Anda di halaman 1dari 2

Kelas sosial dalam masyarakat relatif permanen dan bertahan lama dalam

dan tersusun secara hierarki dimana keanggotaannya memiliki nilai, minat


dan perilaku yang homogen. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu
faktor tunggal, seperti besaran pendapatan, namun diukur dari kombinasi
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

Dengan memahami budaya dari masyarakat, dapat membantu pemberi


jasa memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk jasa.
Budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar, karena
pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya
terhadap perilaku sering diterima begitu saja.

Ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang memiliki budaya,


yang berbeda dengan mereka, saat itulah akan disadari bahwa budaya
telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul apresiasi
terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya
yang berbeda.
Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap
lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka
miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata
budaya mereka sendiri.

Sedikit berbeda dengan budaya, tradisi merupakan aktivitas simbolik


berupa serangkaian perilaku yang muncul secara pasti dan terjadi
berulang-ulang. Hal penting dari tradisi adalah fakta bahwa tradisi
cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya.
Misalnya yaitu saat lebaran, yang selalu berhubungan dengan ketupat.

Dampak Nilai-nilai Inti:

1. Kebutuhan
Konsep dasar dalam pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan
manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia
mempunyai kebutuhan yang kompleks bukan hanya fisik (makanan,
pakaian, perumahan dan lain-lain) tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri,
sosialisasi, penghargaan, kepemilikan.

2. Keinginan
Merupakan bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan
kepribadian individual. Keinginan digambarkan sebagai obyek yang akan
memuaskan kebutuhan atau hasrat akan penawar kebutuhan yang
spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga
semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang,
sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan
sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus keterbatasan
tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.

3. Permintaan
Adanya keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya,
akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan
manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan,
yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh
kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.

Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen


dimana dalam hal ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu
berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat
dari hubungan yang tepat antara individu dan kelompok dalam
masyarakat.

Dengan adanya budaya, perilaku konsumen mengalami perubahan.


Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat
membantu pemasar dan penyedia jasa memprediksi penerimaan
konsumen terhadap suatu produk.
Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar.
Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya
terhadap perilaku sering diterima begitu saja.
Jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat kearah
lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan
merespon keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang
individual”. Dan begitu juga pada budaya yang individualistik. Sifat dasar
dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum muda/tua,
meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama, dan
perbedaan/keseragaman.

Layanan dapat diekspor oleh penyedia layanan yang mencari pasar baru di
luar negeri / lokasi baru dengan mengiklankan apa yang dapat mereka
berikan kepada pelanggan baru (benefit dari fitur yang dimiliki)

Anda mungkin juga menyukai