Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN VI KELARUTAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Fisika Farmasi

Dosen Pengampu : ANA L.YUSUF.M.Farm.,Apt

Kelompok 1 /1A

1. Abdul H (1904277001)
2. Ade Egie P (1904277002)
3. Agung P (1904277003)
4. Aldi A (1904277004)
5. Devi Sri S (1904277007)
6. Deviyanti S (1904277008)
7. Erna Puspita (1904277009)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS

2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmatnya laporan
praktikum fisika farmasi yang berjudul “KELARUTAN” dapat terselesaikan.Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum fisika farmasi .Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan ide dan
pikiran mereka demi terwujudnya laporan ini.Saran dan kritik pembaca dimaksud untuk
mewujudkan kesempurnaan laporan ini penulis hargai.

Penulis
A. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami berbagai macam bahan obat dan
kelarutannya.
2. Agar mahasiswa mengetahui kelarutan suatu obat
3. Agar mahasiswa menegtahui jenis-jenis pelarut

B. DASAR TEORI

Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam
bagian tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat padat
atau 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Kelarutan juga
didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada
temperatur tertentu. Kelarutan suatu senyawa tergantung pada sifat fisika kimia zat pelarut dan
zat terlarut, temperatur, pH larutan, tekanan untuk jumlah yang lebih kecil tergantung pada hal
terbaginya zat terlarut. Bila suatu pelarut pada temperatur tertentu melarutkan semua zat terlarut
sampai batas daya melarutkannya larutan ini disebut larutan jenuh (Martin dkk, 1993).

Jenis-jenis pelarut yang biasanya digunakan untuk melarutkan antara lain (Martin dkk, 1993):

a. Pelarut Polar
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas dari pelarut, yaitu momen
dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar lain. Sesuai dengan itu, air
bercampur dengan alkohol dalam segala perbandingan dan melarutkan gula dan senyawa
polihidroksi lain. Air melarutkan fenol, alkohol, aldehid, keton amina dan senyawa lain yang
mengandung oksigen dan nitrogen yang dapat membentuk ikatan hidrogen dalam air.
b. Pelarut non polar
Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik antara ion elektrolit kuat
dan lemah, karena tetapan dielektrik pelarut yang rendah. Pelarut juga tidak dapat
memecahkan ikatan kovalen dan elektrolit dan berionisasi lemah karena pelarut non polar
tidak dapat membentuk jembatan hidrogen dengan non elektrolit. Oleh karena itu, zat terlarut
ionik dan polar tidak dapat larut atau hanya dapat larut sedikit dalam pelarut non polar.
c. Pelarut Semipolar
Pelarut semipolar seperti keton dan alkohol dapat menginduksi suatu derajat polaritas
tertentu dalam molekul pelarut non polar, sehingga menjadi dapat larut dalam alkohol,
contoh : benzena yang mudah dapat dipolarisasikan kenyataannya senyawa semipolar dapat
bertindak sebagai pelarut perantara yang dapat menyebabkan bercampurnya cairan polar dan
non polar (Martin dkk, 1993).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat padat dalam cairan antara lain (Martin
dkk, 1993):

a. Intensitas Pengadukan
b. pH (keasaman atau kebasaan)
c. Suhu
d. Komposisi cairan pelarut
e. Ukuran partikel
f. Pengaruh surfaktan
g. Pembentukan kompleks
h. Tekanan
C. ALAT
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Bekerglass
4. Batang pengaduk
5. Erlenmeyer
6. Pipet tetes
7. Penjepit tabung reaksi
D. BAHAN
1. Bahan obat
a Parasetamol
b Tiamfenikol
c Minyak ikan
2. Pelarut
a. Aquades
b. Aquades panas ( 70-100oC)
c. Chloroform
d. Etanol
E. MONOGRAFI BAHAN
1. Paracetamol

Asetaminofen mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian
aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan
alkali hidroksida.
Suhu lebur : 169͒ sampai 172͒.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Khasiat dan penggunaan : Analgetikum (pereda nyeri ringan) dan antipiretikum

2. Tiamfenikol

         Tiamfenikol mengandung tidak kurang dari 98.0% dan tidak lebih dari 100.5%
C12H15Cl2NO5S, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk hablur halus atau hablur putih sampai sampai putih kekuningan; tidak berbau.
Kelarutan :Larutan dalam etanol mutlak memutar bidang polarisasi ke kanan; larutan dalam
dimetilformamida memutar bidang ke kiri.

3. Minyak ikan

Oleum Iecoris Asellis Nama Resmi OLEUM IECORIS Nama Lain Minyak Ikan
Pemerian Cairan; kuning pucat; bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas.
Kelarutan Sukar larut dalam etanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam eter minyak tanah P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
K/P : Sumber vitamin A dan vitamin D
4. Aquadest

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA


Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Zat pelarut

5. Chloroform

Nama resmi : CHOLOROFORNUM Nama lain : Kloroform Rumus molekul/BM : CHCl3


Pemerian : Cairan, mudah menguap, tidak berwarna; bau khas; rasa manis dan membakar
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 200 bagian air;mudah larut dalam etanol mutlak
p,dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, bersumbat kaca, terlindung dari cahaya
Kegunaan:eluen
6. Etanol

Nama kimia : Etil alkohol


Rumus kimia : C2H6O
Berat molekul : 46,07
Kemurnian : Etanol mengandung tidak kurang dari 92,3 % b/b dan tidak lebih dari 93,8
% b/b, setara dengan tidak kurang dari 94,9 % v/v dan tidak lebih dari 96,0 % v/v C2H5OH,
pada suhu 15,56°
Pemerian: Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah.Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada
suhu 78°.Mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.

F. PROSEDUR KERJA
1. Parasetamol
a. Ambil 4 gram parasetamol, bagi menjadi 4 bagian masing-masing 1 gram.
b. Masukkan masing-masing ke dalam beaker glass menjadi 4 wadah
c. Tambahkan pelarut aquades, aquades panas, chloroform dan etanol pada tiap beker
glass secara bertahap mulai dari 0,5 ml kemudian aduk dan catat kelarutannya
d. Jika belum larut tambahkan lagi pelarut yang sesuai sebanyak 5 ml catat kelarutannya.
e. Jika belum larut tambahkan lagi pelarut yang sesuai sebanyak 10 ml, catat kelarutannya
f. Jika msih belum larut tambahkan lagi pelarut yang sesuai 30 ml dan catat
kelarutannya.
2. Lakukan uji kelarutan pada bahan obat lain yaitu tiamfenikol dan minyak ikan pada
pelarut aquades, aquades panas ckloroform dan etanol.Golongkan kelarutan parasetamol,
tiamfenikol dan minyak ikan pada pelarut aquades, aquades panas, chloroform dan eta
G. HASIL PENGAMATAN

Anda mungkin juga menyukai