Anda di halaman 1dari 5

ID Design Press, Skopje, Republik Makedonia

Akses Terbuka Jurnal Ilmu Kedokteran Makedonia. 2019 Okt 30; 7 (20): 3464-3468.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.447
eISSN: 1857-9655
Pengendalian dan Penanganan Penyakit Tropis dan Infeksi

Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi


pada Dewasa Berusia 26-45 Tahun di Medan

Elida Normiaty Purba 1 *, Heru Santosa 2, Fazidah Aguslina Siregar 1

1 Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia; 2 Jurusan Biostatistik,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

Abstrak
Kutipan: Purba EN, Santosa H, Siregar FA. Itu LATAR BELAKANG: Angka kejadian hipertensi di Indonesia semakin meningkat terkait dengan perilaku tidak sehat seperti aktivitas fisik
Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan
yang tidak sehat dan pola makan yang memicu terjadinya obesitas. Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada penduduk usia> 18 tahun
Kejadian Hipertensi pada Dewasa Berusia 26-45 Tahun
di Medan. Buka Akses Maced J Med Sci. 2019 Okt 30; 7 sebesar 34,1% pada tahun 2018.
(20): 3464-3468.
https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.447 TUJUAN: Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa
Kata kunci: Aktivitas fisik; Kegemukan; Hipertensi (26-45 tahun) di Kota Medan.
* Korespondensi: Elida Normiaty Purba. Departemen
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera METODE: Penelitian dilakukan di Medan dengan menggunakan desain studi kasus kontrol. Sampel penelitian adalah 150 penderita
Utara, Medan, Indonesia. Surel:
hipertensi, diambil dengan alokasi proporsional: 75 kelompok kasus dan 75 kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan
elidapurba74@gmail.com
wawancara, pengukuran, dan angket dan dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik sederhana.
Diterima: 14 Agustus 2019; Diperbaiki: 15-Sep-2019;
Diterima: 16-Sep-2019; Online dulu: 14-Okt-2019
Hak cipta: © 2019 Elida Normiaty Purba, Heru Santosa,
Fazidah Aguslina Siregar. Ini adalah artikel akses terbuka HASIL: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik (p =
yang didistribusikan di bawah persyaratan Lisensi 0,000; ATAU = 3,6; 95% CI, 1.802-7.270) dan obesitas (p = 0.000; OR = 4; 95% CI, 2.030-7.900) dengan kejadian hipertensi pada responden
Internasional Creative Commons Attribution-NonCommercial
berusia 26-45 tahun.
4.0 (CC BY-NC 4.0)
Pendanaan: Penelitian ini tidak menerima dukungan finansial apa
KESIMPULAN: Biasakan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dan pola makan
pun
yang baik untuk mencegah hipertensi.
Minat Bersaing: Para penulis telah menyatakan bahwa tidak ada
kepentingan yang bersaing

pengantar Hipertensi juga disebut sebagai "the silent killer"


karena kebanyakan kasus tidak menunjukkan gejala atau
tanda apapun meskipun tekanan darah sudah jauh melebihi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan normal. Hal ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun
masalah kesehatan global. Semua negara di dunia dari hingga akhirnya, pasien jatuh ke dalam keadaan darurat
negara berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah seperti serangan jantung, stroke, atau kerusakan ginjal [4].
memiliki beban yang sama dalam mengatasi hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai
Statistik Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan pemicu penyakit tidak menular yang saat ini menjadi
prevalensi hipertensi di dunia pada mereka yang berusia 18 penyebab kematian nomor satu di dunia [5]. Berdasarkan
tahun atau lebih adalah 22,1%, dengan rasio 24,1% pada data Riset Kesehatan Dasar 2018, hipertensi merupakan
pria dan 20,1% pada wanita [1]. Organisasi ini melaporkan penyakit tidak menular terbanyak di Indonesia dengan
bahwa dari 56,9 juta kematian di seluruh dunia, 54% di angka prevalensi 34,1 [6], meningkat dari angka prevalensi
antaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular dengan yang dilaporkan oleh Riset Kesehatan Dasar 2013 (25,8%)
penyebab tersering adalah penyakit jantung iskemik dan [7].
stroke [2]. Meskipun sebagian besar buku ini membahas Perjalanan penyakit (hipertensi progresif) dimulai
hipertensi di Amerika Serikat dan negara maju lainnya, perlu dengan tekanan darah tinggi mulai dari pra hipertensi pada
dicatat bahwa penyakit kardiovaskular adalah penyebab pasien dengan usia asimtomatik 10-30 tahun (peningkatan
utama kematian di seluruh dunia, terlebih di negara maju curah jantung yang ditandai), berlanjut menjadi hipertensi
secara ekonomi tetapi juga di negara berkembang [3]. dini pada usia 20-40 tahun ( peningkatan resistensi atau
perifer
_______________________________________________________________________________________________________________________________

3464 https://www.id-press.eu/mjms/index
Purba dkk. Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Dewasa Berusia 26-45 Tahun di Medan
_______________________________________________________________________________________________________________________________

vascular power) kemudian usia 30-50 tahun berkembang kasus menurut umur <45 tahun pada tahun 2017,
menjadi hipertensi, pada fase terakhir yaitu pada usia 40-60 menunjukkan bahwa dari 39 Puskesmas, penderita
tahun menjadi hipertensi dengan komplikasi [3]. hipertensi cukup tinggi berada di Puskesmas Mandala,
Medan Deli, Amplas, Medan Johor dan Teladan. Untuk
proporsi hipertensi usia <45 tahun di Dinas Kesehatan Kota
Aktivitas fisik secara teratur berguna untuk mengatur
Medan tahun 2016 sebesar 11% dibandingkan tahun 2017
berat badan dan memperkuat sistem jantung dan pembuluh
sebesar 12% [11].
darah. Kurangnya aktivitas fisik dapat mengakibatkan
seseorang menderita hipertensi. Pola hidup menetap
merupakan perilaku yang berisiko terhadap penyakit seperti Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
penyumbatan pembuluh darah arteri, penyakit jantung dan hubungan faktor risiko berupa aktivitas fisik dan obesitas
mempengaruhi usia harapan hidup. Berdasarkan data Riset dengan kejadian hipertensi pada orang dewasa usia 26-45
Kesehatan Dasar (2013), Sumatera Utara merupakan salah satu tahun di Kota Medan tahun 2018.
provinsi dengan kategori obesitas di atas rata-rata nasional baik
pada laki-laki maupun perempuan, sedangkan proporsi aktivitas
fisik yang kurang adalah 26,5% [7].

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko Bahan dan metode
terjadinya hipertensi. Proporsi perilaku menetap ≥ 6 jam
lebih besar pada perempuan, orang dengan pendidikan
rendah, tidak bekerja, tinggal di perkotaan, dan penduduk Jenis Studi
dengan indeks kepemilikan kuintil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mereka yang lebih rendah [7]. Penelitian ini menggunakan metode analitik
Menurut FAO / WHO / UNU (2001) jumlah aktivitas fisik yang observasional dengan desain case control.
dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam
tingkat aktivitas fisik (PAL). PAL ditentukan dengan rumus
[8]: Subjek
Penentuan lokasi terpilih dilakukan secara stratified
random sampling dengan membagi puskesmas
berdasarkan tinggi rendahnya jumlah kasus yang ditangani.
PAL = Tingkat Aktivitas Fisik Penelitian dilakukan di Kota Medan dengan mengambil
PAR = Rasio Aktivitas Fisik (biaya energi aktivitas) sampel di Puskesmas Mandala, Amplas, Tuntungan dan
Padang Bulan Selayang dua. Pertimbangan dalam pemilihan
lokasi penelitian adalah Puskesmas mewakili tinggi
W = Alokasi waktu (jam) rendahnya angka kasus hipertensi pada usia ≤ 45 tahun di
Tingkat Aktivitas Fisik (PAL) dibagi menjadi tiga Kota Medan.
kategori, yaitu aktivitas ringan, sedang dan berat. Aktivitas
fisik ringan (gaya hidup menetap) memiliki nilai PAL antara Populasi di ini belajar dimana semua
1,40-1,69. Seseorang dengan aktivitas ringan menggunakan pasien hipertensi berusia 26-45 tahun di empat puskesmas
kendaraan untuk transportasi, tidak berolahraga dan terpilih di kota Medan. Sampel dalam penelitian ini terdiri
cenderung menghabiskan waktu hanya untuk aktivitas yang dari kasus dan kontrol. Kasus adalah beberapa penderita
dilakukan hanya dengan duduk dan berdiri, dengan sedikit hipertensi usia 2645 tahun yang tercatat dalam buku
gerakan tubuh. Aktivitas aktif sedang (hidup aktif atau cukup registrasi empat Puskesmas terpilih di Kota Medan dan
aktif) memiliki nilai PAL 1,70-1,99. Seseorang dengan tingkat memenuhi kriteria inklusi antara lain tidak mengalami
aktivitas sedang tidak membutuhkan energi yang besar, komplikasi stroke, mampu berkomunikasi dengan baik, dan
namun kebutuhan energi untuk aktivitas ini lebih tinggi mau berpartisipasi. dalam penelitian. Kontrol adalah
daripada aktivitas ringan. Aktivitas fisik yang berat (gaya sebagian besar penduduk tanpa hipertensi umur 26-45
hidup yang sangat aktif) memiliki nilai PAL sebesar tahun dan bertempat tinggal di wilayah Puskesmas terpilih
2.00-2.40. Aktivitas berat dilakukan oleh seseorang yang bekerja di Kota Medan. Penelitian ini telah mendapat persetujuan
keras dalam waktu yang lama [8]. dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan
Obesitas merupakan suatu kondisi kronis yaitu Universitas Sumatera Utara dengan nomor. 1778 / IV / SP /
penumpukan lemak di dalam tubuh sehingga melebihi batas 2019.
untuk kesehatan yang baik. Obesitas meningkatkan risiko
penyakit lain, seperti diabetes melitus dan tekanan darah
tinggi. Berat badan orang dewasa diukur dengan Besar sampel ditentukan dengan rumus studi
menghitung indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat kasus kontrol dengan menghitung ukuran sampel untuk
badan dalam kilogram dibagi tinggi badan menjadi satuan pengujian hipotesis odds ratio selisih dua proporsi dengan
meter persegi [9]. Kriteria obesitas dalam penelitian ini tingkat kepercayaan 95% dimana sampel terdiri dari 75
menggunakan kriteria nilai IMT> 27 kg / m 2 [ 10]. kasus dan diperoleh 75 kontrol. Total sampel dalam
Survei pendahuluan dilakukan di Dinas Kesehatan penelitian ini adalah 150 responden [12].
Kota Medan dengan melakukan rekapitulasi hipertensi
_______________________________________________________________________________________________________________________________

Buka Akses Maced J Med Sci. 2019 Okt 30; 7 (20): 3464-3468. 3465
Pengendalian dan Penanganan Penyakit Tropis dan Infeksi
_______________________________________________________________________________________________________________________________

Pengumpulan Data kelompok kasus dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Utama data itu diperoleh melalui Tabel 2: Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik dan Obesitas
wawancara berupa pengisian kuesioner mengingat aktivitas Responden Dewasa Berusia 26-45 Tahun di Medan Tahun 2019
fisik 24 jam, dan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT).
Data sekunder diperoleh dari register puskesmas. Data Variabel Hipertensi (kasus) Non-Hipertensi (kontrol)
dianalisis secara deskriptif dan dianalisis secara statistik n % n %
Aktivitas fisik
menggunakan regresi logistik sederhana. Ringan 57 76 35 46.6
Moderat 16 21,3 32 42.6
Berat 2 2,6 8 10.6
Total 75 100 75 100
Kegemukan
Kegemukan 51 68 49 65
Non-Obesitas 24 32 26 35
Total 75 100 75 100

Hasil

Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Hipertensi


Karakteristik Responden
Distribusi usia responden pada kelompok kasus
Berdasarkan uji regresi logistik sederhana
dan kontrol dominan 36-45 tahun, dan menurut jenis
diketahui ada hubungan antara aktivitas fisik dengan
kelamin, mayoritas berjenis kelamin perempuan baik pada
kejadian hipertensi (P = 0.000 dan OR = 3.619, 95% CI:
kelompok kasus maupun kontrol. Sebagian besar responden
1.802-7.270).
berpendidikan SLTA dan mayoritas responden berdasarkan
pekerjaan adalah ibu rumah tangga. Responden didominasi
etnis Batak.
Hubungan antara Kegemukan dan
Tabel 1: Distribusi Karakteristik Responden Kasus dan Kontrol
Hipertensi
Berusia 26-45 tahun di Medan Tahun 2019
Hasil uji regresi logistik sederhana diketahui ada
Karakteristik Responden Hipertensi pada (case) Non-Hyperten sion (kontrol) hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada
n % n %
Usia orang dewasa usia 26-45 tahun di Medan (P-value = 0,000
26-35 9 12 24 32 dan OR =
36-45 66 88 51 68
Total 75 100 75 100 4.005, 95% CI: 2.030-7.900) seperti yang ditunjukkan pada
Seks
Pria 21 28 17 23 tabel 3.
Perempuan 54 72 58 77
Total 75 100 75 100
Pekerjaan Tabel 3: Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan Kejadian
Pegawai Negeri Sipil / Tentara / 13 17 12 16 Hipertensi pada Dewasa Umur 26-45 tahun di Medan Tahun 2019
Polisi Swasta / Wiraswasta / dll 28 37 25 33

Ibu rumah tangga 34 38 38 51


Variabel Hipertensi (kasus) Non-Hipertensi (kontrol)
Total 75 100 75 100
N % n %
Tingkat pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMP-SMA) 53 71 34 47 Aktivitas fisik
Diploma (D1-D3) 13 17 26 35 Ringan 57 76 35 46,6
Sarjana / Magister (S1-S2) 9 12 15 23 Sedang-Parah 18 23 40 42,6
Total 75 100 75 100 P = 0,000 * ATAU = 3,619 95% CI. 1.802 - 7.270
Kegemukan
Etnis
Batak 43 57 55 73 Kegemukan 51 68 49 65
Jawa 24 32 11 15 Non-Obesitas 24 32 26 35
Minang, Melayu, dll 8 11 9 12 P = 0,000 * ATAU = 4,005 95% CI. 2.030 - 7.900
Total 75 100 75 100

Aktivitas fisik
Berdasarkan data pada Tabel 2 menunjukkan
bahwa dari 75 orang penderita hipertensi 57 (76%) orang Diskusi
mempunyai aktivitas fisik ringan dan 18 (24%) orang
mempunyai aktivitas fisik sedang dan berat. Sedangkan dari
75 kelompok kontrol terlihat bahwa 35 orang (46,6%) Karakteristik responden menunjukkan bahwa
melakukan aktivitas fisik ringan dan 40 orang aktivitas fisik kelompok umur 36-45 tahun lebih banyak mengalami kasus
sedang dan berat. Responden dengan aktivitas ringan lebih hipertensi dibandingkan kelompok umur 26-35 tahun. Hal
banyak ditemukan pada kelompok kasus, sedangkan ini sejalan dengan teori bahwa seiring bertambahnya usia
aktivitas sedang hingga berat lebih banyak ditemukan pada seseorang, risiko terkena hipertensi semakin besar.
kelompok kontrol. Penelitian ini sejalan dengan Prasetyo Reseacrh (2017) di
Puskesmas Sibella Surakarta pada dewasa muda (18-40
Kegemukan
tahun) yang menunjukkan bahwa kelompok kasus dengan
Berdasarkan Tabel 2 di bawah ini diketahui bahwa sebagian besar usia tertinggi tersebar pada usia 36-40 tahun yaitu kasus 19
penderita hipertensi mengalami obesitas (68%), sedangkan pada kelompok kontrol orang (45,2%) [13].
terdapat 65% subjek yang mengalami obesitas. Responden dengan obesitas
Responden dalam penelitian ini didominasi oleh
ditemukan lebih banyak pada
_______________________________________________________________________________________________________________________________

3466 https://www.id-press.eu/mjms/index
Purba dkk. Hubungan Aktivitas Fisik dan Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Dewasa Berusia 26-45 Tahun di Medan
_______________________________________________________________________________________________________________________________

wanita berpendidikan SMA dengan jenis pekerjaan sebagai ibu hipertensi aku s terkait obesitas, meskipun
rumah tangga. Penelitian ini sejalan dengan penelitian berbasis populasi membujur studi menunjukkan Sebuah

kesehatan dasar (2013), dimana penderita hipertensi lebih angka yang agak lebih rendah. Obesitas terkait erat dengan
banyak terjadi pada wanita dan berprofesi sebagai ibu rumah hipertensi, dengan peningkatan tekanan darah sistolik (SBP)
tangga [7]. 6,5 mmHg untuk setiap peningkatan 10% berat badan [20].

Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan


aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi dengan nilai OR Sifat kehidupan modern, dengan lebih banyak asupan
3,619. Oleh karena itu, orang dengan aktivitas fisik ringan kalori, terutama dari makanan cepat saji dan aktivitas fisik yang
memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk menderita lebih sedikit, menyebabkan lebih banyak obesitas, yang kini
hipertensi dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisik mewabah di seluruh dunia. Setiap tingkat kenaikan berat badan,
sedang dan berat. Hal ini sejalan dengan penelitian Harahap bahkan ke tingkat yang tidak didefinisikan sebagai kelebihan berat
(2017) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan badan, dikaitkandengan sebuah meningkat insidensi dari
antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi [14]. hipertensi dan, yang lebih mencolok dari diabetes tipe dua.
Demikian pula penelitian Rihiantoro di Puskesmas Tulang Menurut Willett et al., Dalam Kaplan (2006) mengatakan
Bawang Lampung, menunjukkan bahwa ada hubungan dalam tindak lanjut jangka panjang dari 85.000 perawat,
antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi dengan nilai kejadian hipertensi meningkat tiga kali lipat dan kejadian
OR 2,255 (95% CI: diabetes lebih dari enam kali lipat pada BMI awal 26
dibandingkan dengan pada BMI awal 21 [3].

Disimpulkan bahwa ada hubungan antara Obesitas


1.245-4.084). Artinya, responden yang melakukan aktivitas
dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada usia
fisik ringan 2,26 kali lebih mungkin menderita hipertensi
26-45 tahun di Kota Medan. Untuk mencegah hipertensi
dibandingkan dengan responden yang melakukan aktivitas
sejak dini, disarankan untuk membiasakan gaya hidup sehat
fisik sedang dan berat [15]. Penelitian ini juga sejalan
dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan aktivitas
dengan studi longitudinal oleh Daniela Schmidt dkk (2006)
fisik secara teratur dan pola makan yang baik untuk
bahwa orang dewasa Amerika menunjukkan bahwa ada
mencegah hipertensi.
pengaruh signifikan dari aktivitas fisik sedang hingga tinggi,
setelah disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin, terhadap
risiko kematian [16] .

Pada saat yang sama dengan bukti perlindungan dari


penyakit kardiovaskular dan semua penyebab kematian oleh Referensi
aktivitas fisik yang teratur telah menjadi tidak terbantahkan,
kebanyakan orang di semua masyarakat industri menjadi
aktivitas fisik yang kurang dalam kehidupan sehari-hari mereka, 1. SIAPA. Repositori Data Kesehatan Global, 2015.
www.Searo.who.int./entity/penyakit tidak dapat disembuhkan / dokumen /
menghabiskan lebih banyak waktu untuk aktivitas menetap. [3].
seaced-88.pdf. diakses 22 oktober 2018

2. SIAPA. 10 penyebab kematian teratas, 2018. tersedia di


fisik
Secara teoretis, aktivitas sangat http://www.who.int/newsroom/fact-sheets/detail/the-top-10-causesof-death.
diakses 22 oktober 2018
mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Denyut jantung
cenderung lebih tinggi pada orang yang tidak aktif dalam 3. Hipertensi Klinis Kaplan M. Kaplan edisi ke-9 USA Lippincon
Williams & Wilkins. Lanset. 2006; 358: 1672-1686.
aktivitas. Semakin keras otot jantung memompa darah
maka semakin tinggi tekanan darah yang membebani 4. Ari R. Ucapkan selamat tinggal pada penyakit jantung, Elex media
komputindo, Jakarta. Gedung Kompas Gramedia, 2016: 9-12.
dinding arteri sehingga resistensi perifer menyebabkan
tekanan darah meningkat. Kurangnya aktivitas fisik juga 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Pusat data dan
informasi / infodatin
dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan sehingga
hipertensi. http://www.depkes.go.id/download.php? file = download / p
menyebabkan peningkatan risiko hipertensi [17]. usdatin / infodatin / infodatin-hipertensi.pdf. Diakses 30 Maret,
2018.
Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan
6. Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar, 2013.
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara obesitas
www.depkes.go.id. Diakses 20 Juni 2018.
dengan kejadian hipertensi dengan nilai OR = 4.005 (95% CI:
7. Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar, 2018.
2.030-7.900). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
www.depkes.go.id. Diakses 6 Desember 2019.
kemungkinan terjadinya hipertensi pada orang dewasa
8. FAO / WHO / UNU. Kebutuhan Energi Manusia, Laporan
umur 26-45 tahun di Kota Medan yang mengalami obesitas
Konsultasi Ahli Bersama Fao / Siapa / Unu. Penilaian Gizi Roma,
empat kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak 2001. tersedia di www.fao.org> publikasi> kartu. Diakses 17
obesitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Rohkuswara Oktober 2018.
(2016) di Kota Bandung dengan AOR = 9. Anies. Penyakit Degeneratif "Buku Ajar Kedokteran dan
1,681 dan nilai-P = 0,031 [18]. Obesitas telah menjadi Kesehatan", Yogyakarta. Ar-Ruzz Media, 2018: 19-26; 61-62.
epidemi saat ini. Menurut American Heart Association (AHA) 10. Kementerian Kesehatan RI Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:
dan American Physiological Society, sekitar 70% orang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014.
dewasa di Amerika Serikat menderita obesitas. Taksiran http://gizi.depkes.go.id. Diakses 8 Januari 2019.
resiko menunjukkan bahwa sebanyak 65% sampai 70% 11. Dinkes Kota Medan. Laporan penyakit tidak menular tahun,
kejadian esensial 2018: 2016 - 2017.

_______________________________________________________________________________________________________________________________

Buka Akses Maced J Med Sci. 2019 Okt 30; 7 (20): 3464-3468. 3467
Pengendalian dan Penanganan Penyakit Tropis dan Infeksi
_______________________________________________________________________________________________________________________________

12. Lameshow S, Hosmer, Klar, Lwanga. Sampel Besar Dalam kematian pada orang dewasa AS: studi NHANES. PloS satu. 2015;
Penelitian Kesehatan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 10 (3): e0119591. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0119591
1997: 24-26. Nomor PM: 25768112 PMCid: PMC4358950

13. Prasetyo DA, Wijayanti AC, dan Werdani EK. Faktor-Faktor 17. Triyanto E. Pelayanan keperawatan bagi penderita hipertensi
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Muda Di secara terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2014.
Wilayah Puskesmas Sibela Surakarta, 2015.
18. Rohkuswaraa T, Syarif S. Hubungan obesitas dengan kejadian
http://eprints.ums.ac.id/37940/1/Naskah%20Publikasi.pdf.
hipertensi derajat satu di pos pembinaan terpadu penyakit tidak
Diakses 30 Mei 2018).
menular (posbindu ptm) kantor kesehatan pelabuhan bandung. Jurnal
14. Harahap R. Faktor risiko aktifitas fisik, merokok, konsumsi Epidemiologi Kesehatan Indonesia. 2017; 1: 13-18.
alkohol, terhadap kejadian hipertensi pada laki-laki dewasa awal di https://doi.org/10.7454/epidkes.v1i2.1805
Puskesmas Bromo. USU, Medan, 2017. www.repository USU.ac.id.
19. Bakris G, Sorrentino Matthew. Hipertensi: Pendamping
Diakses 3 Oktober 2018.
Penyakit Jantung Braunwald. 2018; 18: 169-179.
15. Rihiantoro T, Widodo M. Hubungan pola makan dan aktifitas fisik https // www.clinicalkey.com / #! / browse / book /
dengan kejadian hipertensi di Kabupaten Tulang bawang. Jurnal 3-s2.0-2015001752x. Diakses 11 April 2019.
Keperawatan. 2017; 13 (2): 159-166.
https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.924
16. Schmid D, Ricci C, Leitzmann MF. Asosiasi aktivitas fisik yang dinilai
secara objektif dan waktu menetap dengan semua penyebab

_______________________________________________________________________________________________________________________________

3468 https://www.id-press.eu/mjms/index

Anda mungkin juga menyukai