Anda di halaman 1dari 64

1

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA LANSIA NY. A


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
PERSONAL HYGIENE PADA DIMENSIAN DI DESA
KENONGO KABUPATEN SIDOARJO

DISUSUN OLEH :
INDRA RUDINSYAH
NIM 202073047

PROGRAM (B) STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOERTO


2

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan & asuhan keperawatan ini diajukan oleh:


Nama : Indra Rudinsyah
NIM : 202073047
Program Studi : Profesi Ners
Judul Asuhan Keperawatan: ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA
LANSIA NY. A DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
DASAR PERSONAL HYGIENE PADA DIMENSIAN DI DESA KENONGO
KABUPATEN SIDOARJO

Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik Keperawatan
Gerontik.

Sidoarjo, 25Mei 2021

Pembimbing Akademik Mahasiswa

( Dr. Muhammad Sajidin, S.Kep., M.Kes ) ( Indra Rudinsyah )


3

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Proses Menua


1. Pengertian
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang
hanya di mulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu
anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis,
maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan
kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,
gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh yang tidak proforsional
(Nugroho, 2008).
2. Klasifikasi
a. Beberapa pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebagai
berikut :
1) Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) ada 4 tahapan
yaitu :
a) Usia pertengahan (middle age) usia 45-59 tahun
b) Lanjut usia (eldery) usia 60-74 tahun
c) Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
d) Usia sangat usia tua (very old) usia >90 tahun
2) Menurut Burnside (1979, dalam Buku Keperawatan
Gerontik & Geriatrik Edisi 3, 2008) :
a) Young old (Usia 60-69 tahun)
b) Middle age old (Usia 70-79 tahun)
c) Old-old (Usia 80-89 tahun)
4

d) Very old-old (Usia 90 tahun ke atas)


3) Menurut Bee (1996, dalam Buku Kperawatan Gerontik &
Geriatrik Edisi 3, 2008) :
a) Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
b) Masa dewasa awal (usia 70-79 tahun)
c) Masa dewasa tengah (usia 40-65 tahun)
d) Masa dewasa lanjut (usia 65-75 tahun)
e) Masa dewasa sangat lanjut usia (usia >75 tahun)
b. Berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia :
1) Pralansia
Seseorang yang berusiaantara 45-59 tahun.
2) Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansiaresikotinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang
yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan (Depkes RI, 2003).

4) Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau
kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes
RI, 2003).

5) Lansia tidak potensial


Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung dengan orang lain (Depkes RI,
2003).

3. Teori Proses Menua


Proses menua bersifat individual : Dimana proses menua pada
setiap orang terjadi dengan usia yang berbeda, setiap lanjut usia
mempunyai kebiasaan atau style yang berbeda, dan tidak ada satu
faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
5

Teoriteori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu :


kelompok biologis dan teori psikososial.

a. TeoriBiologis
Menurut Hay ick (1965, Buku Keperawatan Gerontik, 2013)
secara genetik sudah terprogram bahwa material di dalam ini sel
dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi
mitosis.
1) Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen merupakan unsur penyusun tulang diantara susunan
moleculer, lam kelamaan akan meningkat kekakuannya (tidak
elastis). Hal ini disebabkan oleh karena sel sel yang sudah tua
dan reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang sangat kuat
2) Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membrane sel yang menyebabkan
kerusakan dan kemunduran secara fisik.
3) Teori genetic
Menurut teori ini, menua telah terprogram secara genetic
untuk spesies spesies terrtentu. Menua bisa terjadi perubahan
biokimia yang deprogram oleh molekul-molekul/DNA dan
seiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
4) Teori immunologi
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak
dapat tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah.System imun menjadi kurang efektif dalam
mempertahankan diri, regulasi dan responsibilitas.
5) Teori stress-adaptasi
Menua terjadi akibat hilangnya sel sel yang biasa digunakan
tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress
menyebabkan sel-sel tubuh telah terpakai.
6) Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)
6

Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah


(terpakai)

b. Teori psikososial
1) Teori integritas ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang
harus dicapai dalam tiap tahap perkembangan. Hasil akhir
yang dicapai dari penyelesaian integrias ego dan keputusan
adalah kebebasan.
2) Teori stabilitas personal
Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak dan
tetap bertahan secara stabil. Perubahan yang radikal pada usia
tua bisa jadi mengindikasikan penyakit otak.
3) Teori aktivitas atau kegiatan
a) Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia
yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut
serta dalam kegiatan sosial.
b) Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat
melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas
tersebut selama mungkin.
c) Ukuran optimum (polahidup) dilanjutkan pada cara hidup
lanjut usia.
d) Mempertahankan hubungan antara system social dan
invidu agar tetap stabil dari usia pertengahan sampai usia
lanjut usia.
4) Teori kepribadian berlanjut
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Identitas pada lansia yang sudah mantap memudahkan
dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan
diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan
7

interpersonal. Pada teori ini terjadi pada seseorang lanjut usia


sangat dipengaruhi olehtipe personality yang dimilikinya.

5) Teori pembebasan/penarikan diri (disengagement theory)


Pokok-pokok dalam disengagement theory
a) Pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi pada masa
pensiun.
Pada wanita, terjadi pada masa peran dalam keluarga
berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa dan
meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.
b) Menurut (Nugroho, 2008) menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti
mulai melepaskan diri dari kehidupan social nyata untuk
menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
c) Ada tiga aspek utama dalam teori ini :
- Kehilanganperan (loss of role)
- Hambatan kontak sosial (restriction of contacts and
relationships).
- Berkurangnya komitmen (reduced commitment to
social mores and values)

4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia


a. Perubahan Fisik dan Fungsi :
1) Sel : Jumlah sel menurun/lebih sedikit, ukuran sel lebih
besar, jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler
berkurang, Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah
dan hati menurun, jumlah sel otak menurun,
mekanisme perbaikan sel terganggu.
2) Sel persarafan : Menurun hubungan persarafan,
beratotak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang
berkurang setiap harinya), respon dan waktu untuk
bereaksi lambat, khususnya terhadap stress,
sarafpancaindramengecil, penglihatan berkurang,
8

pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa


mengecil, lebih sensitive terhadap perubahan suhu, dan
rendahnya pertahanan terhadap dingin, kurang sensitive
terhadap sentuhan, deficit memori.
3) Sistem pendengaran: membrane timpani atrofi
sehingga terjadi gangguan pendengaran. Tulangtulangp
endengaran mengalami kekakuan.
4) Sistem penglihatan : Lapang pandang menurun, luas
pandangan berkurang, adaptasi terhadap gelap
menurun, dan katarak.
5) Sistem kardiovaskuler : Katup jantung menebal dan
menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun,
kemampuan jantung untuk memompa darah menurun,
curah jantung menurun (isi semenit jantung menurun),
serta meningkatnya resitensi pembuluh darah perifer
sehingga tekanan darah meningkat.
6) Sistem pengaturan suhu tubuh : Temperature tubuh
menurun (hipotermia) dapat mengakibatkan
metabolisme yang menurun, merasa kedinginan, pucat
dan gelisah.
7) Sistem pernafasan : Otot pernafasan mengalami
kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan, dan
menjadi kaku, aktivitas silia menurun, paru kehilangan
elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun
dalam kedalaman bernafas menurun, ukuran alveoli
melebar (membesar secara progresif) dan jumlah
berkurang, berkurangnya elastisitas bronkus.

8) Sistem pencernaan : Kehilangan gigi, indra pengecapan


menurun, adanya iritasi selaput lendir yang kronis,
esophagus melebar, rasa laparmenurun, asam lambung
9

menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung


menurun, peristaltic lemah dan biasanya timbul
konstipasi, fungsi absorpsi melemah.
9) Sistem reproduksi: Perubahan system reproduksi lansia
ditandai dengan menciutnya ovari dan uterus. Terjadi
atrofi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksi spermatozoa, meskipun adanya
penurunan secara berangsur-angsur. Dorongan untuk
melakukan seksual menteap sampai usia diatas 70
tahun (asal kondisi masih baik), yaitu dengan
kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa
lanjut usia. Pada wanita selaput lendir vagina menurun,
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang,
dan reaksi sifatnya menjadi alkali.

b. Perubahan social
1) Peran : Post power syndrome, single women, dan single
parent.
2) Keluarga (emptiness) : Kesendirian, kehampaan.
3) Teman : Ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul
perasaan kapan akan meninggal.brada di rumah
terusmenerus akan cepat pikun (tidak berkembang).
4) Abuse : Kekerasan berbentuk verbal (dibentak) dan
nonverbal (dicubit, tidak diberi makan).
5) Masalah hukum : Berkaitan dengan perlindungan asset dan
kekayaan pribadi yang dikumpulkan sejak masih muda.
6) Pension : Kalau menjadi PNS aka nada tabungan (dana
pension). Kalau tidak, anak dan cucu yang akan memberi
uang.
7) Ekonomi : Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang
cocok bagi lansia.
8) Rekreasi : Untuk ketenangan batin.
9) Keamaaan : Jatuh, terpeleset.
10

10) Transportasi : Kebutuhan akan system transportasi yang


cocok bagi lamsia
11) Politik : Kesempatan yang sama untuk terlibat dan
memberikan, masukan dalam system politik yang berlaku.
12) Pendidikan : Berkaitan dengan pengentasan buta aksara dan
kesempatan untuk tetap belajar sesuai dengan hak asasi
manusia.
13) Agama : Melaksanakan ibadah.
14) Panti Jompo : Merasa dibuang/diasingkan.

c. Perubahan Psikologis
Dalam psikologi perkembangan, lanisa dan prubahan yang
dialaminya akibat proses penuaan digambarkan oleh hal-hal
berikut :
1) Masalah-masalah umum yang sering dialami oleh lansia
a) Keadaan fisik lemah dan tak berdaya, sehingga harus
bergantung pada orang lain.
b) Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup
untuk beralasan untu melakukan berbagai perubahan
besar dalam pola hidupnya.
c) Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan
perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.
d) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri
yang telah yang telah meninggal atau pergi jauh/ cacat.
e) Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu
luang yang semakin bertambah.
f) Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar
sebagai orang dewasa.
g) Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat yang secara
khusus direncanakan untuk orang dewasa
11

h) Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai


untuk lansia dan memiliki kemauan untuk mengganti
kegiatan lama yang berat dengan yang lebih cocok.
i) Menjadi sasaran atau dimanfaatkan oleh para penjual
obat, buaya darat, dan kriminalitas karena mereka tidak
sanggup lagi untuk mempertahankan diri.

2) Perubahan umum fungsi panca indra pada lansia


a) Sistem penglihatan : lensa kehilangan
elastisitas dan kaku, otot penyangga
lensa lemah, ketajaman penglihatan dan
daya akomodasi dari jarak jauh atau
dekat berkurang, penggunaab kacamata
dan penerangan yang baik dapat
digunakan.
b) Sistem pendengaran : orang usia lanjut
kehilangan kemampuan mendengar pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi
suara atau nada-nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-
kata, 50% terjadi pada usia di atas 60
tahun.
c) Sistem perasa : perubahan penting dalam
alat perasa pada usia lanjut adalah
sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan tunas terasa yang terletak
di lidah dan di permukaan bagian dalam
pipi.
d) Sistem penciuman : daya penciuman
menjadi kurang tajam sejalan dengan
bertambahnya usia, sebagian karena
pertumbuhan sel di dalam hidung
12

berhenti dan sebagian lagi karena


semakin lebatnya bulu di dalam hidung.
e) Sistem integument :pada lansia kulit
mengalami atrofi, kendur, tidak elastis
kering dan berkerut. Kulit akan
kekurangan cairan sehingga menjadi
tipis dan berbecak, maka indra peraba di
kulit semakin peka.

3) Perubahan umum kemampuan motorik pada


lansia
a) Kekuatan motorik : penurunan kekuatan
yang paling nyata adalah pada
kelenturan otot-otot tangan bagian depan
dan otot-otot yang menopang tegaknya
tubuh.
b) Kecepatan motorik : penurunan
kecepatan dalam bergerak bagi lansia
dapat dilihat dari tes terhadap tes
terhadap waktu, reaksi, dan keterampilan
dalam bergerak tampak sangat menurun
setelah usia 60 tahunan.
c) Belajar keterampilan baru : bahkan pada
waktu orang berusia lanjut percaya
bahwa belajar keterampilan baru akan
menguntungkan pribadi mereka, mereka
lebih lambat dalam belajar dibandingkan
orang yang lebih muda dan hasil
akhirnya cenderung kurang memuaskan.
13

d) Kekuatan motorik : lansia cenderung


menjadi canggung dan kaku. Hal ini
menyebabkan sesuatu yang dibawa dan
dipegangnya tertumpuh dan terjatuh.

4) Perubahan kognitif
a) Memory (Daya Ingat, Ingatan)
Pada lanjut usia, daya ingat (memory) mrupakan salah
satu fungsi kognitif yang seringkali paling awal
mengalami penurunan. Ingatan jangka panjang (Long
term memory) kurang mengalami perubahan, sedangkan
ingatan jangka pendek (short term memory) atau
seketika 0-10 menit memburuk. Lansia akan kesulitan
dalam mengungkapkan kembali cerita atau kejadian
yang tidak begitu menarik perhatiannya dan informasi
baru.

b) IQ (Intellegent Quocient)
Lansia tidak mengalami perubahan dengan informasi
matematika (analitis, linier, sekuensial) dan perkataan
verbal. Tetapipenampilan persepsi dan keterampilan
psikomotor menurun. Terjadi perubahan pada daya
membayangkan karena tekanan factor waktu.
c) Perubahan spiritual
- Agama dan kepercayaan lansia makin berintegrasi
dalam kehidupan.
- Lanjut usia semakin dapat dilihat dalam berfikir dan
bertindak sehari-hari.
- Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurun
menurut Folwer (1978), universal, perkembangan yang
dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dengan cara
14

member contoh cara mencintai dan keadilan (Nugroho,


2008).

B. Konsep Dasar Masalah Kesehatan Demensia


1. Pengertian
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tiada gangguan fungsi
vegetatif/keadaan yang terjadi pada memori, pengetahuan umum,
pikiran abstrak, penilaian, & interpretasi atas komunikasi tertulis &
lisan bisa terganggu.
(Corwin, 2009).
Demensia ialah sindrom klinis yang meliputi hilangnya fungsi
intelektual & memoriyang sedemikian berat sehingga menyebabkan
disfungsi hidup sehari-hari. Demensia adalah mewujudkan ketika
keadaan ketika seseorang mengalami menurunnya daya ingat dan daya
pikir lain yang secara nyata mengganggu aktivitas kehidupan
seharihari (Nugroho, 2008).

Demensia merujuk pada sindrom klinis yang mempunyai gangguan


memori selain kemampuan mental lain seperti berfikir abstrak,
penilaian, kepribadian, bahasa dan praksis. Deficit yang terjadi harus
cukup berat sehingga mempengaruhi aktivitas kerja dan sosial secara
bermakna (Sudoyo, 2010).

2. Klasifikasi Demensia
Demensia dibagi menjadi 3 tipe (Lumbantobing, 2008)
a. Demensia kortikal dan sub-kortikal
1) Demensia korkikal
Yaitu demensia yang muncul dari kelainan yang terjadi pada
korteks serebri substansia grisca yang berperan penting terhadap
proses kognitif seperti daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit
yang dapat menyebabkan demensia kortikal adalah Penyakit
15

Alzheimer, Penyakit Vaskular, Sindroma Korsakoff, Penyakit


Pick.
2) Demensia sub-kortikal
Yaitu demensia yang termasuk non-Alzheimer, muncul dari
kelainan yang terjadi pada korteks serebri substansia alba.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia
subkortikal adalah penyakit Huntington, hipotiroid, Parkinson,
kekurangan vitamin B1, B12, hiperkalsemia, hipoglikemia,
AIDS, gagal hepar, ginjal, nafas, dan lain-lain.
b. Demensia reversible dan non-reversible
1) Demensia reversible
Yaitu demensia dengan factor penyebab yang dapat diobati.
Yang termasuk factor penyebab yang dapat bersigat reversible
adalah keadaan/penyakit yang muncul dari proses inflamasi
atau dari proses keracunan, gangguan metabolik, dan nutrisi.

2) Demensia non-reversible
Yaitu demensia dengan faktor penyebab yang tidak dapat
diobati dan bersifat kronik progresif.
3) Demensia pre-senilis dan senilis
a) Demensia pre-senilis merupakan terjadi pada golongan
umur lebih muda yaitu umur 40-50 tahun dan dapat
disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang
mempengaruhi jaringan fungsi otak dan anoksia.
b) Demensia senilis
Merupakan demensia yang muncul setelah umur 65 tahun
terjadi akibat perubahan dan denegerasi jaringan otak yang
diikuti dengan adanya gambaran deteriorasi mental.

c. Demensia Alzheimer
Adalah penyakit degeneratif otak progresif yang
mengakibatkan sel otak menjadi mati dan menurunnya daya
ingat kemampuan berfikir, dan perilaku perubahan. Penderita
16

Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan dalam


mebuat keputusan, dan juga penurunan proses berfikir. Ada
sekitar 50-60% penderita yang mengalami demensia
disebabkan karena penyakit Alzheimer. Gejala klasik dalam
penyakit Demensia Alzheimer adalah kehilngan proses daya
ingat yang terjadi secara bertahap termasuk : Kesulitan dalam
menemukan atau menyebutkan kata yang tepat, tidak mampu
mengenal objek, suasana hati dan kepribadian dapat berubah.

Adapun Stadium Demensia Alzheimer


1) Stadium Awal (stadium amnesia-berlangsung 2-4 tahun)
a) Kesulitan dalam berbahasa
b) Mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna
c) Disoreintasi waktu dan tempat
d) Kesulitan membuat keputusan
e) Kehilangan minat dalam hobi dan aktivitas

2) Stadium menengah (stadium bingung-berlangsung 2-10


tahun)
Klien mengalami kesulitan melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari gejala sebagai berikut :
a) Sangat mudah lupa, terutama untuk peristiwa yang baru
dan nama orang
b) Tidak dapat menelola kehidupan sendiri tanpa timbul
masalah
c) Sangat bergantung pada orang lain
d) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan diri
e) Terjadi perubahan perilaku
f) Adanya gangguan kepribadian
g) Dapat menunjukan halusinasi

d. Demensia Vascular
17

Adalah demensia yang disebabkan oleh disfungsi otak yang


diakibatkan oleh penyakit serebrovaskuler (stroke) sering
identik dengan demensia multi-infrak, karena sebagian terbesar
penyakit serebrovaskuler atau stroke. Penyebab kedua paling
sering Demensia pada lansia, setelah penyakit Alzheimer,
Stroke juga dapat mengakibatkan berbagai lesi diotak, infark
dapat terjadi di kortikal atau subkortikal, dapat tunggal atau
multipel, dapat kecil sedang atau besar. (Nugroho, 2008)

3. Pemeriksaan MMSE
Hasil skor pada MMSE dipengaruhi oleh variabel demografi. Skor
cenderung rendah pada lansia dan tingkat pendidikan yang rendah
(O‟Bryant, 2008). Namun, skor MMSE yang rendah ketika faktor usia
dan tingkat pendidikan dikontrol memiliki interpretasi yang mengarah
kepada demensia (Pradier, 2014).

MMSE menilai sejumlah domain kognitif yaitu orientasi waktu dan


tempat, registrasi, atensi dan kalkulasi, recall, dan bahasa yang terdiri
dari penamaan benda, pengulangan kata, pemahaman dan pelaksanaan
perintah verbal dan tulisan, menulis, dan menyalin gambar. Setiap
penilaian terdiri dari beberapa tes dan diberi skor untuk setiap jawaban
yang benar (Kochhann, 2009).
Total skor pada MMSE jika semua jawaban benar adalah 30.
Berdasarkan skor pada MMSE, status demensia pasien dapat
digolongkan menjadi:
Normal : skor 25-30
18

Demensia ringan : skor 20-24


Demensia sedang : skor 13-19
Demensia berat: skor 0-12

Sehingga, demensia dapat ditunjukkan dengan skor MMSE 0-24


(Alzheimer‟s Association, 2007)

4. Etiologi
a. Penuaan
b. Faktor genetic
c. Infeksi virus
d. Lingkungan yang terdapat radiasi
e. Imunologi
f. Trauma.
28

5. Patofisiologi
6. Manifestasi Klinis
a. Meningkatknya kesulitan dalam melaksakan kegiatan sehari-hari.
b. Mengabaikan kebersihan diri
c. Sering lupa akan kejadian-kejadian yang dialami, dalam keadaan yang makin
berat, sehingga orang yang berada disekitarnya seperti keluarga dilupakan.
d. Pertanyaan atau kata-kata yang diulang.
e. Tidak dapat mengenal waktu, ruang atau tempat.
f. Sifat dan perilaku menjadi keras kepala dan cepat marah.
g. Menjadi depresi dan menganis tanpa alasan yang jelas.
(Maryam, 2008)

7. Komplikasi Demensia, Demensia Alzheimer : Adalah penyakit degenerative otak


yang progresif, yang mematikan sel otak sehingga mengakibatkan menurunnya
daya ingat, kemampuan berfikir, dan perubahan perilaku. Demensia Alzheimer
merupakan penyakit neurodegenerative progresif dengan gambaran klinis dan
patologi yang khas, bervariasi dalam awitan, umur, berbagai gambaran gangguan
kognitif, dn kecepatan perburukkannya. Demensia vascular ialah sindrom
demensia yang disebabkan oleh disfungsi otak yang diakibatkan oleh penyakit
serebrovaskuler (stroke). Ini merupakan penyebab kedua paling sering daripada
demensia pada lansia, setelah penyakit alzhaimer. Demensi vascular sering
diidentikan dengan demensia multi-infark, karena pada sebagian terbesar
penyakit serebroveaskuler yang mengakibatkan demensia terdapat lesi infark
yang multiple (Nugroho, 2008).

8. Penatalaksanaan
Terapi farmakologi untuk pasien Demensia :
a. Anti-oksidan : vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning telur,
margarin, kacang-kacangan, minyak sayur, biasa menurunkan resiko
demenisa alzheimer. Vitamin c dapat mengurani radikal bebas (mis.
Sayuran, stroberi, melon, tomat, brokoli).
Terapi non-farmakologi meliputi :
a. Penyampaian informasi yang benar kepada keluarga.
b. Program harian untuk pasien.
c. Istirahat yang cukup.
d. Reality orientation training (ROT) atau orientasi realitas.
e. Validasi/rehabilitasi/reminiscence.
f. Terapi music.
g. Terapi rekreasi.
(Nugroho, 2008).

9. Data Penunjang

a. CT Scan atau MRI


Merupakan suatu loncatan dalam kemajuan menegakkan diagnosis etiologi
Demensia. Neoplasma, besar dan kecil, tunggal atau multiple, primer atau
metastik dengan mudah dapat dideteksi dengan CT-Scan atau MRI.
Demikian juga halnya dengan hematoma subdural, hidrosefalus. Infark
diotak, tunggal atau multiple, letaknya kortikal atau subkortikal, dengan
mudah dapat diketahu, dan dapat membantu menegakkan diagnosis
Demensia vaskuler.

b. EEG
Bila gambaran EEG-nya teratur dan normal, maka kemungkinan gangguan
kortikal lebih sedikit. Juga alat ini dapat membantu menunjukan kelainan
fokal, kelainan paroksismal. Pada ginjal dengan kadar ureum tinggi yang
menyebabkan fungsi luhur terganggu, umumnya didapatkan gangguan EEG
berupa perlambatan.
C. Konsep Dasar Kebutuhan menurut Abraham Maslow
Teori hierarki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan Abraham Maslow dalam
Potter dan Perry, dapat dikemukakan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia
sebagai berikut :

1) Kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan paling dasar, yaitu kebutuhan


fisiologis seperti oksigen, cairan (minuman), nutrisi (makanan), keseimbangan
suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal, istirahat dan tidur, serta kebutuhan
seksual, stimulus / rangsangan.
2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan fisik dan
perlindungan psikologis.
a) Perlindungan fisik, meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh
atau hidup. Ancaman tersebut dapat berupa penyakit, kecelakaan, bahaya
dari lingkungan, dan sebagainya.
b) Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari
pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami
seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena merasa terancam oleh
keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan sebagainya.
3) Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan di miliki, antara lain memberi dan
menerima kasih sayang, mendapatkan kehangatan keluarga, memiliki sahabat,
diterima oleh kelompok sosial, dan sebagainya.
4) Kebutuhan akan harga diri ataupun perasaan dihargai oleh orang lain.
Kebutuhan ini terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih
prestasi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga
memerlukan pengakuan dari orang lain.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki
Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/ lingkungan
serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

Masalah kebutuhan yang muncul pada kasus demensia yang mencakup pada
kebutuhan dasar menurut maslow adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan stimulus / rangsangan :


Kebutuhan ini berasal dari fikiran atau dorongan seseorang untuk melakukan
kegiatan kearah tujuan. Stimulus dapat dihubungkan dg emosi & proses pikir
yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan / aktivitas.
2. Kebutuhan Nutrisi
Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. (Fitri
Respirati, 2014)
Nutrisi mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
a. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh.
b. Menyediakan “struktur material” intuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot
c. Mengatur proses tubuh
Energi yang dihasilkan oleh nutrisi atau makanan disebut sebagai Kalori. Kalori
digunakan sebagai pembakaran.

a. Jumlah kalori yang dihasilkan nutrisi :


1 gr karbohidrat dan protein : 4 kkal
1 gr lemak : 9 kkal
b. Rata-rata pemasukan energi :
45% energi dari karbohidrat
40% energi dari lemak
15 % energi dari protein

Macam-macam nutrisi :

a. Air : untuk membantu proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan
mengontrol temperatur tubuh.
b. Karbohidrat : sebagai sumber energi tubuh
c. Protein : penting untuk pertumbuhan dan penggantian jaringan, juga
dimanfaatkan sebagai sumber energi
d. Lemak : sebagai sumber energi
e. Vitamin : mengatur proses-proses dalam tubuh sesuai dengan jenis
vitamin.
f. Mineral : mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagian digunakan juga
untuk pertumbuhan, dan penggantian jaringan.
(Fitri Respirati, 2014)

Masalah kebutuhan nutrisi

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner,
kanker, dam anoreksia nervosa
. a. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakcukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

Tanda klinis :
1) Berat badan 10 – 20% dibawah normal
2) Tinggi badan dibawah ideal
3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
4) Adanya penurunan albumin serum
5) Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab :
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3) Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
4) Nafsu makan menurun
b. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis :
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas (> 20% berat ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4) Adanya jumlah asupan yang berlebihan
5) Aktivitas menurun atau menonton Kemungkinan penyebab :
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai >
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.

d. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat
gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang
dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat
pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.

3. Pengertian Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti Personal yang artinya

perseorangan dan Hygiene berarti sehat.Kebersihan perseorangan adalah suatu tindakan yang

dilakukan untuk memelihara krbrsihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtraan fisik dan

fisikis (Tarwoto & Wartonah).


Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus di

perhatikan karna kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan pisikis seseorang. Kebersihan

itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Jika seseorang sakit maka

masalah kebersihan biasanya kurang di perhatikan. Hal ini terjadi karna kita menganggap

masalah kebersihan adalah masalah spele, padahal jika masalah tersebut di biarkan terus akan

mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto, 2004).

Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan

kesehatan.Kebutuhan personal hygiene dibutuhkan bukan hanya orang sakit saja melaikan orang

sehat juga.Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit

merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi

tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka

akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).

1. Macam-macam personal hygiene

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan

diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan fisikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal

hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi

kebersihan kulit, gig dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genetalia

serta kebersihan dan kerapian pakaiian.

Menurut Potter & Perry (2006) macam-macam personal hygieneadalah :

1. Perawatan Kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi,ekspresi, pengatur

temperature, dan sensai. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan

subkutan.Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami

tahapan berbeda dari maturasi, melindungi jaringan yang berbed di bawahnya terhadap

hilangnya cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme

yang memproduksi penyakit.Dermis, merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari

ikatan kolagen dan serabut elastik untuk mendukung epidermis. Serabut saraf, pembuluh darah,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea,dan folikel rambut bagian yang melalui lapisan dermal.

Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum, minyak, cairan odor, kedalam folokel rambut.Sebum

meminyaki kulit dan rambut untuk menjaga agar tetap lemas dan kuat.Lapisan subkutan terdiri

dari pembuluh darah, saraf dan limfe dan jaringan penyambung halus yang terisi dengan sel-sel

lemak.Jaringan lemak berfungsi sebagai insulator panas bagi tubuh.Kulit berfungsi sebagai

pertukaran oksigen, nutrisi dan cairan dengan pembuluh darah yang berbeda di bawahnya,

mensintesa sel baru, dan mengeliminasi sel mati, sel yang tidak berfungsi.Sirkulasi yang adekuat

penting untuk memelihara kehidupan sel. Kulit sering kali mereflkeskan perubahan pada kondisi

fisik dengan perubahan pada warna, ketebalan, tekstur, turgor, temperature.Selama kulit masih

utuh dan sehat, fungsi fisiologisnya masih optimal.

2. Mandi

Mandi adalah perawatan hygiene total.Mandi dapat di kategorikan sebagai pembersihan

atau traupetik. Mandi di tempat tidur yang lengkap di perlukan bagi individu dengan

ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total. Keluasan mandi individu dan

metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan

kebutuhan tingkat hygiene yang di perlukan.Individu yang bergantung dalam krbutuhan hygiene

nya sebagian atau individu yang terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak

mampu mencapai semua bagian badan memperoleh mandi sebagian di tempat tidur.

Pada lansia, mandi biasanya di lakukan dua kali sehati atau lebih sesuai selera dengan air dingin

atau air hangat. Diusahakan agar mandi satu kali sehari tidak di bawah pancuran atau

konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi yang akan member kenikmatan, relaksasi dan

menambah tenaga serta kebugaran tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit

antara dubur dan kelamin (perineum).Gosokan dimulai dari sisi kelamin kearah dubur.Bagi

wanita putting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Setelah selesai

mandi keringkan badan, termasuk rongga telinga lipatan-lipatan kulit dan celah-celah jari kaki

untuk menghindarkan timbulnya infeksi jamur, juga pada semua lipatan-lipatan kulit lainnya

(Setiabudhi, 2010)
3. Perawatan Mulut

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan

bibir.Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan plak, dan bakteri memasase

gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang di hasilkan dari bau dan rasa yang tidak

nyaman.Beberapa penyakit yang muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang kurang yang

buruk adalah karies, radang gusi, dan sriawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat

dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan.

Golongan lansia sering mengalami tanggalnya gigi geligi. Salah satu sebab adalah karena

proses penuaan dan penyebab lain yang lebih sering adalah kurang baiknya perawatan gigi dan

mulut. Osteoporosis dan periodontitis pada lansia menyebabkan akar gigi agak longgar dan di

celah-celah ini tersangkut disisa makan.Inilah penyebab terjadinya peradangan. Karies timbul

antara lain akibat permentasi sisa makanan yang menempel pada gigi oleh kuman yang lambat

laun mengakibatjan lobang pada enamel gigi dan bila tidak di tambal akan menyebabkan radang

dan kematian syaraf gigi karena infeksi. Setelah konsumsi makan dan minuman yang bersifat

asam, gigi perlu di bersihkan yaitu kumurkumur dengan air. Maka penting untuk menggosok

gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari atau menggosok gigi setiap kali selesai makan

(setiabudhi,2010).

4. Perwatan Mata Hidung dan Telinga

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang di perlukan untuk membersihkan mata,

hidung , dan telinga selama individu mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang di

perlukan untuk mata karena secara tereusmenerus di bersihkan oleh air mata, kelopak mata dan

bulu mata mencegah masuknya pertikel asing ke dalam mata.Normalnya, telinga tidak terlalu

memerlikan pembersihan. Namun, telinga yang serumen terlalu banyak telinganya perlu di

bersihkan baik mandiri ataupun di bantu oleh anggota keluarga. Hygiene telinga merupakan

implikasi untuk ketajaman pendengaran.Bila benda asing terkumpul pada kanal telinga luar,

maka akan menggangu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indra penciuman, memantau
temperature dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya pertikel asing

kedalam system pernafasan.

5. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraa seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan

perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk

memelihara perawatan rambut sehari-hari.Menyikat, menyisir dan bersampho adalah cara-cara

dasar higienis perawtan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indicator status kesehatan

umum, peribahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit

tertentu, atau obat-pbatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut.Rambut merupakan bagian

dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan

status kesehatan diri dapat di identifikasi.

Kerontokan rambut sering terjadi pada lansia. Jumlah rambut rata-rata adalah lebih

100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan sisanya 20% berada dalam stadium tidak aktif.

Rambut membutuhkan perawatan baik dan teratur, terutama pada wanita. Agar tidak terlalu

banyak mengalami kerontokan, antara lain kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang

lazim disebut ketombe.

Rata-rata 50-100 helai rambut dapat rontok dalam masa sehari.Oleh karena itu rambut sebaik-

baiknya perlu di cuci dengan shampo yang mengandung anti ketombe yang cocok. Cuci rambut

sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan minimal seminggu sekali (setiabudhi,2010).

6. Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau,

dan cedera pada jaringan. Tetapi orang sering kali tidak sadar akan masalah kaki dan kuku

sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam

mempertahankan personal hygiene karna berbagai kuman dapat dapat masuk kedalam tubuh

melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.Perawatan

dapat digabungkan selama mandi atau pada wajtu yang terpisah.


Pada lansia, proses penuan member perubahan pada kuku yaitu pertumbuhan kuku

menjadi lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi menjadi bergaris dan mudah pecah karna

agak keropos. Warnanya bisa berubah menjadi kuning atau opaque.Kuku bisa menjadi lembek

terutama kuku kaki akan menjadi lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan

menusuk masuk ke dalam jaringan sekitarnya (ungus incarnates). Pengguntingan dilakukan

setelah kuku di rendam di air hangat selama 5-10 menit karna pemanasan membuat kuk menjadi

lembek dan mudah di gunting (setiabudhi,2010).

7. Perawatan Genetalia

Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap.Seseorang yang paling butuh

perawatan genetalia yang teliti adalah seseorang yang beresiko terbesar memproleh infeksi.

Seseorang yang tidak mampu melakukan perawtan diri dapat di bantu keluarga untuk melakukan

personal hygiene.

2. Menurut Tarwoto (2004) tujuan perawatan personal hygiene :

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

b. Memelihara kebersihan diri seseorang

c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

d. Mencegah pentnyakit

e. Meningkatkan percaya diri seseorang

f. Menciptakan keindahan

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene


Menurut Tarwoto (2004) sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh

sejumlah faktor antara lain :

1. Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektof seseorang tentang penampilan

fisiknya.Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh

individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya

karna adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial

Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau air

mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan personal hygiene.

Praktek personal hygiene pada lansia dapat berubah di krenakan situasi kehidupan, misalnya jika

mereka tinggal dip anti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya

yang baru. Privasi tersebut akan mereka dapatkan di rumahnya sendiri karena mereka tidak

mempunyaii kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.

4. Status sosial ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

5. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan.Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup.Seseorang

harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.Sering kali pembelajaran penyakit atau

kondisi yang mendorong individu untuk meningkatkan personal hygiene.

6. Budaya

Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene.Orang dari

latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.Disebagian

masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh di mandikan.

7. Kebiasaan seseorang

Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan

perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan

diri seperti menggunakan shampo dan alat mandi yang lain.

8. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit, tentu untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuaan anggota

keluarga untuk melakukannya.


4. Manfaat perawatan personal hygiene menurut Potter dan Perry (2006) :

1. Perawatan kulit

Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, dapat mempertahankan rentan gerak, merasa

nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dalam memahami metod perawatan kulit.

2. Mandi

Mandi dapar menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,

menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, membuat individu merasa

lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra dari individu.

3. Perawatan mulut

Mukosa mulut utuh terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang di

tularkan melalui mulut misalnya tifus dan hepatitis, mencegah penyakit mulut dan gigi,

meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan

mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.

4. Perawatan hidung mulut dan telinga

Organ sensori yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga akan bebas dari infeksi,

serta dapat berpartisipasi dan mampu melalukakan perawtan mata, hidung dan telinga sehari-

hari.

5. Perawatan rambut

Memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, untuk mencapai rasa nyaman

dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan perawtan rambut.

6. Perawatan kaki dan kuku

Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, merasa nyaman dan bersih, serta

dapat memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.

7. Perawatan genetalia

Untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genetlia,

meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal hygiene.


5. Dampak dari personal hygiene

Menurut Tarwoto (2004) dampak yang akan timbul jika kurangnya personal

hygieneadalah :

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karna tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik.Gangguan fisik yang sering terjadi adalah munculnya kutu

pada rambut, gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mayta

dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak fisikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan

rasa nyaman, kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, aktualisai diri dan gangguan interaksi

sosial.

2.Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene

1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisir

yang meliputi tiga aktifitas dasar yaitu : pertama, mengumpulkan data secara sistematis, kedua,

mensortir dan mengatur data yang di kumpulkan dan ketiga, mendokumentasikan data dalam

format yang dapat di buka kembali. Pengumpulan dan pengorganisasian data harus

menggambarkan dua hal :

1. Status kesehatan klien

2. Kekuatan klien dan masalah kesehatan yang dialami (actual atau resiko/potensial). Dalam

melakukan opengkajian diperlukan keahlian keahlian (skil) seperti wawancara,

pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian diklasifikasikan dalam

data subjektif dan objektif. Data subjektif meruoakan ungkapan atau presepsi yang di

kemukakan oleh klien. Data objektif merupakan data yang di dapat dari hasil observasi,

pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Ada beberapa cara pengelompokan data, yaitu:
a) Berdasarkan system tubuh

b) Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)

c) Berdasarkan teori keperawtan

d) Berdasarkan pola kesehatan fungsional

Tarwoto & Wartonah (2003)

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan pada masalahpersonal hygiene :

1. Rambut

a. Keadaan kesuburan rambut

b. Keadaan rambut yang mudah rontok

c. Keadaan rabut yang kusam

d. Keadaan tekstur

2. Kepala

a. Botak atau alopesia

b. Ketombe

c. Berkutu

d. Adakah eritema

e. Kebersihan

3. Mata

a. Adakah sklera ikterik

b. Adakah konjungtiva pucat

c. Kebersihan mata

d. Apakah gatal atau mata merah

4. Hidung
a. Adakah pilek

b. Adakah alergi

c. Adakah perdarahan

d. Adakah perubahan penciuman

e. Kebersihan hidung

f. Bagaimana membrane mukosa

g. Adakah sputum deviasi

5. Mulut

a. Keadaan mukosa mulut

b. Kelembapannya

c. Adakah lesi

d. Kebersihan

6. Gigi

a. Adakah karang gigi

b. Kelengkapan gigi

c. Pertumbuhan

d. Kebersihan

7. Telinga

a. Adakah kotoran

b. Ada lesi

c. Bagaimana bentuk telinga

d. Adakah infeksi

8. Kulit

a. Kebersihan

b. Adakah lesi
c. Keadaan turgor kulit

d. Temperatur

e. Teksture

f. Pertumbuhan bulu

9. Kuku tangan dan kaki

a. Bentuknya bagaimana

b. Warnanya

c. Adakah lesi

d. Pertumbuhannya

10. Genetalia

a. Kebersihannya

b. Pertumbuhan rambut pubis

c. Keadaan kulit

d. Keadaan lubang uretra

e. Keadaan labia minor dan minora

f. Cairan yang keluarkan

g. Tubuh secara umum

h. Kebersihan normal

i. Keadaan postur tubuh

D. PROSES KEPERAWATAN LANSIA


1. Konsep Proses Keperawatan Demensia

a. Pengkajian Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat professional harus
menggunakan proses keperawatan. Proses keperawatan ini adalah proses
pemecahan masalah yang mengarah perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Pengkajian langkah pertama pada proses keperawatan, meliputi
pengumpulan data, analisis data dan menghasilkan diagnosis keperawatan.
Tujuan pengkajian :
1) Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri
sendiri
2) Melengkapi dasar rencana perawatan individu
3) Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien
4) Memberi waktu kepada klien untuk menjawab

Pengkajian meliputi aspek :


1. Fisik
a. Wawancara :
1) Pandangan lanjut usia tentang kesehatannya 2) Kegiatan
yang mampu dilakukan lanjut usia
3) Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri
4) Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan
pendengaran

5) Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air


besar/kecil
6) Kebiasaan gerak badan/olahraga/senam lanjut usia
7) Perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
8) Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan
kebiasaan dalam minum obat
9) Masalah seksual yang dirasakan

b. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan fungsi
system tubuh
2) Pendekatan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik
adalah head to toe (dari ujung kepala sampai ke ujung kaki)
dan system tubuh
2. Psikologis
a. Apakah mengenal masalah utamanya
b. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaannya
c. Apakah dirinya merasa dibutuhkan atau tidak
d. Apakah memandang kehidupan dengan optimis
e. Bagaimana mengatasi stress yang dialami
f. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
g. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan
h. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang
i. Perlu dikaji juga mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses
pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
penyelesaian masalah.

3. Social-ekonomi
a. Sumber keuangan lanjut usia
b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu
luang
c. Dengan siapa ia tinggal
d. Kegiatan organisasi apa yang diikuti lanjut usia
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap
lingkungannya
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang
lain diluar rumah
g. Siapa saja yang biasa mengunjungi
h. Seberapa besar ketergantungannya
i. Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya
dengan fasilitas yang ada.

4. Spiritual
a. Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan
keyakinan agamanya
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah
apakah dengan berdoa
d. Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakkal

Pengkajian dasar
Perawat harus ingat, akibat adanya perubahan fungsi yang sangat mendasar
pada psoses menua yang meliputi seluruh organ tubuh, dalam melakukan
pengkajian, perawat memerlukan pertimbangan khusus. Pengkajian harus
dilakukan terhadap fungsi semua system, status gizi, dan aspek
psikososialnya.
1. Temperature/suhu tubuh
a. Mungkin (hipotermi) ± 35ºC
b. Lebih teliti diperiksa di sublingual
2. Denyut nadi
a. Kecepatan, irama, volume
b. Apical, radial, pedal
3. Respirasi (pernapasan)
a. Kecepatan, irama, dan kedalaman
b. Pernapasan tidak teratur
4. Tekanan darah
a. Saat berbaring, duduk, berdiri
b. Hipotensi akibat posisi tubuh
5. Berat badan perlahan hilang pada beberapa tahun terakhir
6. Tingkat orientasi
7. Memori (ingatan)
8. Pola tidur
9. Penyesuaian psikososial

System persarafan
1. Kesimetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran, adanya perubahan dari otak
a. Tidak semua orang menjadi senil
b. Kebanyakan mempunyai daya ingatan menurun atau
melemah
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat, adanya katarak
4. Pupil : kesamaan, dilatasi
5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
a. Jangan diuji didepan jendela
b. Gunakan tangan atau gambar
c. Cek kondisi kacamata
6. Gangguan sensori
7. Ketajaman pendengaran
a. Apakah menggunakan alat bantu dengar
b. Tinnitus
c. Serumen telinga bagian luar, jangan dibersihkan
8. Adanya rasa sakit atau nyeri

System Kardiovaskuler
1. Sirkulasi perifer, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denyut nadi apical
3. Periksa adanya pembengkakan vena jugularis
4. Pusing
5. Sakit/nyeri
6. Edema

System Gastrointestinal
1. Status gizi
2. Asupan diet
3. Anoreksia, tidak dapat mencerna, mual, muntah
4. Mengunyah, menelan
5. Keadaan gigi, rahang, dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi, apakah perut kembung, ada pelebaran kolon
8. Apakah ada konstipasi (sambelit), diare, inkontinensia alvi

System Genitourinaria
1. Urine (warna dan bau)
2. Ditensi kandung kemih, inkontinensia (tidak dapat menahan untuk
buang air)
3. Frekuensi, tekanan, atau desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Dysuria
6. Seksualitas
a. Kurang minat melakukan hubungan seks
b. Adanya disfungsi seksual
c. Gangguan ereksi
d. Dorongan/daya seks menurun
e. Hilangnya kekuatan dan gairah seksualitas
f. Adanya kecacatan social yang mengarah ke aktivitas seksual

Sistem Kulit
1. Kulit
a. Temperature, tingkat kelembapan
b. Keutuhan kulit: luka terbuka, robekan
c. Turgor (kekenyalan kulit)
d. Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan umum

Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
a. Atrofi otot
b. Tendon mengecil
c. Ketidakadekuatan gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
a. Ambulansi dengan atau tanpa bantuan peralatan
b. Keterbatasan gerak
c. Kekuatan otot
d. Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis

Psikososial
1. Menunjukan tanda meningkatnya ketergantungan
2. Focus pada diri bertambah
3. Memperlihatkan semakin sempitnya perhatian
4. Membutuhkan bukti nyata rasa kasih saying yang berlebihan.
(Nugroho, 2008)

Penatalaksanaan
Terapi farmakologi untuk pasien Demensia :
1. Anti-oksidan : vitamin E yang terdapat dalam sayuran, kuning telur,
margarin, kacang-kacangan, minyak sayur, bias menurunkan resiko
demenisa alzheimer. Vitamin c dapat mengurani radikal bebas (mis.
Sayuran, stroberi, melon, tomat, brokoli).

Terapi non-farmakologi meliputi :


1. Penyampaian informasi yang benar kepada keluarga.
2. Program harian untuk pasien.
3. Istirahat yang cukup.
4. Reality orientation training (ROT) atau orientasi realitas.
5. Validasi/rehabilitasi/reminiscence.
6. Terapi music.
7. Terapi rekreasi.
(Nugroho, 2008).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Sindrom stres relokasi berhubungan dengan :
1) Perasaan tidak berdaya.
2) Gangguan status kesehatan psikososial.
3) Tidak ada persiapan untuk masuk ke rumah sakit.
4) Perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari – hari.
5) Menurunnya status kesehatan fisik, gangguan sensori.
6) Kurangnya system dukungan yang adekuat.
b. Resiko terhadap trauma/cedera berhubungan dengan :
1) Kurangnya pendidikan tentang keamanan.
2) Riwayat trauma terdahulu.
3) Kurangnya penglihatan.
4) Ketidakmampuan mengidentifikasi bahaya dalam
lingkungan.
5) Disorientasi, bingung, gangguan dalam pengambilan keputusan.
6) Kesulitan keseimbangan, kelemahan, otot tidak terkoordinasi,
aktivitas kejang.
c. Perbahan proses pikir berhubungan dengan :
1) Perubahan fisiologis (degenarasi neuron ireversibel).
2) Kehilangan memori/ingatan.
3) Konflik psikologis.
4) Gangguan penilaian.
d. Perubahan persepsi-sensorik berhubungan dengan :
1) Pembatasan lingkungan secara terapeutik (isolasi, perawatan intensif,
tirah baring).
2) Pembatasan lingkungan social (institusional, panti jompo), stigma
(gangguan jiwa, keterbelakangan mental).
3) Perubahan persepsi, transmisi dan/atau integrasi sensori (penyakit
neurologis, tidak berkomunikasi, gangguan tidur, nyeri).

4) Stress psikologis (penyempitan pandangan perseptual disebabkan


kecemasan).
5) Gangguan kimiawi (endogen, eksogen).
e. Perubahan pola tidur berhubungan dengan :
1) Perubahan lingkungan.
2) Perubahan sensori.
3) Tekanan psikologis, kerusakan neurologis.
4) Perubahan pola aktivitas.
f. Kurang perawatan diri berhubungan dengan :
1) Gangguan kemampuan untuk pindah atau mobilitas.
2) Intoleransi aktivitas, menurunnya daya tahan dan
kekuatan.
3) Penurunan kognitif, keterbatasan fisik.
4) Frustasi atas kehilangan kemandiriannya, depresi.
g. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan :
1) Perubahan sensori.
2) Kerusakan penilaian dan koordinasi 3) Agitasi.
4) Mudah lupa, kemunduran hobi.
h. Perubahan pola eliminasi urinarius atau
konstipasi/inkontinensia berhubungan dengan :
1) Disorientasi.
2) Kehilangan fungsi neurologis/tonus otot.
3) Ketidakmampuan untuk menentukan letak kamar mandi/mengenali
kebutuhan.
4) Perubahan diet atau pemasukan makanan.

i. Ketidakefektifan koping keluarga : menurun atau tidak mampu


berhubungan dengan :
1) Tingkah laku klien yang tidak menentu (terganggu).
2) Keluarga berduka karena ketidakberdayaan menjaga orang yang
dicintai.
3) Perkembangan penyakit.
4) Hubungan keluarga sangat ambivalen.(Kushariyadi, 2010).

ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PERSONAL HYGIENE

I. BIODATA IDENTITAS KLIEN


Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 83

Status Perkawinan thn :


Agama Janda

Pendidikan : Islam

Pekerjaan : SD

Golongan Darah : Ibu Rumah Tangga

Tanggal Pengkajian :O

Alamat : 25 Mei 2021

: JL.Rajawali Ds .
Kenongo Kec. Tulangan
Kab. Sidoarjo

I. KELUHAN UTAMA
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mengeluhkan sakit apa- apa,
sering mengompol di tempat tidur tetapi ketika di lihat kulit kaki tampak kering
dan bersisik.

II. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami


Klien mengatakan pernah sakit DM dan Hipertensi.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan


Klien mengatakan ketika sakit biasanya pergi ke Klinik terdekat untuk
melakukan pemeriksaan.

C. Pernah dirawat/dioprasi
Klien mengatakan pernah dirawat karena sakit DM dan tidak perna di
operasi.

D. Alergi
Klien mengatakan tidak pernah ada alergi yang di miliki.
III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang Tua
Kedua orang tua klien sudah meninggal.

B. Saudara Kandung
Klien mempunyai enam saudara kandung tiga perempuan dan tiga
laki-laki, klien anak ke tiga dari enam bersaudara.Saudara-saudara klien
tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

C. Penyakit keturunan yang ada


Keluarga klien tidak memiliki penyakit ketururunan.

IV. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Perspsi tentang penyakitnya


Klien mengatakan bahwa kekeriputan kulit ini biasa terjadi ketika usia yang
makin menua.
B. Konsep diri -Gambaran diri
Klien menyukai seluruh bagian anggota tubuhnya.
-Ideal diri
Klien ingin keadaan tubuhnya tetap sehat-sehat saja.
-Harga diri
Klien merasa sangat dihargai dan disayangi oleh setiap anggota keluarganya
-Peran diri
Klien bereran sebagai ibu dan nenek didalam keluarga.
-Identitas diri
Klien adalah seorang nenek yang harus menjaga cucunya ketika anaknya sedang
berkerja.

C. Keadaan emosi
Klien tampak tenang ketika berbicara dengan orang lain atau lingkungan
sekitarnya.
D. Hubungan sosial -Orang yang
berarti
Anak-anak dan cucu-cucunya
-Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan anak dan cucunya sangat baik mereka sering berkumpul bersama.
-Hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan orang disekitarnya sangatlah baik.

E. Spiritual
-Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam dan klien sering melakukan ibadah di rumah.
-Kegiatan ibadah
Klien mengatakan ia lebih sering melakukan ibadah di rumah ketimbang di
mesjid, karna jarak yang terlalu jauh ia memilih untuk melakukan ibadah di
rumah saja.

V. STATUS MENTAL -Pembicaraan

Ketika klien berbicara sangat lembut dan santun. -Afek


Tidak ada afek negative ketika klien di ajak berbicara.Pembawaan klien
sangat ramah terhadap lawan bicaranya. -Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat dilakukan penkajian
bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
-Proses pikir
Ketika di ajak berbicara ada kemunduran dalam berpikir dan itu adalah proses
penuan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
Klien tampak mengompol di tempat tidur dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
B. Tanda-tanda Vital
-Suhu tubuh : 36,30C

-Tekanan darah : 145/90


mmHg
-Nadi : 72x/i

-Pernafasan : 18x/i
: 160 cm
-Tinggi Badan
: 50kg
-Berat badan

C. Pemeriksaan Head to toe


Kepala
-Bentuk : Simetris
-Ubun-ubun : Normal
-Kulit kepala : Bersih tidak ada
lesi
-Bentuk kepala : Lonjong

Rambut
-Keadaan rambut : Jarang dan tipis
-Bau : Jarang keramas
-Warna rambut : Putih keseluruhan

Mata
-Kesimetrisan : Normal
-Palpebra : Normal
-Konjungtiva dan Sklera : Normal
-Pupil : Tidak diperiksa
-Kornea dan Iris : Tidak diperiksa
-Visus : Tidak diperiksa
-Tekanan bola mata : Tidak diperiksa

Hidung
-Tulang hidung dan posisi :Normal, sputum
sputumnasi masih dalam posisi
normal
-Lubang hidung : terdapat seckret upil

-Cuping hidung :Normal

Telinga

-Bentuk telinga : Normal dan simetris

-Ukuran telinga : Dalam batas normal


-Lubang telinga :Ada kotoran,tidak
infeksi

-Ketajaman pendengaran : Tidak diperiksa

Mulut & Faring

-Keadaan bibir :Mukosa bibir kering

-Keadaan gigi dan gusi :Gigi kuning, ada karies,


(jarang sikat gigi)

-Keadaan lidah :Tidak ada lesi dan


perdarahan

-Orofaring :Tidak ada peradangan

Tangan

-Keadaan kuku
: Kuku tangan panjang
terdapat hitam-hitam di
selah-selah kuku

Pemeriksaan integument
-Kebersihan : Bersisik, bercak kemerahan dikaki
-Kehangatan : Kulit hangat.
-Warna : Kuning langsat -Turgor
: Kembali < 2 detik.
-Kelembaban : Kering

Pemeriksaan payudara dan ketiak

-Ukuran dan bentuk : Normal


-Warna payudara dan areola : Tidak diperiksa -Kondisi
payudara dan putting : Tidak diperiksa

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

-Genetalia : lembab basah karena mengompol


-Anus dan perineum : kotor karena urine

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum


-Frekuensi makan/hari : 2 x 1 hari
-Nafsu/selera makan : Baik
-Nyeri ulu hati : Tidak ada
nyeri
-Alergi : Tidak ada
alergi
-Mual dan muntah :Tidak ada mual
-Tampak makan memisahkan diri : Tidak
-Waktu pemberian makan : Pagi, sore.

II. Perawatan diri/personal hygiene


-Kebersihan tubuh : Kurang bersih,
terlebih di genetalia
kotor karena sering
mengompol
-Kebersihan rambut : Kurang bersih dan
berbau

-Kebersihan mulut dan : Mulut berbau, gigi


gigi kuning, ada caries
pada gigi

-Kebersihan Kuku dan : Kuku panjang dan


tangan terdapat hitam-hitam
di selah-selah kuku

II. Pola kegiatan/aktivitas


-Uraikan aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan
secara mandiri, sebagian atau total :
Klien melakukan kegiatan mandi 1x sehari, makan 2x sehari di bantu
oleh anak, eliminasi bowel dilakukan 1x sehari, eliminasi urine tidak
tentu sering mengompol di tempat tidur, ganti pakaian dua hari 1x
dilakukan.

- Uraikan aktivitas ibadah klien :


Klien mengatakan sholat lima waktu begitu adzan langsung
melakukan sholat.

III.Pola eliminasi A. BAB


-Pola BAB : 1x/hari
-Karakter feses : Tidak ada
perdarahan
-Riwayat pendarahan : Tidak ada
pendarahan
-BAB terakhir : Sehari yang lalu
-Diare : Tidak pernah
-Penggunaan laksatif : Tidak ada

B. BAK
-Pola BAK : Tidak tentu sering mengompol
di tempat tidur
-Karakter urine : Warna urine kuning –
Nyeri/kesulitan BAK : Tidak ada nyeri.

II. ANALISA DATA


N DATA PENYEBAB MASALAH
O KEPERAWATA
N
1. DS:
1. Klien
mengatakan sedikit
kemerahan dengan kulit
kaki yang bersisik dan
kering.

2. Klien
mengatakan jarang
Ketidakmampuan
mengkonsumsi buah- klien untuk Resiko kerusakan
buahan. melakukan integritas kulit.
perawatan kulit
seluruh tubuh.
3.Klien juga
mengatakan mandi
hanya 1x sehari.

DO:

1.Klien kurang menjaga


kebersihan tubuhnya.

2.Kulit klien kering dan


bersisik, ada bercak
hitam.

3. Klien tampak
mengompol

2. DS: Klien
mengatakan
1 jarang
. keramasan.
2 Klien Ketidakmampuan Defisit perawatan
. mengatakan klien untuk diri: (mandi)
menjaga
kulit rambut kebersihan
sering gatal. rambut dan
3 kepala.
. Klien
DO: mengatakan
rambut sering
1
mengalami
.
kerontokan.

Rambut klien
yang mulai
memutih secara

keseluruhan.
2. Rambut klien
berbau karna
jarang keramas.

3. Rambut klien
jarang dan tipis.
3. DS:

1 Klien mengatakan
. jarang menyikat
giginya.
Klien Ketidakmampuan
2 klien untuk Defisiensi hygien
mengatakan merawat gigi dan oral
.
malas mulut setelah
selesai makan.
membersihkan
mulutnya ketika
3 selesai makan.
.
Klien
mengatakan
sering
membiarkan
DO:
sisa makanan
yang tersisa di
1.
mulutnya.
2.
Gigi klien
kuning. Aroma
yang tak
sedapakibat
3
jarang sikat gigi
.
keluar dari
mulut klien.
Adanya caries
pada gigi klien.
4. DS: Klien mengatakan

jarang Ketidakmampuan Defisiensi


1 klien dalam pengetahuan
. mengguntimg merawat kuku perawatan kuku
dan tangan. tangan dan kaki.
kuku.

Klien
2 mengatakan
. membiarkan
kukunya ada
hitam-
hitamnya.

DO:

1.Klien mengatakan jarang


menggunting kuku.
2.Didalam kuku klien
terdapat hitam-hitam.

III. MASALAH KEPERAWATAN

1. Masalah Keperawatan : Resiko kerusakan integritas kulit


2. Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri (mandi)
3. Masalah Keperawatan : Defisiensi hygiene oral
4. Masalah Keperawatan : Defisiensi pengetahuan perawatan kuku tangan kaki

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Masalah Keperawatan : Resiko kerusakan integritas kulit b/d ketidakmampuan klien

untuk melakukan perawatan kulit seluruh tubuh d/d klien mengatakan risih dengan
kulitnya yang bersisik dan kering, klien mengatakan jarang mengkonsumsi buah-

buahan, klien mengatakan hanya mandi 1x sehari.

2. Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri (mandi) b/d ketidakmampuan klien

untuk menjaga kebersihan rambut dan kepala d/d klien mengatakan jarang

keramasan, kulit rambut sering gatal, dan rambut sering mengalami kerontokan.

3. Masalah Keperawatan : Defisiensi hygiene oral b/d ketidakmampuan klien untuk

merawat mulut dan gigi setelah makan d/d klien mengatakan jarang menyikat

giginya, malas membersihkan mulutnya setelah makan, sering membiarkan sisa

makanan tertinggal di mulutnya.

4. Masalah Keperawatan : Defisiensi pengetahuan perawatan kuku tangan dan kaki b/d

ketidakmampuan klien dalam merawat kuku dan tangan d/d klien mengatakan

jarang menggunting kuku dan membiarkan kukunya ada hitamhitamnya.

V. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL


HARI/TANGGA No. PERENCANAAN RASIONAL
L DX KEPERAWATAN

Selasa, 1 Tujuan dan Kriteria a Memberikan


Hasil: .
25 Mei 2021 rasa
Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x6 nyaman


b
jam personal hygiene
. pada klien.
perawatan kulit seluruh Menghindari

tubuh dapat terpenuhi. resiko

Rencana Tindakan:
infeksi dan
1. Kaji pola
kebutuhan memberikan

personal hygiene c kenyamanan


.
2. Klien mampu bagi klien.
dalam menjaga d Melembabka
.
kebersihan n kulit klien.

badannya dengan Meningkatka

cara menganjurkan n

klien mandi 2x pengetahuan

dalam sehari. dan

3. Berikan pendidikan
membuat
kesehatan tentang
klien lebih
kebersihan diri
kooperatif
pada klien.

4. Menganjurkan klien

untuk

menggunakan

lotion untuk kulit.

5. Klien mampu
mengganti

baju 2x sehari

Selasa, 2 Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Rambut

25 Mei 2021 Setelah dilakukan tindakan klien jadi

keperawatan selama 1x6 jam bersih

personal hygiene dengan b. Rambut

perawatan kulit kepala dapat klien


menjadi
terpenuhi. rapi

Rencana Tindakan:

1. Klien mampu mencuci

rambut
menggunakan

shampho selama 1x2

hari.

2. Klien mampu menyisir


rambut.
Selasa 3 Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Gigi klien

25 Mei 2021 Setelah dilakukan tindakan menjadi bersih.

keperawatan 1x6jam b. Mengurangi


resiko luka
personal hygiene perawatan pada gusi.
mulut dan gigi dapat

terpenuhi.

Rencana Tindakan:

1. Klien mampu
menggosok

gigi

2. Ajarkan klien cara

gososk gigi yang

benar.

Selasa, 4 Tujuan dan Kriteria Hasil: a. Kuku klien

25 Mei 2021 Setelah dilakukan tindakan menjadi


keperawatan 1x6 jam
personal hygiene perawatan pendek
kuku dan
b. Klien dapat
tangan dapat terpenuhi. membersih
kan
Rencana Tindakan: kotoran
pada ujung
1. Klien mampu
kuku.
memotong kuku 1x

dalam seminggu.
2. Klien mampu untuk
menyikat kukunya
bila perlu.

VI. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

N HARI/TANGGA IMPLEMENTASI EVALUASI


O. L KEPERAWATAN (SOAP)

D
X
1. Selasa, a Mengkaji pola S :Klien
.
25 Mei 2021 kebutuhan personal mengatakan

hygiene merasa segar


b
. Membantu klien dan nyaman

untuk mandi dan setelah

perawatan melakukan

kulit perawatan kulit

seluruh tubuh.

O :Kulit

menjadi lebih

bersih dan

badan kelihatan

semakin segar.

A : Masalah
sebagian

teratasi

P : Dalam
1x6jam klien
mampu
melakukan
perawatan
seluruh tubuh
2 Rabu, a Membantu cara S: Klien
. . mencuci rambut mengatakan
26 Mei 2021 yang benar. rambutnya lebih
rapi

b Membantu cara dan bersih.


. menyisir rambut
yang benar. O :Rambut

tampak lebih

bersih dan rapi. A

:Masalah

sebagian teratasi.

P : Dalam
1x6 jam klien
dapat melakukan
perawatan
rambut.
3. Kamis a Menggosok gigi S : Klien merasa
. dengan cara yang
27 Mei 2021 baik dan benar. lebih nyaman

setelah

menyikat gigi

O:Gigi tampak

bersih A: Masalah

sebagian

teratasi

P: Dalam 1x6 jam


klien mampu
melakukan
perawatan mulut
dan gigi
4. Jum’at a. Membantu klien S :

28 Mei 2021 untuk memotong Klien

kuku merasa

b. Menganjurkan nyaman
klien untuk
menyikat setelah
kukunya bila
perlu. memotong kuku

O :

Kuku

klien

tampak bersih

A : Sebagian

masalah

teratasi

P: Dalam 1x6
jam klien mampu
melakukan
perawatan
kuku dan tangan.

Anda mungkin juga menyukai