Anda di halaman 1dari 39

GERD

Gastroesophageal reflux disease

1
DEFINISI

Suatu keadaan patologis sebagai akibat refluks kandungan


lambung ke dalam esofagus, dengan berbagai gejala yan
g timbul akibat keterlibatan esofagus, faring, laring dan
saluran nafas; akibat kelemahan otot sfingter esofagus bag
ian bawah (LES/ Lower Esophageal Sfingter)

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
2
PREVALENSI

• Barat > Asia


• Di Amerika, 1 dari 5 orang dewasa mengalami gejala refluks, > 40% mengalami
gejala tersebut sekali dalam sebulan
• Indonesia : 57,6 % memenuhi kriteria GERD Q
• RSUP Adam Malik 2016-2017 :
Dari 1676 EGD terdapat 12,8 % dengan GERD
Terbanyak pada usia < 60 tahun
Pria > Wanita

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
3
FAKTOR RESIKO
ENDOGEN EKSOGEN
GENETIK MEROKOK
KEHAMILAN ALKOHOL
OBESITAS OBAT-OBATAN
DIABETES MELITUS MAKANAN BERLEMAK / MINUMAN SODA

SINDROM ZOLINGER-ELISON PEMAKAIAN NGT > 4 HARI


HIATAL HERNIA TRAUMA ABDOMEN
MIOTOMI PADA AKALASIA
SINDROM SJOGREN
PENYAKIT PSIKIATRIK

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
4
PATOFISIOLOGI

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiadi S, Simbadibrata M. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014

5
PATOFISOLOGI

GERD merupakan penyakit multifaktorial, di mana esofagitis


dapat terjadi sebagai akibat dari refluks kandungan
lambung ke dalam esofagus
Kandungan isi lambung yang menambah potensi daya
rusak bahan refluksat di antaranya adalah: asam lambung,
pepsin, garam empedu, dan enzim pancreas
Aliran balik dari gaster ke esofagus melalui LES hanya
terjadi apabila tonus LES tidak ada atau sangat rendah ( < 3
mmHg)

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiadi S, Simbadibrata M. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014

6
PATOFISOLOGI

Peranan kebiasaan/gaya hidup


• Gaya hidup amat berperan pada GERD kebiasaan minum alkohol,
merokok, serta diet makanan tertentu juga berpengaruh secara
tidak langsung.
• Minum teh peppermint setiap hari dapat menjadi faktor pemberat
GERD, makanan berlemak dan cokelat dapat melemahkan LES.
Makan dalam porsi besar bisa menyebabkan distensi lambung.
• Posisi tidur disarankan dengan menaikkan kepala karena terbukti
bisa meningkatkan durasi bersihan asam lambung.

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiadi S, Simbadibrata M. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014

7
PATOFISOLOGI
• Obesitas berperan langsung terhadap terbentuknya hernia
haiatal dan peningkatan tekanan intraabdominal.
• Aktivitas fisik rendah juga berisiko 6 kali lipat untuk terjadi
GERD.
Peranan motilitas
Pada pasien GERD, mekanisme predominan adalah transient
lower esophageal spinchter relaxation (TLESR). Beberapa
mekanisme lain yang berperan dalam patogenesis GERD
antara lain menurunnya bersihan esofagus, disfungsi sfingter
esofagus, dan pengosongan lambung yang lambat
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiadi S, Simbadibrata M. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014

8
PATOFISOLOGI
Hipersensitivitas viseral
Gangguan mekanosensitifitas esofagus dapat terjadi akibat aktivasi
jalur aferen pada pasien dengan paparan asam lemah atau dengan
terapi supresi asam yang adekuat.
Peningkatan sensitivitas seperti suhu, kimia, dan elektrik juga
meningkatkan senisitivitas.
Peranan infeksi Helicobacter Pylori
Infeksi H. pylori sudah jelas berperan buruk pada gastritis dan ulkus
peptikum. Sedangkan peranan infeksi H. pylori dalam patogenesis
GERD relatif kecil dan kurang didukung oleh data yang ada. Infeksi
HP pada mukosa gaster juga menyebabkan leptin gaster yang dapat
merusak mukosa esofagus.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Setiadi S, Simbadibrata M. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014

9
DIAGNOSA
Anamnesis

• Keluhan paling sering : merasakan adanya makanan yang menyumbat di d


ada , nyeri seperti rasa terbakar di dada yang meningkat dengan membung-k
ukkan badan, tiduran, makan; dan menghilang dengan pemberian antasida,
non cardiac chest pain (NCCP)
• Keluhan yang jarang : batuk atau asma, kesulitan menelan, hiccups, suara
serak atau perubahan suara, sakit tenggorokan, bronchitis
• Pada anamnesis juga perlu ditanyakan riwayat pemakaian obat-obatan

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
10
DIAGNOSA
GEJALA

Tipikal GERD : Heartburn dan/atau regurgitas dengan frekuensi 2 x dalam


seminggu, hipersalivasi
Atipikal GERD : Disfagia, nyeri dada, odinofagia, begah, sendawa ,rasa cepat
kenyang, mual, muntah, nyeri epigastrium, sesak, gejala laringitis
kronik

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
11
DIAGNOSA

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
12
Alarm symptoms for GERD

Odynophagia
GIT Bleeding

Dysphagia

Alarm Batuk Kronis


symptoms

Vomiting
Riw. Keluarga dengan
Ca Gaster/Esofagus
Weight loss
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
13
DIAGNOSA

Pemeriksaan Fisik

• Pada pemeriksaan fisik tidak ada yang khas untuk GERD


• Pada pemeriksaan laring dapat ditemukan inflamasi yang mengindikasikan G
ERD

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
14
DIAGNOSA

Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas

Erosive Esofagitis Nonerosive Refluks Disease

• Esofagitis derajat tinggi (LA derajat C atau D)


• Barret’s Esofagus
• Striktur peptik
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
15
DIAGNOSA

KLASIFIKASI LOS ANGELES

A B
Erosi kecil-kecil pada mukosa Erosi pada mukosa/lipatan mukosa
esofagus dengan diameter <5mm dengan diameter > 5 mm tanpa
saling berhubungan
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
16
DIAGNOSA
KLASIFIKASI LOS ANGELES

C D
Lesi yang konfluen tapi Lesi mukosa esofagus yang
tidak mengelilingi seluruh bersifat sirkumferensial
lumen (mengelilingi seluruh mukosa
esofagus )

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
17
DIAGNOSA

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI

• Biopsi esofagus dilakukan pada kasus GERD dengan dugaan komplikasi Ba


rrett’s Esofagus atau pun keganasan
• Biopsi Gaster dilakukan untuk melihat keterlibatan H. Pylori, displasia ataup
un metaplasia intestinal

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
18
DIAGNOSA

Pemeriksaan pH metri dan impedance esofagus


Pemeriksaan pH-metri dan impedance esofagus
• Dilakukan untuk :
• Mengevaluasi pasien-pasien GERD yang tidak ber
espons dengan terapi PPI.
• Mengevaluasi apakah pasien-pasien dengan gejala
ekstra esofageal sebelum terapi PPI atau setelah d
inyatakan gagal dengan terapi PPI.
• Memastikan diagnosis GERD sebelum operasi anti
-refluks atau untuk evaluasi gejala NERD berulang
setelah operasi anti-refluks

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
19
DIAGNOSA
Pemeriksaan pH monitoring

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
20
DIAGNOSA

PPI test

• PPI test dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan
gejala tipikal dan tanpa adanya tanda bahaya atau risiko esofagus Barrett.
• Tes ini dilakukan dengan memberikan PPI dosis ganda selama 1-2 minggu t
anpa didahului dengan pemeriksaan endoskopi.
• Tes dikatakan positif, apabila terjadi perbaikan klinis dalam 1 minggu sebany
ak lebih dari 50%.

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
21
DIAGNOSA

Pemeriksaan Lainnya

• Esofagografi barium
Walaupun pemeriksaan ini tidak sensitif untuk diagnosis GERD, namun
pada keadaan tertentu pemeriksaan ini mempunyai nilai lebih untuk
evaluasi pada pasien dengan keluhan disfagia
• Manometri esofagus
Untuk menilai fungsi motor atau adanya gangguan motilitas esofagus
terutama LES, mengevaluasi sumber gejala refluks dan digunakan
terutama pada pasien dalam perencanaan terapi pembedahan antirefluks

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
22
DIAGNOSA

Surveilans Barett’s esophagus

• Berguna untuk mendeteksi adenokarsinoma esofagus pada stadium awal.


• Saat ini masih kontoversial oleh karena kurangnya dampak pemeriksaan ny
a terhadap mortalitas adenokarsinoma esofagus

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
23
Issue Masa pandemi Covid-19
Konsumsi Vitamin C (>>>)

Upaya Meningkatkan sistem


imun
Konsumsi herbal yang belum
jelas penelitiannnya (seperti air
jahe, air lemon, dll)

Ketakutan berlebihan

Stres >>>

Dyspepsia & GERD


24
Dyspepsia dan Covid-19

Pada sebagian besar kasus covid, didapatkan pasien dengan gejala gastrointestinal, teru
tama sindrom dispepsia. Banyak Pasien sering tidak menyadari sindrom dispepsia yang i
a alami merupakan salah sat gejala covid-19 pada gastrointestinal.
Sindrom dispepsia yang dialami pasien umumnya dispepsia fungsional.

Tadayuki Oshima, K. T. (2020). Impacts of the COVID‐19 pandemic on functional dyspepsia. journal of gastroenterology and hepatology, 1-8.
 
Vitamin C

Tergolong zat yang mudah larut, sisa pencernaan vitamin C yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh akan dilarutkan melalui air seni. Sisa pencernaan vitamin C berlebih yang disalurk
an melewati usus untuk dibuang justru menimbulkan permasalahan pada pencernaan, s
alah satunya GERD dan dispepsia

Semua yang mengandung asam , dapat bersentuhan dengan pepsin, mengaktifkannya, l


alu menyebabkan kerusakan dengan memecah protein dalam jaringan-jaringan tersebu
t. Di sinilah penyakit GERD terpicu

Joon-Kyung Lee, S.-H. J.-E. (2018). Alleviation of ascorbic acid-induced gastric high acidity by calcium ascorbate in vitro and in vivo. Korean J Physiol Pharmacol, 35-42.

Kemkes. (2020). Awas! Overdosis Vitamin C. Retrieved 04 28, 2021, from Kementerian Kesehatan-Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat:
https://promkes.kemkes.go.id/?p=7949 25
Tanaman herbal

Perasan air lemon:


tiap penderita GERD punya pemicunya masing-masing, namun lemon diduga memiliki si
fat serupa yang berpotensi memantik penyakit tersebut.

Salah satu cara nya adalah dengan mengaktifkan pepsin―enzim perut yang memecah p
rotein. Walau tidak dapat mengubah aksi pepsin di dalam lambung, refluks cairan pence
rnaan lambung dapat meninggalkan molekul pepsin inaktif di dalam tenggorokan dan es
ofagus.

American College of Gastroenterology (2020). Acid Relux. Retrieved 04 28, 2021, from American College of Gastroenterology: https://gi.org/topics/acid-reflux/
26
Air jahe

Ketika dikonsumsi dalam dosis kecil, jahe kemungkinan hanya akan menimbulkan efek s
amping yang tergolong ringan, dispepsia ringan. Namun, bila mengonsumsi lebih dari e
mpat gram jahe dalam waktu satu hari, maka dapat menyebabkan efek samping berupa
sensasi heartburn. 

Weatherspoon, D. (2020). Can You Use Ginger to Treat Acid Reflux? Retrieved 04 28, 2021, from Heatlhline: https://www.healthline.com/health/digestive-health/ginger-for-acid-reflux
27
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGIS

• Modifikasi gaya hidup : modifikasi berat badan berlebih


• Menghentikan obat-obatan (anti kolinergik, teofilin)
• Mengurangi makan makanan yang menstimulasi sekresi asam : kopi, cokelat, keju,
minuman bersoda
• Menaikkan posisi kepala (lebih kurang 15-20 cm) pada saat tidur,
• Makan selambat-lambatnya 2 jam sebelum tidur dan tidak boleh terlalu kenyang
• Menghentikan merokok dan minum alkohol

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
28
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS

• Antasid
• Antagonis Reseptor H2
• Penghambat Pompa Proton (Proton pump inhibitor/PPI)
• Potassium Competitive Acid Blockers (P-CAB)
• Prokinetik

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
29
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
30
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS

• PPI diberikan selama 8 minggu dan direkomendasikan untuk


dikonsumsi 30-60 menit sebelum sarapan pagi.
• GERD refrakter (GERD yang tidak respon dengan pemberian PPI)

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
31
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS

• Pada pasien dengan respon parsial terhadap PPI dapat diberikan penambahan
H2RA sebelum tidur untuk mengurangi nocturnal acid breaktrough.
• Pemberian prokinetik dapat dipertimbangkan, metoclopramide terbukti
meningkatkan tekanan LES dan mempercepat pengosongan lambung.
• Baclofen bisa menjadi alternatif untuk GERD refrakter.
Pemberian 5-20 mg 3 x sehari terbukti mengurangi relaksasi transien LES dan
mengurangi refluks

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
32
TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS

• P-CAB merupakan gol. terbaru untuk terapi supresi asam


• P-CAB telah terbukti dapat meningkatkan pH>4 lebih cepat dibanding PPI
dengan durasi supresi yang lebih panjang
• P-CAB yang bisa digunakan adalah vonoprazan dengan dosis 1 x 20 mg

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
33
TATALAKSANA
TINDAKAN INVASIF

• Pembedahan anti refluks :


Laparoscopic Nissen fundoplication
• Terapi endoskopi : radiofrequency
ablation, endoscopic suturing,
endoscopic implantation, endosco
pic gastroplasty

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
34
TATALAKSANA
Indikasi Terapi Pembedahan

• Pasien GERD yang respon dengan PPI namun tidak hilang sepenuhnya.
• Pasien heartburn yang menghilang dengan PPI, namun terus menerus
mengalami regurgutasi volume refluks
• Pasien heartburn dengan nyeri dada, batuk kronis, dan wheezing
• Komplikasi GERD (striktur peptik, Barrett’s Esofagus)
• Pasien dengan hernia hiatal

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
35
KOMPLIKASI
• Esofagitis Erosiva
Terjadi karena refluks asam dan pepsin yang berlebihan menyebabkan erosi dan ulkus
pada mukosa esofagus
• Striktur Peptik
Terjadi akibat fibrosis dan proses penyembuhan dari inflamasi akibat refluks asam pada
esofagus distal
• Barrett’s Esofagus dan adenokarsinoma esofagus
BE adalah perubahan epitel skuamosa distal yang normal menjadi epitel kolumnar.
BE merupakan lesi prakanker adenokarsinoma esofagus
• Ulkus
Ulkus bisa muncul pada pasien esofagitis erosiva yang tidak mendapatkan terapi
• Perdarahan
Lesi pada esofagus dapat menyebabkan PSMBA

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
36
PROGNOSIS

• Pengobatan dengan penghambat sekresi asam lambung


dapat mengurangi keluhan derajat esofagitis dan perjalanan
penyakit
• Risiko dari striktur menjadi Barrett’s esophagus atau adeno-
karsinoma yaitu 6% dalam 2 – 20 tahun pada kasus

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus nasional penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (gastroesophageal reflux disease/GERD) di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan
Gastroenterologi Indonesia; 2019
37
TERIMA KASIH

39

Anda mungkin juga menyukai