Akses Terbuka Jurnal Ilmu Kedokteran Makedonia. 2019 Okt 30; 7 (20): 3464-3468.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.447
eISSN: 1857-9655
Pengendalian dan Penanganan Penyakit Tropis dan Infeksi
1 Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia; 2 Jurusan Biostatistik,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Abstrak
Kutipan: Purba EN, Santosa H, Siregar FA. Itu LATAR BELAKANG: Angka kejadian hipertensi di Indonesia semakin meningkat terkait dengan perilaku tidak sehat seperti aktivitas fisik
Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan
yang tidak sehat dan pola makan yang memicu terjadinya obesitas. Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada penduduk usia> 18 tahun
Kejadian Hipertensi pada Dewasa Berusia 26-45 Tahun
di Medan. Buka Akses Maced J Med Sci. 2019 Okt 30; 7 sebesar 34,1% pada tahun 2018.
(20): 3464-3468.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.447 TUJUAN: Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa
Kata kunci: Aktivitas fisik; Kegemukan; Hipertensi (26-45 tahun) di Kota Medan.
* Korespondensi: Elida Normiaty Purba. Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera METODE: Penelitian dilakukan di Medan dengan menggunakan desain studi kasus kontrol. Sampel penelitian adalah 150 penderita
Utara, Medan, Indonesia. Surel:
hipertensi, diambil dengan alokasi proporsional: 75 kelompok kasus dan 75 kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan
elidapurba74@gmail.com
wawancara, pengukuran, dan angket dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik sederhana.
Diterima: 14 Agustus 2019; Diperbaiki: 15-Sep-2019;
Diterima: 16-Sep-2019; Online dulu: 14-Okt-2019
Hak cipta: © 2019 Elida Normiaty Purba, Heru Santosa,
Fazidah Aguslina Siregar. Ini adalah artikel akses terbuka HASIL: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik (p =
yang didistribusikan di bawah persyaratan Lisensi 0,000; ATAU = 3,6; 95% CI, 1.802-7.270) dan obesitas (p = 0.000; OR = 4; 95% CI, 2.030-7.900) dengan kejadian hipertensi pada responden
Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial
berusia 26-45 tahun.
4.0 (CC BY-NC 4.0)
Pendanaan: Penelitian ini tidak menerima dukungan finansial apa
KESIMPULAN: Biasakan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dan pola makan
pun
yang baik untuk mencegah hipertensi.
Minat Bersaing: Para penulis telah menyatakan bahwa tidak ada
kepentingan yang bersaing
3464 https://www.id-press.eu/mjms/index
Purba dkk. Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Dewasa Berusia 26-45 Tahun di Medan
_______________________________________________________________________________________________________________________________
vascular power) kemudian usia 30-50 tahun berkembang kasus menurut umur <45 tahun pada tahun 2017,
menjadi hipertensi, pada fase terakhir yaitu pada usia 40-60 menunjukkan bahwa dari 39 Puskesmas, penderita
tahun menjadi hipertensi dengan komplikasi [3]. hipertensi cukup tinggi berada di Puskesmas Mandala,
Medan Deli, Amplas, Medan Johor dan Teladan. Untuk
proporsi hipertensi usia <45 tahun di Dinas Kesehatan Kota
Aktivitas fisik secara teratur berguna untuk mengatur
Medan tahun 2016 sebesar 11% dibandingkan tahun 2017
berat badan dan memperkuat sistem jantung dan pembuluh
sebesar 12% [11].
darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat mengakibatkan
seseorang menderita hipertensi. Pola hidup menetap
merupakan perilaku yang berisiko terhadap penyakit seperti Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
penyumbatan pembuluh darah arteri, penyakit jantung dan hubungan faktor risiko berupa aktivitas fisik dan obesitas
mempengaruhi usia harapan hidup. Berdasarkan data Riset dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa usia 26-45
Kesehatan Dasar (2013), Sumatera Utara merupakan salah satu tahun di Kota Medan tahun 2018.
provinsi dengan kategori obesitas di atas rata-rata nasional baik
pada laki-laki maupun perempuan, sedangkan proporsi aktivitas
fisik yang kurang adalah 26,5% [7].
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko Bahan dan metode
terjadinya hipertensi. Proporsi perilaku menetap ≥ 6 jam
lebih besar pada perempuan, orang dengan pendidikan
rendah, tidak bekerja, tinggal di perkotaan, dan penduduk Jenis Studi
dengan indeks kepemilikan kuintil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mereka yang lebih rendah [7]. Penelitian ini menggunakan metode analitik
Menurut FAO / WHO / UNU (2001) jumlah aktivitas fisik yang observasional dengan desain case control.
dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam
tingkat aktivitas fisik (PAL). PAL ditentukan dengan rumus
[8]: Subjek
Penentuan lokasi terpilih dilakukan secara stratified
random sampling dengan membagi puskesmas
berdasarkan tinggi rendahnya jumlah kasus yang ditangani.
PAL = Tingkat Aktivitas Fisik Penelitian dilakukan di Kota Medan dengan mengambil
PAR = Rasio Aktivitas Fisik (biaya energi aktivitas) sampel di Puskesmas Mandala, Amplas, Tuntungan dan
Padang Bulan Selayang dua. Pertimbangan dalam pemilihan
lokasi penelitian adalah Puskesmas mewakili tinggi
W = Alokasi waktu (jam) rendahnya angka kasus hipertensi pada usia ≤ 45 tahun di
Tingkat Aktivitas Fisik (PAL) dibagi menjadi tiga Kota Medan.
kategori, yaitu aktivitas ringan, sedang dan berat. Aktivitas
fisik ringan (gaya hidup menetap) memiliki nilai PAL antara Populasi di ini belajar dimana semua
1,40-1,69. Seseorang dengan aktivitas ringan menggunakan pasien hipertensi berusia 26-45 tahun di empat puskesmas
kendaraan untuk transportasi, tidak berolahraga dan terpilih di kota Medan. Sampel dalam penelitian ini terdiri
cenderung menghabiskan waktu hanya untuk aktivitas yang dari kasus dan kontrol. Kasus adalah beberapa penderita
dilakukan hanya dengan duduk dan berdiri, dengan sedikit hipertensi usia 2645 tahun yang tercatat dalam buku
gerakan tubuh. Aktivitas aktif sedang (hidup aktif atau cukup registrasi empat Puskesmas terpilih di Kota Medan dan
aktif) memiliki nilai PAL 1,70-1,99. Seseorang dengan tingkat memenuhi kriteria inklusi antara lain tidak mengalami
aktivitas sedang tidak membutuhkan energi yang besar, komplikasi stroke, mampu berkomunikasi dengan baik, dan
namun kebutuhan energi untuk aktivitas ini lebih tinggi mau berpartisipasi. dalam penelitian. Kontrol adalah
daripada aktivitas ringan. Aktivitas fisik yang berat (gaya sebagian besar penduduk tanpa hipertensi umur 26-45
hidup yang sangat aktif) memiliki nilai PAL sebesar tahun dan bertempat tinggal di wilayah Puskesmas terpilih
2.00-2.40. Aktivitas berat dilakukan oleh seseorang yang bekerja di Kota Medan. Penelitian ini telah mendapat persetujuan
keras dalam waktu yang lama [8]. dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan
Obesitas merupakan suatu kondisi kronis yaitu Universitas Sumatera Utara dengan nomor. 1778 / IV / SP /
penumpukan lemak di dalam tubuh sehingga melebihi batas 2019.
untuk kesehatan yang baik. Obesitas meningkatkan risiko
penyakit lain, seperti diabetes melitus dan tekanan darah
tinggi. Berat badan orang dewasa diukur dengan Besar sampel ditentukan dengan rumus studi
menghitung indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat kasus kontrol dengan menghitung ukuran sampel untuk
badan dalam kilogram dibagi tinggi badan menjadi satuan pengujian hipotesis odds ratio selisih dua proporsi dengan
meter persegi [9]. Kriteria obesitas dalam penelitian ini tingkat kepercayaan 95% dimana sampel terdiri dari 75
menggunakan kriteria nilai IMT> 27 kg / m 2 [ 10]. kasus dan diperoleh 75 kontrol. Total sampel dalam
Survei pendahuluan dilakukan di Dinas Kesehatan penelitian ini adalah 150 responden [12].
Kota Medan dengan melakukan rekapitulasi hipertensi
_______________________________________________________________________________________________________________________________
Buka Akses Maced J Med Sci. 2019 Okt 30; 7 (20): 3464-3468. 3465
Pengendalian dan Penanganan Penyakit Tropis dan Infeksi
_______________________________________________________________________________________________________________________________
Utama data itu diperoleh melalui Tabel 2: Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik dan Obesitas
wawancara berupa pengisian kuesioner mengingat aktivitas Responden Dewasa Berusia 26-45 Tahun di Medan Tahun 2019
fisik 24 jam, dan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT).
Data sekunder diperoleh dari register puskesmas. Data Variabel Hipertensi (kasus) Non-Hipertensi (kontrol)
dianalisis secara deskriptif dan dianalisis secara statistik n % n %
Aktivitas fisik
menggunakan regresi logistik sederhana. Ringan 57 76 35 46.6
Moderat 16 21,3 32 42.6
Berat 2 2,6 8 10.6
Total 75 100 75 100
Kegemukan
Kegemukan 51 68 49 65
Non-Obesitas 24 32 26 35
Total 75 100 75 100
Hasil
Aktivitas fisik
Berdasarkan data pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa dari 75 orang penderita hipertensi 57 (76%) orang Diskusi
mempunyai aktivitas fisik ringan dan 18 (24%) orang
mempunyai aktivitas fisik sedang dan berat. Sedangkan dari
75 kelompok kontrol terlihat bahwa 35 orang (46,6%) Karakteristik responden menunjukkan bahwa
melakukan aktivitas fisik ringan dan 40 orang aktivitas fisik kelompok umur 36-45 tahun lebih banyak mengalami kasus
sedang dan berat. Responden dengan aktivitas ringan lebih hipertensi dibandingkan kelompok umur 26-35 tahun. Hal
banyak ditemukan pada kelompok kasus, sedangkan ini sejalan dengan teori bahwa seiring bertambahnya usia
aktivitas sedang hingga berat lebih banyak ditemukan pada seseorang, risiko terkena hipertensi semakin besar.
kelompok kontrol. Penelitian ini sejalan dengan Prasetyo Reseacrh (2017) di
Puskesmas Sibella Surakarta pada dewasa muda (18-40
Kegemukan
tahun) yang menunjukkan bahwa kelompok kasus dengan
Berdasarkan Tabel 2 di bawah ini diketahui bahwa sebagian besar usia tertinggi tersebar pada usia 36-40 tahun yaitu kasus 19
penderita hipertensi mengalami obesitas (68%), sedangkan pada kelompok kontrol orang (45,2%) [13].
terdapat 65% subjek yang mengalami obesitas. Responden dengan obesitas
Responden dalam penelitian ini didominasi oleh
ditemukan lebih banyak pada
_______________________________________________________________________________________________________________________________
3466 https://www.id-press.eu/mjms/index
Purba dkk. Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Dewasa Berusia 26-45 Tahun di Medan
_______________________________________________________________________________________________________________________________
wanita berpendidikan SMA dengan jenis pekerjaan sebagai ibu hipertensi aku s terkait obesitas, meskipun
rumah tangga. Penelitian ini sejalan dengan penelitian berbasis populasi membujur studi menunjukkan Sebuah
kesehatan dasar (2013), dimana penderita hipertensi lebih angka yang agak lebih rendah. Obesitas terkait erat dengan
banyak terjadi pada wanita dan berprofesi sebagai ibu rumah hipertensi, dengan peningkatan tekanan darah sistolik (SBP)
tangga [7]. 6,5 mmHg untuk setiap peningkatan 10% berat badan [20].
_______________________________________________________________________________________________________________________________
Buka Akses Maced J Med Sci. 2019 Okt 30; 7 (20): 3464-3468. 3467
Pengendalian dan Penanganan Penyakit Tropis dan Infeksi
_______________________________________________________________________________________________________________________________
12. Lameshow S, Hosmer, Klar, Lwanga. Sampel Besar Dalam kematian pada orang dewasa AS: studi NHANES. PloS satu. 2015;
Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 10 (3): e0119591. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0119591
1997: 24-26. Nomor PM: 25768112 PMCid: PMC4358950
13. Prasetyo DA, Wijayanti AC, dan Werdani EK. Faktor-Faktor 17. Triyanto E. Pelayanan keperawatan bagi penderita hipertensi
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Muda Di secara terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014.
Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta, 2015.
18. Rohkuswaraa T, Syarif S. Hubungan obesitas dengan kejadian
http://eprints.ums.ac.id/37940/1/Naskah%20Publikasi.pdf.
hipertensi derajat satu di pos pembinaan terpadu penyakit tidak
Diakses 30 Mei 2018).
menular (posbindu ptm) kantor kesehatan pelabuhan bandung. Jurnal
14. Harahap R. Faktor risiko aktifitas fisik, merokok, konsumsi Epidemiologi Kesehatan Indonesia. 2017; 1: 13-18.
alkohol, terhadap kejadian hipertensi pada laki-laki dewasa awal di https://doi.org/10.7454/epidkes.v1i2.1805
Puskesmas Bromo. USU, Medan, 2017. www.repository USU.ac.id.
19. Bakris G, Sorrentino Matthew. Hipertensi: Pendamping
Diakses 3 Oktober 2018.
Penyakit Jantung Braunwald. 2018; 18: 169-179.
15. Rihiantoro T, Widodo M. Hubungan pola makan dan aktifitas fisik https // www.clinicalkey.com / #! / browse / book /
dengan kejadian hipertensi di Kabupaten Tulang bawang. Jurnal 3-s2.0-2015001752x. Diakses 11 April 2019.
Keperawatan. 2017; 13 (2): 159-166.
https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.924
16. Schmid D, Ricci C, Leitzmann MF. Asosiasi aktivitas fisik yang dinilai
secara objektif dan waktu menetap dengan semua penyebab
_______________________________________________________________________________________________________________________________
3468 https://www.id-press.eu/mjms/index