Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pendahuluan Gastritis

Diajukan untuk memenuhi salah Satu


Praktek Klinik KMB I
Pembimbing : Teti Agustin, SKP., M.Kep

Disusun oleh :
Nurul Fitriani Adiningrat
10119011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2021
A. Pengertian
Gastroesophageal reflux disease adalah gerakan terbalik pada makanan dan asam
lambung menuju kerongkongan dan kadangkala menuju mulut.Reflux terjadi ketika otot
berbentuk cincin yang secara normal mencegah isi perut mengalir kembali menuju
kerongkongan (esophageal sphincter bagian bawah) tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. GERD adalah suatu kondisi di mana cairan lambung mengalami refluks ke
esofagus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar, nyeri di dada,
regurgitasi dan komplikasi. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu
keadaan patologis yang disebabkan oleh kegagalan dari mekanisme antireflux untuk
melindungi mukosa esophagus terhadap refluks asam lambung dengan kadar yang
abnormal dan paparan yang berulang.
B. Etiologi
1. Menurunnya tonus LES (lower esophageal spinchter).
2. Bersihan asam dari lumen esophagus menurun.
3. Ketahanan epitel esophagus menurun.
4. Bahan reflux saat mengenai dinding esophagus yaitu : PH<2, adanya pepsin, garam
empedu, HCL.
5. Kelainan pada lambung.
6. Infeksi H.pylori dengan corpus predominan gastritis.
7. Non acid refluks menyebabkan hipersensitivitas visceral.
8. Alergi makanan atau tidak bisa menerima makanan juga membuat refluks, tetapi hal
ini adalah penyebab yang kurang sering terjadi.
9. Mengonsumsi makanan berasam, coklat, minuman berkafein, dan berkarbonat,
alkohol, merokok tembakau, dan obat-obatan yang bertentangan dengan fungsi
esophageal sphincter bagian bawah termasuk apa yang memiliki efek antikolinergik,
penghambat saluran kalsium, progesteron, dan nitrat.
10. Kelainan anatomi, seperti penyempitan kerongkongan.

C. Tanda Gejala
Meliputi nyeri panas di dada yang biasanya terjadi setelah makan dan memburuk
ketika berbaring.

D. Anatomi Fisiologi
Adalah suatu saluran otot vertical yang menghubungkan hipofaring dengan
lambung. Ukuran panjangnya 23-25cm dan lebarnya sekitar 2cm (pada keadaan yang
paling lebar) pada orang dewasa. Esophagus dimulai dari batas bawah kartilago krikoid
kira-kira setinggi vertebra servikal VL4 dari batas tadi, esophagus terbagi menjadi 3
bagian yaitu, pars cervical, pars thoracal, dan pars abdominal.
E. Patofisiologi
GERD terjadi karena beberapa faktor seperti hiatus hernia, pendeknya LES dan
terjadi relaksasi abnormal LES sehingga timbul GERD. Hiatus hernia juga menyebabkan
bagian dari lambung atas yang terhubung dengan esofagus akan mendorong ke atas
melalui diafragma sehingga terjadi di penurunan tekanan penghambat reflux dan timbul
GERD. Selain itu, GERD juga terjadi karena penurunan peristaltik esofagus di mana
terjadi penurunan kemampuan untuk mendorong asam reflux kembali ke lambung,
kelemahan kontraksi LES di mana terjadi penurunan kemampuan mencegah refluks,
penurunan pengosongan lambung dimana terjadi memperlambat distensi lambung, dan
infeksi H.pylori dan korpus pedominas gastritis. GERD dapat menimbulkan
perangsangan nervus pada esofagus oleh cairan refluks mengakibatkan nyeri akut. Selain
itu GERD menyebabkan kerusakan sel skuamosa epitel yang melapisi esofagus sehingga
terjadi nyeri akut, gangguan menelan, dan bersihan jalan nafas tidak efektif. Gangguan
nervus yang mengatur pernapasan juga disebabkan oleh GERD sehingga timbul pola
nafas tidak efektif. Di samping itu GERD menyebabkan refluks cairan masuk ke laring
dan tenggorokan, terjadi resiko aspirasi dan jika teraspirasi maka timbul masalah bersihan
jalan nafas tidak efektif. GERD dapat menyebabkan refluks asam lambung dari lambung
ke esophagus sehingga timbul odinofagia, merangsang pusat mual di hipotalamus, cairan
terasa pada mulut, aliran balik dalam jumlah banyak sehingga terjadi penurunan nafsu
makan dan timbul ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi yang dihasilkan
oleh kontraksi LES. Pada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada
saat terjadinya aliran antegrade yang terjadi pada saat menelan, atau aliran retrograde
yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari gaster ke esofagus melalui
LES hanya terjadi di apabila tonus LES tidak ada atau sangat rendah (<3 mmHg). Refluks
gastroesofageal pada pasien GERD terjadi melalui 3 mekanisme :
a. Refluks spontan pada saat relaksasi yang tidak adekuat
b. Aliran retrograde yang mendahului kembalinya tonus LES setelah menelan
c. Meningkatnya tekanan intra abdominal.
Dengan demikian dapat diterangkan bahwa patogenesis terjadinya GERD
menyangkut keseimbangan antara faktor defensif dari esofagus dan faktor ofensif dari
bahan refluksat. Yang termasuk faktor defensif esofagus, adalah pemisah antirefluks,
bersihan asam dari lumen esofagus dan ketahanan epithelial esofagus. Sedangkan yang
termasuk faktor ofensif adalah sekresi gastric dan daya pyloric.
Faktor ofensif dari bahan refluks zat bergantung dari bahan yang dikandungnya.
Derajat kerusakan mukosa esofagus semakin meningkat pada pH <2, atau adanya pepsin
atau garam empedu. Namun dari kesemuanya itu yang memiliki potensi daya rusak
paling tinggi adalah asam.
Faktor-faktor lain yang berperan dalam timbulnya gejala GERD adalah kelainan
di lambung yang meningkatkan terjadinya refluks fisiologis, antara lain dilatasi lambung,
atau obstruksi gastric outlet dan delayed gastric emptying.
Peranan infeksi helicobacter pylori dalam patogenesis GERD relatif kecil dan
kurang didukung oleh data yang ada. Namun demikian ada hubungan terbalik antara
infeksi H.pylori dengan strain yang virulens dengan kejadian esofagitis, Barrett's
esophagus dan adenokarsinoma esophagus. Pengaruh dari infeksi H.pylori terhadap
GERD merupakan konsekuensi logis dari gastritis serta pengaruhnya terhadap sekresi
asam lambung. Pengaruh eradikasi infeksi H.pylori sangat tergantung kepada distribusi
dan lokasi gastritis.
F. Kemungkinan data focus hasil wawancara
Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya jawab yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan. Dalam berkomunikasiini perawat mengajak klien dan keluarga untuk
bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan Teknik komunikasi terapeutik.Teknik
tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka maupun tertutup,
menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi
mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dankontak mata. Mendengarkan secara aktif
merupakan suatu hal yang perlu dilatih.
 Unsur-unsur yang penting dalam mendengarkan secara aktif yaitu :
- Memperhatikan pesan yang disampaikan.
- Mengurangi hambatan-hambatano Suara yang gaduh (suara radio, tv, pembicaraan di
luar)
- Kurangnya privasio Adanya interupsi dari perawat lain
- Perasaan terburu-buru
- Klien merasa cemas, nyeri, mengantuk
- Perawat sedang memikirkan hal lain / tidak fokus ke klien
- Klien tidak senang dengan perawat atau sebaliknya
- Posisi duduk sebaiknya berhadapan, dengan jarak yang sesuai.
- Mendengarkan penuh dengan perasaan terhadap setiap yang dikatakan klien
- Memberikan kesempatan klien istirahat.
 Tujuan wawancara :
1. Untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien.
2. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi danmerencan
akan Tindakan keperawatan.
3. Membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah
dan tujuan.
4. Membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian
5. Meningkatkan hubungan antara perawat dengan klien dalam berkomunikasi.
G. Kemungkinan data focus hasil pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat diagnosis
penyakit. Hasilnya dicatat dalam rekam medis yang digunakan untuk menegakkan
diagnosis dan merencanakan perawatan lanjutan. Pemeriksaan fisik akan dilakukan
secara sistematis, mulai dari kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan
empat cara (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).

Ruang lingkup pemeriksaan fisik ini akan terdiri dari pemeriksaan tanda vital
(suhu, denyut nadi, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah), pemeriksaan fisik  head to
toe, dan pemeriksaan fisik per sistem tubuh (seperti sistem kardiovaskuler, pencernaan,
muskuloskeletal, pernapasan, endokrin, integumen, neurologi, reproduksi, dan
perkemihan).

H. Kemungkinan hasil pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan diagnostic adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga


dan komunikan terhadap suatu masalah Kesehatan dan proses Kesehatan actual maupun
potensial. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu
diagnose, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu
diketahui factor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
I. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
pemasukan nutrisi
3. Risiko infeksi b.d imunitas tubuh menurun
4. Kurangnya perawatan diri b.d kelemahan
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit, diet, dan perawatannya.

J. Perencanaan tujuan dan kriteria tujuan


Perencanaan Keperawatan Merupakan suatu proses penyusunan berbagai
intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi
masalah-masalah klien.

K. Perencanaan tindakan 
Adalah kegiatan penyusunan langkah-langkah yang operasional untuk mencapai
hasil-hasil yang telah di rumuskan dalam strategi.

L. Daftar Pustaka
- https://www.google.com/search?
q=pengertian+GERD&safe=strict&sxsrf=ALeKk03ECGj1zuc1p75-
PNzoNu4WpjnBlA
%3A1620394208444&ei=4ECVYNfIGpb0rAHVm7PwBQ&oq=pengertian+GERD
&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAMyAggAMgIIADICCAAyAggAMgYIABAWEB4yCAg
AEBYQChAeMgYIABAWEB4yCAgAEBYQChAeOgcIIxDqAhAnOgQIIxAnOggI
ABCxAxCDAToFCAAQsQM6BAgAEENQq7AJWPz4CWCogwpoA3ACeASAAc
ABiAGCGpIBBDAuMjKYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6sAEKwAEB&sclient=gws-
wiz&ved=0ahUKEwjXuMLp1rfwAhUWOisKHdXNDF4Q4dUDCA0&uact=5
- https://www.halodoc.com/kesehatan/pemeriksaan-fisik
- https://www.google.com/search?
q=pemeriksaan+diagnostik+adalah&safe=strict&sxsrf=ALeKk031LQq7Mj9JWnUNf
NWGIDAzEW-b5Q
%3A1620394438899&ei=xkGVYJmONsLZz7sPtfikuAk&oq=&gs_lcp=Cgdnd3Mtd
2l6EAEYCDIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIH
CCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIH
CCMQ6gIQJ1AAWABglSNoAXACeACAAdcBiAHXAZIBAzItMZgBAKABAaoB
B2d3cy13aXqwAQrAAQE&sclient=gws-wiz
- https://www.scribd.com/doc/283603104/Diagnosa-Keperawatan-Yang-Mungkin-
Muncul
- https://www.google.com/search?
q=perencanaan+tujuan+dan+kriteria+tujuan&safe=strict&sxsrf=ALeKk03ZorH_txee
He39rE1FOQcqteC7cw
%3A1620394520284&ei=GEKVYMvyEKHZz7sPvbqA2As&oq=&gs_lcp=Cgdnd3
Mtd2l6EAEYBTIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJz
IHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJz
IHCCMQ6gIQJ1AAWABgqTtoAXACeACAAdYBiAHWAZIBAzItMZgBAKABA
aoBB2d3cy13aXqwAQrAAQE&sclient=gws-wiz

Anda mungkin juga menyukai