Observasi a. Identifikasi penyebab diare (mis, inflamasi gastrointestinal, iritasi gastrointestinal, proses infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress, efek obat obatan, pemberian botol susu) b. Identifikasi riwayat pemberian makanan c. Monitor jumlah pengeluaran cairan d. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal Terapeutik a. Berikan asupan cairan oral (mis, larutan garam gula, oralit, pedialyte,renalyte) b. Pasang jalur intravena c. Berikan cairan intravena (mis, ringer laktat, ringer asetat), jika perlu Edukasi a. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap b. Anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis, atapulgit, smektit,kaolin- pektin) b. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis, loperamide, difenoksilat) 2. Gangguan Eliminasi Urine Manajemen Eliminasi Urine Observasi a. Identifikasi tanda dan gejala retensi atauinkotinensia urine b. Identifikasi factor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine c. Monitor eliminasi urin (mis, frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna) Terapeutik a. Catat wakti wakti dan haluaran berkemih b. Batasi asupan cairan, jika perlu Edukasi a. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih b. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih c. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur d. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran berkemih Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu 3. Gangguan integritas kulit / jaringan Pencegahan Infeksi Observasi a. Monitor tanda dan gejala local dan sistemik Terapeutik a. Cuci tangan sebelum dan sesuda kontak dengan pasien dan lingkungan pasien b. Pertahankan tehnik aseptic pada pasien beresiko tinggi Edukasi a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar Kolaborasi Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu 4. Gangguuan mobilitas fisik Dukungan mobilisasi Observasi a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainya b. Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi Terapeutik a. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis,pagar tempat tidur) b. Fasilitasi melakukan pergerkana, jika perlu Edukasi a. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi b. Anjurkan melakukan mobilisasi dini c. Ajarkan monilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi) 5. Gangguan pertukaran gas Pemantauan Respirasi Observasi a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas b. Monitor pola nafas (mis, bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kusmaul, cheyne-stokes, biot, ataksik) Terapeutik a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien b. Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu 6. Ketidakstabilan kadar gula darah hiperglikemia Manajemen Hiperglikemia Observasi a. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia b. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia Terapeutik a. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk Edukasi a. Ajarkan kepatuhan terhadap diet dan olahraganya b. Ajarkan pengelolaan diabetes Kolaborasi Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu 7. Ketidakstabilan kadar gula darah hipoglikemia Manajemen hipoglikemia Observasi a. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia b. Identifikasi kemungkinan penyebba hpoglikemia Terapeutik a. Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu b. Berikan glucagon, jika perlu c. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet d. Pertahankan akses IV, jika perlu Edukasi a. Anjurkan membawa karbohudrat sederhana setiap saat b. Anjurkan monitor kadar glukosa darah c. Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia(mis, mengrangi insulin/ agen oral dan/ atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga) Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu 8. Resiko cidera Manajemen keselamatan lingkungan Observasi a. Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis, kondisi fisik, fungsi kognitif dan riwayat perilaku) b. Monitor perubahan status keselamatan lingkungan Terapeutik a. Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan (mis, fisik, biologi dan kimia) jika memungkinkan b. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan risiko c. Sediakan alat bantu keamanan lingkungan (,is, commode cheir dam pegangan tangan) Edukasi a. Ajarkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi bahaya lingkungan