Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PRINSIP DAN JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN

KELOMPOK 5
1. Ita Nur Fajriyah (185049)
2. Mamik Nur’riati (185050)
3. Sindy Damayanti (185052)

PENDIDIKAN MATEMATIKA 2018 B

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG
2020
PRINSIP DAN JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN

A. Prinsip-prinsip Pengembangan
Pembinaan dan pengembangan profesi guru dilaksanakan atas dasar prinsip umum dan
prinsip khusus. Prinsip umum P3KG dijelaskan sebagai berikut:
1. Pertama, diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
cultural, dan kemajemukan bangsa.
2. Kedua, diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan system
terbuka dan multimakna.
3. Ketiga, diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
guru yang berlangsung sepanjang hayat.
4. Keempat, diselenggarakan dengan member keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran.
5. Kelima, diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat
melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan.
Prinsip khusus atau operasional pembinaan dan pengembangan profesi sebagai berikut:
1. Pertama, ilmiah, dimana keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan
dalam kompetensi dan indicator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan.
2. Kedua, relevan, dimana ruusnya berorientasi kepada tugas pokok dan fungsi guru
sebagai pendidik profesional, yaitu memiliki kompetensi kepribadian, sosial,
professional dan pedagogic.
3. Ketiga, sistematis, dimana setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Keempat, konsisten, danya hubungan yang pasti antara kompetensi dan indicator.
5. Kelima, actual dan konstektual yaitu rumusan komptensi dan indicator dapat
mengikuti perkembangan Ipteks.
6. Keenam, fleksibel, rumusan kompetensi dan indicator dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan jaman.
7. Ketujuh, demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk
diberdayakan melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya,
baik secara individual maupun institusional.
8. Kedelapan, obyektif, dimana setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya dengan mengacu kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan
indikator-indikator terukur dari kompetensi profesinya.
9. Kesembilan, komprehensif, dimana setiap dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya untuk mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam
memberikan layanan pendidikan dalam rangka membangun generasi yang memiliki
pengetahuan, memiliki kemampuan atau kompetensi, mampu menjadi dirinya
sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama orang lain.
10. Kesepuluh, memandirikan, dimana setiap guru secara terus menerus diperdayakan
untuk mampu meningkatkan kompetensinya secara berkesinambungan, sehingga
memiliki kemandirian professional dalam melaksanakan tugas dan funginya.
11. Kesebelas, professional, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru dilaksanakan dengan mengedepankan nilai – nilai profesionalitas.
12. Keduabelas, bertahap, dimana oembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru dilaksanakan secara bertahap agar guru benar – benar mencapai puncak
profesionalitas.
13. Ketigabelas, berjenjang, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru dilaksanakan secara berjenjangan berdasarkan jenjang komprtensi atau tingkat
kesulitan kompetensi yang ada pada standar kompetensi.
14. Keempatbelas, berkelanjutan, dimana oembinaan dan pengembangan profesi dan
karir guru dilaksanakan secara berkelanjutan karena perkembangan ilmu
pengetahuan, tekonologi dan seni serta adanya kebutuhan penyegaran kompetensi
guru.
15. Kelimabelas, akuntabel, dimana pembinaan dam pngembangan profesi dan karir
guru data di pertanggungjawabkan secara transparan kepada publik.
16. Keenambelas, efektif, dimana pelaksanaan pembinaan dan pengetahuan profesi dan
karir guru harus mampu memberikan informasi yang digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan yang teat oleh pihak – pihak yang terkait dalam
pembinaan dan pengembangan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya
peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
17. Ketujubelas, efisien, dimana pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi
dan karir guru harus disadari atas pertimbangan penggunaan sumber daya
seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang optimal.
B. Jenis – jenis kegiatan pengembangan
Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru, termasuk juga tenaga
kependidikan pada umumnya, dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun bukan diklat, antara lain sebagai berikut :
1. Pendidikan dan pelatihan
a. In-house training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan yang
dilaksanakan secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain
yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Strategi pembinaan
melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa sebagian kemampuan
dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru tidak harus dilakukan secara
eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru yang memiliki kopetensi yang belum
dimiliki oleh guru lain, dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat
waktu dan biaya.
b. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
dunia kerja atau industry yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi
professional guru. Program magang ini diperuntukkan bagi guru dan dapat
dilakukan selama periode tertentu, misalnya, magang di sekolah tertentu untuk
belajar manajemen kelas atau manajemen sekolah yang efektif. Program
magang dipilih sebagai alternative pembinaan dengan alasan bahwa
keterampilan tertentu yang memerlukan pengalaman nyata.
c. Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan
antara sekolah yang baik dengan yang kurang baik, antara sekolah negeri
dengan sekolah swasta, dan sebagainya. Jadi, pelaksanaanya dapat dilakukan di
sekolah atau di tempat mitra sekolah. Pembinaan lewat mitra sekolah
diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang
dimiliki mitra, misalnya, di bidang manajemen sekolah atau manajemen kelas.
d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat dilaksanakan tanpa
menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam satu tempat tertentu,
melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya. Pembinaaan
lewat belajar jarak jauh dilakukan dengan pertimbangan bahwa tidak semua
guru terutama di daerah terpencil dapat mengikuti pelatihan di tepat-tempat
pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota kabupaten atau di provinsi.
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini dilaksanakan di
lembaga-lembaga pelatihan yang diberikan wewenang, dimana program
disusun secara berjenjang mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi.
Jenjang pelatihan disusun berdasarkan tingkat kesulitan dan jenis kompetensi.
Pelatihan khusus (spesialisasi) disediakan berdasarkan kebutuhan khusus atau
disebabkan adanya perkembangan baru dalam keilmuan tertentu.
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lainnya kursus
singkat dimaksudkan untuk melatih meningkatkan kemampuan guru dalam
dalam beberapa kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian tindakan
kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
pembelajaran, dan lain-lain.
g. Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki kewenangan membina, melalui
rapat dinas, rotasi guru mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan,
diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga
merupakan alternative bagi peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat dilaksanakan dengan
memberikan tugas belajar baik di dalam maupun di luar negeri bagi guru yang
berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-guru
pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam upaya pengembangan
profesi.
2. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan
a. Diskusi maslah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala
dengan topic diskusi sesui dengan masalah yang dialami disekolah. Melalui
diskusi berkala di harapkan para guru dapat memecahkan masalah yang
dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran disekolah ataupun masalah
peningkatan kompetensi dan engembangan karirnya
b. Seminar. Pengikut sertaan guru didalam kegiatan seminar dan pembinaan
publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi
peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru
untuk berinteraksi secara ilmia dengan kolega keprofesian berkaitan dengan
hal-hal terkini dala upaya peningkatan kualitas pendidikan.
c. Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.
Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis
kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
d. Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan
kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam angka peningkatan
mutu pembelajaran.
e. Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk dapat
berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik
atau animasi pembelajaran.
f. Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat guru dapat
berbentuk alat peraga, alat praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik
atau animasi pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/karya seni yang dibuat
guru dapat berupa karya yang bermanfaat utuk masyarakat atau kegiatan
pendidikan serta karya seni yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Denim, Sumarwan dan Khairil. 2011. Profesi Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai