Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
dalam proses pengerjaan proposal ini, terutama kepada kedua orang tua penulis
yang sangat memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat mengerjakan
proposal ini sampai selesai. Terimakasih juga kepada pembimbing awal yaitu
Bapak Muhammad Yani, S.Pd.I., M.Pd. yang telah memberikan bimbingan yang
penulis menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati agar kelak penulis bisa
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................7
E. Definisi Operasional...............................................................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................12
A. Belajar dan Pembelajaran Matematika..................................................................12
B. Teori Pembelajaran Konstruktivisme....................................................................14
C. Berpikir Kritis Matematis.....................................................................................15
D. Startegi Metakognitif............................................................................................20
E. Kajian Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di SMP/MTs..................................27
F. Penelitian yang Relevan........................................................................................30
G. Hipotesis Penelitian..............................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................33
A. Rancangan Penelitian............................................................................................33
B. Populasi dan Sampel.............................................................................................34
C. Instrumen Penelitian.............................................................................................35
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................................37
E. Teknik Analisis Data............................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...44
iii
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa:
2013 juga mengharapkan agar proses pembelajaran berpusat pada siswa (student
1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
Pasal 1 Ayat 1.
2
Dedi Kusnadi dkk. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Matematika Di
SMA Negeri 1 Makasar. Jurnal Matematika dan Pembelajaran Matematika. Vol. 2, No. 1, h. 125.
Juni 2014.
1
2
Mathematics) dalam Johar dan Hanum juga menyatakan bahwa tujuan belajar
dapat dilihat dari hasil hasil penelitian survei PISA (Program for Internasional
matematis siswa Indonesia masih sangat rendah. Hasil tes PISA 2018
dengan jumlah poin Indonesia yaitu 386 poin.5 Selain itu, hasil yang tidak jauh
dengan skor rata-rata 397, sedangkan skor rata-rata internasional yaitu 618. 6
Berdasarkan hasil PISA dan TIMSS menunjukkan bahwa salah satu penyebab
3
Muhammad Iqbal Harisuddin, Secuil Esensi Berpikir Kreatif dan Motivasi belajar, Cet.
IV (Bandung: PT. Panca Terra Firma, 2019), h. 4.
4
Rahmah Johar dan Latifah Hanum, Strategi Belajar Mengajar, Ed. I, Cet. I (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), h. 15.
5
Kementrian pendidikan dan kebudayaan, PISA Worldwide Rangking Average Score of
Math,Science-Reading-Average-Score-of Math-Science-Reading.
6
Syamsul Hadi dan Novaliyosi. TIMSS Indonesia ( Trends In International Mathematics
And Science Study). Prosiding Seminar Nasional Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Universitas Siliwangi Tasikmalaya. h. 563. 19 Januari 2019.
3
kesulitan dalam mengerjakan soal tingkat tinggi seperti berpikir kritis. Purwati,
dkk menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa SMP masih tergolong
level kognitif tinggi yang menggunakan proses penalaran dan berpikir kritis.7
membuat keputusan yang didasarkan dengan adanya bukti.8 Siswono dalam Dyah
seseorang yang mampu berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Proses
berpikir kritis ini sejalan dengan tujuan diberikan mata pelajaran matematika yang
diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar, untuk membekali siswa
kemampuan berpikir logis, kritis, analisis dan tidak mudah menyerah dalam
7
Ratna Purwati dkk. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Menyelesaikan
Masalah Persamaan Kuadrat Pada Pembelajaran Model Creative Problem Solving. Jurnal
kadikma. Vol. 7, No.1. h. 85. April 2016.
8
Eka Prihartini dkk. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Menggunakan Pendekatan Open Ended. Prisma, Prosiding Seminar Nasional Matematika. h. 59.
Tahun 2016.
9
Dyah Putri Damayanti dan Siti Khabibah. Profil Berpikir Kritis Siswa dalam
Memecahkan Soal Higher Order Thinking Ditinjau dari Gaya Kognitif. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika. Vol. 7, No. 3, h. 557-562. Tahun 2018.
4
indikator berpikir kritis tentu saja siswa butuh dorongan agar mampu
konsep dalam membuat model matematika dengan penjelasan yang tepat. Selain
berdasarkan fakta-fakta di atas, maka sangat diperlukan langkah atau strategi yang
keterampilan, strategi, dan sumber yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas.
Selain itu dengan pengetahuan metakognitifnya siswa sadar akan kelebihan dan
tingkat tinggi karena terdapat unsur analisis, sintesis, dan evaluasi. Sedangkan
dilakukan menggunakan tiga tahap yaitu tahap proses sadar belajar, tahap
pembelajaran matematika didukung oleh hasil kajian dan penelitian yang telah
strategi metakognitif meningkat dari 55,5% menjadi 67% saat siklus-1, namun
yang bertahan lama dalam ingatan dan pemahaman siswa. Selain itu pembelajaran
proses pembelajaran dan dapat membantu pencapaian hasil belajar yang lebih
baik.
SMP”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
7
untuk mengetahui:
pembelajaran konvensional.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
siswa SMP.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
metakognitif.
b. Bagi Guru
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu strategi
c. Bagi Sekolah
bahan masukan atau informasi dalam upaya menciptakan situasi belajar yang
d. Bagi Peneliti
terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dan hasil penelitian ini dapat
menjadi landasan dasar dalam menindak lanjuti penelitian dengan ruang lingkup
E. Definisi Operasional
penelitian, maka penulis perlu memberikan definisi dari beberapa istilah yang
1. Penerapan
perbuatan memperaktekkan suatu teori, metode, dan hal lainnya untuk mencapai
9
tujuan tertentu dan untuk kepentingan yang diinginkan suatu individu ataupun
suatu sistem. Implementasi disini merupakan suatu kegiatan yang terencana dan
bahwa penerapan merupakan tindakan atau aksi dari suatu gagasan secara
sistematis untuk mencapai tujuan tertentu, dan dalam penelitian ini penerapan
kesimpulan yang rasional dan benar.17 Adapun indikator berpikir kritis matematis
yaitu:
15
Shinta Tomuka. Penerapan Prinsip-prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik
Di Kecmataan Girian Kota Bitung (Studing Tentang Pelayanan Akte Jual Beli). Diakses pada 4
Februari 2020 dari situs: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/2581
16
Nurdin Usman. Implementasi Kebijakan dan Politik. (Jakarta : Rineka, 2002). h 70.
17
Ratna Purwati dkk. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Persamaan Kuadrat Pada Pembelajaran Model Creative Problem Solving. Jurnal
kadikma. Vol. 7, No.1. h. 87. April 2016.
10
a. Interpretasi
unsur yang diketahui dan ditanya dalam inti persoalan sebelum siswa
b. Analisis
langkah dari alasan-alasan ke kesimpulan yang masuk akal atau logis dan
3. Strategi metakognitif
sehingga siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dan ditanya, bagaimana
caranya siswa dapat memilih simbol yang digunakan untuk membuat model
4. Materi
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi
lengkung. Pada materi ini siswa akan dikuatkan terhadap pemahaman konsep dan
dasar yang akan penulis teliti terkait dengan materi tabung adalah sebagai berikut:
18
Zahra Chairani. Metakognisi Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika.
(Yogyakarta: Deepublish, 2016). h. 52.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat
pelajaran dengan pedoman pada kurikulum dan dengan mengikuti teknik atau
kapabilitas baru itu sebagai hasil dari: Pertama, belajar itu menyangkut aktivitas
tidak ada dua unsur penting yang terkandung dalam konsep belajar yaitu
19
Oemar Hamalik. Media Pendidikan (Bandung : Alumni, 1996).h.28
20
Suparno. Dimensi-Dimensi Mengajar (Bandung : Sinar Baru, 1998). h.28
21
Moh Suardi. Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta : Deepublish, 2018), h.10
12
13
seseorang yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, dapat dinyatakan dengan
sikap sebagai hasil proses pengalaman yang dialami. Proses pengalaman seperti
atau ide-ide baru sesuai dengan pengalaman belajar dan lingkungan belajar.
komponen belajar mengajar secara kolaborasi yang melibatkan guru dan siswa
perubahan tingkah laku dan pengetahuan siswa yang melibatkan guru untuk
dan menumbuhkan serta memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan belajar saat
student centered (berpusat pada siswa). Siswa dituntut untuk membangun suatu
22
Rahmah Johar dan Latifah Hanum. Strategi Belajar Mengajar. Ed.1, Cet.1 (Yogyakarta:
Deepublish,2016), h.15
23
H.J.Sriyanto. Mengobarkan Api Matematika (Sukabumi : Jejak Publisher, 2017), h. 73
14
kognitif yang baru yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Agar
diinginkan, dan berusaha dengan pengetahuan atau ide-ide yang telah diketahui.24
informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan
adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan demikian teori ini mendukung
pentingnya sikap, motivasi, dan konsep pribadi siswa dalam proses belajar
24
Ibadullah Malawi, Ani Kadarwati, dan DianPermatasari Kusuma Dayu. Teori dan
Aplikasi Pembelajaran Terpadu. (Jawa Timur: Ae Media Grafika, 2019), h.31
25
Rusman. Model-model Pada Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru
Edisi 2. (Jakarta: Rajawali Press,2012), h. 201
26
Zainal Rafli dan Ninuk Lustyantie. Teori Pembelajaran Bahasa. (Yogyakarta:
Garudhawaca, 2016), h. 432
15
4. Tekanan proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir,
Secara umum, prinsip-prinsip tersebut berperan sebagai referensi dan alat refleksi
matematis adalah suatu kemampuan berpikir secara efektif yang dapat membantu
yang dilakukan. Kemampuan berpikir kritis matematis sangat penting bagi siswa
karena dengan berpikir kritis matematis siswa mampu bersikap rasional dan
27
Ibadullah Malawi, Ani Kadarwati, dan Dian Permatasari Kusuma Dayu. Teori dan
Aplikasi Pembelajaran Terpadu. (Jawa Timur: Ae Media Grafika, 2019), h.33
28
Ratna Purwati dkk. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Persamaan Kuadrat Pada Pembelajaran Model Creative Problem Solving. Jurnal
Kadikma. Vol. 7, No. 1, h. 87. April 2016
29
Tanti Jumaisyaroh, E.E. Napitupulu dan Hasratuddin. Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah. Jurnal AdMathEdu. Vol. 5, No. 1, h. 88. Juni 2015
16
(thingking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat
melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat
pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar-aspek
dalam memori. Berpikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berpikir
Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu modal dasar atau modal
intelektual yang sangat penting bagi setiap orang, kemampuan ini merupakan
tentang apa yang harus dipercayai dan dilakukan. Berpikir kritis merupakan
kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan
arah yang lebih sempurna. Proses mental ini menganalisis ide dan informasi yang
Dari pendapat para ahli tentang definisi berpikir kritis, dapat disimpulkan
30
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (Jakarta; kencana, 2008), h.230.
31
P.Dwijananti,D.Yulianti. Jurnal pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa
melalui pembelajaran Problem Based Instruction. 2010.h.112.
17
ada enam unsur kemampuan berpikir kritis yang harus dikembangkan dalam
kesimpulan yang diinginkan. Jika tidak fokus pada permasalahan maka akan
2. Analisis
Pada bagian ini penting untuk memahami berbagai alasan, peluang untuk
3. Kesimpulan (inference)
4. Situasi (situation)
5. Kejelasan (clarity)
Adanya kejelasan mengenai istilah yang digunakan sehingga tidak salah dalam
mengambil kesimpulan.
18
matematika yaitu33 :
1. Interpretasi
2. Analisis
3. Evaluasi
4. Inferensi
32
Harlinda Fatmawati , Mardiyana , dan Triyanto. Analisis Berpikir Kritis Siswa dalam
Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadral.
Jurnal, (Surakarta; Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014)” Vol.2 No.9 November 2014,
ISSN: 2339-1685. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2020 dari : http://jurnal.fkip.uns.ac.id
33
Karim dan Normaya. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Dengan Menggunakan Model Jucama Di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
pendidikan matematika. Vol. 3, No. 1, h. 95.April 2015.
19
1. Interpretasi
unsur yang diketahui dan ditanya dalam inti persoalan sebelum ia memutuskan
2. Analisis
membuat model matematika dengan tepat dan memberi penjelasan yang tepat.
3. Evaluasi
4. Inference
dari alasan-alasan ke kesimpulan yang masuk akal atau logis dan siswa dapat
D. Startegi Metakognitif
Weinert dalam Eka menyebutkan bahwa metakognitif bersal dari bahasa Yunani
20
yaitu “meta” dan “kognisi”. Meta yang berarti setelah atau melebihi, sedangkan
terhadap proses kognisi dan pengalaman belajar melalui suatu kumpulan aktivitas
Metakognitif pertama kali disebutkan oleh John Flavell pada tahun 1976
mengatakan bahwa metakognitif memiliki dua fungsi yaitu monitor dan control
proses berpikir. Sama halnya seperti yang dikatakan Flavell, menurut Markovits
serta mengontrol tentang apa yang mereka ketahui, apa yang perlu dikerjakan dan
34
Chairani Zahra. Metakognisi Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika…, h. 40-
41.
35
Mimih Aminah dan Jozua Sabandar. The Potency of Metacognitive Learning Foster
Mathematical Logical Tingking. Procceding International Seminar and The Fourth National
Confrence on Mathematics Education. Departemen of Mathematics Education Yogyakarta State
University.h.351-352. July 2011
21
memastikan bahwa tujuan kognitif telah tercapai, proses-proses ini terdiri dari
strategi ini siswa dapat merancang apa yang hendak dipelajari, memantau
a. Karakteristik Metakognitif
lainnya.
regulasi.
b. Fase Metakognitif
1. Aktivitas-aktivitas Perencanaan
siswa.
2. Aktivitas-aktivitas Pemantauan
3. Aktivitas-aktivitas Penilaian
23
bermanfaat bagi saya?, apa yang saya lakukan agar materi dapat saya
tugas.
Fase II
Penyampaian Guru menyampaikan Menyimak atau merespon
informasi dan beberapa strategi kognitif pertanyaan-pertanyaan
pengetahuan yang akan digunakan dalam guru berkaitan dengan
strategi kognitif memahami materi dan strategi-strategi kognitif
untuk memahami pemecahan masalah. yang disampaikan oleh
materi dan guru.
pemecahan
masalah.
39
Herlina Ahmad. Application of Teaching Model of Developing Metacognitive Ability
(DMA) In Teaching Mathematics. SIMaNIs(Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai
Islami).Vol.1, No.1, h.410-411, July 2017.
25
pembelajaran.
pendapat.
metode pembelajaran.
materi.
permasalahan.
berikut:
2. Manajemen waktu.
40
Epida Ermi. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Dengan Pendekatan
Metakognitif Kelas VI Di SDN 153 Pekanbaru. Jurnal System Indragiri. Vol. 1, No. 2, April 2017.
27
Materi bangun ruang sisi lengkung yang dibahas adalah sebagai berikut41 :
1. Tabung
Tabung adalah bangun ruang sisi lengkung yang dibatasi oleh 2 sisi yang
kongruen dan sejajar yang berupa lingkaran dengan jari-jari (r) dan sebuah sisi
lengkung yang disebut selimut tabung. Jarak antara 2 sisi yang berupa lingkaran
41
Agung Lukito, dkk. Matematika, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
2015), h.186-210
28
= 2 (π r 2 )+ 2 π r t
= 2 π r ( r + t )
Volume Tabung
= π r 2 t
2. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang sisi lengkung yang dibatasi oleh sebuah sisi
alas berupa lingkaran dengan jari-jari (r) dan sebuah sisi lengkung atau selimut
berupa juring lingkaran, jarak antara puncak kerucut dan pusat alas disebut tinggi
kerucut (t), serta garis pelukis pada kerucut disebut apotema (s).
= π•r2 + π•r•s
= π•r • (r + s)
29
= 1/3 · π · r2 · t
3. Bola
hingga lingkaran berjari-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang sama.
penelitian yang relevan yang berkaitan dengan strategi metakognitif antara lain:
lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pelajaran dengan metode
metakofnitif adalah lebih dari 60%. Selain itu pada hipotesis kedua dapat
42
Mega Achdisty Noordyana. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui
Pendekatan Metacognitive Instruction. Jurnal “mosharafah”. Vol. 5, No.2. Mei 2016
31
metakognitif lebih baik dari pada siswa yang mengikuti pembelajara tidak
atau ide dan menyelesaikan masalah saat peroses pembelajar semakin baik.44
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan.45
Melalui teori-teori yang telah dikemukakan di atas, adapun hipotesis penelitian ini
pembelajaran konvensional”.
43
Anggreani Septia Ariati, Caswita, dan Rini Asnawati. Efektivitas Strategi Metakognitif
Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika Unila.
Vol. 6, No.6. Juli 2018.
44
Choirul Annis. Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika
SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Matematika (JP2M). Vol. 1, No.1. September 2015
45
Sudjana. Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 219
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Design yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu Pre-test Post-test
Equivalent Group Design. Peneliti melibatkan dua kelas pada penelitian ini, yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada tahap awal kedua kelas tersebut akan
awal dari kedua kelas tersebut. Setelah itu, dalam pembelajaran kedua kelas
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 7.
33
34
Keterangan:
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Banda Aceh tahun
ajaran 2020/2021. Mengingat jumlah populasi yang relatif banyak, maka penulis
tidak meneliti semua populasi yang ada, tetapi hanya mengambil sebagian dari
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak dengan syarat anggota populasi
dianggap homogen.49
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 125.
48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
cet-12, (Bandung:Alfabeta, 2017), h. 117.
49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: ALFABETA, 2011), h.120.
35
C. Instrumen Penelitian
data penelitian.50 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenis, yaitu:
1. Instrumen Pembelajaran
Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes. Soal
tes terdiri dari soal pre-test dan post-test yang dirancang sesuai dengan indikator
berlangsung yang berbentuk essay yang terdiri dari 4 soal. Post-test diberikan
setelah proses pembelajaran berlangsung yang berbentuk essay dan terdiri dari 4
adalah menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.52 Tes yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tes yang diberikan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang terdiri dari pre-test dan post-
test.
Dalam penelitian ini tes dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Setiap kelas akan dilakukan dua kali tes yaitu pre-test dan post-
tahap analisis data merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian karena
pada tahap inilah penulis dapat merumuskan hasil dari penelitiannya. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa
merupakan data ordinal, maka data tersebut terlebih dahulu harus dikonvensikan
Interval) baik secara manual maupun dengan bantuan Microsoft Excel. Adapun
data yang diolah untuk penelitian ini adalah data Pre-test dan Post-test pada kelas
Proporsi dapat dihitung dengan membagi frekuensi setiap skala ordinal dengan
berurutan
Y = SV + ⌊ 1+ ¿ SV min ∨⌋
tersebut diuji dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan ∝=¿ 0,05. Adapun
53
Rostiana Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan, (Garut: STKIP Garut Press, 2012),
h. 233-234.
39
Rentang
3) Panjang kelas interval (P) =
Banyakkelas
4) Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Untuk ini bisa diambil sama
dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi
telah dihitung.54
dengan rumus:
x́=
∑ f i xi
∑ fi
Keterangan:
nΣ f i x i2−( Σ f i x i)2
S=
√ n(n−1)
.
54
Sudjana, Metode Stasistika, (Bandung: Tastiso, 2005), h. 47-48.
55
Sudjana, Metode Stasistik ..., h. 67.
40
Keterangan:
n = Jumlah siswa
fi = Frekuensi kelas interval data
xi = Nilai tengah
S = Simpangan Baku.56
2
k
(O ¿ ¿ i−Ei )2
χ =∑ ¿
i=1 Ei
Keterangan:
χ2 = Statistik chi-kuadrat
k = Banyak kelas
Oi = Frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan57
taraf signifikan ∝=¿ 0,05 serta derajat kebebasan (dk) = k-1, dengan kriteria
56
Sudjana, Metode Stasistika ..., h. 95.
57
Sudjana, Metode Stasistika ..., h. 273.
58
Sudjana, Metode Stasistika ..., h. 273.
41
varians terbesar
F hitung =
varians terkecil
s 21
F=
s 22
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika F hitung < F tabel, maka terima H0,
dengan dk1 = (n1 – 1) dan dk2 = (n2 – 1) pada = 0,05.59 Sedangkan hipotesis
H0: Data memiliki varians yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H1: Data tidak memiliki varians yang sama antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Setelah data tes awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Dengan rumus :
x́ 1− x́ 2
t= 1 1
s
√ +
n1 n2
59
Sudjana, Metode Stasistika ..., h. 250.
42
Keterangan:
t = nilai hitung
x́ 1 = nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen
x́ 2 = nilai rata-rata tes akhir kelas kontrol
s = simpangan baku gabungan
s21 = variansi kelas eksperimen
s22 = variansi kelas kontrol
n1 = jumlah anggota kelas eksperimen
n2 = jumlah anggota kelas kontrol60
Kriteria pengujian yang ditentukan adalah terima H0 jika t hitung< t tabel dan
tolak H0 dalam hal lainnya. Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (
1 61
n1 +n 2−2) dengan peluang (1 - α ). Adapun hipotesis yang diuji adalah:
2
g. Pengujian hipotesis
60
Sudjana, Metode Stasistika ..., h. 239.
61
Sudjana, Metode Stasistika ..., h. 239-240.
43
kritis matematis siswa kelas eksperimen dengan kemampuan berpikir kritis siswa
kelas kontrol setelah masing-masing kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Uji
Adapun rumusan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1) adalah
sebagai berikut:
H1: μ1 > μ2: kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang dibelajarkan
Kriteria pengujian yang ditentukan adalah terima H 0 jika t hitung< t tabel dan
tolak H0 dalam hal lainnya. Dengan derajat kebebasan ialah (n1 +n 2−2) dan
peluang (1 - α).62
metakognitif dan untuk mengetahui fase mana saja yang mampu meningkatkan
62
Sudjana, Metode Stasistika ..., h. 243.