Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI

“PENENTUAN UKURAN PARTIKEL DENGAN MIKROSKOP”

NAMA : DEVI SEPTIANI


NIM : 1900007
KELOMPOK : 7 ( TUJUH )
HARI PRAKTIKUM : SENIN (11.00-14.00)
NAMA DOSEN : FERDY FIRMANSYAH, M.Sc, Apt
ASISTEN DOSEN : 1. DELLAVIANA ARISKA
2. ANRIANI WIDYA NINGSIH
3. NOLA AYUNDA PUTRI
4. JIHAN FAHIRA
5. HAMIDA NUR AZRI
6. YOLANDA MAHARANI
7. NIA APRILIANI SUHARI
8. CAHYA PURWANINGSIH

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
PENENTUAN UKURAN PARTIKEL DENGAN MIKROSKOP

I. TUJUAN
1. Melakukan penentuan ukuran partikel degan mikroskop
2. Menentukan kurva distribusi dan jumlah partikel

II. ALAT DAN BAHAN


A. ALAT
 Mikroskop
 Micrometer
 Beker glass 250 ml
 Batang pengaduk
 Timbangan
 Ayakan
 Objek glass

B. BAHAN
 Amylum
 Aquadest
 Granul berbagai ukuran

III. CARA KERJA


A. Kalibrasi mikroskop
1. Lakukan penaraan terhadap lensa okuler micrometer yang akan
digunakan
2. Sediaan kertas grafik sebagai micrometer pentas
3. Letakkan kertas grafik dibawah lensa objektif dan geser ke tengah
4. Putarlah okuler dan geserkan micrometer pentas sampai garis nolnya
terletak segaris dengan sebuah garis dengan garis nol lensa okuler
5. Mulai dari garis nol sebelah kiri anda, arahkanlah pengamatan anda
kekanan dan carilah garis pada skala okuler yang segaris dengan sebuah
garis pada skala micrometer pentas
6. Hitunglah subkala pada kedua micrometer tersebut dimulai dari garis nol
sampai pada titik pertemuan garis micrometer okuler dengan garis
micrometer pentas
7. Hitunglah factor kalibrasi micrometer okuler anda untuk setiap
perbesaran

B. Pengukuran partikel suspensi


1. Suspense yang akan ditentukan ukuran partikelnya diencerkan dengan
aquadest (1:10), dan disuspensikan secara homogeny
2. Letakkan beberapa tetes suspense diatas objek glass lalu ditutup
dengan cover glass, kemudian taruh dibawah mikroskop yang telah di
kalibrasi
3. Amati, lalu tentukan ukuran partikel dan hitung jumlah partikelnya
4. Tentukan ukuran partikel terkecil dan terbesar, kemudian tentukan
range antar ukuran partikel tersebut
5. Hitunglah rata-rata
a. Diameter panjang
b. Diameter permukaan
c. Diameter volume
d. Diameter permukaan panjang
e. Diameter volume permukaan
f. Diameter volume berat
IV. HASIL
1. Amylum

Batas Ukur Partikel (Y) Diameter Rata-Rata (d) Jumlah Partikel (n)
0-3 0,375 37
3-6 1,125 90
6-9 1,875 110
9-12 2,625 127
12-15 3,375 47
15-18 4,125 25
18-21 4,875 15

Batas d
n
ukurpartike (diamete %
(jumlahpart n.d n.d2 n.d3 n.d4 %
l (Y) r rata- frekuensi F kum
ikel)
rata)
0-3 0,375 37 13,875 5,203 1,951 0,731 8,20 % 8,20 %
3-6 1,125 90 101,25 113,906 128,144 144,162 19,95 % 28,15
%
6-9 1,875 110 206,25 386,718 725,097 1.359,558 24,39 % 52,54
%
9-12 2,625 127 333,375 875,109 2.297,162 6.030,050 28,15 % 80,69
%
12-15 3,375 47 158,625 535,359 1.806,837 6.098,077 10,42 % 91,11
%
15-18 4,125 25 103,125 425,390 1.754,736 7.238,287 5,54 % 96,65
%
18-21 4,875 15 73,125 356,484 1.737,861 8.472,073 3,32 % 99,97
%
2.698,16 29.342,90
451 989,625 8.451,788
9 2
Σn=451

Hitunglah rata-rata :

a. Diameter panjang
Σ nd
dln ¿
Σn
989,625
¿ = 2,194μm
451
b. Diameter permukaan
2
= Σ nd
dSn

Σn
2.698,169
=
√ 451
= √ 5,984 = 2,446μm

c. Diameter volume
3
= 3 Σ nd
dVn
√Σn
8.451,788 3
=

3

451
= √ 18,740 = 2,656μm

d. Diameter permukaan panjang


Σ nd 2
dSe =
Σnd
2.698,169
= = 2,726μm
989,625
e. Diameter volume permukaan
Σ nd 3
dVs =
Σ nd 2
8.451,788
= = 3,132μm
2.698,169
f. Diameter volume berat
Σ nd 4
dWn =
Σ nd3

29.342,902
= = 3,471μm
8.451,788
AMYLUM
30.00%
28.15%
25.00% 24.39%

20.00% 19.95%
AMYLUM
15.00%

10.00% 10.42%
8.20%

5.00% 5.54%
3.32%

0.00%
0.38 1.13 1.88 2.53 3.38 4.13 4.87

2. Granul

Batas Ukur Partikel (Y) Diameter Rata-Rata (d) Jumlah Partikel (n)
0-3 0,375 46
3-6 1,125 56
6-9 1,875 67
9-12 2,625 90
12-15 3,375 65
15-18 4,125 50
18-21 4,875 39

Batas Diameter Jumlah % %


2 3 4
ukur rat-rata partikel n.d n.d n.d n.d frekuensi kumula
partikel (d) (n) tif
(y)
0-3 0,375 46 17,25 6,468 2,425 0,909 11,13% 11,13%
3-6 1,125 56 63 70,875 79,734 89,701 13,55% 24,68%
6-9 1,875 67 125,625 235,546 441,650 828,094 16,22% 40,9%
9-12 2,625 90 236,25 620,156 1.627,910 4.273,246 21,79% 62,69%
12-15 3,375 65 219,375 740,390 2.498,818 8.433,511 15,73% 78.42%
15-18 4,125 50 206,25 850,781 3.509,472 14.476,57 12,10% 90,52%
4
18-21 4,875 39 190,125 926,859 4.518,439 22.02 8,71 % 99,23%
7,392
413 857,875 3.451,075 12.678,448 50.137,42
7
∑n=413
Hitunglah rata-rata :

a. Diameter panjang
Σ nd
dln ¿
Σn
857,875
¿ = 2,007μm
413
b. Diameter permukaan
2
= Σ nd
dSn

Σn
3.451,075
=
√ 413
= √ 8,356 = 2,890μm

c. Diameter volume
3
= 3 Σ nd
dVn
√Σn
12.678,448 3
=
√3

413
= √ 30,698 = 3,131μm

d. Diameter permukaan panjang


Σ nd 2
dSe =
Σnd
3.451,075
= = 4,022μm
857,875
e. Diameter volume permukaan
Σ nd 3
dVs =
Σ nd 2
12.678,448
= = 3,673μm
3.451,075
f. Diameter volume berat
Σ nd 4
dWn =
Σ nd3

50.137,427
= = 3,954μm
12.678,448
GRAFIK GRANUL
GRANUL
25.00%

21.79%
20.00%

16.22% 15.73%
15.00% GRANUL
13.55%
12.10%
11.13%
10.00%
8.71%

5.00%

0.00%
0.38 1.13 1.88 2.63 3.38 4.13 4.88

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini saya berasal dari kelompok tujuh akan membahas mengenai
penentuan ukuran partikel dengan mikroskop Pada praktikum kali ini sample yang
digunakan yaitu amylum dan granul. Pada metode mikroskopi yang dilakukan pertama kali
adalah kalibrasi alat yang bertujuan untuk menentukan ukuran skala okuler. Kalibrasi alat
dilakukan dengan cara menempelkan mikrometer dibawah mikroskop, dihimpitkan garis awal
skala okuler dengan skala obyektif. Kemudian menentukan garis kedua skala yang tepat
berhimpit dan diketahui harga skala okuler setelah dilihat dibawah mikroskop.
Pada praktikum kali ini dipilih menggunakan mikroskop karena jika kita menghitung
partikel amylum itu sangat baik jika digunakan metode mikroskopik karena ukuran amyylum
lebih kecil daripada granul sehingga jika kita menggunakan mikroskop dapat mendeteksi
aglomerat dan partikel partikel amylum yang lebih dari satu komponen. Tetapi denagn
metode ini juga diameter partikelnya hanya dapat dilihat dua dimensi saja yaitu panjang lebar
dan kami juga kewalahan dalam perhitungan yang sangat banyak dan ini merupakan
kelemahan dari metode mikroskopik ini sendiri.
Pada praktikum kami kali ini didapat grafik bahwa kadar persen dan diameter antara
granul dan ammylum sama sama tinggi pada batas ukur partikel 9-12 sedangkan semakin
tinggi batas ukur suatu partikel semakin kecil juga dengan diameter juga kadar amylumnya
dan berbanding lurus juga jika semakin rendah batas batas suatu partikel maka diameter dan
presentasi juga akan rendah.
Ini didapat bahwa semakin tinggi atau rendah suatu batas ukur partikel makan diameter
akan menjadi rendah begitu juga presentadi kadar karna data presentasi mengikuti data
diameter. Mengapa ukuran partikel didapat grafik seperti itu karna batas ukuran partikel dari
amylum dan granul adalah pada rank 9 – 12 dan jika range batas ukuran partikel itu tidak
sesuai makan partikel akan cepat hilang dan bahkan tidak terlihat .
Pada butir amilum,molekul tersusun radial menunjukkan sifat kristal sehingga jika
butir amilum diamati dengan mikroskop polaroid dalam posisi silang akan tampak terang,
kecuali pada tanda silang yang pusatnya bertepatan dengan hilum tersebut. Pada butir
amilum kecil, hilum bertempat di pusat lapisan yang mengelilinginya, sedangkan pada butir
amilum lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris.
Sama halnya dengan kita mengukur dengan menggunakn ayakan partikel akan banyak
tersaring jika mesh yang digunkaan sesuai dengan ukuran partikel pada sampel jika ukuran
mesh yang dgunakan lebih keci dari pada ukuran partikel maka partikel tidak aan turun
begitupun sebaliknya hal ini pun sama dengan mikroskopik jika partikel nya tidak sesuai
dengan batas ukuran partikelnya mka jika diamti dengan mikroskop ukuran dan jumlah
partikel akan sulit terklihat dan akan semakin kecil maka dari itu kita melakukan preparasi
terhadap sampel sebelum kita amati sampel dibawah mikrikop dan dengan bermacam2
perbesaran

VI. KESIMPULAN
1. Pada batas ukur partikel 9 – 12 terlihat diameter paling besar dan memiliki frekuesi
paling tinggi .
2. Semakin tinggi dan semakin rendah ukuran batas partikel maka dimeter dan frekuensi
akan menurun karna ukuran partikel harus sesuai dengan batas ukuran partikelnya.
3. Metode mikroskopi digunakan untuk partikel emulsi, suspesi, dan serbuk halus.
Contohnya amylum
4. Keuntungan dari metode mikroskopi dapat mendeteksi aglomerat dan partikel –
partikel yang terdiri lebih dari satu komponen. Sedangkan kelemahan – kelemahannya
adalah diameternya hanya dapat dilihat secara dua dimensi.

DAFTAR PUSTAKA
Alfred, Martin. 2008. Farmasi Fisika Dasar-Dasar Farmasi Fisik dalam Ilmu
Farmasetik Ed. Ketiga jilid 2. Jakarta : UI Press
Aprila Kumala Sari, Serafinah Indriyani, Gustini Ekowati, Jati Batoro. Jurnal
Biotropika | Vol. 5 No. 1 | 2017. Keragaman Struktur Butir Amilum, Kadar
Tepung, dan Clustering Delapan Taksa Tanaman Berumbi di Desa Simo
Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. Laboratorium Taksonomi, Struktur, dan
Perkembangan Tumbuhan, Program Studi Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya.
Martin, A. 1990. Farmasi Fisika jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Martin. 2008. FArmasi Fisika. Yogyakarta: UGM Press
Parrot, L, E. 1970. Pharmaceutical Technologi. Mineapolish : Burgess Publishing
Company
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran teknologi Farmasi edisi V Cetakan I. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada Press

Aprila Kumala Sari1), Serafinah Indriyani2), Gustini Ekowati3), Jati Batoro4)


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai