Anda di halaman 1dari 8

Lampiran 1

PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN


KEPADA MASYARAKAT TERHADAP ZOONOSIS

UPAYA PREVENTIF TERHADAP ZOONOSIS DI ERA NEW NORMAL

WORLD VETERINARY DAY 2021


KEMENTRIAN KAJIAN DAN STRATEGIS BEM FKH UB

Diusulkan oleh:
Yustina Desti Kawuri / 20/461947/KH/10782 / 2020

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
Pentingnya Menjaga Kebersihan dan Peningkatan Pengetahuan kepada
Masyarakat terhadap Zoonosis

Masyarakat di seluruh belahan dunia saat ini sedang berada dimasa yang
sangat sulit akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung cukup lama.
Masyarakat seluruh dunia harus bisa beradaptasi dengan keadaan sekarang ini yang
mengharuskan semua orang mampu menaati protokol kesehatan agar terhindar dari
bahaya penularaan virus Covid-19 ini. Sehingga banyak aktivitas yang berubah dari
sebelumnya dan menuntut semua orang untuk terus bisa beradaptasi.

Sebenarnya apa yang menjadi awal mula seluruh kekhawatiran dunia saat
ini adalah akibat dari suatu penyebaran penyakit yang dikenal sebagai zoonosis.
Zoonosis adalah penyakit pada binatang yang dapat ditularkan kepada manusia atau
sebaliknya. Menurut Padaga dkk (2018), munculnya penyakit menural baru
(emerging disease) dan penyakit lama yang insidensinya meningkat kembali (re-
emerging disease) mempunyai dampak signifikan terhadap perekonomian global
dan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan
demi kepentingan pribadi maupun orang lain.

Seorang dokter hewan maupun mahasiswa kedokteran hewan memiliki


peran besar dalam upaya preventif pada zoonosis karena seorang dokter hewan
maupun mahasiswa kedokteran hewan sudah banyak mempelajari bagaimana
hewan-hewan ini hidup, tumbuh, berkembang, bagaimana dan dimana habitatnya
dan juga penyakit-penyakit yang dapat menyerang hewan, baik hewan domestik
maupun hewan liar.

Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya atau
tersebarnya zoonosis ini. Apalagi pada masa pandemi ini yang pastinya membuat
banyak orang menjadi lebih sadar betapa berbahayanya zoonosis ini. Orang-orang
juga diharuskan untuk bisa beradaptasi di era new normal dengan berbagai
kebiasaan baru yang harus bisa dilakukan. Pada keadaan seperti ini seharusnya
orang-orang lebih bisa memanfaatkan waktu dan tenaga untuk hal yang lebih positif
dan untuk mengisi rasa bosan karena harus berada di rumah dalam waktu yang lebih
lama dari biasanya. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan lebih banyak
membaca atau menonton sesuatu yang menambah pengetahuan terhadap dunia luar,
contohnya dengan lebih bisa mengetahui upaya-upaya preventif terhadap zoonosis.
Sebagai generasi masa depan dokter hewan Indonesia, sangat penting untuk
memiliki banyak pengetahuan, pengetahuan ini nantinya pasti akan sangat
bermanfaat baik bagi negara masing-masing ataupun dunia. Seorang dokter atapaun
mahasiswa kedokteran hewan juga bisa melakukan berbagai penelitian baru seperti
dampak pandemi ini terhadap hewan-hewan dikebun binatang.

Semua upaya pencegahan bisa dimulai dari diri sendiri dengan selalu
menjaga kebersihan, baik kebersihan badan maupun lingkungan. Terkadang banyak
orang tidak menyadari ternyata banyak sekali sumber penyakit yang berada
disekitarnya. Menurut Yudhastuti (2020), pada epidemiologi penyakit zoonosis
salah satu faktor yang penting adalah hewan-hewan yang hidup bersama-sama
manusia atau sangat dekat dengan manusia, baik yang berupa rumah tinggal seperti
anjing dan kucing, gudang bahan makanan atau hasil produk pertanian dan
peternakan lainnya atau kandang hewan. Di tempat-tempat ini sering dijumpai
hewan seperti tikus, dan berbagai jenis hewan pengerat lainnya, kelelawar, burung,
serta kadal. Hewan-hewan ini disebut sebagai sinantropik (synantropic animals).
Sarang dari berbagai jenis hewan mamalia sinantropik menentukan jenis organisme
penyebab penyakit zoonosis yang kemudian berkembang. Maka sangat penting
untuk rajin membersihkan lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya, apalagi di era
new normal ini yang mewajibkan semua orang harus bisa menjadi pribadi yang
lebih baik dalam menjaga kebersihan dan menaati protokol kesehatan demi
kesehatan bersama.

Seperti yang sudah diketahui, ada berbagai macam penyakit zoonosis yang
pernah terjadi seperti wabah ebola, Mers-CoV, SAR, dan nipah serta flu burung.
Jika dilihat kembali asal dari penyakit yang sudah pernah terjadi ini, banyak
diantaranya berasal dari hewan liar yang dikonsumsi. Ketidaktahuan masyarakat
atau kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya mengonsumsi sesuatu
yang tidak jelas dari mana asalnya dan juga apakah sesuatu tersebut layak atau tidak
untuk dikonsumsi ini menimbulkan akibat yang sangat besar terhadap kesehatan
manusia bahkan diseluruh dunia. Untuk itu sangat penting bagi semua orang
terutama seorang dokter hewan ataupun mahasiswa kedokteran hewan untuk
bersama-sama meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya penyakit
zoonosis ini, terutama masyarakat yang masih sering melakukan aktivitas
perburuan untuk tujuan konsumsi ataupun masyarakat luas yang sering
mengkonsumsi hewan-hewan liar yang diperjualbelikan dipasar. Peningkatan
pengetahuan terhadap bahaya zoonosis ini juga perlu dilakukan kepada semua
masyarakat agar tetap berhati-hati dan menjaga kebersihan jika berkontak langsung
dengan hewan-hewan disekitarnya.

Hal yang perlu diketahui juga yaitu tidak semua kasus zoonosis langsung
menular dari hewan yang dikonsumsi atau karena kontak langsung dengan hewan
tersebut. Seperti Nipah oleh myxovirus yang terjadi di Malaysia pada tahun 1998.
Pertama kalo diisolasi pada babi dan dapat menginfeksi manusia melalui babi yang
terinfeksi atau dari konsumsi buah yang terkontaminasi virus nipah tersebut. Dari
kasus Nipah ini dapat disimpulkan bahwa ternyata buah pun bisa menjadi tempat
dimana virus ini berada dan menginfeksi manusia. Maka dari itu, sangat penting
untuk tidak sembarangan dalam mengkonsumsi sesuatu dan juga tidak jelas asal
usulnya. Usaha untuk mencegah hal-hal seperti proses tersebarnya virus nipah ini
dengan mengkonsumsi makanan yang sudah jelas sumbernya dan kebersihannya.
Peran dokter hewan juga penting dalam menjamin keamanan bahan pangan hewani
yang dikonsumsi masyarakat.

Secara umum riwayat alamiah penyakit dibagi menjadi periode


prepatogenesis dan pathogenesis dimana ada 4 tahap yaitu tahap rentan, tahap
subklinis, tahap klinis, dan tahap penyembuhan (konvalesens), cacat dan kematian
(terminal). Dari tahap-tahap ini bisa dilakukan upaya-upaya preventif sebelum
penyakit akan terus bertambah parah. Berdasarkan riwayat penyakit seseorang ada
3 kategori tindakan yang dilakukan yaitu tindakan primer, sekunder, dan tersier.

Upaya pencegahan dengan cara memberikan pengetahuan kepada masyakat


melalui sosialisasi atau promosi kesehatan, penyuluhan, dan upaya pencegahan
dengan menjaga atau memperbaiki sanitasi di lingkungan termasuk ke dalam
tindakan primer. Pada zaman ini yang semuanya sudah serba elektronik, tentu
menjadikan orang-orang lebih mudah untuk menyuarakan seberapa bahayanya
zoonosis dan juga upaya pencegahannya. Terutama di era new normal ini orang-
orang bisa meluangkan waktu untuk ikut webinar, menulis di berbagai sosial media
tentang zoonosis ataupun dengan membuat poster-poster digital yang menarik bagi
masyarakat luas. Menurut Yudhastuti (2020), cara lain yang bisa dilakukan adalah
dengan melakukan kebersihan personal, imunisasi, perbaikan gizi, dan juga
pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Upaya atau tahapan sekunder yang dilakukan bertujuan untuk mencegah


penyebaran penularan penyakit dalam skala yang lebih tinggi, mencegah
munculnya komplikasi, mempersingkat usia disabilitas dan menghentikan proses
munculnya penyakit. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan diagnosa awal dan
pengobatan sedini mungkin. Sedangkan upaya tersier adalah upaya rehabilitasi
yang dilakukan jika telah terjadi kerusakan atau kecacatan pada pasien untuk
mencegah meluasnya penyebaran penyakit dan mencegah lebih buruknya keadaan
pasien.

Melalui berbagai upaya preventif, seharusnya banyak orang sudah bisa


bersama-sama mencegah terjadinya zoonosis itu sendiri. Pengetahuan yang baik
dalam melakukan upaya pencegahan dapat menjadi awal mula yang baik pula bagi
upaya-upaya yang harus dilakukan selanjutnya.

Referensi

Padaga, MC, Aulanni’am, Herawati, Setianingrum, A & Fatmawati, M 2018,


Penyakit Zoonosa Strategis di Indonesia (Aspek Kesehatan Masyarakat
Veteriner), Tim UB Press, Malang.

Yudhastuti, R 2020, Pengendalian Penyakit yang Ditularkan Binatang, Zifatama


Jawara, Sidoarjo.
Lampiran 3

FORMULIR PENDAFTARAN
LOMBA MENULIS OPINI 2020
KEMENTRIAN KAJIAN DAN STRATEGIS
BEM FKH UB

Judul Karya : Pentingnya Menjaga Kebersihan dan Peningkatan


Pengetahuan kepada Masyarakat Terhadap Zoonosis
Subtema : Upaya preventif terhadap zoonosis di era new normal
Nama : Yustina Desti Kawuri
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 5 Desember 2001
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat domisili : Cangakan RT 01 RW 05, Kalitirta, Berbah, Sleman, Yogyakarta
Pas foto
Asal Universitas : Universitas Gadjah Mada
3x4
Fakultas / Jurusan : Kedokteran Hewan
Nomor telepon : 0895321476997
Email : yustinadesti01@mail.ugm.ac.id
Kartu Tanda Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai