Anda di halaman 1dari 4

LUPUS = Penyakit 1000 wajah

Apa itu LUPUS ?


Penyakit lupus adalah suatu gangguan sistem kekebalan yang terjadi di dalam tubuh.
Penyakit ini termasuk ke dalam penyakit autoimun yang menyebabkan sel-sel tubuh
rusak dan mengalami peradangan. Sederhananya, penyakit lupus adalah kondisi di mana
tubuh memproduksi antibodi secara berlebih. Pada keadaan normal, antibodi berfungsi
unuk melindungi tubuh dari berbagai zat asing yang dapat menyebabkan penyakit.
Namun, pada orang yang mengalami penyakit lupus, antibodi yang dimilikinya justru
menyerang sel-sel tubuhnya sendiri sehingga terjadi peradangan. Peradangan akibat hal
ini dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh termasuk kulit, ginjal, otak, sel darah,
paru-paru, jantung dan persendian.
Kata lupus sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti serigala. Istilah ini bersumber
dari bercak pada dikulit yang terlihat menyerupai gigitan dari serigala.  Bercak
kemerahan yang khas pada lupus disebut malar butterfly rash, yaitu bercak kemerahan
yang melintas diatas hidung dan menyebar ke kedua pipi yang gambarannya menyerupai
kupu-kupu.

Apa Penyebab LUPUS?


Lupus adalah penyakit yang kompleks dan sampai saat ini belum diketahui penyebab
pasti mengapa seseorang menderita lupus. Namun demikian kombinasi dari berbagai
faktor antara lain lingkungan, hormonal, kelainan pada sistem imun, dan faktor genetik
diduga menjadi penyebab terjadinya lupus. Faktor lingkungan meliputi paparan sinar
matahari, merokok, stres, obat-obatan tertentu, dan infeksi virus. Faktor genetik berperan
penting sebagai faktor penyebab lupus. Meskipun demikian tidak semua orang yang
punya kecenderungan (predisposisi) genetik akan menderita lupus. Hanya sekitar 10%
penderita lupus mempunyai orang tua atau saudara kembar yang juga menderita lupus.
Penting sekali untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau
memperberat gejala-gejala lupus. Beberapa faktor antara lain : paparan sinar matahari,
kerja berat dan kurang istirahat, mengalami stres, menderita infeksi, trauma,
menghentikan obat-obat lupus, dan penggunaan obat-obat tertentu.

Apa tanda dan gejala LUPUS?


Lupus memiliki penampilan penyakit yang sangat beragam dan gejala serta tanda-
tandanya banyak menyerupai penyakit lain, maka penyakit ini juga dikenal dengan istilah
penyakit seribu wajah. Istilah ini menggambarkan bahwa pada penderita lupus bisa
muncul gejala yang tidak khas  dan samar-samar, yang menyebabkan kesulitan dalam
mengenali penyakit lupus ini. Beberapa penderita hanya memiliki sedikit gejala,
sementara yang lainnya muncul dengan banyak gejala. Gejala dapat hilang timbul. Pada
saat gejala muncul atau bertambah berat (flare) penderita merasa sakit, dan pada saat
gejala menghilang (remisi) penderita merasa sehat.
Gejala yang biasa ditemukan pada penderita lupus adalah :
 Demam lebih dari 38oC dengan sebab yang tidak jelas
 Rasa lelah dan lemah berlebihan
 Sensitif terhadap sinar matahari
 Rambut rontok
 Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
 Ruam kemerahan di kulit
 Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atap rongga mulut
 Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang
lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
 Ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
 Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang
 Kejang atau kelainan saraf lainnya
 Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium (atas anjuran dokter) :
o Anemia : penurunan kadar sel darah merah
o Leukositopenia : penurunan sel darah putih
o Trombositopenia : penurunan kadar pembekuan darah
o Hematuria dan proteinuria : darah dan protein pada pemeriksaan urin
o Positif ANA dan atau Anti ds-DNA.
Jika pasien mengalami minimal 4 gejala dari seluruh gejala yang disebutkan di atas, maka
dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di Puskesmas atau rumah
sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Siapa yang berisiko terkena LUPUS ?


Lupus dapat menyerang orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak. Namun,
wanita usia reproduktif 15 hingga 45 tahun memiliki risiko jauh lebih tinggi daripada
pria (perkiraan berkisar dari 4 hingga 12 wanita untuk setiap 1 pria).
Bagaimana penanganan LUPUS ?
Bagi pasien yang sudah didiagnosa menyandang LUPUS, berikut adalah hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup sehingga
penyandang LUPUS dapat hidup normal dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
hambatan.
- Hindari aktivitas fisik yang berlebihan
- Hindari merokok
- Hindari perubahan cuaca karena memengaruhi proses inflamasi
- Hindari stres dan trauma fisik
- Diet khusus sesuai organ yang terkena
- Hindari paparan sinar matahari secara langsung, khususnya UV pada pukul 10.00
hingga 15.00
- Gunakan pakaian tertutup dan tabir surya minimal SPF 30PA++ 30 menit sebelum
meninggalkan rumah
- Hindari paparan lampu UV
- Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon estrogen
- Kontrol secara teratur ke dokter
- Minum obat secara teratur

Bagaimana prognosis pasien LUPUS ?


Tingkat keparahan penyakit lupus bisa ringan hingga yang mengancam jiwa. Penyakit ini
harus ditangani oleh dokter atau tim dokter yang khusus menangani pasien SLE. Orang
dengan lupus yang mendapatkan perawatan medis, pencegahan, dan pendidikan yang
tepat dapat meningkatkan fungsi dan kualitas hidup pasien lupus.
Hingga saat ini Lupus belum dapat disembuhkan. Tujuan pengobatan adalah untuk
mendapatkan remisi panjang, mengurangi tingkat gejala, mencegah kerusakan organ,
serta meningkatkan kesintasan. Berkat teknologi pengobatan Lupus yang terus
berkembang, sebagian penderita Lupus dapat hidup normal atau setidaknya mendekati
tahap normal. Dukungan keluarga, teman, lingkungannya, serta media juga berperan
penting dalam membantu para penderita Lupus dalam menghadapi penyakitnya.

Daftar Pustaka

1. Akil N, LUPUS, Penyakit Seribu Wajah, Indonesian Rheumatology Association,


dilihat 14 Mei 2021, https://reumatologi.or.id/lupus-penyakit-seribu-wajah/
2. P2PTM Kemenkes RI, 2019, Hari Lupus Sedunia 2019 : Ayo Bergandeng Tangan
dan Tetap Tegar Menghadapi Lupus, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia,dilihat 14 mei 2021, http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-
p2ptm/pusat-/hari-lupus-sedunia-2019-ayo-bergandeng-tangan-dan-tetap-tegar-
menghadapi-lupus
3. KemenkesRI, P. D. dan I. (2017) ‘Lupus Nefritis Indonesia’, pp. 1–7. Available at:
https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-info-
datin.html.
4. CDC, 2018. Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Centers of Disease Control and
Prevention, dilihat 14 mei 2021, https://www.cdc.gov/lupus/facts/detailed.html#sle
5. P2PTM Kemenkes RI, 2018, PerikSA LUpus SendiRI (SALURI) - Memahami
Program Deteksi Dini Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES), Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia,dilihat 14 mei 2021,
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/periksa-lupus-sendiri-saluri-
memahami-program-deteksi-dini-penyakit-lupus-eritematosus-sistemik-les

Anda mungkin juga menyukai