasi, ada beberapa hal yang
Setelah di berikan Terapi harus dilakukan seperti salam
Aktivitas Kelompok diharapkan terapeutik berupa salam dari
para pasien dapat mengenal perawat kepada pasien,
halusinasi dan cara menghardik Meperkenalkan nama, kemudian
halusinasi. menanyakan nama dan panggilan
2. Tujuan Khusus semuan pasien. Kemudian setelah
a. Klien dapat mengetahui salam terapeutik ada Evaluasi/
tentang pengertian halusinasi Validasi, di sini moderator akan
b. Klien mengenal waktu menanyakan perasaan klien saat ini
terjadinya halusinasi bagaimana. Kemudian yang
c. Klien mengenal terjadinya terakhir di tahap orientasi adalah
halusinasi kontrak, dimana kontrak ini
d. Klien mengenal moderator menjelaskan kegiatan
perasaannya pada saat yang akan dilaksanakan pada
tejadi halusinasi pasien dengan gangguan persepsi
e. Klien mengetahui cara sensori : Halusinasi, moderator
mengontrol halusinasi menjelaskan aturan pelaksanaan
dengan cara menghardik kegiatan Terapi Aktivitas
halusinasi Kelompok.
Tahap kerja berupa leader menghardik halusinasi akan
menjelaskan konsep halusinasi dan diberikan dooprize.
cara menghardik halusinasi, leader Tahap yang terakhir yaitu
dan co-leader dibantu oleh Terminasi, dimana memberikan
fasilitator mengajarkan cara reioforcement positif kepada
menghardik halusinasi, peserta pasien, moderator menanyakan
melakukan demonstrasi tentang perasaan pasien setelah mengikuti
cara menghardik halusinasu yang TAK dan pemahaman tentang cara
dibantu oleh fasilitator, peserta di menghardik halusinasi, dan kontrak
izinkan bertanya, memberikan waktu untuk TAK selanjutnya,
reinforcement positif pada peserta Observer membuat kesimpulan
yang bertanya leader memberikan mengenai TAK yang sudah
game berupa mengulang kembali dilakukan, dan moderator menutup
cara menghardik halusinasi dengan acara yang diucapkan dengan
baik dan benar, kemudian siapa salam.
yang bisa dan berani di berikan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dooprize. Kegiatan Terapi Aktivitas
Tahap selanjutnya yaitu bermain Kelompok (TAK) ini dilaksanakan
game. Pada tahap ini, pasien pada hari sabtu, 24 April pukul
diberikan game untuk menguji 08.00-09.00 di ruang inap Al-
apakah mereka paham cara Balkhi 1 Rumah Sakit Lancang
menghardik halusinasi yang telah Kuning Pekanbaru. Kegiatan ini
diajarkan. Leader menjelaskan diikuti oleh 8 pasien yang telah
terlebih dahulu cara bermain game memenuhi kriteria pasien. Kegiatan
yaitu dengan memberikan game ini berjalan dengan baik dan lancar,
berupa mengoper bola hingga kemudian dalam pelaksanaannya
musik berhenti, ketika music juag menggunakan protocol
berhenti dan bola ada di tangan kesehatan seperti menggunakan
pasien, maka pasien tersebut masker.
disuruh berdiri kemudian Kegaiatan diawali dengan tahap
mengulang kembali cara persiapan, dimana ada beberapa hal
menghardik halusinasi dengan baik yang harus dilakukan yaitu
dan benar. Pasien yang bisa memilih klien sesuai dengan
mempraktikkan kembali cara indikasi yaitu klien yang tenang
dan mengalami perubahan persepsi menjelaskan aturan pelaksanaan
sensori : Halusinasi, membuat kegiatan Terapi Aktivitas
kontrak dengan klien dan Kelompok.
mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan.

Gambar 2. Tahap Orientasi


Gambar 1. Tahap persiapan (Salam terapeutik,
Evaluasi/Validasi dan Kontrak)
Tahap kedua, Orientasi
Tahap kerja berupa leader
dimana ada beberapa hal yang
menjelaskan konsep halusinasi dan
harus dilakukan seperti salam
cara menghardik halusinasi, leader
terapeutik berupa salam dari
dan co-leader dibantu oleh
perawat kepada pasien,
fasilitator mengajarkan cara
Meperkenalkan nama, kemudian
menghardik halusinasi, peserta
menanyakan nama dan panggilan
melakukan demonstrasi tentang
semuan pasien. Kemudian setelah
cara menghardik halusinasu yang
salam terapeutik ada Evaluasi/
dibantu oleh fasilitator, peserta di
Validasi, di sini moderator akan
izinkan bertanya, memberikan
menanyakan perasaan klien saat ini
reinforcement positif pada peserta
bagaimana. Kemudian yang
yang bertanya leader memberikan
terakhir di tahap orientasi adalah
game berupa mengulang kembali
kontrak, dimana kontrak ini
cara menghardik halusinasi dengan
moderator menjelaskan kegiatan
baik dan benar, kemudian siapa
yang akan dilaksanakan pada
yang bisa dan berani di berikan
pasien dengan gangguan persepsi
dooprize.
sensori : Halusinasi, moderator
Tahap selanjutnya yaitu bermain
game. Pada tahap ini, pasien
diberikan game untuk menguji
apakah mereka paham cara
menghardik halusinasi yang telah
diajarkan. Leader menjelaskan
terlebih dahulu cara bermain game
yaitu dengan memberikan game
berupa mengoper bola hingga
musik berhenti, ketika music
berhenti dan bola ada di tangan
pasien, maka pasien tersebut
Gambar 3. Tahap kerja (Leader disuruh berdiri kemudian
menjelaskan cara menghardik mengulang kembali cara
halusinasi menghardik halusinasi dengan baik
dan benar. Pasien yang bisa
mempraktikkan kembali cara
menghardik halusinasi akan
diberikan dooprize.
Gambar 5. Tahap Terminasi
(Evaluasi dan Rencana Tindak
Lanjut)
Gambar 4. Tahap bermain
game E. SIMPULAN
Kegiatan Terapi Aktivitas
Tahap yang terakhir
Kelompok tentang Stimulasi
yaitu Terminasi, dimana
Persepsi : Halusinasi kepada pasien
memberikan reioforcement
halusinasi diajarkan cara
positif kepada pasien, moderator
mengontrol halusinasinya dengan
menanyakan perasaan pasien
cara yang pertama yaitu dengan
setelah mengikuti TAK dan
cara menghardik halusinasi melalui
pemahaman tentang cara
metode ceramah, demonstrasi dan
menghardik halusinasi, dan
game. Dari hasil evaluasi yang
kontrak waktu untuk TAK
telah dilakukan pada saat terminasi
selanjutnya, Observer membuat
menunjukkan bahwa pasien bisa
kesimpulan mengenai TAK
mempraktikkan cara mengontrol
yang sudah dilakukan, dan
halusinasi dengan cara menghardik
moderator menutup acara yang
halusinasi yang dialaminya.
diucapkan dengan salam.
F. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada seluruh pasien
yang telah mau berpartisi dalam
kegiatan TAK yang telah
dilaksanakan. Kemudian kepada CI semarang. Jurnal
Lahan yang telah banyak Keparawatan , vol. 8, No. 1 ,
membantu dan membimbing kami 44-55.
untuk terlaksananya kegiatan TAK
Keliat. (2016). Keperawatan Jiwa.
ini kepada Ns. R. Triona Afisma,
Jakarta: EGC
S.Kep. dan tak lupa juga kami
sangat berterima kasih kepada para Kusumawati, Farida dan Yudi
dosen sebagai CI Pendidikan yang Hartono (2012). Buku Ajar
telah banyak membantu dalam Keperawatan Jiwa. Jakarta:
pelaksanaan kegiatan ini, kepada Salemba Medika.
Ibu Ns. Pratiwi Gasri, S.Kep.,
Muhith, Abdul (2015). Pendidikan
M.Kep dan Ibu Ns. Yeni Yarnita
Keperawatan Jiwa. Jakarta:
S.Kep., M.Kep.
Penerbit ANDI.
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Eko (2014). Konsep &
Dalami E, dkk (2014). Asuhan Aplikasi Asuhan Keperawatan
Keperawatan Klien Dengan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Gangguan Jiwa. Jakarta: CV. Medika.
Trans Info Media.
Suryenti, V., & Sari, E. V. (2017).
Direja, Ade Herman Surya (2011). Pengaruh terapi aktivitas
Buku Asuhan Keperawatan kelompok stimulasi persepsi
Jiwa. Yogyakarta: Nuha halusinasi terhadap
Medika. kemampuan mengontrol
halusinasi pada pasien
Hasil Riset Kesehatan Dasar
skizofrenia di ruang rawat
(2013).
inap arjuna rumah Sakit Jiwa
Hidayah, A. N. (2015). Pengaruh Daerah Provinsi Jambi. Riset
terapi aktivitas kelompok Informasi Kesehatan, vol. 6,
stimulasi persepsi-persepsi No.2, 174-183.
terhadap kemampuan
Yusuf, AH, dkk (2015). Buku Ajar
mengontrol halusinansi pada
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
pasien halusinasi di RSJD DR.
Jakarta: Salemba Medika.
Amino Gondohutomo

Anda mungkin juga menyukai