Anda di halaman 1dari 12

Diagnosa Keperawatan

No. SIKI
(SDKI)
1. Resiko perfusi Perifer Tidak 1. Pencegahan Syok
Efektif Tindakan
a. Observasi
- Monitor status kardiopulmonal
(Frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi napas, TD, MAP).
- Monitor sttaus oksigenasi(Oksimetri
nadi, AGD).
- Monitor status cairan (Masukan dan
haluaran, turgor kulit, CRT).
- Monitor tingkat kesdaran dan respon
pupil.
- Periksa riwayat alergi.
b. Terapeutik.
- Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen
>94%.
- Persiapkan intubasi dan ventilasi
mekanis, Jika perlu.
- Pasang jalur IV, jika perlu.
- Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine, jika perlu.
- Lakukan skin test untuk mecegah
reaksi alergi.
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab/ faktor resiko syok.
- Jelaskan tanda dan gejala awal syok.
- Anjurkan melapor jika menemukan/
merasakan tanda dan gejala syok.
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral.
- Anjurkan menghindari allergen.
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian IV, jika perlu.
- Kolaborasi pemberian tranfusi darah,
jika perlu.
- Kolaboarsi pemberian antiinflamasi,
jika perlu.
2. Menejemen Hiperglikemi
Tindakan
a. Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia.
- Identifikasi situasi yang menyebabkan
kebutuhan insulin meningkat (mia.
Penyakit kambuhan).
- Monitor kadar glukosa darah, jika
perlu.
- Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(mis. Polyuria, polydipsia, pifagia,
kelmeahan, malaise, pdangan kabur,
sakit kepala).
- Monitor intake dan output cairan.
- Monitor keton urine, kadar analisa gas
darah, ortostastik, dan frekuensi nadi.
b. Terapeutik.
- Berikan asupan cairan oral.
- Konsultasi dengan tenaga medis jika
tanda dan gejala hiperglikemia tetap
ada atau memburuk.
c. Edukasi.
- Anjurkan menghindari saat olahraga
saat kadar glukosa darah lebih dari 250
mg/dl.
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri.
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga.
- Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
Insulin, obat oral, monitor asupan
cairan, penggantian karbohidrat, dan
bantuan professional kesehatan).
d. Kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian insulin, jika
perlu.
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
perlu.
- Kolaborasi pemberian kalium, jika
perlu.
3. Menejemen Hipoglikemi.
Tindakan
a. Observasi
- Identifkasi tanda dan gejala
hipolikemia.
- Identifikasi kemungkinan penyebab
hipoglikemia.
b. Terapeutik.
- Berikan karbohidrat sederhana, jika
perlu.
- Berikan karbohidrat kompleks dan
sesuai diet.
- Perahankan kepatenan jalan napas.
- Pertahankan akses I, jika perlu.
c. Edukasi.
- Anjrukan monitor kadar glukosa darah.
- Anjurkan berdiskusi dengan perawat
tim diabetes tentang penyesuaian
program pengobatan.
- Jelaskan interaksi antara diet, insulin/
agen oral, dan olahraga.
- Ajarkan pengelolaan hipoglikemia
(mis. Tanda dan gejala, faktor resiko,
dan pengobatan hipoglikemia).
- Ajarka perawatan amndiri untuk
hipoglikemia (mis. Mengurangi
insulin/ agen oral.)
d. Kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian dekstrose, jika
perlu.
- Kolaborasi pemberian glucagon, jika
perlu.
2. Pola napas tidak efektif 1. Menejemen Jalan Napas
Tindakan
a. Observasi.
- Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas).
- Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, wheeizing, ronkhi
kering).
- Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma).
b. Terapeutik.
- Posisikan semi fowler atau fowler.
- Berikan minuman hangat.
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
- Lakukan penghisapan lender kurang
dari 15 detik.
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal.
- Berikan oksigen, jika perlu.
c. Edukasi.
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi.
- Ajarkan teknik batuk efektif.
d. Kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
2. Pemantauan Respirasi.
Tindakan
a. Observasi.
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dan upaya napas.
- Monitor pola napas (Seperti bradipnea,
takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
cheyne-stokes, biot, ataksik).
- Monitor kemampuan batuk efektif.
- Monitor adanya produksi sputum.
- Monitor adanya sumbatan jalan napas.
- Palpasi kesimetrisan ekspanasi paru.
- Auskultasi bunyi napas.
- Monitor saturasi oksigen.
- Monitor nilai AGD.
- Monitor hasil X-Ray Thoraks.
b. Terapeutik.
- Aturinterval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien.
- Dokumentasikan hasil pemantauan.
c. Edukasi.
- Jelaskan tujaun dan prosedur
pemantauan.
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
3. Resiko Perfusi Serebral 1. Menejemen peningkatan tekanan
tidak efektif intracranial.
Tindakan
a. Observasi.
- Identifikasi penyebab peningkatan TIK
(mis. Lesi, gangguan metabolism,
edema serebral).
- Monitor tanda gejala peningkatan TIK
(mis. Tekanan darah meningkat,
tekanan nadi melebar, brakikardia, pola
napas irregular, kesadaran menurun).
- Monitor MAP
- Monitor status pernapasan,
- Monitor intake dan output cairan.
b. Terapeutik.
- Berikan posisi semi fowler
- Cegah terjadi kejang.
- Pertahankan suhu tubuh normal.
c. Kolabirasi.
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan, jika perlu.
- Kolaborasi pemberian deuretik
osmosis, jika perlu.
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja,
jika perlu.
2. Pemnatauan Tanda-tanda Vital.
Tindakan
a. Observasi.
- Monitor tekanan darah.
- Monitor nadi (frekuensi, kekuatan,
irama).
- Monitor pernapasan (frekuensi,
kedalaman).
- Monitor suhu tubuh.
- Monitor oksimetri nadi.
- Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan
TDD).
- Identifikasi perubahan tanda-tanda
vital.
b. Terapeutik.
- Autr interval pemantauan sesuai
kondisi pasien.
- Dokumntasikan hasil pemantauan.
c. Edukasi.
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu.
4. Resiko ketidakseimbangan 1. Menejemen Cairan
Cairan. Tindakan
a. Observasi.
- Monitor status hidrasi (mis. Frekuensi
nadi, keuatan nadi, akral, pengisi
caliper, kelembapan mukosa, turgor
kulit, tekanan darah).
- Monitorn berat badan harian.
- Monitor hasil pemeriksaa laboratorium
(mis. Hemtokrit, Na, K, Cl, bert jeis
urine, BUN).
b. Terapeutik.
- Catat intake-output dan hitung balance
cairan 24 jam.
- Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan.
- Berikan cairan intravena, jika perlu.
c. Kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian deuretik, jika
perlu.
5. Ansietas. 1. Reduksi Ansietas
Tindakan
a. Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas
berubah (mis. Kondisi, wkatu, stresor).
- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
dan non verbal).
b. Terapeutik.
- Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan.
- Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan, jika memungkinkan.
- Pahami situasi yang membuat ansietas.
- Dengarkan dengan penuh perhatian.
- Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan.
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan.
- Diskusi perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang.
c. Edukasi.
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami.
- Informasikan secara factual mengenal
diagnosis, pengobatan, dan prognosis.
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu.
- Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi.
- Latih teknik relaksasi.
d. Kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian antiiansietas,
jika perlu.
6. Bersihan jalan napas tidak 1. Menejemen Jalan Napas
efektif. Tindakan
a. Observasi.
- Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas).
- Monitor bunyi napas tambahan (mis.
Gurgling, mengi, wheeizing, ronkhi
kering).
- Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma).
b. Terapeutik.
- Posisikan semi fowler atau fowler.
- Berikan minuman hangat.
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
- Lakukan penghisapan lender kurang
dari 15 detik.
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal.
- Berikan oksigen, jika perlu.
c. Edukasi.
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi.
- Ajarkan teknik batuk efektif.
d. Kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

7. Defisit Nutrisi 1. Menejemen Nutrisi.


Tindakan
a. Observasi.
- Identifikasi status nutrisi.
- Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan.
- Identifikasi makanan yang disukai.
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient.
- Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastric.
- Monitor asupan makanan.
- Monitor berat badan.
- Monitor hasil oemeriksaan
laboratorium.
b. Terapeutik.
- Lakukan oral hygine sebelum makan,
jika perlu.
- Fasilitasi pementuan pedoman diet
(mis.piramida makanan).
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein.
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian makan melalui
nasogastric jika asupan oral dapat
ditoleransi.
c. Edukasi.
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu.
- Ajarkan diet yang diprogramkan.
d. Kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu.
8. Defisit Pengetahuan 1. Edukasi Kesehatan
Tindakan
a. Observasi.
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Terapeutik.
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan.
- Berikan kesemapatan untuk bertanya.
c. Edukasi.
- Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
2. Edukasi Diet
Tindakan
a. Observasi
- Identifikasi kemampuan pasien dan
keluarga menerima informasi
- Identifikasi tingkat pengetahuan saat
ini.
- Identifikasi kebiasaan pola makan saat
ini dan masa lalu.
- Identifikasi persepsi pasien dan
keluarga tentang diet yang
diprogramkan.
- Identifikasi keterbatan finansial untuk
menyediakan makanan.
b. Terapeutik.
- Persiapan materi dan alat peraga.
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan.
- Berikan kesempatan pasien dan
keluarga untuk bertanya.
- Sediakan rencana makan tertulis, jika
perlu.
c. Edukasi.
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan.
- Informasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang.
- Informasikan kemungkinan interaksi
obat dan makanan, jika perlu.
- Anjurkan mempertahankan posisi semi
fowler (30-40 derajat) 20-30 menit
setelah makan.
- Anjurkan mengganti makanan sesuai
dengan diet yang diprogramkan.
- Anjurkan melakukan olahraga sesuai
toleransi.
- Ajarkan cara membaca label dan
memilih makanan yang sesuai.
- Ajarkan cara merencanakan makanan
yang sesuai program.
- Rekomendasikan resep makanan yang
sesuai dengan diet, jika perlu.
3. Edukasi Proses Penyakit.
Tindakan
a. Observasi.
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi.
b. Terapeutik.
- Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan.
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan.
- Berikan kesempatan untuk bertanya.
c. Edukasi.
- Jelaskan penyebab dan faktor resiko
penyakit.
- Jelaskan proses patofisiologi
munculnya penyakit.
- Jelaskan tanda dan gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit.
- Jelaskan kemungkinan terjadi
komplikasi.
- Ajarkan cara meredakan atau mengaasi
gejala yang dirasakan.
- Ajarkan cara meminimalkan efek
samping dari intervensi atau
pengobatan.
- Informasikan kondisi pasien saat ini.
- Anjurkan melapor joka tanda dan
gejala memberat atau tidak biasa.

Anda mungkin juga menyukai