Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI UMUM HALUSINASI


PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
PENDENGARAN
DI WISMA SADEWA RSJ PROF.DR.SOERODJO MAGELANG

Oleh :

ANDINI RIZKA SEFIOLA


200104004

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN JIWA

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2021
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Topik : Mendengarkan cerita


Hari / Tanggal : Jumat, 28 Mei 2021
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Wisma Sadewa RSJ. Prof.dr.Soerodjo Magelang
Therapist : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Harapan Bangsa

1. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), masalah gangguan jiwa di dunia ini
sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu dari empat orang di
dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di
dunia ini ditemukan mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data statistik, angka pasien
gangguan jiwa memang sangat mengkhawatirkan (Yosep, 2007).
Menurut UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966, Kesehatan Jiwa adalah suatu keadaan
yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari
seseorang dan perkembangan ini selaras dengan dengan orang lain. Sedangkan menurut
American Nurses Associations (ANA) keperawatan jiwa merupakan suatu bidang khusus
dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia sebagai ilmu dan
penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai caranya untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa.
Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien
gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10%
adalah halusinasi penghidung, pengecapan dan perabaan. Angka terjadinya halusinasi
cukup tinggi. Berdasarkan hasil pengkajian di Rumah Sakit Jiwa Medan ditemukan 85%
pasien dengan kasus halusinasi. Menurut perawat di Rumah Sakit Grhasia Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di ruang kelas III rata- rata angka halusinasi
mencapai 46,7% setiap bulannya (Mamnu’ah, 2010).
Halusinasi adalah penyerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari
luar yang dapat meliputi semua panca indera dan terjadi disaat individu sadar penuh
(Depkes dalam Dermawan dan Rusdi, 2013) Halusinasi pendengaran adalah klien
mendengar suara-suara yang tidak berhubungan dengan stimulasi nyata yang orang lain
tidak mendengarnya (Dermawan dan Rusdi, 2013). Sedangkan menurut Kusumawati
(2010) halusinasi pendengaran adalah klien mendengar suara-suara yang jelas maupun
tidak jelas, dimana suara tersebut bisa mengajak klien berbicara atau melakukan sesuatu.
Penatalaksanaan keperawatan pasien gangguan jiwa untuk mengatasi halusinasi
pendengaran adalah terapi psikofarmakodinamika, terapi ECT (Elektroconvulsive
Therapy) dan terapi aktivitas kelompok. Salah satu intervensi keperawatan yang ada
adalah terapi aktivitas kelompok. Terapi 5 aktivitas kelompok adalah salah satu terapi
modalitas yang merupakan upaya untuk memfasilitasi perawat atau psikoterapis terhadap
sejumlah pasien pada waktu yang sama. Tujuan dari terapi aktivitas adalah untuk
memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota (Purwanto, 2015).
Kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi bisa kendalikan dengan terapi
aktifitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
stimulasi persepsi adalah pasien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau
stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan
pada tiap sesi. Dengan proses ini diharapkan respons pasien terhadap berbagai stimulus
dalam kehidupan menjadi adaptif (Sustrami& Sundari, 2014).
Di wisma sadewa RSJ Prof.dr.Soerodjo Magelang terdapat pasien sebanyak 16 pasien
dengan gangguan jiwa, dan sebanyak 60% pasien adalah pasien dengan gangguan
persepsi sensori : halusinasi pendengaran. Hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar
pasien dnegan gangguan jiwa merupakan pasien halusinas, sehingga mahasiswa tertarik
untuk melakukan TAK persepsi umum halusinasi pendengaran berdasarkan data-data
yang sudah dijabarkan di atas.

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukannya terapi aktivitas kelompok (TAK) mendengarkan cerita di


harapkan halusinasi pendengaran pasien bisa berkurang dan pasien bisa lebih
meningkatkan konsentrasi.
b. Tujuan Khusus
1. Pasien dapat meningkatkan konsentrasi.
2. Pasien membedakan cerita/suara yang didengar yang berasal dari terapis
dengan suara halusinasinya.
3. Pasien dapat memiliki kegiatan positif sehingga dapat mengalihkan perhatian
dari halusinasi yang dialaminya.

2. Kriteria Inklusi Anggota Kelompok


a. Pasien dengan masalah keperawatan jiwa halusinasi pendengaran
b. Pasien dengan keadaan umum cukup kooperatif
c. Pasien bersedia mengikuti TAK

3. Proses Seleksi

a. Berdasarkan observasi perilaku sehari-hari pasien yang dikelola oleh perawat


b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai perilaku pasien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada pasien tersebut dengan perawat
ruangan
c. Melakukan kontrak waktu pada pasien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilakukan.
4. Pembagian Tugas

a. Leader (Pemimpin) : Andini Rizka Sefiola


b. Co-Leader : Metyana Maksup
c. Observer (Pengamat) : Ariq Fahmi
d. Fasilitator : Anugrah Prahestu
Agung Setiawan
5. Uraian Tugas

a. Leader
1) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum
kegiatan dimulai.
2) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
3) Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib.
4) Menjelaskan permainan.
b. Co-Leader
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas pasien
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3) Mengatur alur permainan
c. Fasilitator
Memfasilitasi pasien yang kurang aktif
d. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat prilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung.

6. Uraian Struktur Kegiatan

a. Analisa Situasi
1) Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 28 Mei 2021
Waktu : 10.00 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Mendengarkan cerita (5 menit)
Pasien menceritakan kembali (5 menit)
Penutup (5 menit)

2) Jumlah Perawat
Mahasiswa Keparawatan : 5 orang
Perawat Ruangan : 1 orang
3) Alat Bantu
Bacaan artikel “7 Manfaat Pohon Kelapa”

4) Setting

Fasilitator
Peserta
Observer

b. Proses Pelaksanaan
1) Perkenalan
- Leader mengumpulkan pasien di ruang permainan (ruang tengah) dan
duduk membentuk lingkaran.
- Kelompok perawat memperkenalkan diri dilanjutkan dengan perkenalan
dari pasien. Kemudian leader menjelaskan tujuan TAK Stimulasi Persepsi
Umum (Mendengarkan cerita) adalah pasien mampu menyelesaikan
masalah yang timbul dari stimulus yang diberikan.
- Leader melakukan kontrak waktu bahwa TAK Stimulasi Persepsi Umum
(Menebak Gambar yang akan di sediakan) akan dilakukan selama 15 menit
mulai.
- Leader menjelaskan peraturan TAK Stimulasi Persepsi Umum (Menebak
Gambar yang ditunjukan) yaitu: bila akan mengemukakan sesuatu pasien
diminta untuk lebih dulu mengacungkan tangannya. Bila pasien ingin
keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat. Pasien
tidak boleh meninggalkan permainan sebelum permainan selesai. Pasien
harus mematuhi semua peraturan dalam permainan.
2) Permainan
- Leader menjelaskan cara permainan yaitu:
. Memberikan kesempatan pada pasien untuk mendengarkan cerita dengan
seksama
. Meminta pasien membacakan kembali cerita yang sudah di sampaikan.
. Berikan pujian atau penghargaan atas pendapatnya.
. Ulangi pada setiap pasien sampai semua pasien mendapat kesempatan
yang sama.
3) Peer Review (Evaluasi Kelompok)
Pasien mampu menceritakan kembali cerita yang sudah di sampaikan.
4) Terminasi
- Leader mengevaluasi perasaan setelah diberikan TAK
- Leader memberikan RTL yaitu untuk melatih kembali konsentrasi pasien
untuk mencegah halusinasi muncul
- Leader melakukan kontrak topic, waktu, dan tempat untuk TAK
selanjutnya
- Mengucapkan selamat siang dan terima kasih atas partisipasi dari semua
pasien.
c. Antisipasi Masalah
1) Penanganan pasien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil pasien
- Memberi kesempatan kepada pasien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau pasien yang lain
2) Bila pasien meninggalkan permainan tanpa pamit :
- Panggil nama pasien
- Tanya alasan pasien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada
pasien bahwa pasien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu pasien
boleh kembali lagi
3) Bila ada pasien lain ingin ikut
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada pasien yang telah
dipilih
- Katakan pada pasien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh pasien tersebut
- Jika pasien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut.
d. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Input

- Tim berjumlah 5 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 2 fasilitator


dan 1 observer
- Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.
- Tidak ada kesulitan memilih pasien yang sesuai dengan kriteria dan
karakteristik pasien untuk melakukan TAK Stimulasi Persepsi Umum
(Mendengarkan cerita).
2) Evaluasi Proses
- Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
- Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah pasien
- Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannnya permainan
- 90% pasien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal sampai selesai.
3) Evaluasi Output
Presentasi jumlah pasien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan :
- 90% dari jumlah pasien mampu menyebutkan identitas dirinya.
- 90% dari jumlah pasien mampu tenang dan seksama mendengarkan cerita.
- 90% dari jumlah pasien mampu menceritakan kembali cerita yang sudah
disampaikan
- 90% dari jumlah pasien mampu mengikuti aturan dalam kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa edisi 1. Bandung: Refika Aditama

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen. 2017. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Ed.3. Jakarta :
EGC

Keliat, Budi Anna. 2017. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Keliat, Budi Anna. 2018. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

WHO. (2017). Mental Disorder.Artikel Ilmiah. Diakses dari


http://who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/, tanggal 28 Desember 2017

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa edisi 1. Bandung: Refika Aditama


LAMPIRAN
LEMBAR EVALUSIA TAK MENDENGARKAN CERITA

NO NAMA TUJUAN PARAF

Anda mungkin juga menyukai