PENDAHULUAN
Aerides odorata Lour adalah salah satu spesies dari famili Orchidaceae, anggrek epifit
karena bentuk bunga A. odorata tersusun dalam tandan. A. Odorata dapat ditemukan
Spesies di Asia (Kocyan, Vogel, Conti dan Gravendeel, 2008). A. Odorata memiliki
daya tarik tersendiri yaitu bunganya megeluarkan aroma yang harum, memiliki warna
bunga dominan putih serta bintik-bintik merah muda atau ungu (Mukherjee, 1983). A
.odorata juga memiliki nilai yang tinggi, karena anggrek ini dapat melakukan
persilangan dengan jenis anggrek lainnya seperti genus Vanda dan Rhyncotylis.
Spesies yang hidup di alam liar memiliki tingkat kepunahan yang tinggi
kerusakan habitat alam yang diakibat dari deforestasi, penebangan dan perluasan
daerah pertanian serta eksploitasi sumber daya alam oleh penduduk. Dalam
Flora) tahun 2015 bahwa A. odorata masuk kedalam kategori appendix II. Oleh karena
memiliki endosperm sehingga sulit tumbuh di alam (Arditti, dan Ernst, 1993). Solusi
sarana efektif dan potensial untuk mendapatkan bibit yang baik dan cepat karena
sel yang selama masa perkecambahan biji membentuk struktur berupa umbi
(Zulkarnain, 2009).
komposisi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Media dan komposisi ZPT yang tidak tepat
menyebabkan PLB gagal terbentuk atau beregenerasi (Chen dan Chang, 2001). Untuk
konsentrasi ZPT sitokinin (BAP) dan auksin (2,4-D) kedalam medium. Sallysburi dan
Ross (1995) mengatakan bahwa penambahan kombinasi auksin dan sitokinin didalam
jaringan dapat bekerja secara sinergis, auksin didalam jaringan akan mestimulus
sitokinin dan dapat menaikan laju sintesis protein sehingga terbentuk sel-sel baru yang
digunakan karena sangat efektif dalam menginduksi tunas, pembentukan daun, mudah
didapat dan harganya relatif murah (George dan Sherington, 1984). Selain itu BAP
juga merupakan ZPT sintetik yang tidak mudah di rombak oleh sintesis enzim dari
tanaman (Kurnianingsih, Marfuah dan Ihsan, 2009). BAP lebih stabil dibandingkan
sitokinin lainnya (Reddy, 2014). Sedangkan 2.4-D juga memiliki kelebihan yaitu
aktifitas yang stabil untuk memacu difrensiasi sel, menekan organogesis serta menjaga
pertumbuhan, memiliki aktifitas yang kuat karena gugus karboksilnya dipisahkan oleh
karbon dan oksigen, serta dapat meningkatkan sintesis protein dan tekanan osmotik.
sitokinin diantaranya yaitu hasil penelitian Tokuhara dan Mii (2001), pemberian
konsentrasi auksin dan sitokinin optimum untuk induksi dan multiplikasi PLB anggrek
Phalaenopsis sp L. dan Doritaenopsis adalah 0,25 ppm auksin dan 0,5 ppm sitokinin.
Berdasarkan hasil penelitian Makhziah (2008), kombinasi auksin dan sitokinin yang
seimbang merupakan komposisi terbaik untuk pertumbuhan jumlah daun dan jumlah
akar pada media MS. Konsentrasi 2,4-D 0,1 ppm dan konsentrasi BAP 2 ppm
dengan penambahan konsentrasi auksin 0,1 ppm dan sitokinin 0,25 ppm merupakan
hasil terbaik untuk perbanyakan PLB (Hardjo, Binanto dan Savitri, 2016).
BAP ?
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon PLB A. odorata
dan BAP secara in vitro dan mengetahui cara pembudidayaan dan teknik-teknik
1.5 Hipotesis